Tingkat Pengembalian Atas Total Aktiva Return Of Asset Rasio Perputaran Aktiva Tetap Rasio Perputaran Total Aktiva Assets Turn Over Ratio

Gambar 10. Perkembangan Trend Rasio Profitabilitas PT. PLN Persero AJ Kramat Jati Periode 2003- 2005

b Tingkat Pengembalian Investasi Return On Investment

Tingkat pengembalian investasi atau dalam istilah yang digunakan dalam SK. Menteri BUMN No. Kep-100M-BUMN2002 yakni imbalan investasi merupakan suatu indikator rasio yang digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan laba atas investasi yang ditanamkan ke dalam perusahaan dan untuk melihat keefektifan dari kegiatan operasi perusahaan. Nilai rata-rata dari indikator ini adalah sebesar -15,43 , yang berarti bahwa setiap Rp. 100,- aktiva yang diinvestasikan perusahaan mampu menghasilkan kerugian sebesar Rp. 15,43,-.

c. Tingkat Pengembalian Atas Total Aktiva Return Of Asset

Rasio ini mencerminkan keuntungan yang diperoleh perusahaan tanpa mempermasalahkan dari mana sumber modal dan menunjukkan tingkat efisiensi perusahaan dalam melaksanakan operasinya. Dari gambar 10 di atas, selama tiga periode terakhir menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat dengan nilai rata- rata untuk rasio ini -15,87 yang berarti bahwa setiap Rp. 100,- modal akan mendapatkan kerugian sebesar Rp 15,87,-. -1600 -1400 -1200 -1000 -800 -600 -400 -200 2003 2004 2005 Tahun Margin Laba Bersih Gambar 11. Perkembangan Trend Rasio Profitabilitas PT. PLN Persero AJ Kramat Jati Periode 2003- 2005

d. Rasio Marjin Laba Bersih Net Profit Margin Ratio

Rasio marjin laba bersih menunjukkan tingkat laba bersih yang diperoleh perusahaan dari setiap penjualan yang dilakukan. Rata-rata nilai rasio ini adalah –1063,03 yang berarti bahwa setiap Rp.100,- penjualan yang dilakukan mampu menghasilkan kerugian rugi bersih sebesar Rp.1063,03,-. Perkembangan rasio ini selama tiga tahun 2003-2005 menunjukkan trend yang meningkat tiap tahunnya. Tercatat kenaikan paling besar terjadi di tahun 2005 dengan nilai rasio sebesar -663,1 atau naik sebesar 426,1 dari tahun 2003. Peningkatan ini lebih dikarenakan meningkatnya laba bersih yang diperoleh perusahaan karena semakin menurunnya beban usaha.

4.6.4. Analisis Aktivitas

Analisis aktivitas digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi perusahaan dalam mengelola sumberdaya yang dimiliki untuk melaksanakan kegiatan operasional perusahaan. Pengukuran tingkat aktivitas perusahaan dilakukan dengan menilai tingkat perputaran piutang, tingkat perputaran persediaan, tingkat perputaran total aktiva dan tingkat perputaran aktiva tetap. Tabel 9. perkembangan Nilai Rasio Aktivitas Komponen 2003 2004 2005 Perputaran Total Aktiva 0,01 0,01 0,01 Perputaran Aktiva Tetap 0,01 0,02 0,02 Perputaran Persediaan 1,93 4,96 5 Perputaran Piutang 233,3 0 18833 Sumber : Laporan Keuangan PT. PLN Persero AJ Kramat Jati Periode 2003 – 2005 diolah 0.002 0.004 0.006 0.008 0.01 0.012 0.014 0.016 0.018 0.02 Kali 2003 2004 2005 Tahun Perputaran Total Aktiva Perputaran Aktiva Tetap Gambar 12. Perkembangan Trend Rasio Aktivitas PT. PLN Persero AJ Kramat Jati Periode 2003- 2005

a. Rasio Perputaran Aktiva Tetap

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dari penggunaan aktiva tetapnya. Nilai rasio yang semakin besar menunjukkan semakin efisiennya pemanfaatan aktiva tetap. Nilai rata-rata dari rasio ini adalah 0,01 kali yang mengandung arti bahwa dalam satu periode produksi, aktiva tetap yang digunakan untuk melakukan penjualan sebanyak 0,01 kali. Nilai ini menunjukkan kurangnya efisiensi yang dilakukan perusahaan dalam pengoperasian aktiva tetapnya untuk melakukan penjualan. Terlihat perkembangan nilai rasio ini cenderung statis yang terlihat dalam gambar 12. Kisaran nilai untuk rasio ini adalah hampir mendekati nol yang menunjukkan hampir tidak menggunakan aktiva tetapnya.

b. Rasio Perputaran Total Aktiva Assets Turn Over Ratio

Rasio perputaran total aktiva menunjukkan efektivitas perusahaan dalam menggunakan seluruh aktivanya untuk melakukan penjualan dan memperoleh keuntungan laba. Perkembangan nilai perputaran aktiva cenderung stabil dengan rata-rata sebesar 0,01. Angka ini menunjukkan bahwa dalam satu periode proses produksi, aktiva yang digunakan untuk melakukan penjualan adalah sebanyak 0,01 kali. Rendahnya nilai rasio ini menunjukkan belum efisiennya perusahaan dalam pemanfaatan aktiva perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan memiliki banyak aktiva yang menganggur atau belum beroperasi, salah satunya adalah tujuh gardu induk yang masih dalam proses pembangunan.

c. Tingkat Perputaran Persediaan Inventory Turn Over