juga dapat menunjukkan bagaimana posisi keuangan dalam jangka pendek. Nilai rasio likuiditas dipengaruhi oleh komponen-komponen yang terdapat
pada aktiva lancar dan kewajiban lancar perusahaan. Pengukuran tingkat likuiditas PT. PLN Persero AJ Kramat Jati menggunakan rasio kas, rasio
lancar dan rasio cepat.. Perkembangan nilai rasio likuiditas PT. PLN Persero AJ Kramat Jati dapat dilihat dalam gambar 8.
Tabel 6. Perkembangan Nilai Rasio Likuiditas
Komponen 2003 2004 2005
Rasio Lancar 101,2
50,8 14,2
Rasio Cepat 32
23,3 7,5
Rasio Kas 4,4
3,2 1,05
Sumber : Laporan Keuangan PT. PLN Persero AJ Kramat Jati Periode 2003 -2005 diolah
a. Rasio Cepat Quick Ratio
Rasio cepat digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya tanpa memperhitungkan persediaan. Dalam rasio ini
persediaan diperhitungkan dengan anggapan bahwa persediaan merupakan aktiva lancar yang likuid atau cepat untuk dicairkan menjadi uang kas. Dari
hasil analisis, rata-rata rasio cepat PT. PLN Persero AJ Kramat Jati adalah 21,9 yang berarti bahwa setiap Rp. 100,- utang lancar dijamin dengan Rp.
21,9,- aktiva lancar tanpa persediaan, nilai rasio ini dianggap kurang baik karena berada dibawah standar yang ditentukan yakni 100 .
Perkembangan nilai rasio ini terlihat pada gambar 8 dengan tren yang menurun tiap tahunnya dengan penurunan terbesar terjadi di tahun 2005.
Keadaan ini terjadi karena di tahun tersebut terjadi peningkatan jumlah utang lancar yang sangat besar.
b. Rasio Lancar Current Ratio
Rasio lancar digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancarnya. Dari hasil
analisis, rata- rata rasio lancar PT. PLN Persero AJ Kramat Jati adalah 55,4
yang berarti bahwa setiap Rp. 100,- utang lancar dijamin dengan Rp. 55,4,- aktiva lancar. Bila dilihat dari nilainya, kemampuan perusahaan kurang baik
karena berada dibawah standar yang ditetapkan sebesar 200 . Perkembangan nilai rasio ini selama tiga periode terakhir menunjukkan tren
menurun. Penurunan ini disebabkan naiknya jumlah kewajiban lancar perusahaan dalam tiga periode terakhir dan adanya tren menurun dari jumlah
aktiva lancarnya.
c. Rasio Kas Cash Ratio
Rasio kas merupakan indikator rasio yang paling likuid dalam mengukur kemampuan sesungguhnya dari perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya. Nilai rata-rata rasio kas PT. PLN Persero AJ Kramat Jati adalah 2,88 . Ini menunjukkan setiap Rp.
100,- utang lancar perusahaan dijamin dengan Rp. 2,88,- uang kas dan bank. Situasi ini memberikan gambaran bahwa kemampuan perusahaan kurang baik
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan komponen aktiva yang sangat likuid karena berada di bawah standar minimal
yaitu 40 . Jika dilihat dalam gambar 7 dibawah, perkembangan indikator rasio kas dalam empat periode terakhir cenderung menurun.
20 40
60 80
100 120
2003 2004
2005
Tahun
Rasio Lancar Rasio Cepat
Rasio Kas
Gambar 8. Perkembangan Trend Rasio Likuiditas PT. PLN Persero AJ Kramat Jati Periode 2003- 2005
4.6.2. Analisis Solvabilitas
Analisis solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua kewajibannya baik jangka pendek
maupun jangka panjang. Kondisi keuangan jangka pendek yang baik belum tentu menjamin kondisi keuangan jangka panjang yang baik pula. Analisis
solvabilitas PT. PLN Persero AJ Kramat Jati dilakukan dengan menggunakan rasio utang, rasio utang terhadap ekuitas, rasio ekuitas terhadap
total aktiva dan rasio ekuitas terhadap aktiva tetap. Perkembangan nilai rasio- rasio solvabilitas PT. PLN Persero AJ Kramat Jati tersaji dalam gambar 9.
Tabel 7. Perkembangan Nilai Rasio Solvabilitas
Komponen 2003 2004
2005
Rasio Utang 1
1,1 4,3
Rasio Utang dengan
Modal 1
1,1 4,5
Rasio Modal
Dengan Aktiva
95,6 96,8
98,9
Rasio Modal
Terhadap Aktiva
Tetap 104,3
105,1 105
Sumber : Laporan Keuangan PT. PLN Persero AJ Kramat Jati Periode 2003 -2005 diolah
20 40
60 80
100 120
2003 2004
2005
Tahun
Rasio Utang Rasio Utang Dengan Modal
Rasio Modal Dengan Aktiva Rasio Modal Terhadap
Aktiva Tetap
Gambar 9. Perkembangan Trend Rasio Solvabilitas PT. PLN Persero AJ Kramat Jati Periode 2003- 2005
a. Rasio Utang Debt Ratio
Rasio ini merupakan rasio untuk menunjukkan banyaknya jumlah aktiva yang dibiayai dengan menggunakan pinjaman. Selama tiga periode
2003-2005, nilai rata-rata rasio ini sebesar 2,27 yang berarti bahwa jumlah aktiva yang dibiayai oleh pinjaman sebesar 2,27 , dan sisanya
dibiayai dari modal sendiri sebesar 97,73 , nilai untuk rasio ini dianggap baik karena berada diatas standar yang ditetapkan sebesar 50 . Kondisi ini
menunjukkan resiko yang ditanggung perusahaan relatif kecil karena hampir seluruhnya kepemilikan aktiva dibiayai sendiri. Dalam gambar 9 terlihat
adanya kecenderungan yang terus meningkat. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan berani mengambil resiko dengan melakukan pinjaman
yang lebih besar untuk membiayai aktivanya. b. Rasio Utang Terhadap Ekuitas Debt To Equity Ratio
Rasio ini menunjukkan seberapa besar modal sendiri dapat menjamin utang perusahaan. Rata-rata rasio ini untuk empat periode terakhir adalah
2,33 . Menurut standar angka ini dianggap baik karena perusahaan mampu
menjamin utang Rp. 2,33,- dengan modal Rp. 100,- artinya perusahaan mampu menjamin semua kewajibannya dengan modal sendiri. Nilai standar
yang ditetapkan adalah minimal 100 . Seperti yang terlihat dalam gambar 8, perkembangan nilai rasio ini cenderung menurun. Penurunan ini terjadi
karena peningkatan jumlah ekuitas yang jauh lebih besar dibandingkan dengan kenaikan dari jumlah utang perusahaan.
c. Rasio Ekuitas Terhadap Aktiva Tetap