Sumberdaya Cumi-cumi Solusi Bio-ekonomi pada Berbagai Rejim Pengelolaan

0,00 1.000,00 2.000,00 3.000,00 4.000,00 5.000,00 6.000,00 Sole Owner Open Access MSY Re zim Pe nge lolaan P rodu k s i ton E ff o rt tr ip -4.000,00 1.000,00 6.000,00 11.000,00 16.000,00 21.000,00 π R pJ ut a h ton E trip π Rp juta Gambar 17 Perbandingan Produksi h, Effort E, dan Keuntungan π Sumberdaya Udang pada Rejim Pengelolaan Sole Owner, Open Acces, dan MSY Nilai parameter produksi h menunjukkan kondisi terjadinya penangkapan upaya pemanfaatan sumberdaya Udang. Berturut-turut nilai terbesar dicapai pada rejim pengelolaan MSY sebesar 49.276,67 ton, kemudian rejim pengelolaan MEY sebesar 49.276,57 ton dan terakhir rejim pengelolaan Open Acces sebesar 266,45 ton. Nilai parameter effort E menunjukkan tingkat upaya yang tercurah dalam pemanfaatan sumberdaya udang. Nilai ini menyatakan tingkat upaya yang diperbolehkan untuk pengelolaan yang berkelanjutan. Berturut- turut nilai terbesar dicapai pada rejim pengelolaan Open Acces yaitu sebesar 6.997,90 trip, kemudian rejim pengelolaan MSY sebesar 3.503,69 trip dan terakhir rejim pengelolaan MEY sebesar 3.498,95 trip. Nilai parameter phi π menunjukkan tingkat keuntungan secara ekonomi dalam upaya pemanfaatan sumberdaya ikan udang. Nilai terbesar dicapai pada rejim pengelolaan MEY dan MSY sebesar Rp 11.767,89 juta dan Rp 11.767,18. Pada rejim pengelolaan Open Acces tidak mendapatkan keuntungan yang ditunjukkan oleh nilai phi π sebesar 0.

4.5.5 Sumberdaya Cumi-cumi

Kelompok sumberdaya ikan Cumi-cumi ditangkap menggunakan alat tangkap Lampara dasar. Produksi aktual sumberdaya ikan molusca 82.591,29 ton per tahun dengan jumlah effort rata-rata sebesar 12.357,35 trip. Tabel 27 dan Gambar 18 menunjukkan kondisi sumberdaya pada rejim pengelolaan Sole Owner MEY, Open Acces OA, MSY. Tabel 27 Kondisi Sustainable Yield Sumberdaya Cumi-cumi pada Berbagai Rejim Pengelolaan Sole Owner MEY Open Access MSY x ton 65.199,06 744,28 64.826,92 h ton 49.275,04 1.125,00 49.276,67 E trip 3.483,58 6.967,16 3.503,70 π Rp juta 76.149,29 0,00 75.278,23 Sumber: Hasil Analisis dari Maple 0,00 10,79 21,58 32,37 43,16 53,95 64,74 Sole OwnerOpen Access MSY Re zim Pe nge lolaan P rodu k s i r ibu t on E ra tus t rip 0,00 10.000,00 20.000,00 30.000,00 40.000,00 50.000,00 60.000,00 70.000,00 80.000,00 π R p J u ta h ton E ratus trip π Rp juta Gambar 18. Perbandingan produksi h, Effort E, dan keuntungan π Sumberdaya Cumi-cumi pada rejim pengelolaan SO, OA dan MSY Nilai Parameter biomassa x menunjukkan nilai yang maksimal dicapai pada kondisi rejim Open Acces sebesar 744,28 ton, nilai optimal pada kondisi rejim MEY sebesar 65.199,06 ton, dan nilai lestari pada kondisi MSY sebesar 64.826,92 ton. Nilai parameter produksi h menunjukkan kondisi terjadinya penagkapan upaya pemanfaatan sumberdaya Cumi-cumi. Berturut-turut nilai terbesar dicapai pada rejim pengelolaan MSY dan MEY sebesar 49.276,67 ton, 49.275,04 ton dan rejim pengelolaan Open Acces sebesar 1.125,00 ton. Nilai parameter effort E menunjukkan tingkat upaya yang tercurah dalam pemanfaatan sumberdaya Cumi-cumi. Berturut-turut nilai terbesar dicapai pada rejim pengelolaan Open Acces yaitu sebesar 6.967,16 trip, kemudian rejim pengelolaan MSY sebesar 3.503,70 trip, dan terakhir rejim pengelolaan MEY sebesar 3.483,58 trip. Nilai parameter phi π menunjukkan tingkat keuntungan secara ekonomi dalam upaya pemanfaatan sumberdaya Cumi-cumi. Berturut-turut nilai terbesar dicapai pada rejim pengelolaan MEY dan MSY sebesar Rp 76.149,29 juta dan Rp 75.278,23 juta , sedangkan pada rejim pengelolaan Open Acces tidak mendapatkan keuntungan yang ditunjukkan oleh nilai phi π sebesar 0. Dilihat secara keseluruhan, dapat diketahui bahwa setiap pengelolaan rejim Open Acces dengan pelaku penangkapan dari manapun bebas melakukan penangkapan di wilayah Perairan Pemangkat mengakibatkan jumlah biaya yang dikeluarkan pelaku sama dengan jumlah penerimaan yang didapatkan TR=TC sehingga tidak mendapatkan keuntungan π = 0. Pada rejim pengelolaan Sole Owner MEY dengan pelaku penangkapan hanya satu, sehingga tidak ada persaingan maka akan didapatkan keuntungan yang besar. Pada rejim pengelolaan MSY didapatkan pengelolaan yang memperhatikan faktor lestari sumberdaya yang tersedia, sehingga sumberdaya ikan dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Pada rejim pengelolaan MSY pelaku penangkapan tidak hanya satu pelaku atau pun dalam jumlah tak terbatas, akan tetapi ditentukan berapa pelaku penangkapan dan jumlah upaya tangkap effort yang mendukung upaya lestari. Pada rejim pengelolaan MSY didapatkan pula keuntungan walaupun tidak sebesar rejim pengelolaan MEY, akan tetapi diharapkan keuntungan yang didapatkan akan lebih stabil.

4.6 Analisis Optimasi Sumberdaya Perikanan