Perumusan Masalah Kajian Ekonomi Sumberdaya Perikanan di Perairan Pemangkat Kabupaten Sambas

Perikanan tangkap, seperti halnya sektor ekonomi lainnya adalah merupakan salah satu aktivitas yang memberikan kontribusi terhadap kesejahteraan di wilayah setempat. Sebagai sumberdaya alam yang bersifat dapat diperbaharui renewable, maka pengelolaan sumberdaya ini memerlukan pendekatan yang bersifat menyeluruh dan hati-hati, sehingga timbul pertanyaan bagaimana sebaiknya mengelola sumberdaya ini. Kebijakan pengelolaan seharusnya ditujukan untuk mendapatkan manfaat maksimum dalam jangka panjang yang menyangkut upaya menghindari tangkap lebih over fishing secara ekonomi mau pun biologi serta upaya untuk mencegah kerusakan lingkungan perairan laut dan konflik sosial. Upaya mencapai manfaat maksimum jangka panjang dapat dilakukan apabila sumberdaya perikanan dapat dialokasikan secara optimal. Optimalisasi penangkapan ikan di Perairan Pemangkat ini dapat dilakukan apabila nelayan dan armada penangkapan di wilayah perairan ini juga dalam jumlah yang optimal. Untuk mengetahui kondisi tersebut perlu kiranya dilakukan suatu kajian tentang pengelolaan optimum sumberdaya perikanan di Perairan Pemangkat, Kabupaten Sambas.

1.2 Perumusan Masalah

Pemanfaatan sumberdaya perikanan di WPP Laut Cina Selatan, menurut survey Departemen Kelautan dan Perikanan bekerjasama dengan Pusat Penelitian Oseanografi LIPI Jakarta 2001 masih memiliki peluang untuk dikembangkan. Pemanfaatan sumberdaya ikan Demersal baru mencapai 16,34 dari potensinya sebesar 334.800 ton per tahun, potensi ikan Pelagis Kecil sebesar 621.500 ton per tahun dan pemanfaatan baru mencapai 33,07 dan potensi ikan Pelagis Besar sebesar 66.080 ton per tahun dengan pemanfaatan sebesar 53,21 . Wilayah Perairan Pemangkat merupakan bagian dari WPP Laut Cina Selatan. Terletak di bagian Utara Provinsi Kalimantan Barat dan merupakan pintu gerbang wilayah Perairan Laut Cina Selatan yang berbatasan dengan Perairan Negara Malaysia, Thailand dan Vietnam. Posisi ini memiliki implikasi positif dan negatif. Implikasi positif, yaitu memiliki akses pasar yang sangat luas bagi pemasaran produksi hasil perikanan. Implikasi negatif sebagai daerah penangkapan ikan yang rawan terhadap pencurian ikan tidak dapat terelakkan. Bertitik tolak dari pendekatan ekonomi pengelolaan perikanan yang dikembangkan oleh Gordon HS 1954 diacu dalam Fauzi A 2006 dan Nikijuluw VPH 2002 yang menyatakan bahwa sumberdaya perikanan pada umumnya bersifat akses terbuka open access yang menyebabkan siapa saja bisa berpartisipasi untuk mengeksploitasi sumberdaya tersebut tanpa harus memilikinya. Kondisi perikanan yang tak terkontrol ini akan menyebabkan kelebihan tangkap over fishing apabila tidak dilakukan pengelolaan yang baik. Selama ini aktivitas penangkapan sumberdaya ikan yang dilakukan oleh sebagian besar nelayan lebih ditekankan pada kepentingan jangka pendek dengan tingkat manfaat yang tidak terlalu besar dibandingkan dengan nilai jangka panjang. Nelayan umumnya berlomba untuk menangkap ikan lebih banyak dan memperoleh manfaat yang lebih besar, sehingga menstimulasi adanya upaya peningkatan teknologi penangkapan. Selanjutnya di sisi lain jumlah nelayan yang menangkap ikan semakin banyak, sehingga menimbulkan persaingan dalam mendapatkan hasil tangkapan. Dampaknya tekanan terhadap sumberdaya ikan menjadi semakin tinggi, sehingga menimbulkan degradasi sumberdaya ikan. Tingginya kebutuhan akan perikanan tangkap dan produk olahannya di daerah ini dan di Indonesia menyebabkan tingginya harga produk yang merangsang nelayan untuk mengeksploitasi sumberdaya tersebut. Apabila hal ini tidak diimbangi dengan pengelolaan yang tepat akan menyebabkan terjadinya pengurasan depletion terhadap sumberdaya tersebut, sehingga terjadi kepunahan. Fenomena ini telah terjadi di wilayah Perairan Laut Jawa dan Perairan Selat Malaka Wahyudin Y 2005. Wilayah perairan tersebut diduga telah mengalami tangkap lebih over fishing dan salah satunya diduga sebagai akibat semakin banyaknya nelayan yang memanfaatkan ikan di perairan ini. Demikian halnya dengan perikanan di Perairan Pemangkat, diduga telah mengalami tekanan sumberdaya akibat banyaknya kepentingan yang memanfaatkan perairan ini. Dugaan ini memerlukan pembuktian secara ilmiah yang mencerminkan kondisi aktual karakteristik sumberdaya perikanan di perairan ini. Oleh karena itu, harus dilakukan analisis mengenai tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan laut di Perairan Pemangkat yang terjadi saat ini dan menganalisis tingkat alokasi optimum sumberdaya perikanan di Perairan Pemangkat Kabupaten Sambas.. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah: 1 Menganalisis tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan laut di Perairan Pemangkat yang terjadi saat ini. 2 Menganalisis tingkat alokasi optimum sumberdaya ikan laut di Perairan Pemangkat, Kabupaten Sambas.

1.4 Manfaat Penelitian