Analisis Optimasi Sumberdaya Perikanan

Nilai parameter phi π menunjukkan tingkat keuntungan secara ekonomi dalam upaya pemanfaatan sumberdaya Cumi-cumi. Berturut-turut nilai terbesar dicapai pada rejim pengelolaan MEY dan MSY sebesar Rp 76.149,29 juta dan Rp 75.278,23 juta , sedangkan pada rejim pengelolaan Open Acces tidak mendapatkan keuntungan yang ditunjukkan oleh nilai phi π sebesar 0. Dilihat secara keseluruhan, dapat diketahui bahwa setiap pengelolaan rejim Open Acces dengan pelaku penangkapan dari manapun bebas melakukan penangkapan di wilayah Perairan Pemangkat mengakibatkan jumlah biaya yang dikeluarkan pelaku sama dengan jumlah penerimaan yang didapatkan TR=TC sehingga tidak mendapatkan keuntungan π = 0. Pada rejim pengelolaan Sole Owner MEY dengan pelaku penangkapan hanya satu, sehingga tidak ada persaingan maka akan didapatkan keuntungan yang besar. Pada rejim pengelolaan MSY didapatkan pengelolaan yang memperhatikan faktor lestari sumberdaya yang tersedia, sehingga sumberdaya ikan dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Pada rejim pengelolaan MSY pelaku penangkapan tidak hanya satu pelaku atau pun dalam jumlah tak terbatas, akan tetapi ditentukan berapa pelaku penangkapan dan jumlah upaya tangkap effort yang mendukung upaya lestari. Pada rejim pengelolaan MSY didapatkan pula keuntungan walaupun tidak sebesar rejim pengelolaan MEY, akan tetapi diharapkan keuntungan yang didapatkan akan lebih stabil.

4.6 Analisis Optimasi Sumberdaya Perikanan

Nilai optimal masing-masing sumberdaya ikan dapat diperoleh dengan menggunakan alat pemecahan analitik melalui program MAPLE. Pemecahan analitik sumberdaya ikan dilakukan berdasarkan annual discount rate sebesar 2,89 . Hasil pemecahan analitik melalui program MAPLE terhadap sumberdaya ikan di Perairan Pemangkat dapat dilihat pada Tabel 28. Tabel 28 Hasil Pemecahan Analitik melalui Program MAPLE untuk Nilai Optimal Sumberdaya Ikan di Perairan Pemangkat DR=2,89. Optimal Biomass Optimal Yield Optimal Effort Kelompok ton ton trip Demersal 1.378.135,11 725.477,08 46.216,47 Pelagis Besar 3.704.344,76 1.559.137,64 36.283,99 Pelagis Kecil 2.045.381,54 3.479.266,20 2.424,58 Udang 63.681,45 49.261,28 3.565,60 Cumi-cumi 63.976,82 49.268,19 3.549,64 Sumber : Hasil Analisis diolah dari Lampiran 21-25 Pada sumberdaya ikan Demersal, dengan biomass optimal sebesar 1.378.135,11 produksi optimum didapatkan dengan jumlah effort sebesar 46.216,47. Apabila dilakukan penambahan jumlah effort, maka akan terjadi penurunan jumlah produksi; jika dibandingkan dengan kondisi aktual, maka pengelolaan sumberdaya ikan Demersal yang telah dilakukan belum optimal, dapat dilihat dari rata-rata effort aktual sebesar 14.037 trip. Kondisi tersebut dapat dilihat pada Gambar 19 Gambar 19 Grafik alokasi optimum hasil pemecahan analitik MAPLE untuk sumberdaya ikan Demersal Kondisi tersebut terdapat juga pada sumberdaya ikan Pelagis Besar, pada Gambar 20 dapat dilihat, dengan jumlah biomass optimal sebesar 3.704.344,76 untuk mendapatkan produksi yang optimum sebesar 1.559.137,64 maka dilakukan effort maksimal sebesar 36.283,99 trip, bila dilihat dari rata-rata effort yang telah dilakukan sebesar 18.736 trip berarti akan ada peningkatan jumlah effort yang dilakukan. Gambar 20 Grafik alokasi optimum hasil pemecahan analitik MAPLE untuk sumberdaya ikan Pelagis Besar Pada sumberdaya ikan Pelagis Kecil, jumlah biomass optimum ternyata lebih kecil daripada jumlah produksi optimum, kondisi ini menggambarkan bahwa pemanfaatan ikan Pelagis Kecil di Perairan Pemangkat dapat mengakibatkan sumberdaya ikan Pelagis Kecil tidak dapat memperbaharui diri, karena ikan-ikan yang tertangkap merupakan ikan-ikan yang diperlukan untuk pemulihan jumlah stok ikan yang dapat ditangkap. Jumlah effort optimum yang didapat juga ternyata lebih kecil daripada effort aktual, dengan kata lain berapapun jumlah effort yang dilakukan akan mengakibatkan sumberdaya ikan Pelagis Kecil terdegradasi. Kondisi ini berhubungan dengan adanya gejala over fishing pada sumberdaya ikan Pelagis Kecil, mengindikasikan bahwa jumlah effort aktual dapat menyebabkan menurunnya jumlah produksi dari waktu ke waktu atau dengan kata lain dapat terjadi over fishing. Gambar 21 Grafik alokasi optimum hasil pemecahan analitik MAPLE untuk sumberdaya ikan Pelagis Kecil Sumberdaya Udang dengan biomass optimal sebesar 63.681,45, untuk mendapatkan produksi optimal sebesar 49.261,28 effort yang dapat dilakukan adalah sebesar 3.565,60. Effort optimal ternyata lebih kecil daripada effort aktual yang sebesar 12.068,83. Pada Gambar 22 dapat dilihat, effort aktual sebesar 12.068,83 berada diluar grafik pemanfaatan optimal, kondisi ini mengindikasikan bahwa effort yang telah dilakukan dikhawatirkan akan mengakibatkan jumlah produksi yang melebihi jumlah biomass optimal, sehingga akan menghambat sumberdaya Udang untuk memperbaharui diri yang mengakibatkan sumberdaya tersebut mengalami degradasi. Effort aktual juga dapat mengakibatkan biaya produksi yang akan selalu lebih besar dari pendapatan sehingga akan mengakibatkan kerugian. Gambar 22 Grafik alokasi optimum hasil pemecahan analitik MAPLE untuk sumberdaya Udang Kondisi yang sama juga terjadi pada sumberdaya Cumi-cumi, biomass optimal sebesar 63.976,82 dengan jumlah effort optimal sebesar 3.549,64 akan didapat jumlah produksi sebesar 49.268,19. Effort aktual sebesar 12.357,35 ternyata lebih besar dari effort yang optimal, kondisi ini dapat mengakibatkan sumberdaya Cumi-cumi mengalami degradasi, karena jumlah produksi yang didapat akan melebihi jumlah biomass yang tersedia sehingga sumberdaya Cumi- cumi tidak dapat memperbaharui diri. Gambar 23 menunjukkan effort sebesar 12.357,35 tidak akan memperoleh jumlah produksi yang optimal. Gambar 23 Grafik alokasi optimum hasil pemecahan analitik MAPLE untuk sumberdaya Cumi-cumi Tabel 29 Hasil Pemecahan Analitik melalui Program MAPLE untuk Nilai Rente Sumberdaya Ikan di Perairan Pemangkat DR= 2,89 . Kelompok Ikan Rente aktual Rp Rente Optimal Rp Rente Overtime Rp Demersal 1.939.880,32 2.319.871,83 79.995.580,45 Pelagis Besar 3.988.843,60 8.625.132,96 297.418.377,80 Pelagis Kecil 7.273.367,25 4.595.490,53 158.465.190,90 Udang 669.791,11 113.863,46 3.926.326,23 Cumi-cumi 30.696,86 75.234,03 2.594.276,98 Sumber : Hasil Analisis diolah dari Lampiran 21-25 Nilai rente aktual untuk masing-masing jenis sumberdaya ikan menunjukan berturut-turut adalah: untuk sumberdaya ikan Demersal rente aktual menunjukkan nilai Rp 1.939.880,32 lebih kecil dari nilai rente optimal sebesar Rp 2.319.871,83. Hal ini mengindikasikan bahwa sumberdaya ikan Demersal belum dikelola secara optimal, solusi yang dapat dilakukan untuk pengelolaan optimal adalah dengan jumlah effort optimal sebesar Rp 46.216,47. Pada sumberdaya ikan Pelagis Besar, Pelagis Kecil dan Udang menunjukkan nilai rente aktual yang lebih rendah dibandingkan dengan rente optimalnya. Kondisi ini menunjukkan bahwa effort optimal pada masing-masing sumberdaya ikan harus diturunkan, dengan tujuan untuk menjaga tingkat lestari sumberdaya ikan yang ada. Sementara pada sumberdaya Cumi-cumi nilai rente aktual menunjukkan angka Rp 30.696,86 yang lebih kecil dari rente optimalnya sebesar Rp 75.234,03. Apabila dilihat dari perbandingan effort optimal yang lebih kecil daripada effort aktual, dapat mengindikasikan bahwa effort yang efektif untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar adalah sebesar jumlah effort optimal.

4.7 Implikasi Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Perikanan