1 1
h h
D
e
δ
φ
+ =
TC
i
= biaya total untuk alat tangkap i untuk i = 1,2
E
i
= total standarized effort untuk alat tangkap i h
it
= produksi alat tangkap i pada waktu t
∑
+
j i
h h
= total produksi ikan untuk seluruh alat tangkap n = jumlah alat tangkap
CPI
t
= indeks harga konsumen pada periode t
3.5.4 Analisis Laju Degradasi Sumberdaya Perikanan
Sumberdaya perikanan
merupakan salah satu sumberdaya yang mempunyai kompleksitas tinggi dan rentan terdegradasi akibat adanya aktivitas
ekonomi penangkapan. Degradasi sumberdaya perikanan ini secara matematis dapat ditentukan laju dan prosentasenya dengan memanfaatkan hasil riset Anna
2003 tentang ”Model Embedded Dinamik Ekonomi Interaksi Perikanan– Pencemaran”. Berdasarkan hasil riset tersebut didesain suatu model penentuan
koefisien atau laju degradasi ø
D
untuk sumberdaya perikanan sebagai berikut:
............................................4
Keterangan: h
δ
adalah produksi lestari, h adalah produksi aktual dan
ø
D
merupakan koefisien laju degradasi. Model tersebut di atas dapat menunjukkan adanya perubahan mendasar
dari keadaan sumberdaya perikanan di suatu kawasan. Dalam hal ini, produksi lestari dijadikan sebagai tolak ukur penentuan laju dan prosentase degradasi
sumberdaya perikanan. Oleh karena perhitungan model tersebut melibatkan perhitungan produksi lestari, maka secara sederhana tetap dapat diestimasi dengan
menggunakan model Schaefer 1954.
3.5.5 Analisis Biologi
Analisis biologi digunakan untuk menduga stok atau potensi sumberdaya ikan, serta untuk mengetahui kondisi optimum dari tingkat upaya penangkapan.
Metode yang digunakan adalah metode surplus produksi. Metode ini bertujuan untuk menentukan tingkat upaya optimum, yaitu suatu upaya yang dapat
menghasilkan tangkapan maksimum yang lestari tanpa mempengaruhi produktivitas stok secara jangka panjang, dan biasa disebut hasil tangkapan
maksimum lestari MSY maksimum sustainable yield. Hasil tangkapan maksimum lestari dilakukan dengan cara menganalisis hubungan antara upaya
penangkapan E dengan hasil tangkapan per upaya penangkapan CPUE. Model produksi Schaefer yang menghubungkan antara upaya penangkapan
E dengan hasil tangkapan per upaya CPUE, diperoleh dari hubungan antara upaya penangkapan E dengan hasil tangkapan h yang kedua sisinya dibagi
dengan upaya penangkapan E. Persamaannya sebagai berikut : h=q.k.E-
⎟⎟ ⎠
⎞ ⎜⎜
⎝ ⎛
r k
q .
2
.E
2
……………………………………….5
E r
k q
k q
E h
. .
.
2
⎟⎟ ⎠
⎞ ⎜⎜
⎝ ⎛
− =
……………………………………....6 atau
CPUE=a – b.E ……………………………………………7 Keterangan :
CPUE = hasil tangkapan per upaya penangkapan h =
hasil tangkapan E =
tingkat upaya penangkapan a =
nilai intersep b
= slope atau kemiringan dari garis regresi Upaya penangkapan yang dilakukan untuk mencapai produksi maksimum
lestari diperoleh dengan menurunkan persamaan 7 : h = q.k.E-
⎟⎟ ⎠
⎞ ⎜⎜
⎝ ⎛
r k
q .
2
. E
2
, atau h = a.E – b.E
2
……………………………………………....8 =
∂ ∂
E h
a – 2b.E = 0 a = 2b.E
E
MSY
= b
a 2
………………………………………………….9 Hasil tangkapan maksimum diperoleh dengan mensubstitusikan persamaan 9 ke
dalam persamaan 8 : h = a.E – b.E
2
h = a ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎝
⎛ b
a 2
- b
2
2 ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎝
⎛ b
a
h =
2 2
2
4 2
b b
a b
a −
h = b
a b
a 4
2
2 2
−
h
MSY
= b
a 4
2
………………………………………………..10 Menurut Fauzi A 2006, untuk memperoleh nilai r, q dan k dilakukan
dengan menggunakan teknik CYP Clark, Yoshimoto dan Pooley, yaitu dengan cara meregresikan persamaan berikut :
lnU
t+1
=
1
2 ln
2 2
. ln
2 2
+
+ +
− +
− +
+
t t
t
E E
r q
U r
r k
q r
r .11
Setelah persamaan 11 disederhanakan, maka dapat diestimasi dengan menggunakan Ordinary Lest Square OLS :
lnU
t+1
= α + lnU
t
+ E
t
+ E
t+1
…………….......…12 sehingga nilai r, q dan k pada persamaan 11 dapat diperoleh
r= β
β +
− 1
1 2
……………………………………………….13 q=
r +
2
γ ……………………………………………….14
k= q
e
r r
2 2
+ α
……………………………………………......15
3.5.6 Analisis Bio-Ekonomi