Pengaruh modal terhadap penyerapan tenaga kerja

Angka koefisien variabel nilai produksi menunjukkan angka sebesar 0,127. Hal ini Hal ini berarti setiap ada peningkatan nilai produksi X 2 sebesar 1 maka penyerapan tenaga kerja Y akan meningkat sebesar 0.127 dengan anggapan variabel nilai produksi X 1 , dan variabel modal X 3 adalah konstan. Sesuai dengan teori Simanjuntak 1985: 87 juga menyatakan bahwa pengusaha mempekerjakan seseorang karena itu membantu memproduksi barangjasa untuk dijual pada konsumen. Oleh karena itu, kenaikan permintaan pengusaha terhadap tenaga kerja, tergantung dari kenaikan permintaan masyarakat akan barang yang diproduksi. Semakin tinggi produksi yang dihasilkan oleh industri pengolahan ikan, maka secara tidak langsung jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan juga semakin tinggi pula. Demikian pula sebaliknya, semakin menurun tingkat produksi, maka jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memproduksi barang tersebut juga semakin sedikit. Penyerapan tenaga kerja dalam hal ini secara signifikan dipengaruhi oleh nilai produksi industri pengolahan ikan. Karena dengan semakin berkembangannya usaha pengolahan ikan maka nilai produksi yang dihasilkan juga semakin banyak pula sehingga penyerapan tenaga kerja juga semakin banyak.

4.4.3 Pengaruh modal terhadap penyerapan tenaga kerja

Modal ini ditetapkan atas dasar investasi awal dan investasi penunjang. Modal ini mementukan skala usaha dari suatu industri kecil yang akan mempengaruhi kemampuan dari usaha tersebut dalam penggunaan faktor produksi yang dalam hal ini berhubungan jumlah modal yang dilakukan perusahaan yang pada akhirnya menentukan tingkat penyerapan tenaga kerja. Diketahui dari hasil data primer yang diolah bahwa rata-rata modal yang ditanamkan pada industri pengolahan ikan di Kabupaten Demak sebanyak Rp. 2.865.540,00 dengan modal minimal Rp. 1.600.000,00 dan modal terbanyak Rp. 4.750.000,00 dengan jumlah modal secara keseluruhan sebanyak Rp. 214.915.500,00. Angka koefisien variabel modal menunjukkan angka sebesar 0,357. Hal ini Hal ini berarti setiap ada peningkatan modal X 3 sebesar 1 maka penyerapan tenaga kerja Y akan meningkat sebesar 0.357 dengan anggapan variabel nilai produksi X 1 , dan variabel modal X 2 adalah konstan. Sesuai dengan teori Frame Benefit 1995:57, modal juga dapat digunakan untuk membeli mesin-mesin atau peralatan untuk melakukan peningkatan proses produksi. Dengan penambahan mesin-mesin atau peralatan produksi akan berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja hal ini dikarenakan mesin-mesin atau peralatan produksi dapat menggantikan tenaga kerja. Jadi semakin banyak modal yang digunakan untuk membeli mesin- mesin atau peraralatan maka menurunkan penyerapan tenaga kerja. Industri kecil pengolahan ikan masih dilakukan secara tradisional dan konvensional sehingga modal tidak digunkakan untuk pembelian mesin produksi. Dengan adanya perluasan usaha dengan menambah modal tersebut akan memerlukan tenaga kerja tambahan untuk mencukupi kebutuhan usaha. Dengan demikian besarnya modal akan menentukan besarnya penyerapan tenaga kerja. Secara teoritis, semakin besar modal pada industri kecil yang bersifat padat karya maka kesempatan kerja yang diciptakan semakin tinggi.

4.4.4 Pengaruh nilai upah, nilai produksi dan modal terhadap penyerapan