Pengaruh nilai produksi terhadap penyerapan tenaga kerja

Hal ini mendukung teori Maimun Sholeh 2007: 63, permintaan tenaga kerja adalah hubungan antara tingkat upah dan jumlah pekerja yang dikehendaki oleh pengusaha untuk dipekerjakan. Sehingga permintaan tenaga kerja dapat didefinisikan sebagai jumlah tenaga kerja yang diperkerjakan seorang pengusaha pada setiap kemungkinan tingkat upah dalam jangka waktu tertentu.

4.4.2 Pengaruh nilai produksi terhadap penyerapan tenaga kerja

Nilai produksi adalah tingkat produksi atau keseluruhan jumlah barang yang merupakan hasil akhir proses produksi pada suatu unit usaha yang selanjutnya akan dijual sampai ke tangan konsumen. Apabila permintaan hasil produksi perusahaan dari industri meningkat, produsen cenderung untuk menambah kapasitas produksinya. Untuk maksud tersebut produsen akan menambah penggunaan tenaga kerjanya. Diketahui dari hasil data primer yang diolah bahwa jumlah produksi rata-rata sebanyak Rp. 962.000,00. Nilai produksi terendah Rp. 300.000 dan nilai produksi tertinggi Rp. 3.500.000,00 dengan jumlah total produksi pada industri kecil pengolahan ikan sebanyak Rp. 72.195.000,00. Apabila perusahaan ingin menambah jumlah produksi maka perusahaan akan melakukan kebijakan dengan menambah jumlah tenaga kerja baru. Hal ini dibuktikan bahwa kapasitas produksi dari perusahaan yang lebih besar maka akan menambah tenaga kerja yang lebih besar pula. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa faktor sumber daya manusia masih merupakan faktor utama dalam meningkatkan nilai produksi. Angka koefisien variabel nilai produksi menunjukkan angka sebesar 0,127. Hal ini Hal ini berarti setiap ada peningkatan nilai produksi X 2 sebesar 1 maka penyerapan tenaga kerja Y akan meningkat sebesar 0.127 dengan anggapan variabel nilai produksi X 1 , dan variabel modal X 3 adalah konstan. Sesuai dengan teori Simanjuntak 1985: 87 juga menyatakan bahwa pengusaha mempekerjakan seseorang karena itu membantu memproduksi barangjasa untuk dijual pada konsumen. Oleh karena itu, kenaikan permintaan pengusaha terhadap tenaga kerja, tergantung dari kenaikan permintaan masyarakat akan barang yang diproduksi. Semakin tinggi produksi yang dihasilkan oleh industri pengolahan ikan, maka secara tidak langsung jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan juga semakin tinggi pula. Demikian pula sebaliknya, semakin menurun tingkat produksi, maka jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memproduksi barang tersebut juga semakin sedikit. Penyerapan tenaga kerja dalam hal ini secara signifikan dipengaruhi oleh nilai produksi industri pengolahan ikan. Karena dengan semakin berkembangannya usaha pengolahan ikan maka nilai produksi yang dihasilkan juga semakin banyak pula sehingga penyerapan tenaga kerja juga semakin banyak.

4.4.3 Pengaruh modal terhadap penyerapan tenaga kerja