Perumusan Masalah Hipotesis Penelitian Manfaat penelitian

menonton video porno dari handphone sedangkan yang satu lagi mengaku melakukan petting karena dirayu pacarnya. Pengetahuan remaja tentang perilaku seks pranikah pada umumnya baik 80, hanya 20 yang tidak mengetahui dampak buruk dari perilaku seks pranikah, sementara untuk ketaatan beragama hanya 40 remaja mengaku rajin mengikuti kegiatan keagamaan. Berdasarkan indikasi buruknya perilaku seks pranikah di sekolah ini dan banyaknya faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual pranikah pada remaja, maka penting diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual pranikah pada remaja di SMA Negeri 5 Pematangsiantar, diantaranya peran orangtua, pengetahuan seks pranikah, ketaatan beragama dan paparan media pornografi

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah tingginya perilaku seks pranikah pada remaja di SMA Negeri 5 Pematangsiantar Tahun 2015.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seks pranikah remaja di SMA Negeri 5 Pematangsiantar Tahun 2015.

1.3.2 Tujuan khusus

Universitas Sumatera Utara 1. Untuk mengetahui hubungan peran orangtua terhadap perilaku seks pranikah pada remaja SMA Negeri 5 Pematangsiantar. 2. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan seks pranikah terhadap perilaku seks pranikah pada remaja SMA Negeri 5 Pematangsiantar. 3. Untuk mengetahui hubungan ketaatan beragama terhadap perilaku seks pranikah pada remaja SMA Negeri 5 Pematangsiantar. 4. Untuk mengetahui hubungan paparan media pornografi terhadap perilaku seks pranikah pada remaja SMA Negeri 5 Pematangsiantar.

1.4 Hipotesis Penelitian

Dari kajian teoritis dinyatakan bahwa perilaku seks pranikah pada remaja di SMA Negeri 5 Pematang siantar tidak terlepas dari faktor peran orangtua, pengetahuan seks pranikah, ketaatan beragama dan paparan media pornografi. Pada penelitian ini diasumsikan bahwa faktor yang dikemukakan di atas berhubungan dengan perilaku seks pranikah pada remaja di SMA Negeri 5 Pematang siantar. Maka penulis merumuskan hipotesis: 1. Ada hubungan peran orangtua dengan perilaku seks pranikah pada remaja di SMA Negeri 5 Pematang siantar. 2. Ada hubungan antara pengetahuan seks pranikah dengan perilaku seks pranikah remaja di SMA Negeri 5 Pematangsiantar. 3. Ada hubungan antara ketaatan beragama dengan perilaku seks pranikah remaja di SMA Negeri 5 Pematangsiantar. 4. Ada hubungan antara paparan media pornogafi dengan perilaku seks pranikah remaja di SMA Negeri 5 Pematangsiantar. Universitas Sumatera Utara

1.5 Manfaat penelitian

1. Sebagai bahan masukan bagi kepala sekolah dan guru SMA Negeri 5 Pematangsiantar dalam memberikan pendidikan kesehatan pada siswa tentang bahaya perilaku seks pranikah. 2. Sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar dan Dinas Pendidikan Kota Pematangsiantar dalam upaya membuat kebijakan penanganan masalah seksual remaja. 3. Sebagai bahan masukan bagi siswa dalam pencegahan perilaku seksual yang tidak sehat, seks pranikah, kehamilan yang tidak diinginkan dan mencegah terjadinya aborsi. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Remaja

2.1.1 Defenisi Remaja

Remaja dan ilmu Psikologis diperkenalkan dengan istilah lain, seperti pubertied, adolescence dan youth. Remaja atau adolescence Inggris, berasal dari bahasa Latin “ adolescere” yang berarti tumbuh kearah kematangan. Kematangan yang dimaksud adalah bukan kematangan fisik saja tetapi juga kematangan sosial dan psikologis. Kumalasari, 2013. Menurut WHO, masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak- kanak menuju masa dewasa, dimana pada masa itu terjadi pertumbuhan yang pesat termasuk fungsi reproduksi. Sehingga mempengaruhi terjadinya perubahan- perubahan perkembangan, baik fisik, mental, maupun peran sosial Kumalasari, 2013. Pieget 1991 menyatakan bahwa secara psikologis remaja adalah suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi kedalam masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya berada dibawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama atau paling tidak sejajar Kumalasari, 2013

2.1.2 Batasan Usia Remaja

Universitas Sumatera Utara