Peran Orangtua Pengetahuan Seks Pranikah Remaja

Berciuman di sekitar leher bawah. Necking merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan ciuman disekitar leher dan pelukan yang lebih mendalam. c. Petting Perilaku menggesek-gesekkan bagian tubuh yang sensitif, seperti payudara dan organ kelamin. Merupakan langkah yang lebih mendalam dari necking. Ini termasuk merasakan dan mengusap-usap tubuh pasangan, dada, buah dada, kaki, dan kadang-kadang daerah kemaluan, baik dari dalam atau di luar pakaian. d. Intercourse Bersatunya dua orang secara seksual yang dilakukan oleh pasangan pria dan wanita dengan alat kelamin pria masuk ke dalam alat kelamin wanita untuk mendapatkan kepuasan seksual.

2.3 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Seksual Pranikah

Remaja

2.3.1 Peran Orangtua

Penelitian yang dilakukan Monks, dkk 2002 diperoleh hasil bahwa remaja yang tinggal bersama orangtuanya, memperlihatkan komunikasi antara orang tua dan remaja yang baik, ini membuat remaja mempunyai perilaku seksual Universitas Sumatera Utara yang rendah. Komunikasi yang baik menunjukkan peningkatan pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi, dan terdapat kemungkinan bahwa remaja akan menghindari seks pranikah. Menurut Efendy 2000, peran orangtua dalam mendidik anaknya sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan perkembangan kepribadian anak. Saluran komunikasi yang baik antara orangtua dan anaknya dapat menciptakan suasana saling memahami terhadap berbagai jenis masalah keluarga, terutama tentang problematika remaja, sehingga kondisi ini akan berpengaruh terhadap sikap maupun perilaku yang akan dibawakan anak sesuai dengan nilai yang ditanamkan orangtua.

2.3.2 Pengetahuan Seks Pranikah Remaja

Pengetahuan knowledge adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya mata, hidung, telinga dan sebagainya Notoadmodjo, 2010. Pengetahuan seksual pranikah remaja terdiri dari pemahaman tentang seksualitas yang dilakukan sebelum menikah yang terdiri dari pengetahuan tentang fungsi hubungan seksual, akibat seksual pranikah, dan faktor yang mendorong seksual pranikah Sarwono, 2006. Pengetahuan remaja yang kurang mengetahui tentang perilaku seks pranikah, maka sangat mungkin membuat mereka salah dalam bersikap dan kemudian mempunyai perilaku terhadap seksualitas. Universitas Sumatera Utara Masyarakat masih sangat mempercayai pada mitos-mitos seksual yang merupakan salah satu pemahaman yang salah tentang seksual. Kurangnya pemahaman ini disebabkan oleh berbagai faktor antara lain: adat istiadat, budaya, agama, kurangnya sumber informasi dari sumber yang benar Soetjiningsih, 2007.

2.3.3 Ketaatan Beragama