FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA SMA DI SURAKARTA.

(1)

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA SMA DI SURAKARTA

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijasah S1 Kesehatan Masyarakat

Disusun Oleh:

RIRIN DARMASIH J 410 050 007

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009


(2)

ABSTRAK

RIRIN DARMASIH J 410 050 007

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA SMA DI SURAKARTA

Perilaku seksual yang tidak sehat di kalangan remaja khususnya remaja yang belum menikah semakin meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh pengetahuan, sumber informasi, pemahaman tingkat agama, dan peranan keluarga terhadap perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross-sectional, yang dilengkapi pendekatan metode kuantitatif dan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah remaja yang berusia antara 15-18 tahun yang bersekolah SMA di Surakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja SMA di SMAN 1, SMAN 2, SMAN 6, SMA Batik 2 Surakarta, dan SMA Warga Surakarta kelas 2 yang pernah atau sedang pacaran dengan jumlah 1158 siswa, dengan sampel 114 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Simple random sampling. Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik

chi square (X2) dan regresi ganda (multiple regression), dengan tingkat kepercayaan α = 0,05. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa nilai signifikansi pengetahuan p=0,022 (p<0,05) dengan nilai koefisien (-0,129), pemahaman tingkat agama p=0,002 (p<0,05) dengan nilai koefisien (-0,315), sumber informasi p=0,022 (p<0,05) dengan nilai koefisien (0,201), dan peranan keluarga p=0,000 (p<0,05) dengan nilai koefisien (-0,394). Sehingga dapat di simpulkan bahwa ada pengaruh pengetahuan, pemahaman tingkat agama, sumber informasi, dan peranan keluarga terhadap perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta.

Kata Kunci: Perilaku, Seks Pranikah, Remaja SMA Kepustakaan: 31, 1999-2009

Surakarta, 30 Oktober 2009

Pembimbing I Pembimbing II

Azizah Gama T, SKM, M.Pd Noor Alis Setiyadi, SKM

NIK. 1 001 017 NIK. 1 001 043

Mengetahui,

Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

Yuli Kusumawati, SKM, M.Kes (Epid) NIK. 863


(3)

RIRIN DARMASIH J 410 050 007

THE FACTORS THAT INFLUENCE IN BEFORE MARRIED SEXUAL BEHAVIOR AT SENIOR HIGH SCHOOL STUDENT IN SURAKARTA

ABSTRACT

The aim of this reseach was to prove the influence of knowledge, source of information, understanding of religion level and family role related toward before married sexual behavior at senior high school students in Surakarta. The research was observasional with cross-sectional approach and qualitative and kuantitative method. The subject was students with 15-18 years old who study in senior high school in Surakarta. The population were students in SMAN 1, SMAN 2, SMAN 6, SMA Batik 2, and SMA Warga in Surakarta who ever or was having experience for dating, with the amount was 1158 students and the sample were amount 114 students. The sampling technique was simple random sampling. The analysis use chi squere test and multiple regression statistics with significant level 95% confidence interval (α =0,05). The results could be presented that the significant level of knowledge got p=0,022 (p<0,05) and coefficient value (-0,129), the understanding of religion value got p=0,002 (p<0,05) and coefficient value (-03915), the information resource got p=0,022 (p<0,05) and coefficient value (0,201), and the family role got p=0,000 (p<0,05) and coefficient value (-0,394). Based on the result it can be concluded there are influence of knowledge, source of information, understanding of religion value, and family role toward before married sexual behavior at of senior high school students in Surakarta.


(4)

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA SMA DI SURAKARTA

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijasah S1 Kesehatan Masyarakat

Disusun Oleh:

RIRIN DARMASIH J 410 050 007

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009


(5)

@ 2009


(6)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul:

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA SMA DI SURAKARTA

Disusun Oleh : Ririn Darmasih NIM : J 410 050 007

Telah kami setujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Surakarta, 30 Oktober 2009

Pembimbing I Pembimbing II

Azizah Gama T, SKM, M.Pd Noor Alis Setiyadi, SKM


(7)

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul:

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA SMA DI SURAKARTA

Disusun Oleh : Ririn Darmasih NIM : J 410 050 007

Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta pada tanggal 30 Oktober dan telah diperbaiki sesuai dengan masukan Tim Penguji.

Surakarta, 30 Oktober 2009

Ketua Penguji : Azizah Gama T, SKM, M.Pd (...) Anggota Penguji I : Noor Alis Setiyadi, SKM (...) Anggota Penguji II : Ambarwati S.Pd, M.Si (...)

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Arif Widodo A.Kep, M.Kes NIK. 630


(8)

MOTTO

™ “Barang siapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dia tidak akan dibalasi melainkan sebanding dengan kejahatan itu. Dan barang siapa mengerjakan amal yang sholeh baik laki-laki maupun perempuan sedang dia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rizki didalamnya tanpa hisap”.

(Qur’an 40 :40).

™ “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan diminta pertanggungan jawabnya”

(Qur’an 17 :36).

™ “Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk ALLAH SWT, Tuhan semesta alam”.

(Qur’an 6 :162).

™ “Dan hamba-hamba yang baik dari tuhan Yang Maha Penyayang itu ialah orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang-orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan”.

(Qur’an 25 :63).

™ “Hanya dengan kesabaran dan ketabahan hati menjadi tenang serta mengalahkan hati yang sedang gelisah”


(9)

PERSEMBAHAN

™

Karya ini penulis persembahkan untuk Ibuku dan paman-pamanku

tersayang yang menjadi motivasiku dalam pencapaian tujuan hidup ini.

Kalian adalah pemberi inspirasi terhebat dalam hidupku, pemberi kasih

sayang dan motivasi yang terkuat dan tiada tara.

™

Kakakku dan adik-adikku tersayang yang menjadi penyemangat pemberi

inspirasi, canda dan tawa serta kasih sayang yang tercurah di setiap

langkah ku.

™

Mas Agoes Edi tercinta dan tersayang yang memberikan warna dalam

hidupku, selalu memberikan semangat, motivasi, dorongan, dukungan

serta cinta dan kasih sayangnya selama ini baik suka maupun duka.

™

Sahabat-sahabatku yang aku sayangi karena kebaikan dan ketulusan

hati kalian menerima aku apa adanya.

™

Teman-teman Kesehatan Masyarakat UMS angkatan 2005.


(10)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Ririn Darmasih

Tempat/Tanggal Lahir: Pamekasan, 17 Juni 1986 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Desa Pamoroh 2 Kecamatan Kadur Pamekasan-Madura Riwayat Pendidikan :

1. Lulus SDN Pamoroh 2 tahun 1999

2. Lulus SLTPN 2 Pamekasan-Madura tahun 2002 3. Lulus SMAN 1 Pamekasan-Madura tahun 2005

4. Menempuh pendidikan di Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta mulai tahun 2005


(11)

KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr.Wb

Puji dan syukur penulis panjatkan atas ke hadirat ALLAH SWT yng telah memberikan kemudahan dan petunjik dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul "Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seks Pranikah pada Remaja SMA Di Surakarta". Laporan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Penulis menyadari tanpa bantuan dari berbagai pihak tidak banyak yang bisa penulis lakukan dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih atas semua bantuan dan dukungannya selama pelaksanaan dan penyusunan laporan skripsi ini kepada: 1. Bpk. Arif Widodo, A. Kep, M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2. Ibu Yuli Kusumawati, SKM, M.Kes (Epid) Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. 3. Ibu Azizah Gama T, SKM, M.Pd selaku pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, pengarahan, dan masukan dalam skripsi ini.

4. Bpk. Noor Alis Setiyadi, SKM selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan masukan dalam skripsi ini.

5. Dosen-dosen kesmas Ibu Azizah Gama T, SKM, M.Pd, Ibu Dwi Linna Suswardany SKM, Dr. Bhisma Murti MPH, MSc, PhD, Ibu Ambarwati S.Pd, M.Si, Bpk. Noor Alis Setiyadi, SKM, Ibu Yuli Kusumawati, SKM, M.Kes (Epid), Ibu Dwi Astuti, S.Pd, M.Kes, Bpk Sri Darnoto SKM, Bpk Badar Kirwono SKM, M.Kes, dan yang lainnya terima kasih atas ilmu yang diberikan pada penulis.

6. Bpk. Drs. H. M. Thoyibun, SH, MM selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Surakarta yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di sekolah. 7. Bpk. Drs. Sukardjo, MA selaku kepala sekolah SMA Negeri 2 Surakarta yang


(12)

8. Bpk. Drs. Makmur Sugeng, M.Pd selaku kepala sekolah SMA Negeri 6 Surakarta yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di sekolah. 9. Bpk. Drs. Rusetyo Antariksa selaku kepala sekolah SMA Warga Surakarta

yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di sekolah.

10.Bpk. Drs. H. Soewarto, MM selaku kepala sekolah SMA Batik 2 Surakarta yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di sekolah.

11.Ibuku tersayang dan Mbah Tamo yang telah menjaga dan membesarkanku, merawat, memberikan doa tanpa kenal waktu, semangat, nasehat, dukungan, dorongan, motivasi, dan kasih sayang yang tak terhitung banyaknya.

12.Paman-pamanku tersayang, paman Sadin, Ali, Husen, Doil, dan Sholeh, kak samsuri, adikku Iis, ulfa dan salamah yang telah memberikan kasih sayang, dorongan, dukungan, motivasi, biaya, dan semangat yang tak terhitung banyaknya sehingga penulis bisa menyelesaikan kuliyah ini dengan baik. 13.Mas Agoes Edi tercinta dan tersayang yang telah memberikan warna dalam

hidupku, memberikan semangat, nasehat, dorongan, dukungan, motivasi, dan kasih sayangnya yang tiada tara baik suka maupun duka yang tak terhitung banyaknya.

14.Sahabat-sahabatku tersayang Imanda, Junitha, Mela, Umi, Aria, dan Vita yang telah memberikan banyak pengalaman dalam hidup, memberikan nasehat, semangat, dorongan, motivasi, doa, canda, tawa dan mengajarkan penulis tentang arti sebuah persahabatan.

15.Widia, Ida, Anjar, Riana, Phitaloka, Dewi, Irfan, Pambudi, Dwi, Farid, Agus Samsudrajat, Aput, wahyu, dan semua teman2 seperjuangan kesmas 2005. 16.Dewi Rahayu, Dian lestari, Jeryanto, dan semua kakak tingkat seperjuangan di

kesmas yang telah memberikan semangat dan dorongan pada penulis.

17.Teman- teman kos, Ambar, Rini, dina, Retno, Dewi, Linda, Ifa, Darti, Nova dan lainnya yang telah berbagi canda dan tawa selama penulis berada di kos.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, amin.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb

Surakarta, 14 Oktober 2009 Penulis


(13)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i ABSTRAK...ii PERNYATAAN PERSETUJUAN...vi HALAMAN PENGESAHAN...vii MOTTO...viii PERSEMAHAHAN...ix RIWAYAT HIDUP...x KATA PENGANTAR...xi DAFTAR ISI...xiv DAFTAR TABEL...xv DAFTAR GAMBAR...xvi DAFTAR LAMPIRAN...xvii DAFTAR SINGKATAN...xviii

BAB I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang...1

B.Perumusan Masalah...4

C.Tujuan Penelitian...5

D.Manfaat Penelitian...5

E.Ruang Lingkup...6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A.Remaja...7

1. Pengertian Remaja...7

2. Cici-ciri Masa Remaja...7

3. Tahap Perkembangan Remaja...8

4. Perkembangan Fisik ...9

5. Karakteristik Remaja...11

6. Perkembangan Perilaku Seksual Remaja ...13

B.Perilaku...15

1. Pengertian Perilaku...15

2. Faktor Perilaku...17

C. Perilaku Seksual Pada Remaja...17

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Pranikah Remaja.18 E. Dampak Perilaku Seksual Pranikah Remaja...20

F. Kerangka teori...21

G. Kerangka Konsep...22

H. Hipotesis...23

BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian... ...23

B. Subjek Penelitian.. ...23


(14)

D. Populasi dan Sampel. ...25

1. Populasi... ...25

2. Besar Sampel... ...25

E. Variabel Penelitian... ...26

F. Definisi Operasional Variabel. ...27

1. Variabel Bebas... ...26

2. Variabel Terikat... ...26

G. Pengumpulan Data. ...28

1. Jens Data... ... ...28

2. Sumber Data... ... ...28

3. Cara Pengumpulan Data... ...29

4. Instrumen Penelitian... ...29

a. Kuesioner... ...29

b. Uji Validitas dan Reabilitas... ...30

c. Pedoman Wawancara... ...32

H. Pengolahan Data... ...36

I. Anlisis Data.. ...36

1. Analisis Univariat... ...36

2. Analisis Bivariat... ...36

3. Analisis multivariat... ...37

BAB IV. HASIL PENELITIAN A.Gambaran Umum Lokasi Penelitian…...40

B.Karakteristik Responden……...42

C.Hasil Penelitian………44

D.Hasil Uji Normalitas………...……….47

E.Hasil Analisis Hubungan……….48

F. Hasil Analisis Bivariat……….51

G.Hasil Analisis Multivariat………52

BAB V. PEMBAHASAN A.Karakteristik Responden……...56

B. Hasil Analisis Bivariat………..…...57

C.Hasil Analisis Multivariat………..…..64

BAB VI. KESIMPULAN A.Kesimpulan…...71

B.Saran…...71 DAFTAR PUSTAKA


(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Definisi Operasional Variabel...27

2. Tingkat Keeratan Hubungan Variabel X dan Variabel Y...31

3. Hasil Uji Validitas Pengetahuan Tentang Seks Pranikah...32

4. Hasil Uji Validitas Pemahaman Tingkat Agama...33

5. Hasil Uji Validitas Peranan Keluarga...33

6. Hasil Uji Validitas Sumber Informasi...34

7. Gambaran Karakteristik Responden berdasarkan Umur...43

8. Gambaran Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin...43

9. Gambaran Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan orang tua...44

10.Gambaran Karakteristik Responden tentang Faktor yang Mempengaruhi 11.Perilaku Seks Pranikah Pada Remaja SMA di Surakarta...47

12.Hasil Uji Normalitas Kolomogorov Smirnov...48

13.Distribusi Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Seks Pranikah pada 14.Remaja SMA di Surakarta...49

15.Distribusi Hubungan Pemahaman Tingkat Agama dengan Perilaku Seks Pranikah pada Remaja SMA di Surakarta...50

16.Distribusi Hubungan Sumber Informasi dengan Perilaku Seks Pranikah pada Remaja SMA di Surakarta...50

17.15 Distribusi Hubungan Keluarga dengan Perilaku Seks Pranikah pada Remaja SMA di Surakarta...51

18.16 Ringkasan Hasil Uji Chi Square…...52


(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Teori Penelitian………...21 2. Kerangka Konsep Penelitian………...22


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Surat keterangan telah melakukan penelitian di SMA Negeri I Surakarta 2. Surat keterangan telah melakukan penelitian di SMA Negeri 2 Surakarta 3. Surat keterangan telah melakukan penelitian di SMA Negeri 6 Surakarta 4. Surat keterangan telah melakukan penelitian di SMA Warga Surakarta 5. Surat keterangan telah melakukan penelitian di SMA Batik 2 Surakarta 6. Kuesioner penelitian pengetahuan tentang perilaku seks pranikah remaja 7. Kuesioner penelitian pemahaman tingkat agama

8. Kuesioner penelitian sumber informasi 9. Kuesioner penelitian peranan keluarga

10.Pedoman wawancara terstruktur tentang perilaku seks pranikah remaja SMA 11.Data penelitian faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah pada remaja

SMA di Surakarta.

12.Data kualitatif perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta.

13.Uji validitas pengetahuan, pemahaman tingkat agama, sumber informasi dan peranan keluarga

14.Uji reabilitas pengetahuan, pemahaman tingkat agama, sumber informasi dan peranan keluarga

15.hasil frequensi tabel umur, jenis kelamin, pendidikan orang tua pengetahuan, pemahaman tingkat agama, sumber informasi dan peranan keluarga.

16.Uji normalitas data

17.Tabulasi silang dan uji Chi-Squere pengetahuan dengan perilaku seks pranikah 18.Tabulasi silang dan uji Chi-Squere pemahaman tingkat agama dengan perilaku

seks pranikah

19.Tabulasi silang dan uji Chi-Squere sumber informasi dengan perilaku seks pranikah

20.Tabulasi silang dan uji Chi-Squere peranan keluarga dengan perilaku seks pranikah


(18)

DAFTAR SINGKATAN

AIDS : Aquired Immune Defisiency Syndrom

HIV : Human Immunodeficiency Virus

HP : Handpone

MUI : Majelis Ulama Indonesia PMS : Penyakit menular Seksual

PPFAI : Planned Parented Federation of America Inc


(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perilaku seksual yang tidak sehat di kalangan remaja khususnya remaja yang belum menikah cenderung meningkat. Hal ini terbukti dari beberapa hasil penelitian bahwa yang menunjukkan usia remaja ketika pertama kali mengadakan hubungan seksual aktif bervariasi antara usia 14 – 23 tahun dan usia terbanyak adalah antara 17 – 18 tahun (Fuad, et al. 2003). Perilaku seksual pada remaja dapat diwujudkan dalam tingkah laku yang bermacam-macam, mulai dari perasaan tertarik, berkencan, berpegangan tangan, mencium pipi, berpelukan, mencium bibir, memegang buah dada di atas baju, memegang buah dada di balik baju, memegang alat kelamin di atas baju, memegang alat kelamin di bawah baju, dan melakukan senggama (Sarwono, 2003).

Hasil penelitian pada 1038 remaja berumur 13-17 tahun tentang hubungan seksual menunjukkan 16% remaja menyatakan setuju dengan hubungan seksual, 43% menyatakan tidak setuju dengan hubungan seksual, dan 41% menyatakan boleh-boleh saja melakukan hubungan seksual (Planned

Parenthood Federation of America Inc, 2004). Data Depkes RI (2006),

menunjukkan jumlah remaja umur 10-19 tahun di Indonesia sekitar 43 juta (19,61%) dari jumlah penduduk. Sekitar satu juta remaja pria (5%) dan 200 ribu remaja wanita (1%) secara terbuka menyatakan bahwa mereka pernah melakukan hubungan seksual. Penelitian yang dilakukan oleh berbagai


(20)

institusi di Indonesia selama kurun waktu tahun 1993-2002, menemukan bahwa 5-10% wanita dan 18-38% pria muda berusia 16-24 tahun telah melakukan hubungan seksual pranikah dengan pasangan yang seusia mereka 3-5 kali (Suryoputro, et al. 2002). Penelitian juga dilakukan oleh Universitas Diponegoro bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Jawa Tengah, (2005) dengan sampel 600.000 responden menyatakan bahwa sekitar 60.000 atau 10% siswa SMU Se-Jawa Tengah melakukan hubungan seks pranikah.

Berdasarkan hasil penelitian Taufik (2005), mengenai perilaku seksual remaja SMU di Surakarta dengan sampel berjumlah 1.250 orang, berasal dari 10 SMU di Surakarta yang terdiri dari 611 laki-laki dan 639 perempuan menyatakan bahwa sebagian besar remaja pernah melakukan ciuman bibir 10,53%, melakukan ciuman dalam 5,6%, melakukan onani atau masturbasi 4,23%, dan melakukan hubungan seksual sebanyak 3,09%.Remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, berlangsung antara usia 12 sampai 21 tahun. Masa remaja terdiri dari masa remaja awal usia 12-15 tahun, masa remaja pertengahan usia 15-18 tahun, dan masa remaja akhir usia 18-21 tahun (Monks, et al. 2002).

Menurut Green (2003), perilaku seseorang dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu faktor predisposisi, faktor pendukung, dan faktor pendorong. Hasil penelitian Seotjiningsih (2006) menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah remaja adalah hubungan orangtua-remaja, tekanan negatif teman sebaya, pemahaman tingkat agama (religiusitas), dan eksposur media pornografi memiliki pengaruh yang


(21)

signifikan, baik langsung maupun tidak langsung terhadap perilaku seksual pranikah remaja.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai kebutuhan akan layanan kesehatan reproduksi di 12 kota di Indonesia pada tahun 2002, menunjukkan bahwa pengetahuan mereka akan seksualitas sangat terbatas (6,11%). Pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi ternyata tidak berpengaruh terhadap remaja dalam melakukan hubungan seksual pranikah. Remaja yang tahu maupun yang tidak tahu tentang kesehatan reproduksi tidak berpengaruh terhadap sikap mereka melakukan hubungan seksual pranikah (Iswarati dan Prihyugiarto, 2002).

Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap perilaku reproduksi remaja di antaranya adalah faktor keluarga. Remaja yang melakukan hubungan seksual sebelum menikah banyak di antaranya berasal dari keluarga yang bercerai atau pernah cerai, keluarga dengan banyak konflik dan perpecahan (Kinnaird, 2003). Hubungan orang tua remaja, mempunyai pengaruh langsung dan tidak langsung dengan perilaku seksual pranikah remaja. Hasil penelitian yang dilakukan Soetjiningsih (2006) menunjukkan, makin baik hubungan orang tua dengan anak remajanya, makin rendah perilaku seksual pranikah remaja. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual pranikah pada remaja paling tinggi adalah hubungan antara orang tua dengan remaja, tekanan teman sebaya, pemahaman tingkat agama (religiusitas), dan eksposur media pornografi.


(22)

Berdasarkan hasil penelitian Idayanti (2002) dapat disimpulkan bahwa ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara religiusitas dengan perilaku seksual remaja yang sedang pacaran, dimana semakin tinggi religiusitas maka perilaku seksual semakin rendah, dan sebaliknya. Faktor lain yang mempengaruhi perilaku seks pranikah remaja adalah fakor lingkungan seperti VCD, buku, dan film porno (Taufik, 2005). Menurut Rohmahwati (2008) paparan media massa, baik cetak (koran, majalah, buku-buku porno) maupun elektronik (TV, VCD, Internet), mempunyai pengaruh secara langsung maupun tidak langsung pada remaja untuk melakukan hubungan seksual pranikah.

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada beberapa sekolah SMA di Surakarta, terdapat salah satu SMA yang terpaksa mengeluarkan siswanya dari sekolah karena hamil di luar nikah, akibat perilaku seks pranikah. Oleh karena itu penulis tertarik melakukan penelitian tentang faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta, yang meliputi pengetahuan, sumber informasi (media), religiusitas, dan keluarga.

B. Perumusan Masalah

1. Apakah pengetahuan mempengaruhi perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta?

2. Apakah pemahaman tingkat agama mempengaruhi perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta?


(23)

3. Apakah sumber informasi (media) mempengaruhi perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta?

4. Apakah peran keluarga mempengaruhi perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Menganalisis pengaruh pengetahuan terhadap perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta.

b. Menganalisis pengaruh sumber informasi terhadap perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta.

c. Menganalisis pengaruh pemahaman tingkat agama (religiusitas) terhadap perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta.

d. Menganalisis pengaruh peran keluarga terhadap perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

a. Bagi Remaja

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta.


(24)

b. Bagi Instansi Kesehatan

Diharapkan dapat bermanfaat bagi Dinas Kesehatan, dan instansi terkait untuk perbaikan perencanaan maupun implementasi program kesehatan reproduksi.

c. Bagi peneliti

Dapat mengembangkan wawasan peneliti dan pengalaman berharga dalam melatih kemampuan peneliti dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta.

d. Bagi Peneliti lain

Sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya.

E. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pada penelitian ini dibatasi mengenai faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta.


(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Remaja

1. Pengertian remaja

Remaja dalam ilmu psikologis juga diperkenalkan dengan istilah lain, seperti puberteit, adolescence, dan youth. Dalam bahasa Indonesia sering pula dikaitkan pubertas atau remaja. Remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, berlangsung antara usia 12 sampai 21 tahun. Masa remaja terdiri dari masa remaja awal usia 12-15 tahun, masa remaja pertengahan usia 15-18 tahun, dan masa remaja akhir usia 18-21 tahun (Monks, et al. 2002). Masa remaja disebut juga sebagai periode perubahan, tingkat perubahan dalam sikap, dan perilaku selama masa remaja sejajar dengan perubahan fisik (Hurlock, 2004).

2. Ciri-ciri masa remaja

Masa remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakan dengan periode sebelum dan sesudahnya. Gunarsa (2001) menyatakan ciri–ciri tertentu yaitu:

a. Masa remaja sebagai periode yang penting. b. Masa remaja sebagai periode peralihan. c. Masa remaja sebagai periode perubahan.


(26)

d. Masa remaja sebagai periode bermasalah. e. Masa remaja sebagai masa mencari identitas.

f. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan. g. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa.

Gunarsa (2001) menyebutkan bahwa masa remaja sebagai masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa, meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Semua aspek perkembangan dalam masa remaja secara global berlangsung antara umur 12–21 tahun, dengan pembagian usia 12-15 tahun adalah masa remaja awal, 15-18 tahun adalah masa remaja pertengahan, 18- 21 tahun adalah masa remaja akhi (Monks, et al. 2002).

3. Tahap perkembangan remaja

Menurut tahap perkembangan, masa remaja dibagi menjadi tiga tahap yaitu :

a. Masa remaja awal (12-15 tahun), dengan ciri khas antara lain: 1) Lebih dekat dengan teman sebaya

2) Ingin bebas

3) Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir abstrak

b. Masa remaja tengah (15-18 tahun), dengan ciri khas antara lain 1) Mencari identitas diri

2) Timbulnya keinginan untuk kencan 3) Mempunyai rasa cinta yang mendalam


(27)

4) Mengembangkan kemampuan berpikir abstrak 5) Berkhayal tentang aktifitas seks

c. Masa remaja akhir (18-21 tahun), dengan ciri khas antara lain 1) Pengungkapan identitas diri

2) Lebih selektif dalam mencari teman sebaya 3) Mempunyai citra jasmani dirinya

4) Dapat mewujudkan rasa cinta 5) Mampu berpikir abstrak

4. Perkembangan fisik

Pada masa remaja, pertumbuhan fisik berlangsung sangat pesat. Dalam perkembangan seksualitas remaja, ditandai dengan dua ciri yaitu ciri-ciri seks primer dan ciri-ciri seks sekunder. Berikut ini adalah uraian lebih lanjut mengenai kedua hal tersebut

a. Ciri-ciri seks primer

Dalam modul kesehatan reproduksi remaja (Depkes, 2002) disebutkan bahwa ciri-ciri seks primer pada remaja adalah:

1) Remaja laki-laki

Remaja laki-laki sudah bisa melakukan fungsi reproduksi bila telah mengalami mimpi basah. Mimpi basah biasanya terjadi pada remaja laki-laki usia antara 10-15 tahun.

2) Remaja perempuan

Jika remaja perempuan sudah mengalami menarche (menstruasi), menstruasi adalah peristiwa keluarnya cairan darah dari alat


(28)

kelamin perempuan berupa luruhnya lapisan dinding dalam rahim yang banyak mengandung darah.

b. Ciri-ciri seks sekunder

Menurut Sarwono (2003), Ciri-ciri seks sekunder pada masa remaja adalah sebagai berikut :

1) Remaja laki-laki

a) Bahu melebar, pinggul menyempit

b) Petumbuhan rambut disekitar alat kelamin, ketiak, dada, tangan, dan kaki

c) Kulit menjadi lebih kasar dan tebal d) Produksi keringat menjadi lebih banyak 2) Remaja perempuan

a) Pinggul lebar, bulat, dan membesar, puting susu membesar dan menonjol, serta berkembangnya kelenjar susu, payudara menjadi lebih besar dan lebih bulat.

b) Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat, lubang pori-pori bertambah besar, kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif.

c) Otot semakin besar dan semakin kuat, terutama pada pertengahan dan menjelang akhir masa puber, sehingga memberikan bentuk pada bahu, lengan, dan tungkai.


(29)

5. Karakteristik remaja

Menurut Makmun (2003) karakteristik perilaku dan pribadi pada masa remaja terbagi ke dalam dua kelompok yaitu remaja awal (11-13 dan14-15 tahun) dan remaja akhir (14-16 dan 18-20 tahun) meliputi aspek: a. Fisik, laju perkembangan secara umum berlangsung pesat, proporsi

ukuran tinggi, berat badan seringkali kurang seimbang dan munculnya ciri-ciri sekunder.

b. Psikomotor, gerak-gerik tampak canggung dan kurang terkoordinasikan serta aktif dalam berbagai jenis cabang permainan.

c. Bahasa, berkembangnya penggunaan bahasa sandi dan mulai tertarik mempelajari bahasa asing, menggemari literatur yang bernafaskan dan mengandung segi erotik, fantastik, dan estetik.

d. Sosial, keinginan menyendiri dan bergaul dengan banyak teman tetapi bersifat temporer, serta adanya kebergantungan yang kuat kepada kelompok sebaya disertai semangat konformitas yang tinggi.

e. Perilaku kognitif

1) Proses berfikir sudah mampu mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal (asosiasi, diferensiasi, komparasi, kausalitas) yang bersifat abstrak, meskipun relatif terbatas,

2) Kecakapan dasar intelektual menjalani laju perkembangan yang terpesat,

3) Kecakapan dasar khusus (bakat) mulai menujukkan kecenderungan-kecenderungan yang lebih jelas.


(30)

f. Moralitas

1) Adanya ambivalensi antara keinginan bebas dari dominasi pengaruh orang tua dengan kebutuhan dan bantuan dari orang tua. 2) Sikapnya dan cara berfikirnya yang kritis mulai menguji kaidah-kaidah atau sistem nilai etis dengan kenyataannya dalam perilaku sehari-hari oleh para pendukungnya.

3) Mengidentifikasi dengan tokoh moralitas yang dipandang tepat dengan tipe idolanya.

g. Perilaku Keagamaan

1) Mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan keadilan tuhan mulai dipertanyakan secara kritis dan skeptis.

2) Masih mencari dan mencoba menemukan pegangan hidup.

3) Penghayatan kehidupan keagamaan sehari-hari dilakukan atas pertimbangan adanya semacam tuntutan yang memaksa dari luar dirinya.

h. Konatif, emosi, afektif, dan kepribadian

1) Lima kebutuhan dasar (fisiologis, rasa aman, kasih sayang, harga diri, dan aktualisasi diri) menunjukkan arah kecenderungannya. 2) Reaksi-reaksi dan ekspresi emosionalnya masih labil dan belum

terkendali seperti pernyataan marah, gembira atau kesedihannya masih dapat berubah-ubah dan silih berganti.


(31)

3) Merupakan masa kritis dalam rangka menghadapi krisis identitasnya yang sangat dipengaruhi oleh kondisi psikososialnya, yang akan membentuk kepribadiannnya.

4) Kecenderungan kecenderungan arah sikap nilai mulai tampak (teoritis, ekonomis, estetis, sosial, politis, dan religius), meski masih dalam taraf eksplorasi dan mencoba-coba.

6. Perkembangan perilaku seksual remaja

Perkembangan fisik termasuk organ seksual yaitu terjadinya kematangan serta peningkatan kadar hormon reproduksi atau hormon seks baik pada laki-laki maupun pada perempuan yang akan menyebabkan perubahan perilaku seksual remaja secara keseluruhan. Pada kehidupan psikologis remaja, perkembangan organ seksual mempunyai pengaruh kuat dalam minat remaja terhadap lawan jenis. Terjadinya peningkatan perhatian remaja terhadap lawan jenis sangat dipengaruhi oleh faktor perubahan-perubahan fisik selama periode pubertas (Santrock, 2003). Remaja perempuan lebih memperlihatkan bentuk tubuh yang menarik bagi remaja laki-laki, demikian pula remaja pria tubuhnya menjadi lebih kekar yang menarik bagi remaja perempuan (Rumini dan Sundari, 2004).

Pada masa remaja rasa ingin tahu terhadap masalah seksual sangat penting dalam pembentukan hubungan yang lebih matang dengan lawan jenis. Matangnya fungsi-fungsi seksual maka timbul pula dorongan-dorongan dan keinginan-keinginan untuk pemuasan seksual. Sebagian besar dari remaja biasanya sudah mengembangkan perilaku seksualnya


(32)

dengan lawan jenis dalam bentuk pacaran atau percintaan. Bila ada kesempatan para remaja melakukan sentuhan fisik, mengadakan pertemuan untuk bercumbu bahkan kadang-kadang remaja tersebut mencari kesempatan untuk melakukan hubungan seksual (Pangkahila dalam Soetjiningsih, 2004).

Meskipun fungsi seksual remaja perempuan lebih cepat matang dari pada remaja laki-laki, tetapi pada perkembangannya remaja laki-laki lebih aktif secara seksual dari pada remaja perempuan. Banyak ahli berpendapat hal ini dikarenakan adanya perbedaan sosialisasi seksual antara remaja perempuan dan remaja laki-laki. Bahkan hubungan seks sebelum menikah dianggap ”benar” apabila orang-orang yang terlibat saling mencintai ataupun saling terikat. Mereka sering merasionalisasikan tingkah laku seksual mereka dengan mengatakan pada diri mereka sendiri bahwa mereka terhanyut cinta. Sejumlah peneliti menemukan bahwa remaja perempuan, lebih daripada remaja laki-laki, mengatakan bahwa alasan utama mereka aktif secara seksual adalah karena jatuh cinta (Santrock, 2003).

B. Perilaku

1. Pengertian perilaku

Perilaku manusia merupakan hasil segala macam pengalaman serta interaksi manusia yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Perilaku merupakan suatu tindakan yang mempunyai frekuensi,


(33)

lama, dan tujuan khusus, baik yang dilakukan secara sadar maupun tidak sadar (Green, 2000).

Menurut Skinner (2001) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Perilaku manusia dari segi biologis adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas seperti berjalan, berbicara, menangis, bekerja dan sebagainya. Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus Skinner membedakan perilaku menjadi dua:

a. Perilaku tertutup (Covert Behavior)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup. Respon terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan atau kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.

b. Perilaku terbuka (Overt Behavior)

Repon seseorng terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat orang lain.

Skinner dalam Notoatmodjo (2001) mengemukakan bahwa perilaku adalah merupakan hasil hubungan antara perangsang (stimulus) dan tanggapan atau respon, respon dibedakan menjadi dua respon:


(34)

1) Respondent response atau reflexive respon, ialah respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan tertentu yang relatif tetap. Responden respon (Respondent behaviour) mencakup juga emosi respon dan emotional behaviour.

2) Operant respons atau instrumental respon adalah respon yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh perangsang tertentu. Perangsang ini disebut reinforsing stimuli atau reinforcer.

Proses pembentukan atau perubahan perilaku dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari dalam maupun dari luar individu. Aspek-aspek dalam diri individu yang sangat berperan/berpengaruh dalam perubahan perilaku adalah persepsi, motivasi dan emosi. Persepsi adalah pengamatan yang merupakan kombinasi dari penglihatan, pendengaran, penciuman serta pengalaman masa lalu. Motivasi adalah dorongan bertindak untuk memuaskan sesuatu kebutuhan. Dorongan dalam motivasi diwujudkan dalam bentuk tindakan (Sarwono, 2003).

2. Perilaku ditentukan oleh 3 faktor:

Menurut Green (2000), perilaku ditentukan oleh 3 faktor:

a. Faktor predisposisi (predidposing factors) yaitu faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya suatu perilaku.

b. Faktor pendukung atau pemungkin (enabling factors) meliputi semua karakter lingkungan dan semua sumber daya atau fasilitas yang mendukung atau memungkinkan terjadinya suatu perilaku.


(35)

c. Faktor pendorong atau penguat (reinforcing factors) yaitu faktor yang memperkuat terjadinya perilaku antara lain tokoh masyarakat, teman atau kelompok sebaya, peraturan, undang-undang, surat keputusan dari para pejabat pemerintahan daerah atau pusat (Notoatmodjo, 2003).

C. Perilaku Seksual pada Remaja

Menurut Sarwono (2003), perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual baik yang dilakukan sendiri, dengan lawan jenis maupun sesama jenis tanpa adanya ikatan pernikahan menurut agama. Menurut Stuart dan Sundeen (1999), perilaku seksual yang sehat dan adaptif dilakukan ditempat pribadi dalam ikatan yang sah menurut hukum. Sedangkan perilaku seksual pranikah merupakan perilaku seksual yang dilakukan tanpa melalui proses pernikahan yang resmi menurut hukum maupun menurut agama dan kepercayaan masing-masing (Mu’tadin, 2002).

Menurut Irawati (2002) remaja melakukan berbagai macam perilaku seksual beresiko yang terdiri atas tahapan-tahapan tertentu yaitu dimulai dari berpegangan tangan, cium kering, cium basah, berpelukan, memegang atau meraba bagian sensitif, petting, oral sex, dan bersenggama (sexual intercourse). Perilaku seksual pranikah pada remaja ini pada akhirnya dapat mengakibatkan berbagai dampak yang merugikan remaja itu sendiri.


(36)

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Pranikah Remaja

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suryoputro (2003-2004) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual remaja di Jawa Tengah adalah, (1) faktor internal (pengetahuan, aspek-aspek kesehatan reproduksi, sikap terhadap layanan kesehatan seksual dan reproduksi, perilaku, kerentanan yang dirasakan terhadap resiko, kesehatan reproduksi, gaya hidup, pengendalian diri, aktifitas sosial, rasa percaya diri, usia, agama, dan status perkawinan), (2) faktor eksternal (kontak dengan sumber-sumber informasi, keluarga, sosial-budaya, nilai dan norma sebagai pendukung sosial untuk perilaku tertentu), (Suryoputro, et al. 2006).

Berdasarkan hasil penelitian sebanyak 450 sampel tentang perilaku seksual remaja berusia 14-24 tahun mengungkapkan 64% remaja mengakui secara sadar bahwa melakukan hubungan seks sebelum menikah melanggar nilai dan moral agama. Sedangkan 31% menyatakan bahwa melakukan hubungan seks sebelum menikah adalah biasa atau sudah wajar dilakukan tidak melanggar nilai dan moral agama. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pemahaman agama berpengaruh terhadap perilaku seks pranikah remaja (Media Indonesia, 27 Januari 2005).

Seringkali remaja merasa bahwa orang tuanya menolak membicarakan masalah seks pranikah sehingga mereka kemudian mencari alternatif sumber informasi lain seperti teman atau media massa (Syafrudin, 2008). Beberapa kajian menunjukkan bahwa remaja sangat membutuhkan informasi mengenai persoalan seksual dan reproduksi. Remaja seringkali memperoleh informasi


(37)

yang tidak akurat mengenai seks dari teman-teman mereka, bukan dari petugas kesehatan, guru atau orang tua (Saifuddin dan Hidayana, 1999).

Faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap perilaku reproduksi remaja diantaranya adalah faktor keluarga. Remaja yang melakukan hubungan seksual sebelum menikah banyak diantara berasal dari keluarga yang bercerai atau pernah cerai, keluarga dengan banyak konflik dan perpecahan (Kinnaird, 2003). Hubungan orang-tua yang harmonis akan menumbuhkan kehidupan emosional yang optimal terhadap perkembangan kepribadian anak sebaliknya. Orang tua yang sering bertengkar akan menghambat komunikasi dalam keluarga, dan anak akan “melarikan diri“ dari keluarga. Keluarga yang tidak lengkap misalnya karena perceraian, kematian, dan keluarga dengan keadaan ekonomi yang kurang, dapat mempengaruhi perkembangan jiwa anak (Rohmahwati, 2008). Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual pranikah pada remaja paling tinggi hubungan antara orang tua dengan remaja, diikuti karena tekanan teman sebaya, religiusitas, dan eksposur media pornografi (Soetjiningsih, 2006).

Beberapa faktor lain yang mempengaruhi perilaku seksual pada remaja adalah perubahan hormonal, penundaan usia perkawinan, penyebaran informasi melalui media massa, tabu-larangan, norma-norma di masyarakat, serta pergaulan yang makin bebas antara laki-laki dan perempuan (Sarwono, 2003).


(38)

E. Dampak Perilaku SeksualPranikah Remaja

Perilaku seksual pranikah dapat menimbulkan berbagai dampak negatif pada remaja, diantaranya sebagai berikut :

a. Dampak psikologis

Dampak psikologis dari perilaku seksual pranikah pada remaja diantaranya perasaan marah, takut, cemas, depresi, rendah diri, bersalah dan berdosa. b. Dampak Fisiologis

Dampak fisiologis dari perilaku seksual pranikah tersebut diantaranya dapat menimbulkan kehamilan tidak diinginkan dan aborsi.

c. Dampak sosial

Dampak sosial yang timbul akibat perilaku seksual yang dilakukan sebelum saatnya antara lain dikucilkan, putus sekolah pada remaja perempuan yang hamil, dan perubahan peran menjadi ibu. Belum lagi tekanan dari masyarakat yang mencela dan menolak keadaan tersebut (Sarwono, 2003).

d. Dampak fisik

Dampak fisik lainnya sendiri menurut Sarwono (2003) adalah berkembangnya penyakit menular seksual di kalangan remaja, dengan frekuensi penderita penyakit menular seksual (PMS) yang tertinggi antara usia 15-24 tahun. Infeksi penyakit menular seksual dapat menyebabkan kemandulan dan rasa sakit kronis serta meningkatkan risiko terkena PMS dan HIV/AIDS.


(39)

F. Kerangka Teori

Gambar 1. Kerangka Teori

Remaja Remaja Awal 12-15 tahun Remaja Menengah 15-18 tahun Remaja Akhir 18-21 tahun Karakteristik Remaja 1. Fisik 7. Konatif 2. Psikomotor 8. Moralitas

3. Bahasa 9. Perilaku keagamaan 4. Perilaku kognitif 10. Emosi, afektif 6. Sosial 11. Kepribadian

Perilaku Seks Pranikah Remaja Faktor Internal Perilaku Seks Pranikah Remaja 1. Pengetahuan 2. Sikap

3. Pengendalian diri 4. Rasa percaya diri 5. Usia

6. Pemahaman

tingkat agama (religiusitas) 7. Status perkawinan 8. Aktifitas sosial 9. Gaya hidup

Faktor Eksternal Perilaku Seks Pranikah Remaja

1. Peran Keluarga

2. Sumber

informasi (media)

3. Sosial budaya 4. Nilai dan norma

PMS dan HIV/AIDS

Tidak diteliti


(40)

H. Kerangka Konsep

Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian

I. Hipotesis

1. Ada pengaruh antara pengetahuan terhadap perilaku seks pranikah remaja SMA di Surakarta.

2. Ada pengaruh antara pemahaman tingkat agama (religiusitas) terhadap perilaku seks pranikah remaja SMA di Surakarta.

3. Ada pengaruh antara sumber informasi (media) terhadap perilaku seks pranikah remaja SMA di Surakarta.

4. Ada pengaruh antara peran keluarga terhadap perilaku seks pranikah remaja SMA di Surakarta.

Variabel Bebas

1. Pengetahuan

2. Pemahaman tingkat agama (religiusitas)

3. Sumber informasi (media) 4. Peran keluarga

Variabel Terikat

Perilaku Seks Pranikah Remaja


(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross-sectional, yang dilengkapi pendekatan metode kuantitatif dan kualitatif. Metode kualitatif digunakan untuk memperoleh penjelasan yang lebih mendalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah pada remaja.

Metode kuantitatif digunakan untuk memperjelas, memperluas, menjernihkan data, dan meningkatkan pemahaman tentang alasan terjadinya kecenderungan tertentu serta memperjelas berbagai faktor yang mengakibatkan perubahan perilaku (Hadi, 2000). Menggabungkan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dalam penelitian adalah pemakaian hasil-hasil kualitatif untuk menjelaskan temuan-temuan penelitian kuantitatif (Brannen, 2005).

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah remaja yang berusia antara 15-18 tahun yang bersekolah SMA di Surakarta.


(42)

1. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum dari subjek penelitian yang layak untuk dilakukan penelitian atau dijadikan responden. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah:

a. Remaja laki-laki maupun perempuan

b. Berusia 15-18 tahun yang bersekolah SMA di Surakarta c. Pernah/sedang pacaran

d. Bersedia menjadi subjek penelitian atau menjadi responden 2. Kriteria eksklusi

Kriteria eksklusi merupakan subjek penelitian yang tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian. Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah:

a. Tidak termasuk jenis kelamin laki-laki maupun perempuan

b. Anak-anak dan orang tua yang usianya kurang dari 15 tahun dan lebih dari 18 tahun.

c. Remaja yang bersekolah di kota lain, selain Surakarta

d. Tidak bersedia menjadi subjek penelitian atau menjadi responden

C. Waktu dan Tempat Tenelitian

Penelitian ini dilakukan pada remaja SMA di Surakarta dan dilaksanakan pada bulan Juli 2009.


(43)

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah remaja SMA yang berusia 15-18 di SMAN 1, SMAN 2, SMAN 6, SMA Batik 2 Surakarta, dan SMA Warga Surakarta kelas 2 sebanyak 1450 siswa. Kemudian dari populasi tersebut dilakukan survey awal untuk mengetahui siswa yang pernah atau sedang pacaran dengan jumlah 1158siswa.

2. Besar Sampel

Sampel pada penelitian ini sejumlah 114 siswa. Besar sampel dapat dihitung dengan rumus Khotari dalam Murti (2006) sebagai berikut :

n =

(

)

p q

2 Z 1 N d q p 2 Z N 1 2 2 1 2 ⋅ ⋅ α − + − ⋅ ⋅ α − ⋅ =

( )

(

1158 1

)

1,96 0,91 0,09 05 , 0 09 , 0 91 , 0 96 , 1 ( 1158 2 2 2 ⋅ ⋅ + − ⋅ ⋅ =

( )

31 , 0 89 , 2 08 , 0 84 , 3 1158 + ⋅ = 2 , 3 19 , 364 = 113,81

= 114 responden Keterangan: n : Besar sampel N : Besar populasi

p : Perkiraan proporsi (prevalensi) variabel dependen pada populasi (91%)


(44)

q : 1 – p

Z1 - α2: statistik Z (Z = 1,96 untuk α = 0,05)

d : Data presisi absolut atau margin of error yang diinginkan diketahui sisi proporsi (+/-5 %)

3. Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan Simple random sampling, yaitu metode pengambilan sampel secara acak sederhana dimana setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama besar untuk terpilih sebagai sebagai sampel (Sugiarto, et al. 2001).

E. Variabel Penelitian

1. Jenis Variabel a. Variabel bebas

Variabel bebasnya adalah faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah remaja yang meliputi pengetahuan, pemahaman tingkat agama (religiusitas), sumber informasi (media), dan peran keluarga. b. Variabel terikat

Variabel terikatnya adalah perilaku seks pranikah remaja SMA di Surakarta.


(45)

F. Definisi Operasional Variabel

Tabel 1. Definisi Operasional Variabel N o Jenis Variabel Nama Variabel

Definisi Operasional Skala

ukur Hasil Ukur 1. Variabel bebas Pengetahuan seks pranikah Kemampuan siswa dalam memahami tentang perilaku seks pranikah dan dampak seks pranikah

Nominal Baik≥50 % Tidak baik<50 % 2. Variabel bebas Pemahaman tingkat agama Kemampuan siswa dalam mengetahui tentang agama, seperti pacaran menurut agama, melakukan seks pranikah menurut agama, dan dampak prilaku seks pranikah menurut agama.

Nominal Baik≥50 % Tidak baik<50 % 3. Variabel bebas Sumber informasi (media)

Media TV, internet, radio, dll yang diperoleh remaja tentang faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah remaja.

Nominal Banyak≥50 % Sedikit <50 %

4. Variabel bebas

Peran

keluarga Usaha orang tua yang dilakukan dalam hal mengasuh,

komunikasi, orang tua yang pernah bercerai atau tidak bercerai, tinggal bersama orang tua atau tidak dll.

Nominal Baik ≥50 % Tidak baik<50%


(46)

5. Variabel terikat

Perilaku seks pranikah remaja

Aktivitas remaja yang didorong oleh hasrat seksual baik yang dilakukan sendiri, dengan lawan jenis maupun sesama jenis tanpa adanya ikatan pernikahan menurut agama, misalnya berpegangan tangan, mencium pipi, berpelukan, dll selama/pernah pacaran.

Inteval 1. Baik=0-3 2. Sedang=4-7 3. Buruk= 8-11

G. Pengumpulan Data

1. Jenis data

a. Kuantitatif meliputi pengetahuan tentang perilaku seks pranikah, pemahaman tingkat agama, sumber informasi atau media, dan peran keluarga.

b. Kualitatif meliputi perilaku seks pranikah remaja SMA di Surakarta. 2. Sumber data

a. Data primer

Data primer diperoleh langsung dari responden berupa pengetahuan tentang perilaku seks pranikah, pemahaman tingkat agama, sumber informasi atau media, peran keluarga, dan dampak perilaku seks pranikah dengan mengisi kuesioner dan melalui wawancara secara langsung terhadap responden dengan menggunakan pedoman wawancara terstruktur.


(47)

b. Data sekunder

Data sekunder diperoleh dari sekolah berupa jumlah SMA, jumlah kelas, dan jumlah siswa SMA di Surakarta. Selain itu data juga diperoleh melalui studi pustaka serta internet

3. Cara pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan kuesioner kepada responden. Responden diminta untuk mengisi sendiri kuesioner yang ditunggu dan langsung dikembalikan pada peneliti. Selanjutnya dilakukan wawancara mendalam dengan menggunakan pedoman wawancara terstruktur.

4. Instrumen penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, dan pedoman wawancara terstruktur.

a. Kuesioner

1) Jenis pertanyaan yang digunakan berupa kuesioner tertutup yaitu pengetahuan tentang seks pranikah, pemahaman tingkat agama, peran keluarga, dan sumber informasi (media). Kuesioner peran kelurga dengan jumlah 10 item pertanyaan. Pertanyaan yang bersifat mendukung (favourable) jawabannya adalah iya dan tidak mendukung (unfavourable) jawabannya adalah tidak. Kuesioner sumber informasi (media) kategori sedikit dan banyak dengan jumlah 13 item pertanyaan.


(48)

2) Kuesioner pengetahuan tentang seks pranikah sebanyak 17 item pernyataan. Pernyataan yang bersifat mendukung (favourable) jawaban benar (B) yaitu no.1, 2, 3, 4, 5, 8, 14, 15, 16, dan 17. Sedangkan pada pernyataan yang tidak mendukung (unfavourable) jawaban salah (S) yaitu no.6, 7, 9, 10, 11, 12, dan 13. Kuesioner pemahaman tingkat agama sebanyak 10 item pernyataan dengan favourable yaitu no. 1, 2, 5, 9, dan 10. Sedangkan unfavourable yaitu no.3, 4, 6, 7, dan 8.

3) Skor kuesioner dengan pilihan jawaban benar dan salah:

a) Jawaban favourable: jawaban benar skor 1, jawaban salah skor 0

b) Jawaban unfavourable: jawaban benar skor 0, jawaban salah skor 1

4) Skor kuesioner dengan pilihan jawaban ya dan tidak:

a) Jawaban favourable : jawaban ya skor 1, jawaban tidak skor 0 b) Jawaban unfavourable : jawaban ya skor 0, jawaban tidak

skor 1

b. Uji validitas dan reabilitas

Sifat valid memberikan pengertian bahwa alat ukur yang digunakan mampu memberikan nilai yang sesungguhnya dari nilai yang kita inginkan. Uji validitas instrumen menggunakan uji korelasi product moment person. Uji reabilitas dengan rumus alfa cronbach. Rumus korelasiroduct moment person adalahsebagai berikut:


(49)

rxy=

[

2 2

][

2 2

]

) Y ( Y N ) X ( X N ) Y ).( X ( XY N Σ − Σ Σ − Σ Σ Σ − Σ Keterangan :

rxy : Korelasi antara variabel x dan y X dan Y : Skor masing-masing skala ∑X : Skor ganjil

∑Y : Skor genap N : Banyaknya subjek

Tabel 2. Tingkat Keeratan Hubungan Variabel X dan Variabel Y

Besar rxy Keterangan

0,00 - < 0,20 Hubungan sangat lemah (diabaikan, dianggap tidak ada)

> 0,20 - < 0,40 Hubungan rendah

> 0,40 - < 0,70 Hubungan sedang atau cukup > 0,70 - < 0,90 Hubungan kuat atau tinggi > 0,90 - < 1,00 Hubungan sangat kuat atau tinggi

Berdasarkan uji validitas yang dilakukan di SMA Kasatrian Sukoharjo sebanyak 20 responden tingkat keeratan hubungan variabel X dan Y dapat disajikan pada tabel 3 sebagai berikut:


(50)

Tabel 3. Hasil Uji Validitas Pengetahuan Tentang Seks Pranikah

No Pertanyaan

Pengetahuan

Valid Tingkat Keeratan Hubungan

Variabel X dan Y

1. P1 0,737** Hubungan kuat atau tinggi 2. P2 0,473* Hubungan sedang atau cukup 3. P3 0,632** Hubungan sedang atau cukup 4. P4 0,704** Hubungan kuat atau tinggi 5. P5 0,583** Hubungan sedang atau cukup 6. P6 0,671** Hubungan sedang atau cukup 7. P7 0,564** Hubungan sedang atau cukup 8. P8 0,550** Hubungan sedang atau cukup 9. P9 0,793** Hubungan kuat atau tinggi 10. P10 0,523* Hubungan sedang atau cukup 11. P11 0,711** Hubungan kuat atau tinggi 12. P12 0,829** Hubungan kuat atau tinggi 13. P13 0,573** Hubungan sedang atau cukup 14. P14 0,545** Hubungan sedang atau cukup 15. P15 0,471* Hubungan sedang atau cukup 16. P16 0,506** Hubungan sedang atau cukup 17. P17 0,564** Hubungan sedang atau cukup

Pada tabel 3 tingkat keeratan hubungan antara pengetahuan tentang seks pranikah variabel X dan Y adalah hubungan sedang atau cukup yaitu antara > 0,40 - < 0,70 pada pertanyaan 2, 3, 5, 6, 7, 8, 10, 13, 14, dan 15. Sedangkan hubungan tinggi yaitu > 0,70 - < 0,90 pada pertanyaan 1, 4, 9, 11, dan 12. Hasil uji validitas pemahaman tingkat agama dapat disajikan pada tabel 4 yaitu sebagai berikut:


(51)

Tabel 4. Hasil Uji Validitas Pemahaman Tingkat Agama

No Pemahaman

Tingkat Agama

Valid Tingkat Keeratan Hubungan

Variabel X dan Y

1. P1 0,672** Hubungan sedang atau cukup 2. P2 0,510* Hubungan sedang atau cukup 3. P3 0,525* Hubungan sedang atau cukup 4. P4 0,671** Hubungan sedang atau cukup 5. P5 0,488* Hubungan sedang atau cukup 6. P6 0,633** Hubungan sedang atau cukup 7. P7 0,855** Hubungan kuat atau tinggi 8. P8 0,686** Hubungan sedang atau cukup 9. P9 0,783** Hubungan kuat atau tinggi 10. P10 0,448* Hubungan sedang atau cukup

Pada tabel 4 tingkat keeratan hubungan pemahaman tingkat agama variabel X dan Y adalah hubungan sedang atau cukup pada pertanyaan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, dan 10 yaitu antara > 0,40 - < 0,70. Sedangkan hubungan tinggi pada pertanyaan 7 dan 9 yaitu > 0,70 - < 0,90. Sengkan hasil uji validitas peranan keluarga dapat disajikan pada tabel 5 yaitu sebagai berikut:

Tabel 5. Hasil Uji Validitas Peran Keluarga

No Keluarga Valid Tingkat Keeratan Hubungan

Variabel X dan Y

1. K1 0,737** Hubungan kuat atau tinggi 2. K2 0,473* Hubungan sedang atau cukup 3. K3 0,632** Hubungan sedang atau cukup 4. K4 0,704** Hubungan kuat atau tinggi 5. K5 0,583** Hubungan sedang atau cukup 6. K6 0,671** Hubungan sedang atau cukup 7. K7 0,564** Hubungan sedang atau cukup 8. K8 0,550** Hubungan sedang atau cukup 9. K9 0,793** Hubungan kuat atau tinggi 10. K10 0,523* Hubungan sedang atau cukup

Pada tabel 5 tingkat keeratan hubungan keluarga variabel X dan Y adalah hubungan sedang atau cukup pada pertanyaan 2, 3, 5, 6, 7, 8,


(52)

dan 10 yaitu antara > 0,40 - < 0,70. Sedangkan hubungan tinggi pada pertanyaan 1, dan 9 yaitu > 0,70 - < 0,90. Sengkan hasil uji validitas sumber informasi dapat disajikan pada tabel 6 yaitu sebagai berikut:

Tabel 6. Hasil Uji Validitas Sumber Informasi

No Sumber

Informasi

Valid Tingkat Keeratan Hubungan

Variabel X dan Y

1. S1 0,505* Hubungan sedang atau cukup 2. S2 0,780* Hubungan kuat atau tinggi 3. S3 0,549* Hubungan sedang atau cukup 4. S4 0,505* Hubungan sedang atau cukup 5. S5 0,615** Hubungan sedang atau cukup 6. S6 0,459 * Hubungan sedang atau cukup 7. S7 0,461* Hubungan sedang atau cukup 8. S8 0,505* Hubungan sedang atau cukup 9. S9 0,789** Hubungan kuat atau tinggi 10. S10 0,878** Hubungan kuat atau tinggi 11. S11 0,468* Hubungan sedang atau cukup 12. S12 0,452* Hubungan sedang atau cukup 13. S13 0,535* Hubungan sedang atau cukup

Pada tabel 6 tingkat keeratan hubungan sumber informasi variabel X dan Y adalah hubungan sedang atau cukup pada pertanyaan 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, dan 13 yaitu antara > 0,40 - < 0,70. Sedangkan hubungan rendah pada pertanyaan 2, 9, dan 10 yaitu > 0,70 - < 0,90. Uji reabilitas dilakukan dengan menggunakan alfa cronbach.

Rumus alfa cronbach adalah sebagai berikut:

r11= 

     σσ Σ −     − 2 t 2 t 1 . 1 k k Keterangan :

r11 : reabilitas instrumen k : banyaknya bulir soal


(53)

Σσ2t : jumlah varians bulir σ2t : Varians total

Standar reabilitasnya adalah jika nilai hitung r lebih besar (>) dari nilai tabel r (0,444), maka instrumen dinyatakan reliabel (Sambas dan Maman, 2007).

Berdasarkan hasil uji reabilitas yang dilakukan pada masing-masing instrumen alfa cronbachnya pengetahuan tentang seks pranikah reabilitas instrumen adalah (0,752), pemahaman tingkat agama (0,751), peran keluarga (0,768), dan sumber informasi adalah (0,752) hasilnya lebih dari nilai r tabel yaitu (>0,6) sehingga dinyatakan reliabel.

c. Pedoman wawancara

1) Wawancara yaitu wawancara yang mengkombinasikan antara wawancara tidak terpimpin dan wawancara terpimpin. Meskipun terdapat unsur kebebasan, tetapi ada pengaruh pembicaraan secara tegas dan mengarah.

2) Pedoman wawancara terdiri dari 11 pertanyaan dengan topik berupa perilaku sek pranikah dengan obyek diri sendiri dan orang lain.

3) Perilaku seks pranikah dapat dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu kategori baik, sedang, dan buruk. Kategori perilaku baik hasil


(54)

ukurnya (0-3), kategori sedang hasil ukurnya (4-7), dan kategori buruk hasil ukurnya (8-11).

H. Pengolahan

Data yang telah terkumpul kemudian diolah (editing, coding, entry, dan tabulating data).

1. Editing, yaitu memeriksa kelengkapan, kejelasan makna jawaban,

konsistensi maupun kesalahan antar jawaban pada kuesioner.

2. Coding, yaitu memberikan kode-kode untuk memudahkan proses

pengolahan data.

3. Entry, memasukkan data untuk diolah menggunakan komputer.

4. Tabulating, yaitu mengelompokkan data sesuai variabel yang diteliti guna memudahkan analisis data.

I. Analisis Data

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Analisis univariat

Analisis univariat (analisis presentase) yaitu analisis yang digunakan untuk mendapatkan gambaran distribusi responden serta menggambarkan variabel bebas dan variabel terikat.

2. Analisis bivariat

Dilakukan untuk menguji hubungan variabel bebas dan variabel terikat dengan uji statistik chi square (X2). Syarat uji chi square antara lain pengamatan harus bersifat independen, dan hanya digunakan data diskrit


(55)

dan kontinu yang telah dikelompokkan menjadi kategori (Budiarto, 2001). Sebelum dilakukan uji chi square dilakukan uji normalitas data. Uji normalitas data merupakan uji keselarasan untuk mengetahui apakah suatu populasi berdistribusi normal atau tidak. Hal ini merupakan uji persyaratan, untuk mengetahaui bahwa sampel yang diambil berasal dari distribusi normal (Budiyono, 2004). Pengujian normalitas menggunakan metode Kolmogorov Smirnov dengan ketentuan pengambilan keputusan jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima atau data berdistribusi normal, sedangkan jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak atau data tidak berdistribusi normal (Santoso, 2000). Analisis chi square dilakukan dengan mengunakan SPSS 15 dengan tingkat signifikan p>0,05 (taraf kepercayaan 95%). Dasar pengambilan keputusan dengan tingkat kepercayaan 95% :

a. Jika nilai sig p > 0,05 maka hipotesis penelitian diterima.

b. Jika nilai sig p< 0,05 maka hipotesis penelitian ditolak (Budiarto, 200). 3. Analisis multivariat

Menguji pengaruh beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu dengan menggunakan analisis regresi ganda (multiple regression). Analisis regresi ganda digunakan untuk meneliti hubungan antara sebuah variabel terikat dengan beberapa variabel bebas. Tujuannya adalah untuk menggunakan nilai-nilai variabel bebas yang diketahui, untuk meramalkan variabel terikat. Menurut Irianto (2004) beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam regresi ganda adalah:


(56)

a. Sampel harus diambil secara acak (random) dari populasi yang berdistribusi normal

b. Data variabel terikat harus berskala interval atau skala ratio, sedangkan variabel bebas tidak harus interval atau ratio tetapi bisa juga untuk data yang berskala lebih rendah.

c. Variabel bebas dengan variabel terikat mempunyai hubungan secara teoritis, dan melalui perhitungan korelasi sederhana yang dapat diuji signifkansi hubungan tersebut. Jika tidak mempunyai hubungan sederhana yang signifikan maka korelasi ganda tidak akan signifikan. d. Persamaan regresinya harus linier.

Bentuk persamaan regresi ganda variabel bebas k buah adalah sbb: Y = a +b1 X1 + b2 X2 + b3X3 + ...+ bk Xk

Untuk menghitung koefisien regresinya digunakan persamaan sebanyak k + 1 buah, yaitu: ∑Y = an + b1 ∑ X2 + b2 ∑ X2 + b3 ∑ X3...+ bk ∑ Xk ∑X1Y = a ∑ X1 + b1 ∑ X21 + b2 ∑ X1 X2 + b3 ∑ X1X3...+ bk ∑ X1Xk ∑X2Y = a ∑ X2 + b1 ∑ X1X2+ b2 ∑ X1 X22 + b3 ∑ X2X3...+ bk ∑ X2Xk ∑X3Y = a ∑ X3 + b1 ∑ X1X3+ b2 ∑ X2 X3 + b3 ∑ X2X23...+ bk ∑ X3Xk ∑XkY = a ∑ Xk + b1 ∑ X1Xk+ b2 ∑ X2 Xk + b3 ∑ X2Xk...+ bk ∑ X2k Analisis regresi ganda dilakukan apabila terdapat hubungan yang erat

antara variabel bebas dengan variabel terikat (Irianto A, 2004). Analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 15.0. Dasar pengambilan keputusan penerimaan hipotesis berdasarkan tingkat signifikan (nilai p) sebesar 95%:


(57)

a. Jika nilai sig p < 0,05 maka hipotesis ditolak.


(58)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada remaja SMA di Surakarta yang pernah atau sedang pacaran dengan usia 15-18 tahun. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja SMA N 1, SMA N 2, SMA N 6, SMA Batik 2 Surakarta dan SMA Warga Surakarta. Gambaran umum pada masing-masing SMA dapat diuraikan sebagai berikut:

1. SMA Negeri 1 Surakarta

SMA Negeri 1 Surakarta merupakan salah satu SMA Negeri yang terletak di Kecamatan Banjarsari dan memiliki fasilitas sebanyak 27 kelas. Kelas X terdiri dari 9 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 351 orang, sedangkan kelas XI terdiri dari 9 kelas yang terdiri dari IPA sebanyak 5 kelas, IPS 4 kelas dan SBI sebanyak 1 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 401 orang. Kelas XII terdiri dari 9 kelas yang terdiri dari IPA sebanyak 5 kelas, IPS 4 kelas dan SBI sebanyak 1 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 342 orang, sehingga jumlah keseluruhan siswa SMA Negeri 1 Surakarta sebanyak 1.094 orang.

2. SMA Negeri 2 Surakarta

SMA Negeri 2 Surakarta merupakan salah satu SMA Negeri yang terletak di Kecamatan Banjarsari dan memiliki fasilitas sebanyak 28 kelas. Kelas X terdiri dari 9 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 348 orang,


(59)

sedangkan kelas XI terdiri dari 9 kelas yang terdiri dari IPA sebanyak 3 kelas dan IPS sebanyak 6 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 369 orang. Kelas XII terdapat 9 kelas yang terdiri dari IPA sebanyak 3 kelas dan IPS sebanyak 6 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 353 orang, sehingga jumlah keseluruhan siswa SMA Negeri 2 Surakarta sebanyak 1.070 orang. 3. SMA Negeri 6 Surakarta

SMA Negeri 6 Surakarta merupakan salah satu SMA Negeri yang terletak di Kecamatan Banjarsari dan memiliki fasilitas sebanyak 24 kelas. Kelas X terdiri dari 9 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 351 orang, sedangkan kelas XI terdiri dari 9 kelas yang terdiri dari IPA sebanyak 3 kelas, IPS 4 kelas dan Bahasa 2 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 261 orang. Kelas XII terdiri dari 8 kelas yang terdiri IPA sebanyak 3 kelas, IPS 4 kelas, dan Bahasa 1 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 304 orang, sehingga jumlah keseluruhan siswa SMA Negeri 6 Surakarta sebanyak 916 orang.

4. SMA Batik 2 Surakarta

SMA Batik 2 Surakarta merupakan salah satu SMA swasta yang terletak di Kecamatan Laweyan dan memiliki fasilitas sebanyak 24 kelas. Kelas X terdiri dari 8 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 342 orang, sedangkan kelas XI terdiri dari 8 kelas, IPA sebanyak 2 kelas dan IPS 6 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 280 orang. Kelas XII terdiri dari 8 kelas IPA sebanyak 2 kelas dan IPS 6 kelas dengan jumlah siswa sebanyak


(60)

292 orang, sehingga jumlah keseluruhan siswa SMA Batik 2 Surakarta sebanyak 914 orang.

5. SMA Warga Surakarta

SMA Warga Surakarta merupakan salah satu SMA Swasta yang terletak di Kecamatan Banjarsari dan memiliki fasilitas sebanyak 17 kelas. Kelas X terdiri dari 6 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 231 orang, sedangkan kelas XI terdiri dari 5 kelas yang terdiri dari IPA sebanyak 1 kelas dan IPS 4 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 139 orang. Kelas XII terdiri dari 6 kelas terdiri dari IPA sebanyak 1 kelas dan IPS 4 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 170 orang, sehingga jumlah keseluruhan siswa SMA Warga Surakarta sebanyak 540 orang.

B. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah remaja SMA di Surakarta yang pernah atau sedang pacaran dengan usia 15-18 tahun, populasi dalam penelitian ini adalah remaja SMA N 1, SMA N 2, SMA N 6, SMA Batik 2 Surakarta dan SMA Warga Surakarta. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 114 siswa. Hasil analisis karakteristik responden dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Umur

Distribusi umur responden persentase terbesar adalah umur 17 tahun yaitu sebanyak 73 orang (64,0%). Sedangkan persentase terkecil


(61)

adalah umur 15 tahun yaitu 13 orang (11,4%). Hasil analisis karakteristik responden disajikan pada tabel 7.

Tabel 7. Gambaran Karakteristik Responden berdasarkan Umur

Umur Frekuensi Persentase (%)

15 Tahun 16 Tahun

13 28

11,4 24,6

17 Tahun 73 64,0

Jumlah 114 100

Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa persentase terbesar umur responden adalah 17 tahun yaitu sebanyak 73 orang (64,0%). Sedangkan persentase terkecil adalah umur 15 tahun yaitu 13 orang (11,4%).

2. Jenis Kelamin

Distribusi jenis kelamin responden persentase terbesar adalah perempuan yaitu sebanyak 71 orang (62,3%). Sedangkan persentase terkecil adalah laki-laki yaitu sebanyak 43 orang (37,7%). Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin disajikan pada tabel 8.

Tabel 8. Gambaran Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin Frekuensi Persentase (%)

Laki-laki 43 37,7

Perempuan 71 62,3

Jumlah 114 100

Berdasarkan tabel tabel 8 menunjukkan proporsi terbesar adalah perempuan yaitu 71 orang (62,3%). Sedangkan proporsi terkecil adalah laki-laki yaitu sebanyak 43 orang (37,7%).


(62)

3. Pendidikan Orang Tua

Distribusi pendidikan orang tua responden adalah tidak sekolah yaitu sebanyak 16 orang (14,0%), SD yaitu sebanyak 19 orang (16,7%), SMP yaitu sebanyak 18 orang (15,%), SMA yaitu sebanyak 44 orang (38,6%) dan perguruan tinggi yaitu sebanyak 17 orang (14,9%). Proporsi terbesar pendidikan orang tua adalah SMA. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan orang tua disajikan pada tabel 9.

Tabel 9. Gambaran Karakteristik Responden berdasarkan

Pendidikan Orang Tua

Pendidikan Orang Tua Frekuensi Persentase (%)

Tidak Sekolah 16 14,0

SD 19 16,7

SMP 18 15,8

SMA 44 38,6

Perguruan Tinggi 17 14,9

Jumlah 114 100

Berdasarkan tabel 9 menunjukkan bahwa persentase terbesar pendidikan orang tua adalah lulusan SMA yaitu 44 orang (38,6%). Sedangkan yang terendah adalah tidak sekolah yaitu sebanyak 16 orang (14,0%).

C. Hasil Penelitian

1. Pengetahuan tentang seks pranikah

Hasil penelitian tentang faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta menunjukkan bahwa kemampuan remaja dalam memahami dan mengetahui tentang perilaku seks pranikah dan dampak perilaku seks pranikah dalam kategori baik dengan persentase


(63)

terbesar yaitu sebanyak 94 orang (82,5%). Sedangkan pengetahuan remaja yang tidak baik dengan persentase terkecil sebanyak 20 orang (17,5%).

2. Pemahaman tingkat agama

Pemahaman tingkat agama menunjukkan bahwa kemampuan remaja dalam memahami dan mengetahui tentang agama seperti pacaran menurut agama, melakukan seks pranikah menurut agama, dan dampak perilaku seks pranikah menurut agama dalam kategori baik dengan persentase terbesar yaitu sebanyak 76 orang (66,7%) menjawab dengan benar. Sedangkan pengetahuan agama yang tidak baik dengan persentase terkecil yaitu sebanyak 38 orang (33,3%).

3. Sumber informasi

Sumber informasi yang diperoleh remaja tentang perilaku seks pranikah dengan persentase terbesar sebanyak 73 orang (64,0%), dalam kategori sedikit (kurang dari atau sama dengan 7) dari sumber-sumber yang ada, seperti internet, TV, HP, VCD, video porno, teman, radio, poster, koran, buku bacaan, majalah, dan brosur. Sedangkan informasi yang diperoleh remaja dalam persentase terkecil yaitu 41 orang (36,0%), kategori banyak (lebih dari 7), dari sumber-sumber yang ada, seperti internet, TV, HP, VCD, video porno, teman, radio, poster, koran, buku bacaan, brosur, majalah, dan sebagainya, yang dapat mempengaruhi perilaku seks pranikah remaja.


(64)

4. Peran keluarga

Keadaan keluarga atau situasi keluarga remaja dalam hal komunikasi dengan orang tua, orang tua yang tidak bercerai, dan remaja yang tinggal bersama orang tua termasuk dalam kategori baik dengan persentase terbesar yaitu sebanyak 77 orang (67,5%). Sedangkan kategori yang tidak baik dengan persentase terkecil yaitu sebanyak 37 orang (32,5%).

5. Perilaku seks pranikah

Bentuk perilaku seks pranikah remaja SMA di Surakarta adalah melakukan ciuman bibir sebanyak 93 orang (81,6%), masturbasi sebanyak 23 orang (20,2%), menonton video porno sebanyak 101 orang (88,6%), dan hubungan seksual sebanyak (5,2%). Perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta menunjukkan sebagian besar perilaku seks pranikah remaja dalam kategori baik yaitu sebanyak 50 orang (43,9%), kategori sedang sebanyak 46 orang (40,4%), dan kategori buruk sebanyak 18 orang (15,8%). Secara ringkas hasil penelitian disajikan pada tabel 10.


(65)

Tabel 10. Gambaran Karakteristik Responden tentang Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seks Pranikah pada Remaja SMA di Surakarta

Variabel Frekuensi Persentase (%)

1. Pengetahuan a. Baik b. Tidak baik Jumlah

2. Pemahaman tingkat agama a. Baik

b. Tidak baik Jumlah

3. Sumber informasi a. Banyak b. Sedikit Jumlah

4. Peran keluarga a. Baik b. Tidak baik Jumlah

5. Perilaku seks pranikah a. Baik b. Sedang c. Buruk Jumlah 94 20 114 76 38 114 41 73 114 77 37 114 50 46 18 114 82,5 17,5 100 66,7 33,3 100 36,0 64,0 100 67,5 32,5 100 43,9 40,4 15,8 100

D. Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan hasil perhitungan maka diperoleh hasil pengujian normalitas Kolmogorov Smirnov yang disajikan pada tabel 11 sebagai berikut:


(66)

Tabel 11. Hasil Uji Normalitas Kolomogorov Smirnov

Variabel Kolmogorov Smirnov Z p Keterangan

Pengetahuan 1,271 0,079 Normal Pemahaman Agama 1,351 0,052 Normal Sumber Informasi 1,356 0,051 Normal Keluarga 1,311 0,064 Normal Perilaku Seks Pranikah 1,266 0,081 Normal

Berdasarkan hasil pengujian normalitas dengan menggunakan kolmogorov smirnov di atas diketahui bahwa untuk variabel pengetahuan diperoleh nilai probabilitas (p) adalah 0,079 > 0,05, variabel pemahaman agama diperoleh nilai probabilitas (p) adalah 0,052 > 0,05, variabel sumber informasi diperoleh nilai probabilitas (p) adalah 0,051 > 0,05, variabel keluarga diperoleh nilai probabilitas (p) adalah 0,064 > 0,05, dan variabel perilaku seks pranikah diperoleh nilai probabilitas (p) adalah 0,081 > 0,05; sehingga Ho diterima, artinya data berdistribusi normal.

E. Hasil Analisis Hubungan

1. Hubungan antara pengetahuan dengan perilaku seks pranikah

Hubungan antara pengetahuan dengan perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta menunjukkan bahwa remaja yang pengetahuannya baik dengan perilaku seks pranikah yang baik sebanyak 45 orang (39,5%), lebih tinggi dari pada perilaku seks pranikah yang sedang yaitu sebanyak 38 orang (33,3%), dan yang buruk yaitu 11 orang (9,6%). Sedangkan yang pengetahuannya tidak baik dengan perilaku seks


(67)

pranikah yang baik sebanyak 5 orang (4,4%) lebih rendah dibandingkan dengan perilaku seks pranikah yang buruk yaitu sebanyak 7 orang (6,1%) dan yang sedang sebanyak 8 orang (7,0%). Hal ini disajikan pada tabel 12 yaitu sebagai berikut:

Tabel 12. Distribusi Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Seks Pranikah pada Remaja SMA di Surakarta

Perilaku Seks Pranikah

Pengetahuan Baik Sedang Buruk Jumlah

Frek % Frek % Frek % Frek %

Baik 45 39,5 38 33,3 11 9,6 94 82,5 Tidak baik 5 4,4 8 7,0 7 6,1 20 17,5 Jumlah 50 43,9 46 40,4 18 15,8 114 100

2. Hubungan antara pemahaman tingkat agama dengan perilaku seks

pranikah

Hubungan antara pemahaman tingkat agama dengan perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta menunjukkan bahwa remaja yang pemahaman tingkat agamanya baik dengan perilaku seks pranikah yang baik sebanyak 42 orang (36,8%) lebih tinggi daripada perilaku seks pranikah yang sedang yaitu 26 orang (22,8%), dan yang buruk yaitu 8 orang (7,0%). Sedangkan remaja yang pemahaman tingkat agamanya tidak baik dengan perilaku seks pranikah yang baik yaitu 8 orang (7,0%) lebih rendah dibandingkan dengan perilaku seks pranikah yang buruk yaitu 10 orang (8,8%), dan yang sedang yaitu 20 orang (17,5%). Hal ini disajikan pada tabel 13 yaitu sebagai berikut:


(68)

Tabel 13. Distribusi Hubungan Pemahaman Tingkat Agama dengan Perilaku Seks Pranikah pada Remaja SMA di Surakarta

Perilaku Seks Pranikah Pemahaman

Tingkat

Agama Baik Sedang Buruk

Jumlah

Frek % Frek % Frek % Frek %

Baik 42 36,8 26 22,8 8 7,0 66 66,7 Tidak baik 8 7,0 20 17,5 10 8,8 33 33,3 Jumlah 50 43,9 46 40,4 53 15,8 114 100

3. Hubungan antara sumber informasi dengan perilaku seks pranikah

Hubungan antara sumber informasi dengan perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta menunjukkan bahwa remaja yang sumber informasinya sedikit dengan perilaku seks pranikah yang baik sebanyak 39 orang (34,2%) lebih tinggi daripada perilaku seks pranikah yang sedang yaitu sebanya 25 orang (21,9%), dan yang buruk yaitu 9 orang (7,9%). Sedangkan remaja yang sumber informasinya banyak dengan perilaku seks pranikah yang baik sebanyak 11 orang (9,6%) lebih rendah dibandingkan dengan perilaku seks pranikah yang sedang yaitu 21 orang (18,4%). Hal ini disajikan pada tabel 14 yaitu sebagai berikut:

Tabel 14. Distribusi Hubungan Sumber Informasi dengan Perilaku Seks Pranikah pada Remaja SMA di Surakarta

Perilaku Seks Pranikah Sumber

Informasi Baik Sedang Buruk Jumlah

Frek % Frek % Frek % Frek %

Banyak 11 9,6 21 18,4 9 7,9 41 36,0 Sedikit 39 34,2 25 21,9 9 7,9 73 64,0 Jumlah 50 43,9 46 40,4 18 15,8 114 100


(69)

4. Hubungan antara peran keluarga dengan perilaku seks pranikah

Hubungan antara peranan keluarga dengan perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta menunjukkan remaja yang kondisi keluarganya baik dengan perilaku seks pranikah yang baik yaitu sebanyak 47 orang (41,2%) lebih tinggi daripada perilaku seks pranikah yang sedang yaitu 24 orang (21,1%), dan yang buruk yaitu 6 orang (5,3%). Sedangkan peranan keluarganya yang tidak baik dengan perilaku seks pranikah yang baik yaitu sebanyak 3 orang (2,6%), lebih rendah dibandingkan dengan perilaku seks pranikah yang sedang yaitu 24 orang (21,1%), dan yang buruk yaitu 12 orang (10,5%). Hal ini disajikan pada tabel 15 yaitu sebagai berikut:

Tabel 15. Distribusi Hubungan Keluarga dengan Perilaku Seks Pranikah pada Remaja SMA di Surakarta

Perilaku Seks Pranikah

Keluarga Baik Sedang Buruk Jumlah

Frek % Frek % Frek % Frek %

Baik 47 41,2 24 21,1 6 5,3 67 67,5 Tidak baik 3 2,6 22 19,3 12 10,5 37 32,5 Jumlah 50 43,9 46 40,4 18 15,8 114 100

F. Hasil Analisis Bivariat

Analisis data dilakukan dengan uji Chi Square (χ2) untuk menguji hubungan variabel bebas dan variabel terikat pada kelima variabel pengetahuan, pemahaman tingkat agama, media, dan keluarga menunjukkan berhubungan secara signifikan. Pengetahuan berhubungan dengan perilaku seks pranikah remaja (pvalue = 0,022 < 0,05), pemahaman tingkat agama berhubungan dengan perilaku seks pranikah remaja, (pvalue = 0,002 < 0,05),


(1)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

114 114 114 114 114 11.76 6.78 5.53 6.46 4.96 3.794 2.249 3.270 2.274 2.442 .119 .127 .127 .123 .119 .084 .119 .127 .116 .119 -.119 -.127 -.083 -.123 -.105 1.271 1.351 1.356 1.311 1.266 .079 .052 .051 .064 .081 N

Mean Std. Deviation Normal Parametersa,b

Absolute Positive Negative Most Extreme

Differences

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

Pengetahuan

Pemahaman Tingkat Agama

Sumber

Informasi Keluarga

Perilaku Seks Pranikah

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.


(2)

Pengetahuan dengan Perilaku Seks Pranikah

Case Processing Summary

114 100.0% 0 .0% 114 100.0%

Pengetahuan * Perilaku Seks Pranikah

N Percent N Percent N Percent

Valid Missing Total

Cases

Pengetahuan * Perilaku Seks Pranikah Crosstabulation

7 8 5 20

6.1% 7.0% 4.4% 17.5%

11 38 45 94

9.6% 33.3% 39.5% 82.5%

18 46 50 114

15.8% 40.4% 43.9% 100.0%

Count % of Tota Count % of Tota Count % of Tota Tidak Baik (<50%

Baik (>50%) Pengetahuan

Total

Buruk (8 - 11)Sedang (4 - 7)Baik (0 - 3) Perilaku Seks Pranikah

Total

Chi-Square Tests

7.637a 2 .022

6.812 2 .033

6.731 1 .009

114 Pearson Chi-Square

Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

1 cells (16.7%) have expected count less than 5. The a.


(3)

Pemahaman Tingkat Agama dengan Perilaku Seks

Pranikah

Case Processing Summary

114 100.0% 0 .0% 114 100.0%

Pemahaman Tingkat Agama * Perilaku Seks Pranikah

N Percent N Percent N Percent

Valid Missing Total

Cases

Pemahaman Tingkat Agama * Perilaku Seks Pranikah Crosstabulation

10 20 8 38

8.8% 17.5% 7.0% 33.3%

8 26 42 76

7.0% 22.8% 36.8% 66.7%

18 46 50 114

15.8% 40.4% 43.9% 100.0%

Count % of Tota Count % of Tota Count % of Tota Tidak Baik (<50%

Baik (>50%) Pemahaman Tingka

Agama

Total

Buruk (8 - 11)Sedang (4 - 7) Baik (0 - 3) Perilaku Seks Pranikah

Total

Chi-Square Tests

12.890a 2 .002

13.443 2 .001

12.126 1 .000

114 Pearson Chi-Square

Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)


(4)

Sumber Informasi dengan Perilaku Seks Pranikah

Case Processing Summary

114 100.0% 0 .0% 114 100.0%

Sumber Informasi * Perilaku Seks Pranikah

N Percent N Percent N Percent

Valid Missing Total

Cases

Sumber Informasi * Perilaku Seks Pranikah Crosstabulation

9 25 39 73

7.9% 21.9% 34.2% 64.0%

9 21 11 41

7.9% 18.4% 9.6% 36.0%

18 46 50 114

15.8% 40.4% 43.9% 100.0%

Count % of Total Count % of Total Count % of Total Sedikit (<50%)

Banyak (>50% Sumber Informas

Total

Buruk (8 - 11)Sedang (4 - 7) Baik (0 - 3) Perilaku Seks Pranikah

Total

Chi-Square Tests

7.648a 2 .022

7.868 2 .020

6.594 1 .010

114 Pearson Chi-Square

Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The a.


(5)

Peranan Keluarga dengan Perilaku Seks Pranikah

Case Processing Summary

114 100.0% 0 .0% 114 100.0%

Keluarga * Perilaku Seks Pranikah

N Percent N Percent N Percent

Valid Missing Total

Cases

Keluarga * Perilaku Seks Pranikah Crosstabulation

12 22 3 37

10.5% 19.3% 2.6% 32.5%

6 24 47 77

5.3% 21.1% 41.2% 67.5%

18 46 50 114

15.8% 40.4% 43.9% 100.0%

Count % of Total Count % of Total Count % of Total Tidak Baik (<50%

Baik (>50%) Keluarga

Total

Buruk (8 - 11) Sedang (4 - 7) Baik (0 - 3) Perilaku Seks Pranikah

Total

Chi-Square Tests

30.531a 2 .000

34.405 2 .000

28.793 1 .000

114 Pearson Chi-Square

Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The a.


(6)

Variables Entered/Removedb

Keluarga, Sumber Informasi, Pengetahu an, Pemaham an Tingkat Agamaa

. Enter Model

1

Variables Entered

Variables

Removed Method

All requested variables entered. a.

Dependent Variable: Perilaku Seks Pranikah b.

Model Summary

.915a .836 .830 1.006

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate Predictors: (Constant), Keluarga, Sumber Informasi, Pengetahuan, Pemahaman Tingkat Agama

a.

ANOVAb

563.593 4 140.898 139.280 .000a

110.266 109 1.012

673.860 113

Regression Residual Total Model 1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Keluarga, Sumber Informasi, Pengetahuan, Pemahaman Tingkat Agama

a.

Dependent Variable: Perilaku Seks Pranikah b.

Coefficientsa

10.041 .509 19.745 .000

-.129 .032 -.200 -4.012 .000

-.315 .062 -.290 -5.090 .000

(Constant) Pengetahuan Pemahaman Tingkat Agama Model

1

B Std. Error

Unstandardized Coefficients

Beta Standardized

Coefficients