B. Perubahan Koperasi
Apabila Menjadi
Perseroan Terbatas
DitinjauUndang-UndangNomor 25 Tahun 1992 dan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
Undang-Undang Perkoperasian terbaru telah mendefinisikan koperasi sebagai suatu bentuk badan hukum dan bukan lagi badan usaha biasa. Perubahan
bentuk ini, jelas membawa banyak konsekuensi terhadap eksistensi koperasi itu sendiri. Dengan adanya pengaturan mengenai hal ini, koperasi secara langsung
memiliki sifat yang sama dengan badan hukum lain pada umumnya. Ciri-ciri umum suatu badan hukum, harus melekat pada koperasi. Ciri-ciri tersebut 3 di
antaranya adalah : a. Adanya pemisahan kekayaan anggota
b. Adanya tujuan tertentu c. Adanya organisasi yang jelas.
Penegasan status badan hukum koperasi ini jelas diatur dalam definisi koperasi yang ada pada Pasal 1 ayat 1 UUPerkoperasian terbaru. Dengan
ditegaskannya bahwa bentuk koperasi adalah badan hukum, maka hal ini menjadi salah satu indikator kemiripan bentuk antara koperasi dengan perseroan terbatas.
Dalam UUPT, Pasal 1 ayat 1, jelas diatur bahwa Perseroan Terbatas berbentuk badan hukum.
Dikarenakan bentuknya sebagai badan hukum, maka telah menjadi konsekuensi mutlak bagi koperasi untuk mengadakan pemisahan harta kekayaan
dengan anggotanya. Hal ini secara tegas diatur dalam definisi koperasi pada pasal 1 ayat 1 UUPerkoperasian terbaru :
“Pasal 1 ayat 1
Universitas Sumatera Utara
Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau Badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan paraanggotanya sebagai
modal untuk menjalankan usaha yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya
sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi”. Pemisahan harta kekayaan para anggota koperasi ini juga menjadi
indikator kemiripan koperasi modern berdasarkan Undang-Undang Koperasi terbaru, denganPerseroan Terbatas. Perseroan Terbatas sebaagi suatu badan usaha
berbentukbadan hukum jelas mengadakan pemisahan harta kekayaan di dalamnya demimencari profi sebanyak-banyaknya.
Prosedur pendirian koperasi berdasarkan UUPerkoperasian yang diatur dalam Pasal 9 ayat 1 menunjukan kemiripan dengan prosedur pendirian
Perseroan Terbatas sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat 1 UUPT. Pendirian Koperasi harus dilakukan melalui pembuatan akta oleh Notaris. Pendirian
koperasi dilakukan dengan akta pendirian koperasi yang dibuat oleh Notaris dalam bahasa Indonesia atau Camat yang telah disahkan sebagai Pejabat Pembuat
Akta Koperasi, jika di suatu kecamatan tidak terdapat Notaris. Hal yang menarik disini ialah, Notaris yang dimaksud dalam Undang-Undang Perkoperasian terbaru
merupakan Notaris yang terdaftar pada Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.
Prosedur pendirian koperasi yang merupakan pengaturan baru yang terkandung dalam Undang-Undang Perkoperasian terbaru inilah yang kembali
dapat menjadi indikator kemiripan antara koperasi dengan PT. Secara umum perubahan yang diakibatkan oleh banyaknya ketentuan-ketentuan dalam peraturan
Universitas Sumatera Utara
perundang-undangan koperasi yang memiliki kesamaan dengan perseroan terbatas ini membawa dampak yang baik bagi perkembangan koperasi. Koperasi terbentuk
menjadi sebuah badan usaha berstatus badan hukum yang mampu meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan rakyat. Dengan banyaknya prinsip-prinsip
perseroan terbatas yang dipakai dalam menjalankan suatu koperasi, membuat koperasi menjadi lebih modern dan tanggap akan kebutuhan perkembangan
jaman. Selain itu, dengan adanya hal tersebut pemberdayaan koperasi lebih efektif dilaksanakan. Jati diri koperasi menjadi lebih nyata dalam peranannya yang lebih
mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam rangka memenuhi tantangan perekonomian global, pada dasarnya keberadaan suatu koperasi yang modern
sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Koperasi sebagai soko guru perekonomian rakyat akan mampu menjawab
semua tantangan perekonomian global tersebut selama prinsip-prinsipnya dilaksanakan dengan baik dan tetap berpegang teguh pada tujuan utama koperasi
yakni untuk mensejahterakan rakyat.Walaupun demikian, banyak pula masyarakat yang bersifat kontra terhadap perubahan yang timbul akibat banyaknya
pengaturan dalam undang-undang perkoperasian yang memiliki kesamaan dengan pengaturan perseroan terbatas. Masyarakat tersebut menganggap prinsip-prinsip
koperasi yang sesungguhnya justru telah terkikis dan perlahan-lahan hilang dengan diadopsinya prinsip-prinsip yang memiliki kesamaan dengan prinsip
perseroan terbatas. Koperasi modern yang dilahirkan oleh UU Perkoperasian justru dianggap telah berubah orientasinya, tidak lagi bertujuan mensejahterakan
Universitas Sumatera Utara
rakyat, melainkan lebih bertujuan mencari profit sebanyak-banyaknya layaknya suatu perseroan terbatas.
C. Akibat Hukum Perubahan Koperasi Apabila Menjadi Perseroan Terbatas