17
2.5 Pendekataan Sosiologi Sastra
Sosiologi sastra berasal dari kata sosiologi dan sastra. Sosiologi berasal dari akar kata sosio Yunani Socius berarti bersama-sama, bersatu, kawan, teman dan logi logos berarti
sabda, perkataan, perumpamaan. Perkembangan berikutnya mengalami perubahan makna, soiosocius berarti masyarakat, logilogos berarti ilmu. Jadi sosiologi berarti ilmu mengenai
asal usul pertumbuhan evolusi masyarakat, ilmu pengetahuan yang mempelajari keseluruhan jaringan hubungan antar manusia dalam
masyarakat, sifatnya umum, rasional dan empiris. Sastra dari akar kata sas Sansekerta berarti mengarahkan, mengajar, member petunjuk dan intruksi. Akhiran tra berarti alat atau
sarana. Jadi, sastra berarti kumpulan alat untuk mengajar, buku petunjuk atau buku pengajaran yang baik. Makna kata sastra bersifat lebih spesifik sesudah berbentuk menjadi
kata jadian kesusastraan, artinya kumpulan hasil karya yang baik. Maka, sosiologi sastra dapat diartikan pemahaman terhadap karya sastra dengan mempertimbangkan segi
kemasyarakatannya
22
. Sastra adalah lembaga sosial yang mempergunakan bahasa sebagai mediumnya; dan
bahasa adalah adalah salah satu ciptaan sosial. Sastra bisa mengandung gagasan yang
22
Nyoman Kutha Ratna, Paradigma Sosiologi Sastra, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2003, hlm. 1
Universitas Sumatera Utara
18
mungkin dimanfaatkan untuk menumbuhkan sifat sosial tertentu, atau bahkan untuk mencetuskan peristiwa sosial tertentu. Oleh Karena itu,
karya sastra dikenal sebagai cerminan atau pantulan hubungan sosial tiap individu maupun masyarakat.
23
Sastra diciptakan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Sudah sejak dulu, karya sastra dikenal dalam beberapa tindakan sosiokultural masyarakat
seperti pada upacara keagamaan, perkawinan, kelahiran, pekerjaan sehari-hari atau permainan. Karya sastra sering mengungkapkan perjuangan umat manusia dalam menentukan
masa depannya, berdasarkan imajinasi, perasaaan, dan intuisi. Dari pendapat ini, tampak bahwa perjuangan panjang hidup manusia akan selalu mewarnai teks sastra.
24
Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan pendekatan sosiologi sastra yang dalam menganalisisnya mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan yang terdapat di dalam
karya sastra. Karya sastra tidak dapat dipahami dengan selengkapnya apabila dipisahkan dari
lingkungan, kebudayaan atau peradaban yang menghasilkannya. Setiap karya sastra adalah hasil dari pengaruh timbal balik dari faktor-faktor kultural dan sosial masyarakat.
Sedangkan Masyarakat dapat mendekati karya sastra dari dua arah; pertama, sebagai suatu kekuatan atau faktor material istimewa, dan kedua, sebagai tradisi. Yaitu kecendrungan
spiritual maupun kultural yang bersifat kolektif.
25
23
Ratna, log. cit. hlm 3-6
24
Ratna, opcit, hlm 8-15
25
Sapardi Djoko Damono, Pedoman Penelitian Sosiologi Sastra, Jakarta, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, hlm 6-7
Universitas Sumatera Utara
19
Sosiologi sastra memiliki tiga ciri dasar, yaitu : 1
Kecendrungan manusia untuk mengadaptasikan dirinya terhadap lingkungan, dengan demikian ia dapat berwatak rasional dan signifikan di dalam korelasinya dengan
lingkungan; 2
Kecendrungan pada koherensi dalam proses penstrukturan yang global; dan 3
Dengan sendirinya ia mempunyai sifat dinamik serta kecendrungan untuk merubah struktur walaupun manusia menjadi bagian struktur tersebut.
26
Dan terdapat tiga perspektif yang berkaitan dengan sosiologi sastra, yaitu :
1
Penelitian yang memandang karya sastra sebagai dokumen sosial yang di dalamnya merupakan refleksi situasi pada masa sastra tersebut diciptakan;
2
Penelitian yang mengungkap sastra sebagai cermin situasi sosial penulisnya;
3
Penelitian yang mengungkapkan sastra sebagai manifestasi peristiwa sejarah dan keadaan sosial budaya.
27
Berkaitan dengan objek kajian yaitu musyawarah untuk mufakat sebagai nilai-nilai tunjuk ajar Melayu, penulis pada penelitian ini menggunakan perspektif pertama dan kedua. Yakni
menganalisis aspek sosial khususnya kemampuan masyarakat Desa Jaring Halus dalam
26
Goldmann 1981:11 dalam buku Suwardi Endraswara, Metodologi Penelitian Sastra, Yogyakarta, Medpress, 2008, hlm 79
22
Laurenson dan Swingewood 1971 dalam buku Endraswara, Op.cit.hlm 79
Universitas Sumatera Utara
20
menyelesaikan permasalahan dengan bermusyawarah juga nilai dan norma yang terkandung di dalamnya, serta penyesuaikan diri dengan lingkungan dalam bentuk melaksanakan upacara
syukuran laut.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian berasal dari kata metode yang artinya cara dan logos yaitu ilmu atau pengetahuan. Metodologi artinya cara atau teknik melakukan sesuatu yang bersifat
ilmiah untuk mencapai tujuan tertentu. Penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencatat, merumuskan, mencari, dan menganalisis suatu masalah yang dilakukan secara sistematis
yang akhirnya diperoleh hasil dalam bentuk laporan. Jadi, metodelogi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin
ilmu untuk memperoleh jawaban dari persoalan yang diteliti.
3.1 Desain Penelitian