41
tahun keatas. Sedangkan generasi selanjutnya tidaklah berperan aktif disebabkan tingkat pengalaman dan kematangan hidup. Namun secara keseluruhan upacara ritual syukuran laut
ini popular karena lingkungan tempat tinggal mereka adalah disebuah pulau di tengah laut. Oleh karenanya pengaruh lingkungan secara geografis ini sangat kuat terhadap pelaksanaan
adat yang mentradisi seperti upacara ritual syukuran laut.
BAB V ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN 5.1 Analisis Teks
Dalam kegiatan ritual syukuran laut oleh masyarakat pada umumnya mereka berprofesi sebagai nelayan. Mereka melakukan syukuran Laut mengharapkan mendapatkan
ikan yang banyak. Kegiatan yang dilaksanakan pada ritual tersebut ialah persiapan membersihkan lingkungan pemancangan panji, pembuatan balai penyembelihan hewan, dan
mengantar persembahan ke laut, serta pembacaan mantera.
Universitas Sumatera Utara
42
Mantra yang digunakan dalam sebuah perayaan upacara ritual adalah teks yang dimaksud dalam penelitian ini.
35
. Secara umum isi teks mantra masih sangat erat kaitannya bagi kehidupan masyarakat Melayu. Isinya merupakan bagian dari tradisi masyarakat.
Didalamnya terdapat maksud dan makna-makna bahasa yang bisa dimengerti dengan jalan menafsirkan berdasarkan kebudayaan dimana mantra ini terdapat atau diucapkan.
5.1.1 Pengertian Mantra Mantra adalah salah satu wujud kebudayaan yang umum dijumpai di nusantara ini.
Mantra selalu menggunakan bahasa verbal dan juga pilihan kata yang khas, yang maknanya baru dapat diketahui melalui pembacaan kultural dan saintifik secara mendalam berdasarkan
kebudayaan dimana mantra itu hidup.
36
35
Opcit, KBBI
36
Wikipedia. http: id.m.wikipedia.orgwikimantera, diakses pada tanggal 2 juni 2015 pukul 22.00 WIB
Universitas Sumatera Utara
43
Mantra oleh para pakar dan pengamat kebudayaan dianggap sebagai kesusastraan yang paling awal dikenal oleh manusia. Sastra lisan berbentuk mantra dapat dikategorikan
sebagai sastra lama atau sastra tradisional. Sastra lama dapat berbentuk puisi dan prosa jenis sastra yang termasuk puisi ialah mamtra, pantun, syair dan lain-lain. Masyarakat tradisional
bahkan hingga kini, mantra dan segala aspek yang berhubungan dengannya masih berperan dalam kehidupan masyarakatnya.
37
Menurut orang melayu, pembacaan mantra diyakini dapat menimbulkan kekuatan ghaib untuk meraih tujuan-tujuan tertentu. Secara umum mantra dapat dibagi kepada empat
jenis berdasarkan jenis pelafalannya. Yaitu : 1.
Mantra untuk pengobatan 2.
Mantra untuk pakaian atau pelindung diri 3.
Mantra untuk pekerjaan 4.
Mantra adat-istiadat
38
Dari segi bentuk, mantra sebenarnya lebih sesuai digolongkan kedalam bentuk puisi bebas, yang tidak terlalu terikat pada aspek baris, rima dan jumlah kata dalam setiap baris.
Dari segi bahasa, mantra biasanta menggunakan bahasa khusus yang sukar dipahami. Adakalanya, dukun atau pawing tidak memahami arti dari mantra yang dibaca, ia hanya
memahami kapan mantra itu dibaca dan apa tujuannnya. Dari segi penggunaan, mantra sangat eksklusif, tidak boleh dituturkan sembarangan, karena bacaannya dianggap keramat
dan tabu.Mantra biasanya diciptakan oleh seorang dukun atau pawang, kemudian diwariskan
37
Opcit, wan syaifuddin, disertasi hlm 259-280
38
Melayu online, http:melayuonline.comind, diakses pada tanggal 2 juni 2015 pukul 22:03 WIB
Universitas Sumatera Utara
44
kepada keturunan, murid, atau orang yang dianggap menggantikan fungsinya sebagai dukun
39
. Kemunculan dan penggunaan mantra ini dalam masyarakat melayu, berkaitan dengan
pola hidup mereka yang tradisional dan sangat dekat dengan alam, oleh sebab itu, semakin modern pola hidup masyarakat Melayu dan semakin jauh mereka dari alam, maka mantra
akan semakin tersisihkan dari kehidupan mereka. Dalam penelitian upacara syukuran laut di desa Jaring Halus, Kecamatan Secanggang,
Kabupaten Langkat. Terdapat penggunaan mantra dalam perayaan upacara ritual tersebut. Desa tersebut merupakan desa terapung yang terletak disebuah pulau ditengah lautan. Hal ini
berkaitan dengan penjabaran bahwa masyarakat yang lingkungannya dekat dengan alam akan terlihat dariketeguhannya yang masih mempertahankan nilai-nilai tradisi seperti mantra.
Masyarakat yang melaksanakan syukuran laut mempercayai bahwa Mantra yang digunakan adalah salah satu bentuk doa kepada Tuhan yang maha kuasa tentang bagaimana
manjaga hubungan manusia, alam dan Tuhan, serta dalam konteks perekonomian rakyat. Berikut merupakan contoh mantra yang digunakan dalam pelaksanaan upacara ritual
syukuran laut yang dibacakan oleh pawang ketika menancapkan bendera atau panji, hal ini menandakan bahwa upacara akan dimulai;
“Assalamu’alaikum Alaikum musalam, Hai syaidinan Alam
Marilah bersama aku Akulah bomoh yang asal
Marilah bersama aku Akulah bomoh yang asal
39
ibid
Universitas Sumatera Utara
45
Bomoh yang usul Bomoh yang tidak ditiru
Bomoh yang turun-temurun Marilah mu bersama-sama aku
Aku nak buat kenduri khidmat
Assalamu’alaikum Aku kirim salam pada jin tanah
Aku tahu asalmu Mu keluar dari air ketuban
Bukan aku melepas bala mustaka Sang Kaka Sang Kipatmelepas bala mustaka
Jin Taru melepas bala mustaka Bukan aku melepas bala mustaka
Jin yang tua melepas bala mustaka Aku melepas kweng keneng
Lara badi bala mustaka Aku lepas pada tahun ini
Aku lepas pada hari ini Aku lepas sekali pada periuk belanga
Aku lepas sekali dengan lekar, sudip, dan sendok Aku lepas sekali dengan lontoh tabib
Terimalah persembahan ini Dengan sa tiga lima tujuh
Lepas
Universitas Sumatera Utara
46
Assalamu’alaikum
40
Sebelum persembahan di arak ke laut, pawang mmbaca mantera
Assalamu’alaikum alaikum salam Maaf beribu maaf
Nenek air jembalang air Yang duduk di atas ditepi air
Nenek yang alus bahasa alus Anak cucu yang kasar bahasa kasar
Maaf beribu maaf ampun beribu ampun Nenek air jembalang air
Yang duduk diatas air ditepi air Jangan diulah-ulahi lagi anak cucu
Wahai nenek, nenek air jembalang air Yang duduk di atas di tepi air
Ampun beribu ampun Maaf beribu maaf
Terimalah persembahan anak cucu Wahai nenek air jembalang air
41
5.1.2 Bahasa Mantra
40
Opcit, wan syaifuddin, hlm 259-282
41
Opcit, wan syaifuddin, hlm 260-266
Universitas Sumatera Utara
47
Bahasa mantra merupakan bahasa yang mengandung nilai-nilai religius dan dipercaya memiliki kekuatan atau kekeramatan. Oleh karenanya dalam pengucapannya tidak boleh
dipergunakan oleh sembarang orang, melainkan orang tertentu seperti pawang atau orang yang dituakan.
42
Kutipan mantera di atas dari segi bahasa dapat dikatakan bahwa pemilihan diksi, istilah yang digunakan dan gaya bahasa merupakah ciri khas Melayu. Terdapat beberapa kata
yang memperlihatkan kesederhanaan kehidupan masyarakat dengan menyebutkan beberapa peralatan yang mereka gunakan yang tergolong tradisional, seperti;
Lara badi bala mustaka Aku lepas pada tahun ini
Aku lepas pada hari ini Aku lepas sekali pada periuk belanga
Aku lepas sekali dengan lekar, sudip, dan sendok Aku lepas sekali dengan lontoh tabib
Terimalah persembahan ini
Ucapan salam di awal pembacaan mantra menunjukkan bahwa pemikiran masyarakat tersebut yang berasaskan kepada ajaran Islam. Hal ini relevan dengan pernyataan beberapa
informan yang merupakan penduduk asli desa Jaring halus dan juga aktif mengikuti perayaan syukuran laut. Bahwa dalam pelaksanaan upacara ritual ini tidak terlepas dari keyakinan
ajaran islam. Walaupun masih ada pengaruh warisan adat dahulu dalam tata laksananya seperti pembacaan mantera. Namun demikian, pembacaan mantera diniatkan tidak untuk
keburukan. Melainkan sebagai doa atau ucapan kebaikan yang diyakini dapat memberikan
42
ibid
Universitas Sumatera Utara
48
berkat dari Tuhan yang maha kuasa terhadap pelaksanaan upacara tersebut dan kehidupan sehari-hari. Hal ini dibuktikan dengan penutupan pembacaan mantera dengan menyebutkan
kalimat thaibah. Maaf beribu maaf
Ampun beribu ampun Berkat la ilaha illallah
Muhammada Rasulullah
5.1.3 Pengucapan Mantera Pengucapan merupakan satu dari pada cirri-ciri yang harus ada pada mantera atau dengan
perkataan lain, tidak akan terkesan sebuah mantera tanpa adanya pengucapan. Bagi pengucapan mantera ritual syukuran laut melibatkan aspek rima, asonansi, pengulangan dan
cara sebutan. 5.1.3.1 Rima
Universitas Sumatera Utara
49
Rima adalah pengulangan bunyi yang berselang, baik didalam larik sajakmaupun pada akhir larik sajak yang berdekatan.
43
Terdapat beberapa rima dalam teks mantera upacara syukuran laut. Yaitu :
Rima Awal menegaskan bahwa kekuatan pawang yang dapat menyampaikan maksud kepada
makhluk yang dipercaya sebagai penunggu di laut.
Aku lepas pada tahun ini Aku lepas pada hari ini
Aku lepas sekali dengan rumah tangga Aku lepas sekali dengan kain baju
Aku lepas sekali dengan periuk belanga Aku lepas sekali dengan lekar, sudip sendok
Aku lepas sekali dengan tabib
Rima permulaan Yaitu perulangan suku kata a dan ku dalam kata aku,. Kajian menunjukkan
memperkuat kesan magis dan menegaskan pengetahuan pawang mengenai upacara syukuran laut.
Akulah bomoh yang asal Marilah bersama aku
4343
KBBI, Balai Pustaka
Universitas Sumatera Utara
50
Akulah bomoh yang asal Bomoh yang usul
Bomoh yang tidak ditiru Bomoh yang turun-temurun
Rima Dalam Suku kata li dari pada sekali, da daripada kata ada dan li dari pada kata kembali
merupakan pengulangan bunyi rima dalam atau tengah pada teks mantera syukuran laut. Kajian ini menunjukkan kepahaman atas perayaannya.
Aku lepas pada tahun ini Aku lepas pada hari ini
Aku lepas sekali dengan rumah tangga Aku lepas sekali dengan kain baju
Aku lepas sekali dengan periuk belanga Aku lepas sekali dengan lekar, sudip sendok
Aku lepas sekali dengan tabib
5.1.3.2. Aliterasi Aliterasi ialah sajak awal atau pengulangan bunyi konsona dari kata-kata yang
berurutan
44
. Dalam teks mantera upacara ritual syukuran laut terdapat perulangan konsonan di awal secara berturut-turut. Dalam kajian ini menunjukkan bahwa
perulangan yang terjadi menimbulkan keindahan bunyi serta menegaskan adanya kekuatan magis.
44
Opcit, KBBI, Balai pustaka
Universitas Sumatera Utara
51
Contoh teks tersebut ialah: Asssalamualaikum alaikum salam
Ampun beribu ampun Maaf beribu maaf
Nenek air jembalang air Yang duduk diatas air ditepi air
Nenek yang halus bahasa yang halus Anak cucu kasar bahasa kasar
Maaf beribu maaf ampun beribu ampun Nenek air jembalang air
Yang duduk diatas air ditepi air Jangan didahului anak cucu
5.1.1.4 Asonansi Asonansi ialah perulangan bunyi vocal dalam deretan kata.
45
Dalam teks mantera upacara ritual syukuran Laut terdapat perulangan bunyi vocal atau asonansi
yang menyatakan ketegasan sebuah berita atau pernyataan dalam sebuah mantera. Contoh teks mantera tersebut:
Nenek orang datu orang yang alus bahasa alus
45
Opcit, KBBI, Balai Pustaka
Universitas Sumatera Utara
52
Anak cucu tubuh kasar bahasa kasar Maaf beribu maaf ampun beribu ampun
Datu’ Mat Kuis Jangan dihalangi lagi anak cucu
Jangan diulangi lagi
5.1.4 Bentuk Mantera Dari segi bentuk, mantera syukuran laut dibagi menjadi beberapa bagian yang
dialamnya mengandung unsur: penghormatan kepada Allah SWT, penghormatan kepada guru, pengakuan atau
pernyataan diri oleh pawang. Contoh:
“Assalamu’alaikum Alaikum musalam, Hai syaidinan Alam
Marilah bersama aku Akulah bomoh yang asal
Marilah bersama aku Akulah bomoh yang asal
Bomoh yang usul Bomoh yang tidak ditiru
Bomoh yang turun-temurun
5.2 Analisis Konteks