13
terdahulu. Warisan leluhur bangsa ini dapat dimamfaatkan untuk mengatur tata kehidupan masyarakat yang rukun, makmur dan penuh keberkahan.
Kultur budaya yang berkembang di Kabupaten Langkat sangat banyak hubungannya dengan alam dikarenakan daerah ini secara georafis berada di pesisir Sumatera. Oleh sebab
itu, masyarakatnya banyak memamfaatkan lingkungan dengan hasil alamnya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dikarenakan pengaruh lingkungan tersebut, masyarakat Melayu
Kabupaten Langkat melakukan proses adaptasi dalam mengembangkan sistem budaya, sistem sosial dan material. Melalui proses tersebut lahirlah berbagai karya sastra seperti ritual
syukuran laut.
2.4 Pelaksanaan Ritual Syukuran Laut
Masyarakat Melayu di Desa Jaring Halus, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara masih mempercayai adanya kekuatan ghaib terhadap
kehidupannya. Hal ini terlihat dari cara mengatasi tantangan hidup yang berhubungan dengan sistem mata pencaharian mereka sebagai nelayan, yaitu dengan rnengadakan suatu
bentuk upacara untuk menghindarkan mara bahaya dari mereka. Melalui upacara syukuran laut rasa solidaritas terwujud dan dengan adanya aktivitas masyarakat, maka upacara
syukuran laut dapat diadakan. Upacara ritual ini dilaksanakan empat tahun sekali, kecualai ada isyarat dari mimpi
pawang atau fenomena alam seperti terjadi wabah penyakit dan iklim yang tidak mendukung untuk mencari nafkah, sehingga waktu pelaksanaannya ini dapat dipercepat.
19
Abdullah menjelaskah bahwa Pelaksanaan upacara syukuran laut ini dilakukan oleh pawang dan dibantu oleh masyarakat dan pemerintah yang sebelumnya sudah disepakati
dalam musyawarah. Adapun tahap pelaksaan ritual Syukuran Laut sebagai berikut:
19
Wawancara dengan Abdullah, di Desa jarring Halus.
Universitas Sumatera Utara
14
Persiapan Ritual Syukuran Laut Persiapan ritual syukuran laut yaitu diadakan musyawarah yang didalamnya
membahas ketetapan waktu, tempat sekaligus tatacara agar terlaksana perayaan tersebut. Musyawarah ini dilaksanakan dibalai desa dengan menghadirkan perangkat pemerintah di
Desa jaring Halus, pawang dan perwakilan masyarakat.
Permulaan Perayaan Awal mula dilaksanakan ritual tersebut, yaitu pawang menancapkan panji di yang
terbuat dari buluh. Panji tersebut di tancapkan di dekat muara ketika fajar mulai menyingsing. Kemudian pawang memercikkan air kearah panji tersebut sekaligus
membacakan mantera. Hal ini menandakan perayaan ritual sudah dimulai. Adapun mantera yang dibaca oleh pawang ialah :
Assalamu’alaikum alaikum salam Hai, saidina Alam
Marilah bersama aku Akulah bomoh yang asal
Bomoh yang usul Bomoh yang tidak tiru
Bomoh yag turun-temurun Marilah mu bersama-sama aku
Aku nak buat kenduri khidmad Assalamu’laikum
Aku kirim salam pada jin tanah Aku tahu asalmu
Mu keluar dari air ketuban
Universitas Sumatera Utara
15
Bukan aku melepas bala mustaka Sang kala Sang Lipat melepas bala mustaka
Jin taru melepas bala mustaka
Menghantarkan persembahan Ketika matahari sudah terbit yaitu sekitar pukul 09.00 Wib, hantaran yang akan di
berikan ke laut siap di hanyutkan oleh pawang dan di disertai beberapa anggota masyarakat. Hantaran tersebut sudah dipersiapkan sebelumnya, yaitu berupa: kepala dan tulang dari
seekor kambing jantan, ayam, dan bahan lainnya. Ketika menghanyutkan persembahan ke Laut, pawang membaca mantera sebagai berikut :
Assalamu’laikum alikum salam Nenek putrid hijau
Yang diam di galah jambu air Tempat jin turun berkecimpung
Sungai pusat Tesek Pauh Jenggi Mohon beta minta ampun minta maaf
Terimalah persembahan anak cucu Nenek putrid hijau
Banyak tanda ada Sedikit tanda terkenang
Selesai pelaksanaan Ritual
Universitas Sumatera Utara
16
Setelah persembahan tersebut diihanyutkan ke tengah laut, pawang dan beberapa anggota masyarakat yang ikut serta menghantarkan persembahan tersebut tidak boleh
melihat kebelakang. Setiba di desa seluruhnya berkumpul dan makan bersama-sama, serta berdoa yang dipimpin oleh pawang agar ritual tersebut diberkati oleh Tuhan yang maha
kuasa.
Pawang Membaca Pantang Larang Selesai berdoa, pawang membaca pantang larang yang harus dipatuhi pasca pelaksanaan
ritual syukuran laut.
20
Adapun pantang larangnya adalah sebagai berikut 1.
Dilarang adanya perkelahian baik secara fisik maupun dengan ucapan yang semena- mena.
2. Tidak boleh berkegiatan selama 1 hari, yaitu mulai dari jam 6 pagi hingga jam 6 sore.
Artinya masyarakat harus istirahat dari pekerjaannya dan berdiam di dalam rumah. Tidak boleh keluar rumah kecuali beberapa alasan yang disepakati.
3. Dilarang menagkap ikan hari jumat dan hari-hari besar islam dari pukul 06.00 sampai
dengan 18.00 4.
Tidak boleh menjatuhkan benda apapun selama upacara berlangsung. Apabila hal itu terjadi maka benda yang dijatuhkan tidak boleh diambil kembali kecuali ketika masa
pantang larang berakhir.
21
20
wawawncara dengan Abdullah, di desa Jaring Halus
21
Opcit, wawancara dengan Sofyan.
Universitas Sumatera Utara
17
2.5 Pendekataan Sosiologi Sastra