Kapal Unit Penangkapan Muroami .1 Alat Tangkap

2 Pelampung, terdiri atas pelampung tetap dan pelampung kumbul. Pada bagian tertentu tali ris atas dari kaki dan bagian atas mulut kantong diikatkan pelampung-pelampung kecil yang merupakan pelampung tetap. Selain itu, masih dilengkapi pelampung kumbul dari bola gelas dan bambu yang hanya dipasang pada waktu operasi penangkapan saja. 3 Pemberat, terbuat dari batu yang digunakan pada bagian bawah kaki ris bawah dan bagian bawah mulut kantong bibir bawah. Selain itu, pada waktu jaring digunakan pada bagian depan kaki masih dilengkapi jangkar. 4 Penggiring atau alat pengusir, terbuat dari tali yang panjangnya ± 25 meter. Pada salah satu ujungnya yaitu bagian atas diikatkan pelampung bambu, sedangkan pada ujung lainnya gelang besi atau umumnya disebut ”kecrek”. Pada sepanjang tali ini masih dilengkapi dengan daun-daun nyiur atau kadang kain putih. Banyaknya alat pengusir disesuaikan dengan banyaknya orang yang nanti bertugas sebagai penggiring. Menurut Marnane et al. 2004, alat tangkap muroami terdiri atas tiga bagian jaring, dua bagian jaring pelari yang berfungsi sebagai pengarah atau penggiring ikan menuju jaring kantong dan satu bagian jaring kantong yang berfungsi sebagai jaring penampung ikan. Dalam proses penggiringan ikan, para penyelam juga menggunakan alat tambahan yang berfungsi untuk menakuti ikan. Alat tersebut berupa cincin-cincin yang terbuat dari besi. Pada prosesnya cincin- cincin tersebut dipukul-pukulkan pada dasar perairankarang untuk menghalau atau menakuti ikan-ikan yang bersembunyi di dalam lubang atau celah-celah karang.

2.2.2 Kapal

Kapal merupakan bagian penting dari unit penangkapan muroami karena kapal digunakan untuk mengangkut alat tangkap dan juga nelayan. Selain itu juga sebagai modal yang ditanamkan dalam investasi usaha penangkapan muroami. Menurut Undang-Undang Perikanan No. 31 tahun 2004 kapal perikanan adalah kapal, perahu, atau alat lain yang dipergunakan untuk melakukan penangkapan ikan, mendukung operasi penangkapan ikan, pembudidayaan ikan, pengolahan ikan, pelatihan perikanan, dan penelitian atau eksplorasi perikanan. Menurut 5 Fyson 1985, kapal perikanan adalah kapal yang khusus dimaksudkan untuk melakukan kegiatan penangkapan ikan dengan ukuran, rancangan bentuk, kapasitas muat, akomodasi, mesin dan berbagai perlengkapan yang semuanya disesuaikan dengan fungsi dalam rencana operasi. Menurut Nomura dan Yamazaki 1977, diacu dalam Suharto 2003, kapal ikan memiliki berbagai karakteristik, yaitu : 1 Kecepatan yang cukup optimal untuk mencari dan melacak kumpulan ikan, membawa hasil tangkapan tetap segar dalam jangka waktu yang sesingkat mungkin. 2 Manuver yang baik terutama saat operasi pengejaran dan pendeteksian kawanan ikan, operasi alat tangkap, dll. 3 Daya tahan melawan kekuatan angin, gelombang, dll. 4 Jangkauan navigasi tergantung dari kondisi sekitar daerah penangkapan sehubungan dengan gerakan ikan, daerah penangkapan dan lainnya sehingga diperlukan alat navigasi untuk mengamati kondisi dengan jangkauan yang lebih luas. 5 Konstruksi kapal harus kuat karena berhadapan dengan kondisi laut yang keras dan menahan getaran yang disebabkan oleh kerja mesin. 6 Mesin penggerak kapal adalah berukuran kecil namun memiliki tenaga yang cukup kuat. 7 Kapal ikan biasanya harus membawa hasil tangkapan ke pelabuhan perikanan. Untuk menjaga hasil tangkapan tetap segar maka ruang penyimpanan es, ruang pendingin, dan ruang pembeku harus diisolasi dari kondisi luar. Mesin pemroses seperti pengalengan, mesin pembuat tepung ikan juga harus ada jika diperlukan; dan 8 Kapal ikan seharusnya dilengkapi dengan alat bantu penangkapan. Pada penangkapan muroami diperlukan 3-5 buah kapal atau perahu dimana sebuah perahu diantaranya diperuntukan membawa kantong, dua perahu untuk memuat sayap atau kaki jaring masing-masing sebuah. Adapun dua buah lainnya untuk membawa nelayan menuju daerah penangkapan ikan Subani dan Barus 1989. 6

2.2.3 Nelayan