63 dilakukan dilakukan agar nelayan muroami tidak perlu menyelam dengan
menggunakan kompresor untuk menggiring ikan masuk ke dalam kantong karena nelayan hanya perlu melakukan snorkling sehingga efek samping akibat
penyelaman menggunakan kompresor bisa dihindari.
5.2.2 Efisiensi teknis unit penangkapan muroami
Penentuan layak tidaknya suatu usaha penangkapan ikan untuk dikembangkan dapat dilihat dari berbagai aspek. Aspek yang diteliti kali ini
adalah aspek teknis dan aspek finasial unit penangkapan muroami. Perhitungan efisiensi teknis unit penangkapan muroami tidak secara khusus memperhatikan
keuntungan maksimum yang dihasilkan namun yang terpenting adalah memaksimumkan rata-rata produksi dari input tertentu.
Pada perhitungan efisiensi teknis diperoleh suatu gambaran jenis-jenis input
yang dapat menghasilkan output berupa hasil tangkapan yang optimal. Input-input
tersebut meliputi jumlah trip, ukuran kapal, kekuatan mesin, jumlah BBM, dan jumlah ABK. Perhitungan tersebut dilakukan untuk mengetahui unit
penangkapan yang input produksinya paling efisien. Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa unit penangkapan muroami KM Cahaya Laut dengan jumlah trip sebanyak
178 trip, ukuran kapal 17 gt, kekuatan mesin 24 pk, jumlah bahan bakar yang dikeluarkan sebanyak 6.890 lt, dan jumlah ABK sebanyak 16 orang menempati
urutan prioritas pertama. Adapun unit penangkapan muroami KM Indah Lestari dengan jumlah trip sebanyak 183 trip, ukuran kapal 15 gt, kekuatan mesin 20 pk,
jumlah bahan bakar yang dikeluarkan 7.065 lt, dan jumlah ABK sebanyak 20 orang menempati urutan prioritas kedua.
5.2.3. Analisis finansial usaha muroami
Analisis finansial dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana suatu usaha penangkapan tersebut dapat memberikan keuntungan bagi nelayan yang
ikut serta dalam proyek tersebut. Dari perhitungan yang telah dilakukan usaha penangkapan muroami menghasilkan keuntungan yang cukup besar bagi para
pemilik muroami dan juga berdampak pada buruh nelayan dengan besarnya bagi
64 hasil yang didapat. Keuntungan yang diperoleh seimbang dengan biaya investasi
dan biaya operasional yang dikeluarkan unit penangkapan muroami. Untuk memulai usaha penangkapan muroami seorang pemilik harus
mengeluarkan biaya untuk investasi sebesar Rp 320.405.000,00. Biaya operasional yang harus dikeluarkan terdiri atas biaya tetap sebesar
Rp 21.350.000,00 dan biaya tidak tetap atau biaya operasi penangkapan sebesar Rp 156.959.000,00 sehingga total biayanya adalah Rp 178.309.000,00.
Penerimaan yang didapat dari usaha penangkapan muroami sebesar Rp 690.000.000,00.
Keuntungan bersih yang diterima pemilik sebesar Rp 305.380.916,67 dalam setahun. Pendapatan bersih rata-rata yang diterima masing-masing nelayan
setiap trip adalah Rp 34.387,84. Pada usaha penangkapan muroami, jumlah nelayan sebanyak 20 orang yang terdiri atas 18 orang nelayan ABK, satu orang
sebagai juragan atau nahkoda, dan satu orang sebagai teknisi atau motoris. Juragan atau nahkoda selain mendapatkan bagi hasil dari pemilik juga
mendapatkan upah setiap bulannya sebesar Rp 100.000,00. dan komisi tambahan yang didapatkan dari jumlah produksi selama setahun dikalikan dengan Rp 50,00.
Sama halnya dengan juragan, selain memperoleh bagi hasil teknisi pun mendapatkan upah setiap bulannya sebesar Rp 500.000,00.
Pada usaha penangkapan muroami jumlah trip rata-rata setiap bulannya adalah 26 trip. Pendapatan atau keuntungan bersih yang diterima pemilik setiap
bulannya adalah sebesar Rp 42.687.655,02. Nilai tersebut didapatkan dari jumlah keuntungan bersih yang diterima dalam setahun dibagi dengan jumlah trip dalam
setahun yaitu 186 trip dan hasilnya dikalikan dengan jumlah trip rata-rata setiap bulan. Pendapatan masing-masing nelayan ABK setiap bulannya, yakni sebesar
Rp 894.083,84. Pendapatan juragan Rp 994.083,84 dan pendapatan teknisi Rp 1.394.083,84 setiap bulannya diperoleh dari bagi hasil dan upah setiap bulan
yang diterima dari pemilik. Nilai RC yang diperoleh dari usaha penangkapan muroami sebesar 3,87
hal ini berarti bahwa dari setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan dalam usaha unit penangkapan muroami akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 3,87.
Payback Periode dari usaha unit penangkapan muroami sebesar 1,05 tahun.
65 Sehingga diperoleh kesimpulan waktu untuk pengembalian biaya investasi yang
telah dikeluarkan adalah satu tahun satu bulan. Dilihat dari singkatnya pengembalian biaya investasi yang telah dikeluarkan, usaha unit penangkapan
muroami merupakan usaha yang cukup menguntungkan. Nilai ROI dari usaha penangkapan muroami sebesar 95,00 . Nilai
tersebut berarti bahwa, besarnya presentase kemungkinan pengembalian keuntungan dari investasi yang ditanam dengan asumsi pendapatan setiap bulan
per tahun tetap adalah 95 . Nilai ROI yang cukup besar menyebabkan pemilik memperoleh kemungkinan pengembalian keuntungan yang cukup menjanjikan
dari usaha penangkapan muroami.
6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan