Unit penangkapan muroami Pembahasan

60 Rp 3,87. Payback Peroid bertujuan untuk mengetahui berapa lama waktu yang diperlukan untuk menutup biaya investasi. Payback Periode dari usaha unit penangkapan muroami sebesar 1,05 tahun. Sehingga diperoleh kesimpulan waktu untuk pengembalian biaya investasi yang telah dikeluarkan adalah satu tahun satu bulan. Dalam usaha unit penangkapan muroami diperoleh nilai ROI sebesar 95,00 . Nilai tersebut berarti bahwa, besarnya presentase kemungkinan pengembalian keuntungan dari investasi yang ditanam dengan asumsi pendapatan setiap bulan per tahun tetap adalah 95 .

5.2 Pembahasan

5.2.1 Unit penangkapan muroami

Sebagian besar penduduk di Pulau Pramuka bermata pencaharian sebagai nelayan baik itu nelayan payang, jaring, bubu, muroami, pancing, dll. Namun jumlah nelayan yang paling banyak adalah nelayan yang mengoperasikan alat tangkap muroami atau kongsi. Muroami atau kongsi di Pulau Pramuka mengalami berbagai modifikasi berdasarkan musyawarah bersama para nelayan muroami. Saat pertama kali diperkenalkan oleh para nelayan Jepang, usaha penangkapan muroami merupakan usaha skala besar karena dalam satu armada penangkapan muroami membutuhkan 3-4 perahu dan 20-40 orang nelayan untuk mengoperasikan alat tangkap tersebut. Semakin besar skala usaha suatu unit penangkapan ikan maka semakin besar pula biaya operasional yang harus dikeluarkan dalam setiap operasi penangkapan ikan. Selain itu ditambah dengan biaya perawatan mesin dan kapal yang harus ditanggung oleh setiap pengusaha penangkapan. Hal lain yang menjadi pertimbangan yakni semakin banyak nelayan yang ikut dalam operasi penangkapan muroami maka bagi hasil yang diterima oleh masing-masing nelayan semakin sedikit. Keadaan ini akan semakin parah apabila hasil tangkapan yang didapat sedikit sedangkan nelayan yang ikut dalam operasi penangkapan cukup banyak. Berdasarkan pertimbangan di atas maka nelayan muroami di Pulau Pramuka melakukan modifikasi pada unit penangkapan muroami dan merubahnya dari usaha penangkapan skala besar menjadi usaha penangkapan skala sedang. 61 Dengan adanya modifikasi ini diharapkan dapat mengurangi biaya operasional, biaya perawatan mesin dan kapal, serta dapat meningkatkan bagi hasil para nelayan. Secara teknis muroami merupakan alat tangkap yang dapat dikatakan tidak ramah lingkungan namun secara ekonomis sangat menguntungkan bagi nelayan di Kepulauan Seribu khususnya di Pulau Pramuka. Alat tersebut tidak ramah lingkungan karena berbagai faktor, yakni ukuran mata jaring pada alat tangkap muroami terlalu kecil dan metode pengoperasian muroami yang ditenggarai banyak menimbulkan kerusakan terumbu karang. Ukuran mata jaring pada alat tangkap muroami sangat kecil yakni, untuk jaring bagian dinding ukuran mata jaringnya sebesar 2 cm dan ukuran mata jaring bagian kantong sebesar 1 cm. Karena ukuran mata jaring yang begitu kecil maka alat tangkap ini tidak selektif pada spesies ikan ekor kuning dan pisang-pisang yang menjadi target penangkapan. Pada saat pengangkatan kantong ikan-ikan kecil yang tertangkap dan belum matang gonad tidak dapat meloloskan diri dari alat tangkap muroami. Bila hal ini terus dibiarkan maka lama-lama popolasi ikan akan habis karena secara ekologis pertumbuhan ikan karang lebih lambat daripada ikan permukaan. Untuk mengatasi banyaknya hasil tangkapan sampingan berupa ikan-ikan berukuran kecil dan juga ikan ekor kuning dan pisang-pisang yang belum matang gonad, maka mesh size bagian kantong pada alat tangkap muroami harus diperbesar. Ukuran mata jaring tersebut harus disesuaikan dengan ukuran ikan yang menjadi target penangkapan. Namun upaya untuk memperbesar mesh size sehingga alat tangkap tersebut selektif juga mengalami kendala. Kendala tersebut disebabkan karena sumberdaya di perairan Indonesia variasi spesiesnya begitu banyak sedangkan kelimpahan setiap spesiesnya relatif sedikit. Hal ini menyebabkan alat tangkap muroami tidak dapat selektif terhadap semua spesies. Misalnya, ketika mesh size alat tangkap tersebut selektif untuk ikan ekor kuning maka belum tentu selektif pada ikan kerapu. Selain ukuran mata jaringnya kecil hal lainnya yang menyebabkan muroami tidak ramah lingkungan yakni metode pengoperasiannya. Hampir seluruh tahap pengoperasian muroami dilakukan di dalam air dan di sekitar terumbu karang. Pada tahap penurunan alat tangkap setting, penggiringan, 62 hingga pengangkatan alat hauling seluruhnya dilakukan di atas terumbu karang. Nelayan kadang-kadang tidak hanya berenang di atas terumbu karang tapi juga berjalan di atas karang yang lunak sehingga karang tersebut patah dan mengalami kerusakan. Pada proses penggiringan gelang-gelang besi yang terdapat pada alat penggiring atau ”elot” dipukul-pukulkan ke karang untuk mengejutkan ikan yang bersembunyi di dalam karang agar keluar dari persembunyiannya sehingga mudah untuk digiring ke dalam kantong. Hal ini sering mengakibatkan kerusakan pada terumbu karang sehingga habitat ikan menjadi rusak dan mendorong terjadinya penurunan populasi ikan. Selain mempunyai potensi untuk merusak terumbu karang dan ikan-ikan yang hidup di habitat tersebut, alat tangkap muroami pun memberi dampak yang kurang baik akibat metode pengoperasiannya bagi para nelayan muroami. Dalam pengoperasian muroami nelayan muroami harus menyelam pada kedalaman sekitar 20-30 meter. Pada saat menyelam, nelayan muroami tidak mengikuti prosedur penyelaman dan masih menggunakan alat tradisional semacam kompresor yang berbahaya bagi kesehatan para penyelam. Hal ini akan mengakibatkan ”dekompresi sickness” yaitu tingginya level nitrogen pada tubuh yang menyebabkan gelembung di persendian Ariadno et al. 2005. Dekompresi dapat menyebabkan nelayan muroami mengalami kelumpuhan bahkan kematian. Untuk mengurangi jumlah nitrogen yang terlalu tinggi dalam tubuh, nelayan muroami harus menjalani perawatan kesehatan rutin yaitu ”rekompresi”. Rekompresi dilakukan dengan cara memberi oksigen murni dengan tekanan tertentu pada sebuah ruangan khusus yang disebut recompression chamber Ariadno et al. 2005 Salah satu solusi untuk mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh pengoperasian muroami yaitu mengembalikan bentuk alat penggiring elot ke bentuk semula seperti saat belum dimodifikasi. Bentuk ”elot” sebelum modifikasi terbuat dari tali yang panjangnya ± 25 meter. Pada salah satu ujungnya yaitu bagian atas diikatkan pelampung bambu, sedangkan pada ujung lainnya gelang besi dan sepanjang tali dilengkapi dengan daun-daun nyiur atau kadang kain putih. Alat tersebut dipasang secara vertikal dan setiap nelayan yang melakukan penggiringan membawa masing-masing alat penggiring tersebut. Hal ini 63 dilakukan dilakukan agar nelayan muroami tidak perlu menyelam dengan menggunakan kompresor untuk menggiring ikan masuk ke dalam kantong karena nelayan hanya perlu melakukan snorkling sehingga efek samping akibat penyelaman menggunakan kompresor bisa dihindari.

5.2.2 Efisiensi teknis unit penangkapan muroami