Terumbu Karang dan Sumberdaya Ikan Karang

Interval waktu antar penyelaman cukup pendek, yaitu sekitar 10 menit. Setelah ikan digiring ke dalam jaring kantong, para penyelam mengangkat jaring kantong ke permukaan secepat mungkin. Kemudian mereka kembali masuk ke dasar untuk membongkar jaring pelari. Proses pelepasan jaring pelari ini biasanya memakan waktu sekitar 20 menit.

2.4 Terumbu Karang dan Sumberdaya Ikan Karang

Perairan karang merupakan suatu ekosistem yang paling subur dibandingkan dengan perairan lainnya. Peraiaran ini mempunyai produktivitas sumber hayati sangat beraneka ragam dan hubungan diantaranya sangat erat LIPI 1998. Terumbu karang adalah suatu ekosistem di dasar laut tropis yang dibangun terutama oleh biota laut penghasil kapur CaCO3, khususnya jenis-jenis karang batu dengan tambahan penting dari alga berkapur dan organisme lain penghasil kapur Romimohtarto dan Juwana 2001, diacu dalam Soleh 2004. Terumbu karang sebagai lingkungan hidup berfungsi sebagai tempat tinggal, tempat berlindung, mencari makan, dan berkembang biak bagi biota-biota yang hidup di ekosistem tersebut atau juga dari ekosistem sekitarnya. Terumbu karang juga mempunyai fungsi alami yaitu sebagai sumberdaya hayati dan keindahan bawah air Sukarno et al. 1981, diacu dalam Soleh 2004. Bentuk-bentuk pertumbuhan karang, menurut Dahl 1981, diacu dalam Soleh 2004 adalah sebagai berikut: a Bentuk bercabang branching, berbentuk seperti ranting pohon. Karang ini banyak terdapat di sepanjang tepi terumbu dan bagian atas lereng terutama yang terlindung atau setengah terbuka. b Bentuk padat massive, berbentuk seperti bola dengan ukuran bervariasi, permukaan karang halus dan padat. Karang ini banyak ditemukan di sepanjang tepi terumbu dan bagian atas lereng terumbu dewasa yang belum terganggu atau rusak. c Bentuk mengerak encrusting, karang ini tumbuh menyelimuti dasar terumbu dengan permukaan kasar, keras, dan berlubang-lubang kecil. Banyak terdapat pada daerah-daerah yang terbuka atau yang berbatu-batu, terutama sepanjang lereng terumbu. 9 d Bentuk meja tabulate, menyerupai meja dengan permukaan yang lebar dan datar. Karang ini ditopang dengan batang yang terpusat dan bertumpu pada satu sisi membentuk sudut atau datar. e Bentuk daun foliose, karang ini tumbuh dalam bentuk lembaran-lembaran yang menonjol pada dasar terumbu, berukuran kecil, dan membentuk lipatan atau melingkar. Banyak ditemukan pada daerah lereng terumbu dan daerah- daerah yang terlindung. f Bentuk jamur mushroom, berbentuk oval dan nampak seperti jamur, memiliki banyak tonjolan seperti punggung bukit beralur dari tepi hingga pusat mulut. g Bentuk submassive, bentuk mengerak atau merayap dengan hampir seluruh bagian menempel pada substrat. h Bentuk menjari digitate, karang ini tumbuh dalam bentuk seperti jari yang menunjuk ke luar. Suatu jenis karang dari genus yang sama dapat mempunyai bentuk pertumbuhan life form yang berbeda. Adanya perbedaan bentuk pertumbuhan disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah kedalaman, arus, dan topografi dasar perairan. Ikan karang merupakan organisme yang sering dijumpai di ekosistem terumbu karang. Keberadaan ikan-ikan tersebut telah menjadikan ekosistem terumbu karang sebagai ekosistem yang paling banyak dihuni oleh biota air Nybakken 1988. Ikan-ikan ini hidup berasosiasi dengan terumbu pada habitat yang disukainya yaitu daerah yang aman dan banyak tersedia makanan. Ikan-ikan tersebut menggunakan bentuk-bentuk terumbu karang untuk pertahanan diri dari predator Hutomo 1986, diacu dalam Soleh 2004. Menurut Hutomo 1986 diacu dalam Purwanti 2004, komunitas ikan karang memiliki interaksi yang luas. Interaksi dapat terbentuk antara ikan karang dengan spesies yang sama, ikan karang dengan spesies yang berbeda, ikan karang dengan invertebrata maupun interaksi ikan karang dengan faktor fisik seperti suhu, cahaya, dan kedalaman. Interaksi fisik yang dilakukan oleh ikan-ikan karang seperti penyamaran penglihatan, perlindungan dari predator, dan kemampuan meniru suatu objek tertentu yang melibatkan adaptasi struktur dan tingkah laku. 10 Menurut Sale 1991 diacu dalam Agdalena 2003, ikan karang memiliki karakteristik yang dapat dibedakan dengan ikan lain, diantaranya adalah : 1 Fitur kelompok yang membuat karakteristik ikan karang secara keseluruhan, yaitu keanekaragaman ikan karang dalam spesies dan morfologinya; 2 Karakteristik ekologi, yaitu ikan karang biasanya akan menghabiskan seluruh hidupnya di terumbu karang mulai dari reproduksi, pertumbuhan telur sampai juvenil, dan terus berkembang hingga dewasa; 3 Hubungannya dengan habitat; 4 Pola distribusi; 5 Karakteristik secara taksonomi; dan 6 Bentuk struktural. Ikan karang di ekosistem terumbu karang sebagian besar adalah ikan-ikan diurnal aktif pada siang hari. Ikan-ikan tersebut mencari makan dan tinggal di permukaan karang dan memakan plankton yang lewat di atasnya. Ikan-ikan diurnal ini meliputi famili Pomacentridae, Chaetodontidae, Achanturidae, Labridae, Lutjanidae, Balistidae, Serranidae, Cirrhtidae, Tetraodontidae, Blennidae, dan Gobiidae Allen dan Steene 1990 diacu dalam Soleh 2004. Menurut Allen dan Steen 1990 diacu dalam Purwanti 2004, pada malam hari ikan–ikan diurnal akan masuk dan berlindung di dalam karang. Keberadaan ikan-ikan diurnal akan digantikan oleh ikan-ikan nokturnal yaitu ikan yang aktif di malam hari. Pada malam hari ikan-ikan nokturnal akan keluar dan mencari makan dan pada siang hari masuk kembali ke goa-goa atau celah-celah karang. Ikan-ikan nokturnal meliputi Holocentridae, Apogonidae, Haemulidae, Muraenidae, Scorpaenidae, Serranidae, dan Labridae. Selain ikan diurnal dan nokturnal, ada pula ikan-ikan yang sering melintasi ekosistem terumbu karang seperti Scombridae, Sphyraenidae barracuda, Caseonidae ekor kuning, dan Allopidae hiu. Faktor kedalaman berperan penting dalam penyebaran ikan-ikan karang. Umumnya ikan-ikan tersebut memiliki kisaran kedalaman yang sempit, tergantung dari ketersediaan makanan, ombak, dan keberadaan predator. Pada daerah-daerah yang kaya akan makanan ikan akan cenderung berkelompok. Ikan- ikan tersebut juga menghindari pecahan ombak dengan menempati daerah yang 11 lebih dalam. Kebanyakan ikan-ikan yang tergolong herbivora adalah ikan-ikan diurnal, berwarna cemerlang dengan ukuran bukaan mulut kecil. Beberapa ikan ini merupakan ikan yang bergerak cepat dan berkelompok Connaughey dan Zottoli 1983, diacu dalam Purwanti 2004. Menurut Lowe dan Connel 1987 diacu dalam Purwanti 2004, kelompok ikan karang umumnya mempunyai habitat spesifik pada ekosistem terumbu karang dan kelompok ikan-ikan tersebut jarang keluar dari daerahnya untuk mencari makanan dan tempat perlindungan. Batas wilayah distribusi ikan tersebut ditentukan oleh ketersediaan makanan, keberadaan predator, habitat, dan daerah pemijahan. Menurut William dan Hatcher 1983 diacu dalam LIPI 1998, ada sepuluh famili utama ikan karang sebagai penyumbang produksi perikanan, yaitu Caseodidae, Holocentridae, Serranidae, Lethrinidae, Siganidae, Scaridae, Priacanthidae, Labridae, Lutjanidae, dan Haemulidae. Dari sepuluh famili tersebut, Caseodidae ekor kuning dan pisang-pisang merupakan kelompok ikan karang yang dapat dieksploitasi secara besar-besaran karena sebagai pemakan plankton dan membentuk kelompok yang relatif besar LIPI 1998. Menurut LIPI 1998, dalam perkiraan potensi ikan karang di Indonesia telah disepakati hanya beberapa jenis yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi, diantaranya kerapu Serranidae, Lencam Lethrinidae, ekor kuning dan pisang-pisang Caseodidae, baronang Siganidae, kakap merah Lutjanidae, kakatua Scaridae, dan napoleon Labridae. Sumberdaya ikan karang meliputi ikan karang dan hias. Hasil tangkapan muroami menurut Subani dan Barus 1989 adalah ikan-ikan karang seperti ekor kuning Caesio cunning, penjalu Caesio coeralaures , pisang-pisang Caesio chrysonosus, sunglir Elagatis bippinulatus , selar kuning Caranx leptolepis, dan kuwe macan Caranx spp. 12

2.5 Efisiensi Teknis