Definisi Operasional TINJAUAN PUSTAKA

9. Diduga terdapat hubungan yang nyata antara kebijakan pemerintah daerah dengan pengambilan keputusan mengkonversi lahan.

2.10 Definisi Operasional

Pengukuran variabel-veriabel yang akan digunakan dalam penelitian ini akan dibatasi pada perumusan penjabaran masing-masing variabel tersebut secara operasional. Variabel-variabel tersebut adalah: 1. Umur adalah lamanya hidup responden yang diukur berdasarkan usia. Pengukuran: 1. 30-40 tahun 2. 41-50 tahun 3. 50 tahun 2. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang pernah dilakukan oleh responden. Pengukuran: 1. tidak sekolah 2. tidak tamat SDsederajat 3. tamat SDsederajat 3. Jumlah tanggungan anggota keluarga adalah banyaknya anggota keluarga yang masih menjadi tanggungjawab responden dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Pengukuran: 1. sedikit: ≤ 4 orang 2. banyak: 4 orang 4. Luas lahan yang dimiliki adalah ukuran lahan yang dimiliki oleh suatu rumahtangga responden dalam satuan hektar. Pengukuran: 1. sempit: 0,25 hektar 2. sedang: 0,25-0,49 hektar 3. luas: ≥ 0,5 hektar 5. Tingkat ketergantungan terhadap lahan adalah sejauh mana lahan dianggap penting yang diukur berdasarkan persentase pendapatan pertanian terhadap total pendapatan tumah tangga. Pengukuran: 1. rendah: 0,75 persen pendapatan rumah rumahtangga 2. tinggi: ≥ 0,75 persen pendapatan rumah rumahtangga 6. Pengaruh tetangga adalah ada tidaknya tetangga yang mengkonversi lahan yang diukur dari banyaknya petani yang lahannya berada di sekitar responden yang telah mengalih fungsi lahannya. Pengukuran: 1. rendah: ≤ 5 orang 2. tinggi: 5 orang 7. Pengaruh investor adalah ada tidaknya orang yang berkepentingan untuk membangun usaha di bidang non pertanian yang mempengaruhi responden agar mengkonversi lahan. Pengukuran: 1. Ada pengaruh: investor menemui responden untuk negosiasi 2. Tidak ada pengaruh: tidak ada investor yang menemui responden. 8. Kebijakan pemerintah daerah adalah ada tidaknya dukungan pemerintah daerah tersebut dalam hal pengembangan pertanian yang dilihat melalui pemberian bantuan saprotan kepada petani. Pengukuran: 1. Ada dukungan: responden menerima bantuan saprotan 2. Tidak ada dukungan: responden tidak menerima bantuan saprotan. 9. Konversi lahan adalah adanya penggunaan lahan di luar kegiatan pertanian baik sebagian maupun seluruhnya. Dalam hal ini, penggunaan yang dimaksud adalah penggalian pasir dan batu. 10. Tingkat kesejahteraan rumahtangga petani adalah ukuran sejahtera atau tidaknya sebuah rumahtangga petani yang diukur berdasarkan indikator kesejahteraan menurut masyarakat setempat. Dikatakan sejahtera apabila sebuah kepala rumahtangga dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari rumahtangganya, bisa menyekolahkan anak, dan memiliki kendaraan bermotor. 11. Rumahtangga pertanian: Rumahtangga yang sekurang-kurangnya satu anggotanya melakukan kekgiatan berkebunbertani.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja purposif, yaitu di Desa Candimulyo, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo. Desa Candimulyo sebagai lokasi penelitian di kawasan kaki gunung Sindoro dan Sumbing adalah salah satu desa di Kabupaten Wonosobo yang kebanyakan masyarakatnya terutama petani mengalih fungsi lahan pertanian mereka menjadi pertambangan pasir dan batu. Berdasarkan kenyataan tersebut, maka lokasi ini dirasa relevan dengan tujuan penelitian. Pengumpulan data dilakukan selama satu bulan, yaitu pada bulan April 2008 sampai dengan bulan Mei 2008. Pengolahan data dan penulisan hasil laporan selanjutnya dilakukan selama dua bulan, yaitu pada bulan Mei 2008 sampai dengan bulan Juli 2008.

3.2 Teknik Pemilihan Responden

Populasi dari penelitian ini adalah petani di Desa Candimulyo, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo. Responden yang diambil pada penelitian ini adalah petani yang memiliki lahan tetapi telah mengkonversikan lahannya yaitu dengan mengubah fungsinya untuk usaha di luar bidang pertanian baik seluruh lahan maupun sebagian, serta petani yang tidak mengkonversi lahan.