Ikhtisar FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

Tabel 13. Analisis Chi Square dari Faktor-faktor yang Diduga Berhubungan dengan Konversi Lahan di Desa Candimulyo. konversi kesejahteraan Pearson Chi‐Square umur Asymp. sig. 0.000 tk pendidikan Asymp. sig. 0.006 jumlah tanggungan Asymp. sig. 0.004 kepemilikan lahan Asymp. sig. 0.002 tk ketergantungan Asymp. sig. 0.440 tetangga Asymp. sig. 0.269 investor Asymp. sig. 0.092 kebijakan Asymp. sig. 0.001 konversi Asymp. sig. 0.001 kesejahteraan Asymp. sig.

6.3 Ikhtisar

Sub bab ini merupakan ikhtisar atau isi pokok-pokok penting bab 6. Ikhtisar ini terdiri dari kondisi konversi lahan di Desa Candimulyo dan faktor- faktor yang berhubungan dengan konvesi lahan yang mencakup faktor internal dan eksternal petani. Konversi lahan yang terjadi di Desa Candimulyo ini berawal dari jatuhnya harga produk pertanian unggulan mereka yaitu tembakau. Komoditas tersebut kemudian diganti menjadi komoditas pangan yaitu jagung dan kubis. Namun sulitnya pemasaran bagi komoditas tersebut membuat para petani semakin cenderung meninggalkan pertanian yaitu dengan mengubah fungsi lahan mereka menjadi pertambangan pasir dan batu. Konversi lahan di atas diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal dari petani itu sendiri. Faktor internal tersebut meliputi umur petani, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan anggota keluarga, luas kepemilikan lahan, dan tingkat ketergantungan pada lahan. Dalam hal ini, tingkat ketergantungan pada lahan tidak ada hubungannya dengan konversi lahan yang terjadi di desa penelitian. Faktor internal ini merupakan faktor pendorong dari dalam diri petani itu sendiri untuk mengkonversikan lahan mereka. Sedangkan faktor eksternal meliputi pengaruh tetangga, pengaruh investor, dan pengaruh kebijakan pemerintah daerah. Dilihat dari perhitungan statistik, hanya kebijakan pemerintah daerah yang menjadi penyebab terjadinya konversi lahan di desa penelitian, namun jika ditinjau dari anlisis kualitatif, pengaruh tetangga dan investor turut mempengaruhi hal tersebut.

BAB VII PENGARUH KONVERSI LAHAN PERTANIAN TERHADAP

TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAHTANGGA PETANI

7.1 Pengaruh Konversi Lahan Pertanian terhadap Tingkat Kesejahteraan Rumahtangga Petani

Lahan pada hakekatnya merupakan aset terpenting bagi petani Desa Candimulyo karena merupakan sumber mata pencaharian utama bagi petani tersebut. Namun, ketika lahan ini kemudian dikonversi fungsinya ke penggunaan nonpertanian, logikanya sumber matapencaharian bagi petani tersebut juga turut terkonversi dari pertanian ke non pertanian. Di desa Candimulyo, banyak petani terutama petani berlahan sempit yang telah mengkonversikan lahannya menjadi tambang pasir dan batu, dengan alasan meningkatkan kesejahteraan mereka. Tingkat kesejahteraan welfare merupakan konsep yang digunakan untuk menyatakan kualitas hidup suatu masyarakat atau individu di suatu wilayah pada satu kurun waktu tertentu. Menurut Yosep seperti yang dikutip Maharani 2006, kesejahteraan itu bersifat luas yang dapat diterapkan pada skala sosial besar dan kecil misalnya keluarga dan individu. Konsep kesejahteraan atau rasa sejahtera yang dimiliki bersifat relatif, tergantung bagaimana penilaian masing-masing individu terhadap kesejahteraan itu sendiri. Sejahtera bagi seseorang dengan tingkat pendapatan tertentu belum tentu dapat juga dikatakan sejahtera bagi orang lain. Masyarakat Desa Candimulyo mendefinisikan makna sejahtera dalam sebuah rumahtangga yaitu rumahtangga yang telah berhasil memenuhi