pendapatan total, jarak lahan dari pusat pertumbuhan ekonomi, dan pengaruh tetangga petani yang mengalih fungsi lahannya. Sedangkan peubah yang tidak
berhubungan dengan keputusan petani untuk mengkonversi lahannya adalah usia petani,luas lahan yang dimiliki, serta jarak lahan dari jalan raya. Terkait dengan
pengaruh konversi lahan tersebut, Solihah 2002 menemukan fenomena bahwa pertanian lebih menguntungkan dibanding usaha lain di luar pertanian yang belum
mereka kuasai, artinya, konversi lahan berpengaruh negatif terhadap kesejahteraan petani.
2.7 Pengaruh Konversi Lahan terhadap Pola Nafkah Rumahtangga
Agus Subali 2005 dalam penelitiannya menggunakan analisis kualitatif untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi konversi lahan. Pada penelitian
tersebut dapat diketahui bahwa faktor yang berpengaruh positif terhadap konversi lahan pertanian ke penggunaan non pertanian terdiri dari dua yaitu faktor intern
dan ekstern. Faktor intern meliputi tingkat pendidikan, pengalaman kerja, tingkat pendapatan rumahtangga, dan tingkat ketergantungan pada lahan. Sedangkan
faktor eksternal meliputi investor, pemerintah desa, calo, dan tetangga. Dalam penelitian ini tidak menganalisis pengaruh konversi lahan tersebut terhadap
kesejahteraan rumahtangga petani namun lebih kepada perubahan pola nafkah dalam sebuah rumahtangga.
2.8 Kerangka Pemikiran Operasional
Penjelasan-penjelasan di atas dapat dirangkai menjadi sebuah kerangka pemikiran yang selanjutnya dapat dirangkai lagi menjadi satu permasalahan baru
yang mengangkat tema mengenai konversi lahan pertanian terkait dengan faktor- faktor yang mempengaruhinya serta pengaruh dari kegiatan konversi lahan
tersebut terhadap kesejahteraan keluarga petani. Merujuk penelitian-penelitian terdahulu, dalam penelitian ini konversi
lahan diduga dapat terjadi karena dua faktor pendukung yang langsung berhubungan dengan pengambilan keputusan petani untuk mengkonversi lahan
yaitu faktor internal petani dan faktor eksternal. Faktor internal petani dalam penelitian ini diduga mencakup umur petani, tingkat pendidikan, jumlah
tanggungan anggota keluarga, luas lahan yang dimiliki, serta tingkat ketergantungan kepada lahan, sedangkan faktor eksternal meliputi jumlah
tetangga yang mengkonversi lahan, pengaruh investor, serta kebijakan pemerintah daerah dalam hal ini kebijakan yang mendukung atau tidaknya terhadap
pengembangan pertanian. Setelah melihat keterhubungan antara faktor internal petani dan faktor
eksternal dengan keputusan petani mengkonversi lahan pertanian, maka dilihat pula pengaruh konversi lahan pertanian tersebut terhadap tingkat kesejahteraan
petani. Diduga bahwa konversi lahan berhubungan erat dengan tingkat kesejahteraan petani. Dalam hal ini kesejahteraan petani diukur melalui indikator
kesejahteraan menurut masyarakat lokal mengingat pengambilan data mengenai pola konsumsi sangat sulit didapatkan. Menurut masyarakat lokal, sebuah
rumahtangga dikatakan sejahtera apabila bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari, bisa menyekolahkan anak, serta memiliki kendaraan bermotor. Penjelasan ini
dapat disederhanakan melalui gambar kerangka pemikiran operasional Gambar 1.
Karakterisitik Petani: - Umur petani
- Tingkat pendidikan - Jumlah tanggungan anggota
keluarga - Luas lahan yang dimiliki
- Tingkat ketergantungan pada tanah
Faktor Eksternal: - Jumlah Tetangga yang
mengkonversi lahan - Pengaruh Investor
- Kebijakan pemerintah daerah
Konversi lahan
Penggunaan lahan di luar kegiatan pertanian. Contoh: penambangan pasir dan batu
Contoh: memiliki kendaraan, mampu menyekolahkan anak
Tingkat kesejahteraan petani
Indikator kesejahteraan menurut masyarakat lokal
Gambar 1. Kerangka pemikiran operasional
Keterangan : : Hubungan
2.9 Hipotesis Penelitian 2.9.1 Hipotesis Umum