Pengaruh Merokok terhadap Pembentukan Stein sebagai Faktor Risiko Penyakit Periodontal pada Pasien Perokok di Instalasi Periodonsia RSGM FKG USU

(1)

Lampiran 1

LEMBARAN PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN Selamat Pagi/Siang

Saya Usananthini Chandra, yang sedang menjalani program pendidikan sarjana pada Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara, memohon kesediaan Saudara/i untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian saya yang berjudul:“Pengaruh Merokok Terhadap Pembentukan Stein Pada Pasien Perokok Di Instalasi Periodonsia RSGM USU”. Saya mengikutsertakan Bapak/Ibu dalam penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pembentukan stein pada permukaan gigi akibat merokok. Manfaat penelitian ini adalah memberi pengetahuan kepada Bapak/Ibu tentang dampak merokok bagi kesehatan gigi yang akan dijelaskan saat pemeriksaan rongga mulut dilakukan.

Bapak/Ibu sekalian, merokok dapat menyebabkan beberapa masalah dalam rongga mulut seperti terdapat banyak stein (noda) pada gigi, banyak karang gigi yang melekat pada gigi, gusi menjadi berdarah pada saat menyikat gigi, bahkan gigi akan menjadi goyang sehingga memerlukan pemeliharaan kesehatan rongga mulut yang baik.

Penelitian yang akan saya lakukan menggunakan kuesioner dan pemeriksaan langsung pada rongga mulut. Dalam penelitian ini, saya akan meminta Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner dengan memilih jawaban yang disediakan. Setelah pengisian kuesioner selesai, kuesioner dikembalikan kepada saya. Setelah itu saya akan melakukan pemeriksaan menggunakan kaca mulut dan prob periodontal untuk melihat kondisi rongga mulut dan pemeriksaan ini tidak akan menimbulkan rasa sakit pada rongga mulut Bapak/Ibu.

Partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, tidak akan terjadi perubahan mutu pelayanan dari dokter gigi di klinik ini apabila Bapak/Ibu tidak bersedia mengikuti penelitian ini. Bapak/Ibu akan tetap mendapat pelayanan kesehatan standar rutin sesuai dengan standar prosedur pelayanan.

Pada penelitian ini, identitas Bapak/Ibu akan disamarkan. Hanya dokter peneliti, anggota peneliti, dan anggota komisi etik yang bisa melihat datanya. Kerahasiaan data Bapak/Ibu akan dijamin sepenuhnya. Bila data Bapak/Ibu dipublikasikan, maka kerahasiaan data Bapak/Ibu tetap dijaga.

Jika selama menjalankan penelitian ini akan terjadi keluhan pada Bapak/Ibu silahkan menghubungi saya usananthini di nomor telepon 083194327416.

Demikian informasi ini saya sampaikan. Atas bantuan, partisipasi, dan kesediaan waktu Bapak/Ibu sekalian, saya ucapkan terima kasih. Peneliti,


(2)

Lampiran 2

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN SUBJEK PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama :

Umur : Jenis Kelamin : L/P Alamat :

Menyatakan telah membaca lembar penjelasan kepada subjek penelitian dan sudah mengerti serta bersedia untuk turut serta sebagai subjek penelitian, dalam penelitian atas nama Usananthini a/p Chandra yang berjudul “Pengaruh Merokok Terhadap Pembentukan Stein Pada Pasien Perokok Di RSGM USU”

Demikian pernyataan ini saya perbuat dalam keadaan sehat, penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari pihak manapun.

Mahasiswa peneliti Medan,

Peserta Penelitian

(Usananthini Chandra) ( )


(3)

Lampiran 3 Nomor...

Tanggal:………...

LEMBAR PEMERIKSAAN PASIEN

“Pengaruh merokok terhadap pembentukan stein pada pasien perokok di Instalasi Periodonsia RSGM USU”

A. BIODATA

No Kartu Pendaftaran : Nama :

Usia :

Jenis Kelamin : P/L No Telp/Hp :

Alamat : Pekerjaan :

Tingkat Pendidikan : Tidak sekolah/SD/SMP/SMU/D3/S1/S2/S3 Status Perkhawinan : Menikah/Tidak Menikah

Bila Menikah : Jumlah Anak yang dimiliki:...orang

B.

1) Apakah anda sedang mengonsumsi obat-obatan sistemik? Lingkari Jawaban pada pertanyaan pilihan

A. Ya

INSTALASI PERIODONSIA RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(4)

B. Tidak

Bila ya, sebutkan... 2) Apakah anda mengonsumi kopi dan teh?

A. Ya B. Tidak

3)Berapa sering anda mengonsumsi kopi dan teh? A. < 375 ml sehari

B. 375ml – 813 ml sehari C. > 813 ml sehari

4) Apakah anda sedang memakai pesawat ortodonti? A. Ya

B. Tidak

5) Kebiasaan merokok? A. Ya

B. Tidak

6)Jika anda seorang perokok, berapa banyak jumlah rokok yang anda konsumsi per hari?

A. < 10 batang rokok per hari B. 10-20 batang rokok per hari C. > 20 batang rokok

7) Jenis rokok yang anda konsumsi? A. kretek

B. Tembakau C. Kombinasi

8) Pernakah anda membuat perawatan bleaching? A. Ya

B. Tidak

9) Sejak kapan terjadi pewarnaan gigi tersebut? A. 6 bulan


(5)

C. 2 tahun

D.Jawaban lain...

10) Pernakah anda ke dokter gigi untuk skelling/pembersihan karang gigi dalam 6 bulan terakhir?

A. Ya B. Tidak

11) Menurut anda, mengapa terjadi pewarnaan gigi tersebut? A. Merokok

B. Penggunaan produk kopi dan teh C. Jawaban lain...

12) Berapa kali anda menyikat gigi anda dalam sehari? A. 1 kali

B. 2 kali C. 3 kali D. >3kali

13) Apakah anda sedang menggunakan pasta gigi zact (anti stein)? A. Ya

B. Tidak

14) Apakah anda mempunyai kebiasaan menyirih? A. Ya

B. Tidak

15) Menurut anda berapa lama sebaiknya kita berkunjung ke dokter gigi? A. 1 tahun sekali

B. 6 bulan sekali C. 3 bulan sekali D. kalau sakit gigi saja


(6)

C. Indeks Lobene Stein

Gigi rahang atas Skor Intensitas Skor Perluasan Palatal Labial/Bukal Palatal Labial/Bukal 11

12 13 14 15 16 17 18 21 22 23 24 25 26 27 28

Gigi Rahang Bawah Skor intensitas Skor Perluasan Lingual Labial/Bukal Lingual Labial/Bukal 31


(7)

33 34 35 36 37 38 41 42 43 44 45 46 47 48

Kriteria skor intensitas Kriteria skor Perluasan 0 = Tidak dijumpai stein 0 = Tidak dijumpai stein

1 = Stein ringan 1= Stein menutupi <1/3 perm gigi 2 = Stein sedang 2=Stein >1/3<2/3 perm gigi 3 = Stein berat 3= Stein >2/3 perm gigi


(8)

2. Pemeriksaan Jaringan Periodontal (Indeks Periodontal Russell)

18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28

48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38

Kriteria Penilaian :


(9)

Jumlah gigi yang diperiksa Jumlah skor seluruh gigi_

= ...

Lampiran 4

0 Negatif Tidak ada kerusakan jaringan periodontal dan tidak ada kehilangan fungsi akibat kerusakan jaringan pendukung

1 Gingivitis ringan

Adanya daerah yang mengalami peradangan pada daerah gingiva bebas tetapi tidak mengelilingi gigi

2 Gingivitis Ada peradangan yang mengelilingi gigi tetapi terjadi kerusakan pada perlekatan epitel 6 Gingivitis

disertai dengan pembentukan poket

periodontal

Perlekatan epitel terputus, adanya poket periodontal, fungsi pengunyahan normal, gigi masih tetap berada pada soketnya dan tidak adanya tilting

8 Kerusakan periodontal yang berat dan kehilangan fungsi

pengunyahan

Kemungkinan adanya gigi goyang dan kehilangan gigi, tilting, adanya bunyi tumpul saat dilakukan perkusi dengan logam atau gigi terlihat tidak stabil saat berada dalam soket


(10)

(11)

DATA PERSONALIA PENELITI 1. Kepala Peneliti

1. Nama Lengkap (disertai gelar) Pitu Wulandari, drg., S.Psi., Sp. Perio 2. Jabatan Fungsional Lektor

3. NIP 1970514 200502 2 001

4. NIDN 0014057901

5. Tempat dan Tanggal Lahir Langsa/ 14 Mei 1979

6. Alamat Rumah Jl. Kapten Muslim Gg. Mesjid No. 5 Medan

7. E-mail

8. No. Telepon/ Faks 061-8458782

9. Alamat Kantor Jl. Alumni No. 2 Kampus USU Medan 20155

10. No. Telepon 061-8216131

11. Lulusan yang teah dihasilkan Dokter Gigi 12. Mata kuliah yang diampu Periodonsia

2. Peneliti

1. Nama Lengkap Usananthini a/p Chandra

2. Status Mahasiswa

3. NIM 120600167

4. Tempat dan Tanggal Lahir Pulau Pinang/ 16 Januari 1992

5. Alamat Rumah Jl. Dr Mansur,Gg Sehat No 24 Citra Lestari

6. E-mail ushananthini6@gmail.com


(12)

Lampiran 6

ANGGARAN BIAYA PENELITIAN

1. Peralatan Penelitian

No Peralatan Kuantitas Harga satuan (Rp)

1 Prob Periodontal UNC 15

1 unit Rp 185.000,-

2 Kaca mulut 1 unit Rp31.000,-

3 Sonde halfmoon 1 unit Rp 20.000,-

4 Pinset 1 unit Rp 35.000,-

5 Nierbeken 1 unit Rp 25.000,-

Sub Total Rp 296.000,-

2. Bahan Penelitian

No Peralatan Kuantitas Harga satuan (Rp)

Jumlah harga (Rp) 1 Sarung tangan

disposible

2 kotak Rp 56.000,- Rp 112.000,-

2 Masker 1 kotak Rp 24.000,- Rp 24.000,-

3 Celemek 2 set Rp 50.000,- Rp 100.000,-

4 Alcohol 70% 1 L Rp 30.000,- Rp 30.000,- 5 Larutan Desinfektan 500 ml Rp 65.000,- Rp 65.000,- 6 Sabun cuci tangan 255ml Rp 25.000,- Rp 25.000,-

7 Tissu 4 pack Rp 10.000,- Rp 40.000,-

Sub Total Rp 396.000,-

3. Administrasi dan lain-lain

No Peralatan Kuantitas Harga Satuan (Rp)

Jumlah Harga (Rp) 1 Fotokopi lembar

pemeriksaan

70 set Rp 1.000,- Rp 70.000,- 2 Administrasi Ethical

Clearance

- - Rp 100.000,-

3 Pembelian

souvenir(Sikat dan


(13)

pasta gigi)

4 Alat tulis 1 kotak Rp 12.000,- Rp 12.000,-

Sub Total Rp 532.000,-

4. Total dana yang dibutuhkan

No Keterangan Jumlah (Rp)

1 Peralatan Penelitian Rp 296.000,-

2 Bahan Penelitian Rp 396.000,-

3 Administrasi dan lain-lain Rp 532.000,- 4 Biaya Tak Terduga (10%) Rp 152.000,-

Total Rp 1.376.000,-

Total Biaya Penelitian Rp 1.376.000,-


(14)

Lampiran 7 Frequency Table

Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid <30 30 50.0 50.0 50.0

30-50 21 35.0 35.0 85.0 50> 9 15.0 15.0 100.0 Total 60 100.0 100.0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Mahasiswa 27 45.0 45.0 45.0

Wiraswasta 29 48.3 48.3 93.3 PNS 4 6.7 6.7 100.0 Total 60 100.0 100.0

Jenis kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid laki-laki 60 100.0 100.0 100.0


(15)

Apakah anda sedang mengonsumsi obat-obatan sistemik?

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Tidak 60 100.0 100.0 100.0

Apakah anda mengonsumsi kopi dan teh?

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Ya 44 73.3 73.3 73.3

Tidak 16 26.7 26.7 100.0 Total 60 100.0 100.0

Berapa sering anda mengonsumsi kopi dan teh?

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 15 25.0 25.0 25.0

<375 ml 41 68.3 68.3 93.3 375-813ml 4 6.7 6.7 100.0 Total 60 100.0 100.0

Apakah anda sedang memakai pesawat ortodonti?

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Tidak 60 100.0 100.0 100.0


(16)

Kebiasaan merokok?

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Ya 60 100.0 100.0 100.0

Jika anda seorang perokok, berapa banyak jumlah rokok yang anda konsumsi per hari?

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid <10 batang per hari 19 31.7 31.7 31.7

10-20 batang per hari 19 31.7 31.7 63.3 >20 batang per hari 22 36.7 36.7 100.0 Total 60 100.0 100.0

Jenis rokok yang anda konsumsi?

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Kretek 19 31.7 31.7 31.7

Putih 31 51.7 51.7 83.3 Kombinasi 10 16.7 16.7 100.0 Total 60 100.0 100.0

Pernakah anda membuat perawatan bleaching?

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Tidak 60 100.0 100.0 100.0


(17)

Sejak kapan terjadi pewarnaan gigi tersebut?

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 6 bulan 6 10.0 10.0 10.0

1 tahun 27 45.0 45.0 55.0 2 tahun 17 28.3 28.3 83.3 Lainnya 10 16.7 16.7 100.0 Total 60 100.0 100.0

Pernakah anda ke dokter gigi untuk skelling/pembersihan karang gigi dalam 6 bulan terakhir?

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Tidak 60 100.0 100.0 100.0

Menurut anda, mengapa terjadi pewarnaan gigi tersebut?

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Merokok 60 100.0 100.0 100.0

Berapa kali anda menyikat gigi anda dalam sehari?

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 1 kali 11 18.3 18.3 18.3

2 kali 45 75.0 75.0 93.3 3 kali 4 6.7 6.7 100.0


(18)

Berapa kali anda menyikat gigi anda dalam sehari?

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 1 kali 11 18.3 18.3 18.3

2 kali 45 75.0 75.0 93.3 3 kali 4 6.7 6.7 100.0 Total 60 100.0 100.0

Apakah anda mempunyai kebiasaan menyirih?

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Tidak 60 100.0 100.0 100.0

Menurut anda berapa lama sebaiknya kita berkunjung ke dokter gigi?

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 1 tahun sekali 26 43.3 43.3 43.3

6 bulan sekali 25 41.7 41.7 85.0 3 bulan sekali 5 8.3 8.3 93.3 Kalau sakit gigi saja 4 6.7 6.7 100.0 Total 60 100.0 100.0

Apakah anda sedang menggunakan pasta gigi(anti stein)?

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Tidak 60 100.0 100.0 100.0


(19)

Crosstabs

Perokok ringan, sedang dan berat* Indeks periodontal Russell Crosstab

Indeks Periodontal Russell

Total 1 2 6 8

Perokok Ringan Count 16 3 0 0 19 % within JUMLAH 84.2% 15.8% .0% .0% 100.0% % of Total 26.7% 5.0% .0% .0% 31.7% Sedang Count 5 4 8 2 19 % within JUMLAH 26.3% 21.1% 42.1% 10.5% 100.0% % of Total 8.3% 6.7% 13.3% 3.3% 31.7% Berat Count 3 4 14 1 22 % within JUMLAH 13.6% 18.2% 63.6% 4.5% 100.0% % of Total 5.0% 6.7% 23.3% 1.7% 36,7% Total Count 24 11 22 3 60 % within JUMLAH 40% 18.3% 36.6% 5.0% 100.0% % of Total 40% 18.3% 36.6% 5.0% 100.0%


(20)

Crosstab

STEIN

Total ringan sedang berat

Perokok Ringan Count 10 9 0 19 % within JUMLAH 52.6% 47.4% .0% 100.0% % of Total 16.7% 15.0% .0% 31.7% Sedang Count 0 13 6 19 % within JUMLAH .0% 68.4% 31.6% 100.0% % of Total .0% 21.7% 10.0% 31.7% Berat Count 0 8 14 22 % within JUMLAH .0% 36.4% 63.6% 100.0% % of Total .0% 13.3% 23.3% 36.7% Total Count 10 30 20 60 % within JUMLAH 16.7% 50.0% 33.3% 100.0% % of Total 16.7% 50.0% 33.3% 100.0%

Perokok ringan, sedang berat* Perluasan stein Crosstab

PERLUASAN

Total <1/3 <1/3 >2/3 >2/3

Perokok Ringan Count 18 1 0 19 % within JUMLAH 94.7% 5.3% .0% 100.0% % of Total 30.0% 1.7% .0% 31.7% Sedang Count 3 10 6 19 % within JUMLAH 15.8% 52.6% 31.6% 100.0% % of Total 5.0% 16.7% 10.0% 31.7% berat Count 1 7 14 22 % within JUMLAH 4.5% 31.8% 63.6% 100.0%


(21)

% of Total 1.7% 11.7% 23.3% 36.7% Total Count 22 18 20 60 % within JUMLAH 36.7% 30.0% 33.3% 100.0% % of Total 36.7% 30.0% 33.3% 100.0%

UJI CHI SQUARE

Perokok dengan Indeks Periodontal Russell

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Point Probability Pearson

Chi-Square 17.494 a

6 .008 .004 Likelihood Ratio 20.683 6 .002 .003 Fisher's Exact Test 17.037 .003 Linear-by-Linear

Association 1.714 b

1 .191 .216 .111 .029 N of Valid Cases 60

a. 9 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .95. b. The standardized statistic is 1.309.

Perokok dengan Intensitas stein


(22)

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Point Probability Pearson

Chi-Square 36.124 a

4 .000 .000 Likelihood Ratio 42.541 4 .000 .000 Fisher's Exact Test 34.469 .000 Linear-by-Linear

Association 28.151 b

1 .000 .000 .000 .000 N of Valid Cases 60

a. 3 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.17. b. The standardized statistic is 5.306.

Perokok dengan perluasan stein

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Point Probability Pearson Chi-Square 45.478a 4 .000 .000

Likelihood Ratio 50.984 4 .000 .000 Fisher's Exact Test 45.214 .000 Linear-by-Linear

Association 33.314 b

1 .000 .000 .000 .000 N of Valid Cases 60

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.70. b. The standardized statistic is 5.772.


(23)

Daftar Pustaka

1. Bertoldo.C.E.dos.S, Miranda.D.de.A, Souza-Junior.EJ, et al. Surface hardness and colour change of dental enamel exposed to cigarette smoke. Int J Dent Clinics 2011; 3(4): 1-4.

2. Pejcic A, Obradovic R, Kesic L, Kojovic D. Smoking and periodontal disease a review. FAKTA UNIVERSITAS Series: Medicine and Biology 2007; 14(2): 53-9.

3. Departement Kesehatan Republik Riset Kesehatan Dasar Jakarta.2010: 132-5 4. WHO. WHO Global Adult Tobacco Survey: Indonesia Report. 2011.

(Agustus 15.2015).

5. Malhotra R, Kapoor A, Grover V, and Kaushal S. Nicotine and periodontal tissues. J Indian Soc Periodontal 2010; 14(1): 72-9

6. American Dental Hygienists’Association. 2010.

2015).

7. Mhd N Alkhatib, Ruth D Holt, and Raman Bedi. Smoking and tooth discolouration: findings from national cross-sectional study. BMC Public Health 2005; 5: 27.

8. Debora L. Tumilisar. Tembakau dan Pengaruhnya Terhadap Kesehatan Mulut. J Kedokt Meditek 2011; 17: 19-23.

9. Sruthy Prathap, H. Rajesh, Vinitha. A. Boloor and Anupama. S. Rao. Extrinsic stains and management: A new insight. J Acad Indus Res 2013; 1(8): 435- 42

10. Cynthia K dkk. Extrinsic tooth discolouration, an update review. Dent Tribune Middle East And Africa Ed 2015. 6-10.

11. Manuel ST, Abhishek P, Kundabala M. Etiology of tooth discoloration-a review. Nig Dent J 2010; 18(2): 56-63.

12. Putri Amin Sinaga CH, Lampus B.S, Wayan Mariati Ni. Gambaran Pengetahuan Stain Gigi Pada Perokok Di Kelurahan Bahu Linkungan V. Jurnal e-GiGi 2014; 2(2): 1-7.


(24)

13. M Kavitha. Effect of tobacco on oral health: An overview. Journal of evolution of medical and dental science 2011: 1- 6.

14. Mehrotra V, Sawhny A, Gupta I, Gupta R. Tell Tale Shades of Discolored Teeth: A review. Indian Journal of Dental Science 2014; 6(2): 95-9.

15. Watts A, Addy M. Tooth doscoloration and staining: A review of the literature. British Dental Journal 2001; 190(6): 309- 16.

16. Mortazavi H, Baharvand M, Khoudadoustan A. Colors in tooth discolouration: A new classification and literature review. International J of Clinical Dentistry 2014; 7(1): 17-27.

17. Khozeimeh F, Khademi H, Ghalayani P. The prevalence of etiologic factors for tooth discolouration in female students in isfahan high schools. Dent Res J 2008; 5(1): 13-6.

18. T. Terezhalmy dkk. A clinical evaluation of extrinsic stain removal: A rotation oscillation power toothbrush versus a dental prophylaxis. J Contemp Dental Pracr 2008; 9(5): 1-8.

19. Rotstein I. Tooth discoloration and bleachin. Endodontic 5 th ed., Philadelphia: WB Saunders, 2002: 845- 61.

20. Askinyte D dkk. The effectiveness of whitening of toothpaste in reducing extrinsic dental stain. J Biomedicina 2011; 21(2): 57-60.

21. P Lenherr, N Allgayer, R Weiger, A Filippi, T Attin, G Krast. Tooth discoloration induced by endodontic materials: A laboratory study. International Endodontic Journal 2012: 1- 8.

22. Kusuma ARP. Pengaruh merokok terhadap kesehatan gigi dan rongga mulut. Jurnal Fakultas Kedokteran Gigi Unissula 2013;1- 8.

23. Eley B M, Manson JD. Periodontics. 5 th ed, Philadelphia: Elsevier,2004:39-51.

24. Wahyono B, Maharani C, Peningkatan Pengetahuan Tentang Bahaya Merokok Pada Siswa SLTP Negeri Limbangan Kendal. Jurnal Universitas Negeri Semarang 2010; 1-5.


(25)

25. Zee K Y. Smoking and Periodontal Disease. Australian Dental journal 2009; 54: 44-50.

26. Sredeevi M, Ramesh A, Dwarakanath C. Periodontal satus in Smokers and Non smokers: A clinical, microbiological, and histopathological study. Int D of J 2012; 1-10.

27. Johnson G K, Slach N A. Impact of tobacco use on periodontal status. Journal od dental education 2001; 65(4): 313-21.

28. Mullaly B H. The influence of tobacco smoking on the onset of periodontitis in young persons. PTID Society 2004; 2(2): 53-65.

29. The American Academy of periodontology. Treatment of plaqu-induced gingivitis, chronic periodontitis, and other clinical condition. American Dentistry of pediatric Dentistry 2004; 36(6): 360-70.

30. Banihashemrad S A, Fatemi K, Najafi M H.Effect of smoking on gingival recession. Dent Res J 2008; 5(1):1-4.

31. Carranza FA, Hogen EL. Gingival Enlargement. In: Carranza FA ed. Clinical Periodontology,Edisi ke-10., Missouri: Elsevier, 2006: 373-88.

32. Laxman VK, Annaji S. Tobacco Use and Its Effects On the Periodontium and Periodontal Theraphy. J Contemp Dent Pract 2008; 7(9): 97-107.

33. Lion Corporation Web Site. Mechanism of stains. http://www.lion.co.jp/en/oral/self/11.htm ( 18 Oktober 2015)

34. Hinrichs JE.The Role of Dental Calculus and Other Predisposing Factors. In: Carranza FA ed. Clinical Periodontology, Edisi ke-10., Missouri: Elsevier, 2006: 170-87.

35. Quirynen M, Teughels W, Haake SK, Newman MG. Microbiology of :10., Missouri: Elsevier, 2006: 134-63.

36. Perry DA. Epidemiology of Periodontal Disease. In: Perry AD, Beemsterboer PL. Periodontalogy for the dental hygienist. 3rd ed., Philadelphia: WB Saunders, 2007: 48-49.


(26)

37. Harpreet S dkk. Smoking and Periodontal Disease. J Pharmaceutical and Scientific Innovation 2013; 2(2): 7- 13.


(27)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan rancangan cross sectional.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Instalasi Periodonsia Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Sumatera Utara.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai dari bulan Januari - Februari 2016

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi dari penelitian ini adalah pasien yang berkunjung ke Instalasi Periodonsia RSGM USU dari Januari hingga Februari 2016.

3.3.2 Sampel

Sampel dari penelitian ini adalah pasien perokok yang berkunjung ke Instalasi Periodonsia RSGM USU. Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu pemilihan sampel dengan menetapkan subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti agar maksud dan tujuan penelitian ini dapat tercapai.


(28)

3.3.3 Besar Sampel

Perhitungan besar sampel pada penelitian ini menggunakan rumus, yaitu17 :

n =

n =

n = 54,87 → 60

Keterangan: n = Jumlah sampel

α =Level of significant, penelitian ini menggunakan α= 5%, sehingga Zα=1,96

β =Power of test,penelitian ini menggunakan β= 10%, sehingga Zβ = 1,282 Po = Proporsi awal penelitian, pada penelitian ini menggunakan Po=89%

Pα= Proporsi yang diinginkan dari penelitian, pada penelitian ini digunakan Pα= 99%

Pα- Po = 10%

Berdasarkan hasil perhitungan berdasarkan rumus sampel, maka besar sampel pada penelitian ini adalah sebesar 60 orang pasien di Instalasi Periodonsia RSGM USU yang terdiri dari pasien perokok dengan gingivitis dan pasien perokok dengan periodontitis.


(29)

3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi 3.4.1 Kriteria Inklusi

- Subyek berusia 18-60 tahun

- Subyek merupakan perokok aktif ( minimal 1 batang rokok per hari) - Keadaan sistemik pasien baik

- Bersedia berpartisipasi dalam penelitian

- Masih memiliki gigi anterior minimal 4 gigi pada rahang atas dan bawah

3.4.2 Kriteria Eksklusi - Memakai pesawat ortodonti

- Subyek yang mengonsumsi obat-obatan sistemik - Subyek yang menyirih

- Subyek yang memakai pasta gigi (anti stein)

3.5 Variable Penelitian Variable Bebas

-Perokok ringan -Perokok sedang -Perokok berat

Variable Tergantung -Pembentukan Stein gigi -Indeks Lobene Stein -Indeks Periodontal Russell Variable Terkendali -Usia

-Jenis kelamin (laki-laki) Variable Tak Terkendali -Jenis rokok

-Waktu merokok -Pekerjaan


(30)

-Tingkat Pendidikan -Tingkat Ekonomi

3.5.1 Definisi Operational

No Variable Definisi Cara pemeriksaan dan alat ukur

Kategori Skala data

1. Pasien Perokok Pasien yang datang ke Instalasi Periodonsia untuk dilakukan perawatan yang merupakan perokok aktif dengan gingivitis atau periodontitis yang minimal mengonsumsi 1 batang rokok per hari

Kuisioner - Nominal

2. Perokok ringan

Perokok yang mampu menghabiskan rokok kurang dari 10 batang perhari

Kuisioner - Ratio

3. Perokok sedang

Perokok yang menghabiskan 10-20 batang rokok per hari

Kuisioner - Ratio

4. Perokok berat

Perokok yang menghabiskan lebih dari 20 batang rokok per hari


(31)

5. Stein Tembakau Deposit berpigmen pada permukaan gigi biasanya terjadi karena perlekatan tar dari asap rokok yang meninggalkan pewarnaan kecoklatan pada gigi. Dilakukan pemeriksaan gigi secara klinis dengan menggunakan sonde dan kaca mulut pada bagian palatal, lingual dan labial gigi anterior

- Nominal

6. Indeks Lobene Stein Indeks untuk mengevaluasi intensitas dan perluasan stein pada permukaan gigi anterior Dilakukan pemeriksaan gigi secara klinis dengan menggunakan sonde dan kaca mulut pada bagian palatal, lingual dan labial gigi anterior. Kriteria skor intensitas:

0= Tidak dijumpai stein 1= Stein ringan ( Kuning hingga coklat muda/keabu-abuan)

2= Stein sedang ( coklat) 3= Stein berat( coklat tua hingga hitam)

Kriteria skor perluasan: 0=Tidak dijumpai stein 1= Stein menutupi < 1/3 permukaan gigi

2= Stein menutupi > 1/3 tetapi belum sampai 2/3 permukaan gigi.

3= Stein menutupi > 2/3 permukaan gigi


(32)

7. Indeks Periodontal Russell Indeks untuk mengevaluasi kondisi gingiva dan menilai kedalaman poket dan kehilangan tulang

Pemeriksaan pada rongga mulut dengan menilai seluruh gigi menggunakan kaca mulut dan prob periodontal UNC 15. Kriteria Penilaian: 0 = Negatif. Tidak ada kerusakan jaringan periodontal dan tidak ada kehilangan fungsi akibat kerusakan jaringan pendukung

1 = Gingivitis ringan. Adanya daerah yang mengalami peradangan pada daerah gingiva bebas tetapi tidak mengelilingi gigi

2 = Gingivitis. Ada peradangan yang mengelilingi gigi tetapi terjadi kerusakan pada perlekatan epitel 6 = Gingivitis disertai dengan pembentukan poket periodontal.Perlekatan epitel terputus, adanya poket periodontal, fungsi pengunyahan normal, gigi masih tetap berada pada soketnya dan tidak adanya tilting

8 = Kerusakan periodontal yang berat dan kehilangan fungsi pengunyahan. Kemungkinan adanya gigi goyang dan kehilangan gigi, tilting, adanya bunyi tumpul saat dilakukan perkusi dengan logam atau gigi terlihat tidak stabil saat berada dalam soket


(33)

3.6 Alat dan Bahan Penelitian 3.6.1 Alat Penelitian

- Sonde - Kaca Mulut - Pinset - Nirbeken

- Prob periodontal UNC 15

3.6.2 Bahan Penelitian - Masker

- Hand Scone -Celemek

3.7 Proses Pengambilan dan Pengumpulan Data 3.7.1 Pengisian kuisioner

Subjek yang terpilih diberi penjelasan terlebih dahulu mengenai tujuan, manfaat dan prosedur penelitian yang akan dilakukan. Apabila subjek bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian, maka subjek diminta untuk menandatangani lembar Inform concent. Setelah itu, subjek diminta mengisi beberapa pertanyaan yang ada pada kuisioner melalui wawancara.

3.7.2 Periodontal Index Russell (PI)

Jaringan periodontal pasien diperiksa untuk melihat keadaan jaringan periodontal pasien untuk mendapatkan skor Periodontal Index Russell (PI) dari pasien. Dari hasil pemeriksaan tersebut akan ditentukan apakah pasien termasuk penderita gingivitis ringan, gingivitis, atau periodontitis yang dilihat melalui kehilangan perlekatan. Hasil pengamatan dicatat pada lembar pemeriksaan.37


(34)

Gambar 4. Peneliti sedang melakukan pemeriksaan pada subjek penelitian

3.7.3 Pemeriksaan Index Lobene Stein

Stein gigi diperiksa menggunakan indeks Lobene Stein dimana stein diperiksa berdasarkan dua kategori yaitu intensitas dan perluasan stein pada permukaan gigi anterior rahang atas dan rahang bawah. Pemberian skor stein berdasarkan intensitas dan keluasan adalah seperti tabel 1.4 dibawah:18

Tabel 1.1 Kriteria skor Indeks Lobene Stein18

Intensitas Perluasan

0 = Tidak dijumpai Stein 0 = Tidak dijumpai stein 1 = Stein ringan ( Kuning hingga

coklat muda atau keabu-abuan)

1 = Ada stein menutupi tidak > 1/3 permukaan gigi

2 = Stein sedang ( coklat) 2 = Ada stein menutupi > 1/3 tetapi belum sampai 2/3 permukaan gigi 3 = Stein berat ( coklat tua hingga

hitam)

3 = Ada stein menutupi > 2/3 permukaan gigi


(35)

(36)

3.7.3 Skema Alur Penelitian

Mencari sampel berdasarkan kriteria inklusi dari populasi yang ada

Memberikan informed concent kepada sampel yang terpilih untuk meminta kesediaan sampel berpartisipasi dalam penelitian dengan memberikan lembar penjelasan kepada calon sampel penelitian dan lembar persetujuan

Pengisian Kuesioner

Pemeriksaan Stein gigi dengan menggunakan Lobene Stein indeks

Pengumpulan dan pegolahan data Pencatatan hasil

pemeriksaan

Analisis Data

Pemeriksaan jaringan periodontal dengan menggunakan Indeks Periodontal Russell


(37)

3.8 Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program komputer. Data hasil penelitian dianalisis dengan memakai uji statistik Chi Square untuk melihat pengaruh merokok terhadap pembentukan stein pada pasien perokok di Instalasi Periodonsia RSGM USU.

3.9 Etika Penelitian Etika penelitian mencakup:

1. Lembar persetujuan (informed consent)

Penelitian melakukan pendekatan dan memberikan lembar persetujuan kepada responden kemudian menjelaskan lebih dulu tujuan penelitian, tindakan yang akan dilakukan serta menjelaskan manfaat yang diperoleh dari hal-hal lain yang berkaitan dengan penelitian.

2. Ethical Clearance

Peneliti mengajukan lembar persetujuan pelaksanaan penelitian kepada Komisi Etik Penelitian Kesehatan berdasarkan ketentuan etika yang bersifat nasional.


(38)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Februari 2016 di Instalasi Periodonsia RSGM USU Medan. Pengumpulan data diperoleh dari kuesioner dan pemeriksaan klinis terhadap sampel pasien di Instalasi Periodonsia RSGM USU.

Total subjek yang diperiksa berjumlah 60 orang dan seluruhnya merupakan pasien di Instalasi Periodonsia RSGM USU.

4.1 Data Demografi Subjek Penelitian

Data demografi subjek penelitian ini terdiri dari umur dan pekerjaan dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Distribusi data demografi pasien di Instalasi Periodonsia RSGM USU

Pada tabel 1 terlihat bahwa subjek dengan kelompok usia kurang dari 30 tahun merupakan subjek yang terbanyak yaitu berjumlah 30 orang (50%)

No Variabel Jumlah Persentase

1 Kelompok usia (thn) a. <30 b. 30-50 c. >50 30 21 9 50 35 15

Total 60 100

2 Pekerjaan

a. Mahasiswa b. Wiraswasta c. PNS 27 29 4 45 48.3 6.7


(39)

dibandingkan dengan kelompok usia lainnya. Kebanyakan dari subjek penelitian merupakan wiraswasta yaitu dengan jumlah 29 subjek (48.3%) sedangkan sisanya merupakan mahasiswa dan Pegawai Negeri Sipil.

4.2 Data KebiasaanHigiena Oral

Data kebiasaan higiena oral terdiri dari frekuensi menyikat gigi dan kunjungan ke dokter gigi yang dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Distribusi data kebiasaan higiena oral pasien di Instalasi Periodonsia RSGM USU

No Variabel Jumlah Persentase

1 Frekuensi menyikat gigi a. 1 kali sehari

b. 2 kali sehari c. 3 kali sehari d. >3 kali sehari

11 45 4 0 18.3 75 6.7 0

Total 60 100

2 Kunjungan ke dokter gigi a. 1 tahun sekali

b. 6 bulan sekali c. 3 bulan sekali d. Kalau sakit gigi saja

26 25 5 4 43.3 41.7 8.3 8.7

Total 60 100

Berdasarkan tabel 2, sebagian besar subjek melakukan penyikatan gigi setiap harinya sebanyak dua kali sehari yaitu sebanyak 45 subjek (75%). Berdasarkan data kunjungan ke dokter gigi, paling banyak subjek melakukan kunjungan ke dokter gigi 1 tahun sekali yaitu sebanyak 26 orang (43.3%).


(40)

4.3 Data Jumlah perokok ringan, sedang dan berat

Data jumlah perokok yang terdiri dari perokok ringan, perokok sedang dan perokok berat dengan stein gigi dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Distribusi data jumlah perokok ringan, sedang dan berat di Instalasi Periodonsia RSGM USU

No Variabel Jumlah Persentase

1 Perokok ringan 19 31,7

2 Perokok sedang 19 31,7

3 Perokok berat 22 36,7

Total 60 100

Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar subjek yang memiliki stein gigi adalah perokok berat yaitu 22 subjek (36,7%). Selain itu, terdapat persamaan jumlah antara perokok ringan dan perokok sedang yaitu 19 subjek (31,7%).

4.4 Data perokok ringan, sedang dan berat terhadap skor Indeks Lobene stein (Intensitas)

Distribusi data jumlah rokok terhadap Intensitas stein terdiri dari stein ringan, stein sedang dan stein berat.


(41)

Tabel 4. Distribusi data perokok ringan, sedang dan berat berdasarkan Intensitas stein pada pasien di Instalasi Periodonsia RSGM USU

Kategori Perokok Intensitas Stein Total

Ringan Sedang Berat

N % n % n % n %

Perokok ringan 10 16,7 9 15 0 0 19 31,7 Perokok

sedang

0 0 13 21,7 6 10,0 19 31,7

Perokok berat 0 0 8 13,3 14 23,3 22 36,7

Total 10 16,7 30 50 20 33,3 60 100

Tabel 4 memperlihatkan bahwa perokok ringan yang memiliki intensitas stein ringan sebanyak 10 orang (16,7%) sedangkan stein sedang pada perokok sedang yaitu sebanyak 13 orang (21,7%). Selain itu, sebagian besar perokok berat memiliki stein berat yaitu 14 orang (23,3%).

4.5 Data perokok ringan, sedang dan berat terhadap Indeks Lobene Stein (Perluasan)

Distribusi data perokok ringan, sedang dan berat terhadap perluasan stein gigi pada pasien di Instalasi Periodonsia RSGM USU.


(42)

Tabel 5. Data distribusi perokok ringan, sedang dan berat berdasarkan perluasan stein gigi pada pasien di Instalasi Periodonsia RSGM USU

Kategori Perokok Perluasan Stein Total

<1/3 >1/3 - <2/3 > 2/3

N % n % N % n %

Perokok ringan 18 30,0 1 1,7 0 0 19 31,7 Perokok sedang 3 5,0 10 16,7 6 10,0 19 31,7 Perokok berat 1 1,7 7 11,7 14 23,3 22 36,7

Total 22 36,7 18 30 20 33,3 60 100

Pada tabel 5 diperoleh data bahwa perokok ringan mempunyai perluasan stein < 1/3 permukaan gigi sebanyak 18 orang (30%). Pada perokok sedang, sebagian besar memiliki perluasan stein > 1/3 permukaan gigi tetapi < 2/3 permukaan gigi sebanyak 10 orang (16,7%). Sebagian besar perokok berat memiliki perluasan stein > 2/3 permukaan ggi yaitu sebanyak 14 orang (23,3%).

4.6 Data perokok ringan, sedang dan berat terhadap Indeks Periodontal Russell

Distribusi data perokok ringan, sedang dan berat terhadap Indeks Periodontal Russell terdiri dari skor 0 (negatif), skor 1 (gingivitis ringan), skor 2 (gingivitis), skor 6 (gingivitis disertai poket periodontal) dan skor 8 (destruksi lanjut).


(43)

Tabel 6. Data distribusi perokok ringan, sedang dan berat berdasarkan Indeks Periodontal Russell pada pasien di Instalasi Periodonsia RSGM USU

Kategori Perokok

Indeks Periodontal Russell Total Skor 0 Skor 1 Skor 2 Skor 6 Skor 8

N % N % n % n % n % n %

Perokok ringan

0 0 16 26,7 3 5 0 0 0 0 19 31,7

Perokok sedang

0 0 5 8,3 4 6,7 8 13,3 2 3,3 19 31,7

Perokok berat

0 0 3 5 4 6,7 14 23,3 1 1,7 22 36,7

Total 0 0 24 40 11 18,3 22 36,6 3 5 60 100

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat sebanyak 16 orang (26,7%) perokok ringan yang memiliki skor 1. Pada perokok sedang sebanyak 8 orang (13,3%) yang memiliki skor 6. Sebagian besar perokok berat memiliki skor 6 yaitu sebanyak 14 orang (23,3%).

4.7 Pengaruh merokok terhadap pembentukan stein berdasarkan Indeks Lobene stein

Hasil penelitian mengenai jumlah rokok yang dikonsumsi per hari dengan perluasan dan intensitas stein secara umum menunjukkan ada pengaruh antara perokok ringan, sedang dan berat terhadap Indeks Lobene Stein dimana peningkatan jumlah rokok yang dikonsumsi per hari meningkatkan terjadinya perluasan dan intensitas stein gigi yang berat. Hasil uji statistik juga menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara merokok dengan Indeks Lobene Stein. Data penelitian dapat dilihat pada tabel 7 berikut:


(44)

Tabel 7. Pengaruh perokok ringan, sedang dan berat terhadap perluasan dan intensitas stein

Variabel Hasil uji statistic

Jumlah rokok dengan Intensitas stein Jumlah rokok dengan Perluasan stein

0.000* 0.000* Keterangan: * Uji Statistik Chi Square signifikan pada nilai p < 0,05

4.8 Pengaruh merokok terhadap keparahan penyakit periodontal berdasarkan Indeks Periodontal Russell

Hasil penelitian jumlah rokok yang dikonsumsi per hari dengan Indeks Periodontal Russell secara umum menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara perokok ringan, sedang dan berat terhadap Indeks Periodontal Russell dimana peningkatan jumlah rokok yang dikonsumsi berpengaruh terhadap keparahan penyakit periodontal yang dilihat dari peningkatan skor Indeks Periodontal Russell. Data penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 8. Pengaruh perokok ringan, sedang dan berat terhadap keparahan penyakit periodontal

Variabel Hasil uji statistic

Jumlah rokok dengan keparahan penyakit periodontal

0.003*


(45)

BAB 5 PEMBAHASAN

Subjek pada penelitian ini adalah pasien di Instalasi Periodonsia RSGM USU yang berusia antara 18-60 tahun. Indeks Lobene Stein digunakan untuk melihat intensitas dan perluasan stein gigi pada pasien perokok di Instalasi Periodonsia RSGM USU. Selain itu, penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui pengaruh usia dan higiena oral pada pasien perokok terhadap pembentukan stein gigi.

Tabel 1 menunjukkan bahwa subjek dengan kelompok usia kurang dari 30 tahun merupakan jumlah subjek terbanyak dibanding dengan kelompok lainnya, hal ini disebabkan individu pada usia tersebut banyak dipengaruhi oleh lingkungan seperti ketika individu tersebut bergaul dengan teman-teman yang merokok biasanya lebih mudah terpengaruh. Hal ini sejalan dengan penelitian Sreedevi dkk, dimana sebagian besar perokok berada pada kelompok usia antara 25-30 tahun.26

Data kebiasaan higiena oral dan perawatan gigi ditunjukkan pada tabel 2 dimana data ini terdiri dari frekuensi menyikat gigi dan kunjungan ke dokter gigi. Berdasarkan data frekuensi menyikat gigi, sebagian besar subjek menyikat gigi sebanyak 2 kali sehari yaitu 45 orang (75%). Frekuensi menyikat gigi sangat berpengaruh terhadap higiena oral. Menurut Harpreet dkk, subjek yang menyikat gigi dengan frekuensi menyikat gigi dua kali sehari menunjukkan plak gigi yang lebih sedikit dibandingkan dengan menyikat gigi sekali sehari.37 Namun hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Laxman dkk menyatakan bahwa perokok memiliki plak yang lebih tinggi dibanding bukan perokok dan memiliki kecenderungan peningkatan deposit plak dengan semakin meningkatnya konsumsi jumlah rokok.32 Berdasarkan data riwayat dental terlihat bahwa sebagian besar subjek yaitu 26 orang (43,3%) melakukan kunjungan ke dokter gigi setiap satu tahun sekali.

Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh yang signifikan (p <0,05) antara perokok ringan, sedang dan berat dengan pembentukan stein yang diukur berdasarkan


(46)

indeks Lobene Stein. Sebanyak 60 subjek penelitian yang diteliti terdiri dari perokok ringan dan perokok sedang sebanyak 19 orang (31,7%), perokok berat sebanyak 22 orang (36,7). Indeks Lobene Stein terdiri dari intensitas dan perluasan stein. Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa sebanyak 14 orang (23,3%) perokok berat memiliki intensitas stein berat dan 14 orang (23,3%) memiliki perluasan stein > 2/3 permukaan gigi. Hal ini sejalan dengan penelitian Bertoldo dkk yang menyatakan bahwa terjadi perubahan warna pada email gigi akibat paparan asap rokok secara signifikan. Hal ini disebabkan asap yang dihasilkan dari pembakaran rokok mengandung amonia, karbon monoksida, arsenik dan berbagai bahan kimia berpenetrasi ke permukaan gigi dan menyebabkan permukaan menjadi kasar.1 Permukaan yang kasar akibat stein rokok mempermudah perlekatan plak bakteri sehingga lama kelamaan akan terbentuk kalkulus.

Menurut Sulieman cited Bertoldo intensitas stein sangat berpengaruh pada durasi, jumlah dan jenis rokok.34 Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar perokok berat memiliki stein gigi yang berat. Hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Alkhatib dkk. Menurut Alkhatib, intensitas stein tertinggi terdapat pada perokok sedang dan berat dan perokok memiliki prevelansi yang lebih tinggi terhadap pembentukan stein dibandingkan dengan yang bukan perokok.7 Menurut Harpreet dkk, pada perokok kandungan asap rokok seperti tar mengakibatkan stein gigi.37 Cynthia dkk menunjukkan bahwa stein gigi sering terjadi dari margin gingiva ke tepi insisal gigi, daerah mandibula yaitu pada daerah servikal dan lingual.10 Hal ini sejalan dengan hasil penelitian ini, dimana terjadi perluasan stein > 2/3 permukaan gigi di lingual dan palatal akibat kontak langsung dengan tembakau atau pun nikotin yang bercampur dengan asap rokok sehingga nikotin dapat berpenetrasi pada setiap sudut dan celah gigi yang mengakibatkan pembentukan stein pada permukaan lingual dan palatal terutama pada perokok berat.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan hasil uji statistik yang signifikan (p<0,05) antara perokok ringan, sedang, dan berat dengan keparahan penyakit periodontal berdasarkan Indeks Periodontal Russell karena indeks ini dapat menilai kondisi keparahan periodontal pada seluruh gigi yang ada pada subjek


(47)

penelitian. Peningkatan jumlah rokok yang dikonsumsi memperparah kondisi rongga mulut termasuk pembentukan stein pada pasien perokok yang menderita gingivitis dan periodontitis.

Berdasarkan hasil penelitian ini terlihat bahwa 16 orang (26,7%) adalah perokok ringan dengan gingivitis ringan, sebanyak 8 orang (13,3%) adalah perokok sedang yang menderita gingivitis disertai dengan pembentukan poket periodontal. Sebagian besar perokok berat yang berjumlah 14 orang (23,3%) mengalami gingivitis disertai dengan poket periodontal. Hal ini sesuai dengan penelitian Johnson dkk, yang menyatakan bahwa perokok memiliki kecenderungan 4 kali menderita periodontitis. Hal ini berkaitan dengan lemahnya mekanisme pertahanan tubuh para perokok sehingga lebih rentan terhadap penyakit periodontal.27 Macgregor cited Pejcic menyatakan bahwa terjadi peningkatan penumpukan plak pada perokok secara signifikan dibandingkan dengan bukan perokok. Namun hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Feldman yang menyatakan bahwa perokok memiliki deposit plak yang lebih rendah dibandingkan yang bukan perokok.2

Harpreet dkk, menyatakan bahwa perokok yang mengkonsumsi jumlah rokok melebihi 10 atau 20 batang per hari memiliki peningkatan kedalaman poket periodontal dan kehilangan tulang secara signifikan bila dibandingkan dengan bukan perokok.37 Penelitian ini menunjukkan bahwa pada perokok ringan tidak menderita periodontitis, hal ini terjadi karena perokok ringan masih memiliki pertahanan tubuh yang kuat dimana sel-sel inflamasi akan merespon terhadap serangan bakteri. Respon pejamu berperan penting dalam berbagai bentuk penyakit periodontal. Perkembangan penyakit periodontal tergantung pada interaksi antara mikroorganisme dengan respon pejamu. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Wouters yang menunjukkan bahwa pada perokok ringan tidak mengalami periodontitis.5

Harpreet dkk menyatakan tar dalam asap rokok memperbesar peluang terjadinya gingivitis, hal ini disebabkan oleh plak bakteri dan faktor lain yang dapat menyebabkan akumulasi plak disekitar gingiva. Tar dapat mengendap pada

permukaan gigi sehingga permukaannya menjadi kasar, mempermudah perlekatan plak dan tar sehingga mengakibatkan pembentukan stein.37


(48)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pengaruh merokok terhadap banyaknya pembentukan stein pada pasien perokok disimpulkan bahwa:

1. Ada pengaruh yang signifikan (p < 0,05) antara pembentukan stein dengan jumlah rokok yang dikonsumsi pada perokok ringan, sedang dan berat, yaitu semakin banyak jumlah rokok yang dikonsumsi per hari maka semakin luas stein terbentuk.

2. Ada pengaruh yang signifikan (p<0,05) antara jumlah rokok yang dikonsumsi dengan keparahan penyakit periodontal pada perokok ringan, sedang dan berat, yaitu semakin banyak rokok yang dikonsumsi maka semakin buruk kondisi periodontalnya.

6.2 Saran

1. Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk menganalisis pengaruh lamanya merokok terhadap perluasan dan intensitas stein yang terbentuk.

2. Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk menganalisis pengaruh kondisi imunologis pada perokok ringan, sedang dan berat.


(49)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Stein

2.1.1 Pengertian Stein

Stein gigi adalah warna yang menempel pada permukaan gigi yang biasanya terjadi karena perlekatan warna makanan, minuman, ataupun kandungan nikotin khususnya pyridine yang merupakan substansi penghasil stein gigi.12 Berbagai jenis warna biasanya dapat dilihat pada permukaan gigi terutama dari margin gingiva ke tepi insisal gigi, pada daerah mandibula pembentukan stein terjadi terutama pada daerah servikal dan lingual.10,13 Pada dasarnya, stein gigi dapat dibagi menjadi dua yaitu stein ekstrinsik dan stein intrinstik.9,10,11

2.1.2 Klasifikasi Stein 2.1.3 Stein Ekstrinsik

Stein ekstrinsik didefinisikan sebagai perubahan warna pada permukaan luar struktur gigi dan disebabkan oleh agen topikal atau agen ekstrinsik seperti teh, kopi, merokok dan sebagainya.11 Biasanya stein ekstrinsik ini terdistribusi secara menyeluruh dan tidak hanya terjadi pada satu gigi. Stein ini dapat dilihat pada permukaan luar gigi.Berdasarkan penyebabnya, stein ekstrinsik dapat dibagi menjadi dua katgori yaitu stein langsung disebabkan oleh kromogen organik yang melekat pada lapisan pelikel gigi yang disebut Acquired Pellicle.10 Merokok dan mengunyah tembakau diketahui dapat menyebabkan stein jenis ini, demikian juga dengan beberapa jenis minuman seperti teh dan kopi. Kategori yang kedua adalah stein tidak langsung, stein ini dihasilkan dari interaksi kimia antara komponen penyebab stein dengan permukaan gigi. Stein ini berhubungan dengan antiseptik kationik dan garam metal.10,11 Perubahan Acquired Pellicle secara kimia adalah penyebab utama terjadinya stein ekstrinstik.10,11,13


(50)

2.1.4 Stein Intrinsik

Stein intrinsik adalah stein yang terjadi di dalam substansi gigi yaitu pada email dan dentin gigi, penyebabnya adalah penumpukan atau penggabungan bahan-bahan di dalam struktur gigi dan tidak dapat dihilangkan secara permanen yang timbul pada periode perkembangan gigi yaitu pada masa pre-erupsi atau post-erupsi.14 Penyebab stein intrinsik dapat dibedakan menjadi stein endogen dan stein eksogen. Stein endogen berkembang atau berasal dari gigi dan bersifat intrinsik karena biasanya mewarnai dentin yang terefleksi pada email. Stein eksogen dapat berkembang atau berasal dari sumber-sumber di luar gigi, stein eksogen dapat berupa intrinsik dan menyatu dengan struktur gigi atau ekstrinsik dan berada pada permukaan luar gigi.9,11

2.2 Klasifikasi stein ekstrinsik 2.2.1 Stein Tembakau

Penggunaan tembakau smoked seperti rokok, cerutu, atau dengan menggunakan pipa dan juga smokless tobacco antara lain sebagai daun tembakau yang dikunyah, daun tembakau yang dikunyah dikombinasi dengan pinang, tembakau potong kasar yang kering yang dipertahankan di rongga mulut dengan meletakkannya di antara pipi dan gusi akan menghasilkan deposit yang berwarna coklat tua atau hitam yang terbentuk pada servikal gigi.8 Stein tembakau ini disebabkan oleh pembakaran yang terdiri dari nikotin yang akan melapisi seluruh rongga mulut dan berpenetrasi pada permukaan email gigi.10

2.2.2 Stein Hijau

Stein yang berwarna hijau yang lebih sering terjadi pada anak-anak disebabkan oleh kebersihan mulut yang terabaikan, deposit bakteri kromogenik atau dekomposisi hemoglobin. Komposisinya terdiri atas fungi, bakteri kromogenik, dan bakteri Penicillium. Stein hijau biasanya terjadi pada permukaan labial gigi anterior rahang atas.9,16


(51)

2.2.3 Stein Kuning

Stein yang dihubungkan keberadaan plak dimana plak akan berwarna kekuning-kuningan yang disebabkan Essential Oil dan obat kumur Phenolic.9,11

2.2.4 Stein Coklat

Stein coklat atau Brown stein adalah suatu pelikel tipis, biasanya bebas kuman yang mengalami pigmentasi. Sering dijumpai pada permukaan bukal gigi molar rahang atas dan permukaan lingual insisivus rahang bawah. Pembentukan stein ini paling sering ditemui akibat minuman kopi dan teh. Oral hygiene yang buruk turut menyebabkan stein coklat karena ketidakmampuan untuk menghilangkan bahan yang memproduksi stein mengakibatkan akumulasi plak, kalkulus, dan partikel makanan sehingga menyebabkan stein berwarna coklat.9,11,16

2.2.5 Stein Hitam

Stein hitam ini terdapat pada permukaan oral dan vestibular gigi dekat margin gingiva dan berupa bercak yang difus pada permukaan proksimal. Stein ini biasanya berupa suatu garis hitam yang tipis. Lebih sering terjadi pada individu dengan kondisi oral higiene yang baik dan penyebabnya adalah bakteri kromogenik. Komposisinya terdiri atas insoluble iron salt, ferric sulphide, kalsium yang tinggi dan inorganik fosforus dimana menjadi plak gigi yang khusus.9,16

2.2.6 Stein Orange

Stein orange terbentuk oleh mikroorganisme kromogenik, seperti Flavorbacterium lutesconts dan Serratia marcescense. Stein ini lebih jarang dijumpai dibandingkan dengan stein coklat dan stein hijau. Biasanya terbentuk pada permukaan oral dan vestibular gigi dekat margin gingiva.11


(52)

2.3 Klasifikasi stein intrinsik endogen 2.3.1 Pewarnaan Tetrasiklin

Stein Tetrasiklin dapat mewarnai enamel gigi yang dihasilkan akibat penembusan obat ini ke dentin dan bereaksi dengan ion kalsium pada permukaan hydroxyl apatit. Antibiotik ini mempunyai afinitas dengan jaringan tubuh yang termineralisasi dan diresorbsi oleh tulang dan gigi. Pewarnaan pada gigi anak terjadi jika obat ini diberikan kepada ibu yang hamil pada trimester kedua atau ketiga. Pewarnaan yang terjadi pada gigi adalah kuning, biru atau abu-abu kecoklatan.14,16,18

Gambar 1. Stein akibat Tetrasiklin11

2.3.2 Gangguan Perkembangan Gigi

Gangguan perkembangan gigi dapat disebabkan oleh faktor - faktor genetika yang abnormal atau pengaruh lingkungan selama perkembangan gigi, gangguan yang bersifat herediter karena faktor genetik dapat berupa amelogenesis imperfekta, dimana sebagian atau seluruh email hilang karena gangguan terhadap ameloblas, dentinogenesis imperfekta (dentin opalescent), dimana pembentukan dentin tidak normal akibat gangguan pada lapisan odontoblas selama perkembangan gigi. Gigi terlihat translusen atau opalesen dengan warna yang bervariasi dari abu-abu hingga kecoklatan.9,11,17


(53)

Fluorisasi gigi dikarakterisasikan sebagai pewarnaan enamel akibat hipomineralisasi pada masa maturasi email.14 Proses terjadinya fluorosis gigi dapat disebabkan karena terjadinya hipomineralisasi email akibat terlalu banyak menelan ion fluoride dari air minum, pasta gigi atau obat kumur-kumur selama periode mineralisasi.17 Perubahan bentuk email adalah akibat dari keracunan pada saat pembentukan ameloblas ketika gigi erupsi, terlihat white spot atau daerah-daerah yang kemudian akan terwarnai oleh pigmen oral dan tampak berwarna coklat muda atau coklat tua. Pengaruh yang lebih parah dari kelebihan fluor selama perkembangan gigi adalah terbentuknya retakan atau lubang-lubang pewarnaan yang berpusat di sini.11,17

Gambar 2. Stein akibat amelogenesis imperfekta11

2.3.3 Stein Intrinsik eksogen

Perak amalgam dapat memberi warna abu-abu kehitaman pada stuktur gigi di sekitar restorasi, ion-ion logam berpindah dari tambalan amalgam ke dalam email dan dentin. Ion-ion perak, timah, dan merkuri akan berkontak dengan debris pada batas gigi dan tambalan dan membentuk sulfide, dimana sulfida adalah bahan korosi yang dilepaskan dari tambalan amalgam menyebabkan stein gigi. Bahan restorasi seperti resin komposit dan glass ionomer cement dapat memberi pewarnaan coklat kekuningan pada gigi.11,14,21


(54)

Medikamen intrakanal juga menyebabkan stein intrinsik pada dentin akibat penggunaan sealant saluran akar yaitu phenol dan iodoform yang berkontak langsung pada dentin, sehingga dapat mengakibatkan penetrasi dan oxidasi bahan sealant tersebut dalam dentin gigi. Bahan ini dapat memberi stein berwarna abu-abu kecoklatan.11

2.4 Merokok

2.4.1 Bahan kimia rokok

Rokok merupakan benda yang berbentuk silinder dan terbentuk dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya.12 Merokok merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya kelainan rongga mulut seperti penyakit periodontal.25,26Rokok merupakan gabungan dari bahan-bahan kimia. Satu batang rokok yang dibakar, akan mengeluarkan 4000 bahan kimia. Rokok menghasilkan suatu pembakaran yang tidak sempurna yang dapat diendapkan dalam tubuh ketika dihisap.4 Secara umum komponen rokok dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu komponen gas (92%) dan komponen padat atau partikel (8%). Nikotin, gas karbonmonoksida, nitrogen oksida, hidrogen sianida, amoniak, akrolein, asetilen, benzaldehid, urethan, benzen, methanol, kumarin, 4-etilkatekol, ortokresol dan perylene adalah sebagian dari beribu-ribu zat di dalam rokok. Komponen gas asap rokok adalah karbonmonoksida, amoniak, asam hidrosianat, nitrogen oksida dan formaldehid. Partikelnya berupa tar, indol, nikotin, karbarzol dan kresol.5,22

Terdapat 3 bahan kimia utama yang berbahaya yaitu tar, nikotin dan karbon monoksida.24 Nikotin berbentuk cairan, tidak berwarna namun dapat menyebabkan warna kecokelatan akibat asap tembakau dari rokok, merupakan basa yang mudah menguap yang dapat meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi dan menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya. Kadar nikotin 4-6 mg yang diisap oleh orang dewasa setiap hari sudah


(55)

dapat membuat seseorang ketagihan. Tar merupakan bagian partikel rokok setelah kandungan nikotin dan zat kimia lain yang karsinogenik. Pada saat rokok dihisap, tar masuk ke dalam rongga mulut sebagai uap padat asap rokok. Setelah dingin akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna coklat pada permukaan gigi. Karbonmonoksida merupakan gas beracun yang tidak berwarna dan terdapat pada rokok dengan kandungan 2%-6% yang bersifat toksis.19Gas karbonmonoksida dalam rokok dapat meningkatkan tekanan darah yang akan berpengaruh pada sistem pertukaran haemoglobin. Karbonmonoksida memiliki afinitas dengan haemoglobin sekitar dua ratus kali lebih kuat dibandingkan afinitas oksigen terhadap haemoglobin.22

2.4.2 Efek rokok terhadap jaringan periodontal

2.4.2.1 Perubahan pada Vaskularisasi dan Perdarahan Gingiva

Efek samping tembakau pada jaringan periodontal berhubungan erat dengan kuantitas konsumsi merokok per hari dan lamanya merokok. Terjadi perubahan vaskularisasi, yaitu nikotin sebagai hasil pembakaran merokok dapat menyebabkan vasokontriksi.2,8,26 Perubahan vaskularisasi darah adalah suatu manifestasi terjadinya inflamasi gingiva karena terjadinya penurunan aliran darah. Nikotin pada rokok merangsang ganglia simpatetik untuk memproduksi neurotransmitter termasuk katekolamin. Hal ini memengaruhi alpha reseptor pada pembuluh darah dan menyebabkan vasokontriksi.2,29 Laxman menyatakan bahwa perokok mengalami perdarahan gingiva lebih sedikit dibandingkan dari non perokok.32

Perdarahan pada gingiva adalah gejala utama terjadinya gingivitis. Merokok dapat juga mengakibatkan vasodilatasi tergantung pada intensitas merokok tembakau atau penyerapan nikotin. Nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah perifer yang merusak pembuluh darah gingiva dan mengurangi jumlah oksigen, sehingga mengakibatkan terjadinya perdarahan saat probing.28,30,31


(56)

2.4.2.2 Perubahan mekanisme Imunitas

Mekanisme imunitas umumnya merupakan respon protektif pejamu terhadap kehadiran substansi asing seperti bakteri atau virus. Asap rokok bisa memperlemah kemampuan khemotaksis dan fagositosis netrofil pada para perokok dimana kandungan nikotin rokok dapat memperlemah kemampuan fagositosis, menekan proliferasi osteoblas dan kemungkinan juga mengurangi aliran darah ke gingiva.34 Merokok juga menyebabkan penurunan antibodi dalam saliva, yang berguna untuk menetralisir bakteri dalam rongga mulut, sehingga terjadi gangguan fungsi sel-sel pertahanan tubuh. Potensial reduksi-oksidasi pada regio gingiva dan rongga mulut menurun akibat merokok. Hal tersebut berpengaruh terhadap peningkatan jumlah bakteri anaerob dalam rongga mulut. Penurunan fungsi antibodi saliva, disertai dengan meningkatnya jumlah bakteri anaerob rongga mulut, menimbulkan rongga mulut rentan terserang infeksi.22,25

2.4.2.3 Penumpukan Plak dan Kalkulus

Tar dapat mengendap pada permukaan gigi sehingga permukaannya menjadi kasar dan mempermudah perlekatan plak. Asap rokok yang dihasilkan dari tembakau mengandung fenol dan sianida yang memberikan sifat toksik dimana zat ini memperhambat penyerapan oksigen dalam tubuh. Merokok dapat meningkatkan plak bakteri anaerob akibat penurunan potensi reduksi - oksidasi.2,27 Secara statistik, ada peningkatan yang signifikan pada proporsi bakteri Gram positif beralih ke bakteri Gram negatif dalam 3 hari pada plak seseorang perokok dibanding dengan bukan perokok.2 Perokok memiliki akumulasi kalkulus yang lebih banyak dibandingkan bukan perokok. Hal ini disebabkan oleh pH asap rokok yang dihirup dan terpapar dalam rongga mulut2,35 Pembentukan kalkulus lebih banyak pada perokok mungkin disebabkan karena laju aliran saliva yang meningkat. Konsentrasi kalsium meningkat dalam saliva perokok.35 Pada beberapa penelitian, terdapat 90% kalkulus supragingiva pada gigi rahang bawah yang berdekatan dengan kelenjar saliva sublingual dan submandibular. Komposisi kalkulus subgingiva dan supragingiva


(57)

berbeda hanya pada rasio kalsium dan ion fosfat dimana kalkulus supragingiva memiliki lebih konsentrasi kalsium dan akumulasi sodium yang lebih.23,34

2.5 Indeks Lobene Stein

Indeks Lobene Stein adalah indeks untuk mengevaluasi stein gigi berdasarkan dua kategori yaitu intensitas dan perluasan stein pada permukaan labial gigi anterior rahang atas dan rahang bawah.18 Permukaan gigi dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu gingival region (daerah gingiva) dan body region (permukaan gigi). Bagian gingiva diukur dari margin gingiva bebas sampai ke papila interdental. Permukaan gigi diukur pada permukaan labial dengan pemberian skor pada intensitas stein yaitu 0 (tidak dijumpai stein), 1 (stein ringan), 2 (stein sedang), 3 (stein berat). Berdasarkan perluasan stein, pemberian skor adalah 0 (tidak dijumpai stein), 1 (stein menutupi tidak lebih dari 1/3 permukaan gigi), 2 (stein menutupi > 1/3 tetapi belum sampai <2/3 permukaan gigi), 3 (stein menutupi > 2/3 permukaan gigi).18,20

2.6 Efek Merokok Terhadap Pembentukan Stein

Merokok tembakau memiliki banyak bahan kimia yang dapat diabsorpsi pada permukaan mukosa dan pada permukaan email gigi perokok sehingga dapat mengakibatkan stein berwarna coklat dan hitam.2,13 Stein merupakan masalah estetik dan tidak menyebabkan peradangan pada gingiva. Penggunaan produk tembakau, teh, kopi, obat kumur tertentu dan pigmen di dalam makanan menyebabkan terbentuknya stein.

Stein akibat pemakaian produk-produk tersebut menghasilkan permukaan yang kasar sehingga sisa makanan dan bakteri mudah melekat yang akhirnya membentuk plak.34 Apabila tidak dibersihkan, plak akan mengeras dan membentuk kalkulus, akibatnya gusi mudah berdarah, gigi mudah goyang, dan tanggal. Stein pada gigi dapat terjadi dengan tiga cara : (1) stein melekat langsung pada permukaan, (2) stein terjabak di dalam kalkulus dan deposit lunak, dan (3) stein bergabung dengan struktur gigi atau material restoratif.33 Menurut Cynthia dkk, nikotin dari tembakau tidak


(58)

memiliki warna tetapi berubah menjadi warna kekuningan apabila berkontak dengan oksigen. Apabila asap rokok dihirup oleh perokok, permukaan jaringan lunak dan jaringan keras mulut dilapisi oleh tar dan nikotin dari asap rokok tembakau sehingga nikotin dapat berpenetrasi pada setiap sudut dan celah gigi yang mengakibatkan terjadinya stein gigi.10

Rongga mulut yang terdiri dari jaringan keras dan jaringan lunak dilapisi dengaan pelikel. Deposit tersisa yang terbentuk setelah permukaan gigi yang telah dibersihkan disebut “Acquired Pelikel”. Pelikel ini terutama terdiri dari glikoprotein, enzim, fosfoprotein dan molekul lain yang membantu perlekatan bakteri. Apabila asap rokok berkontak dengan pelikel ini, terjadi reaksi antara kandungan asap rokok dan pelikel sehingga terjadi adhesi dengan komponen reseptor seperti protein, glikoprotein atau polisakarida.13,35 Proses pembentukan stein pada gigi dapat disebabkan oleh retensi komponen tar dan nikotin dari asap rokok dan reaksi kimia antara acetaldehyde dari asap rokok tembakau dengan kelompok amino yang terdapat dalam pelikel yaitu glikoprotein pada permukaan gigi perokok.13


(59)

2.7 Kerangka Teori

Merokok

Klasifikasi Perokok: Ringan, Sedang,

Berat

Komponen Rokok : Tar, Nikotin, Gas Karbon Monoksida

(CO)

Frekuensi Merokok ↑

Stein Ekstrinsik

Stein Intrinsik -Eksogen -Endogen Stein ↑


(60)

Kerangka Konsep

Variabel bebas -Perokok ringan -Perokok sedang -Perokok berat

Variabel Tergantung -Stein gigi

-Indeks Lobene Stein -Indeks Periodontal Russell

Variabel terkendali -Usia

-Jenis Kelamin

Variabel tidak terkendali -Jenis rokok -Waktu merokok -Pekerjaan

-Tingkat Pendidikan -Tingkat Ekonomi


(61)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Merokok merupakan faktor risiko yang dapat mengganggu kesehatan umum. Zat - zat beracun yang terkandung dalam rokok berasal dari tembakau atau diproduksi selama pembakaran. Asap yang dihasilkan dari pembakaran rokok mengandung amonia, formaldehida, arsenik, karbon monoksida, polonium radioaktif, dan berbagai zat lain yang dapat menyebabkan penyakit. Asap rokok mengandung berbagai bahan kimia yang dapat menyebabkan perubahan permukaan gigi dan berpengaruh terhadap estetika gigi.1 Merokok telah menjadi suatu kebiasaan yang sering ditemui pada masyarakat. Kebiasaan merokok dapat menimbulkan berbagai penyakit dan menyebabkan kematian. Tingkat konsumsi rokok semakin meningkat di negara-negara berkembang, hal ini membawa manfaat ekonomi yang besar bagi negara-negara tersebut.2

Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2010 menunjukkan prevalensi perokok secara nasional sebesar 34,7%. Prevalensi perokok tertinggi adalah pada kelompok usia 25-64 tahun dengan persentase 37,0-38,2%, sedangkan pada penduduk dengan kelompok usia 15-24 tahun yang merokok setiap hari telah mencapai 18,6 %. Prevalensi perokok 16 kali lebih tinggi pada laki-laki (65,9%) dibandingkan perempuan (4,2%). Secara nasional, rerata jumlah batang rokok yang dihisap tiap hari oleh perokok adalah 1-10 batang. Sekitar dua dari lima perokok saat ini merokok sebanyak 11-20 batang perhari. Prevalensi perokok yang merokok dengan rerata 21-30 batang perhari dan lebih dari 30 batang perhari masing-masing sebanyak 4,7% dan 2,1%.3 Indonesia menduduki posisi peringkat ke 3 dengan jumlah perokok terbesar di dunia.3,4 Indonesia merupakan penghasil tembakau terbesar nomor 5 yang memproduksi tembakau.4


(62)

Pindborg cit Malhotra R dkk (2010) menemukan bahwa perokok lebih banyak mengalami periodontitis dan memiliki oral hygiene yang buruk. Penggunaan tembakau dalam bentuk apapun memiliki potensi untuk mengubah kesehatan rongga mulut individu. Tembakau menjadi faktor risiko yang signifikan untuk periodontitis dan hal ini memengaruhi prevalensi, perluasan dan keparahan penyakit. Selain itu, asap rokok yang berasal dari tembakau juga terkait dengan peningkatan kedalaman poket, hilangnya perlekatan gingiva, tulang alveolar dan memiliki peluang yang lebih tinggi untuk terjadinya kehilangan gigi.5,6

Manifestasi gigi yang paling sering dan langsung terlihat pada individu yang merokok adalah perubahan warna gigi. Pada gigi perokok cenderung terjadi pembentukan stein tembakau, ada yang berwarna kuning, coklat, coklat gelap, atau bahkan stein hitam. Stein gigi adalah deposit berpigmen pada permukaan gigi dan menjadi salah satu masalah estetik yang dapat mengganggu individu yang perokok.12 Perubahan warna gigi dapat menggangu penampilan individu, namun hal ini tergantung pada durasi dan frekuensi kebiasaan merokok.7 Pada bidang kedokteran gigi, tembakau dikenal karena memberi pewarnaan gigi yang dapat mengganggu estetika.8 Stein gigi sering dikaitkan dengan masalah klinis dan estetis. Penelitian Sruthy dkk menyatakan bahwa pembentukan stein gigi dapat dibedakan berdasarkan etiologi, penampilan, komposisi, lokasi, keparahan dan tingkat adhesi. Perlekatan bahan pada permukaan gigi berperan dalam terjadinya pengendapan sehingga terbentuk stein gigi ekstrinstik.9 Diskolorasi pada permukaan gigi dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu medikasi, faktor genetik, trauma, penuaan (aging).10 Penggunaan produk tembakau, teh, kopi dan obat kumur tertentu serta bahan-bahan kimia turut menjadi faktor penyebab stein gigi.10,11

Penelitian yang dilakukan oleh Cynthia, menyatakan bahwa interaksi kimia pada pelikel menjadi faktor etiologi terjadinya stein gigi berwarna coklat.10 Stein gigi juga dapat berdampak pada kepercayaan diri seseorang di dalam masyarakat.11 Banyaknya keluhan yang timbul akibat stein pada pasien perokok dan pengaruh terhadap jaringan periodontal membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian


(63)

tentang pengaruh merokok terhadap pembentukan stein pada pasien perokok di RSGM USU.

1.2 Rumusan Masalah

Untuk mengetahui pengaruh merokok terhadap pembentukan stein pada pasien yang datang berkunjung ke Instalasi Periodonsia RSGM USU?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui bagaimana pengaruh merokok terhadap pembentukan stein pada pasien yang datang berkunjung ke Instalasi Periodonsia RSGM USU.

1.4 Hipotesis

Ada pengaruh dari merokok terhadap pembentukan stein pada pasien perokok di Instalasi Periodonsia RSGM USU.

1.5 Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Penulis: Memberikan tambahan ilmu pengetahuan mengenai pengaruh merokok terhadap pembentukan stein.

2. Manfaat Sosial: Sebagai pengetahuan masyarakat tentang bahaya merokok terhadap kondisi periodontal termasuk pembentukan stein gigi.

3. Manfaat Ilmiah: Dapat memperluaskan ilmu pengetahuan dan sebagai bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya.


(64)

ABSTRAK

Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Periodonsia

Tahun 2016

Usananthini a/p Chandra

Pengaruh Merokok Terhadap Pembentukan Stein sebagai faktor risiko penyakit periodontal pada Pasien Perokok di Instalasi Periodonsia RSGM FKG USU.

vii + 40 halaman

Merokok merupakan faktor risiko yang dapat mengganggu kesehatan umum. Zat - zat beracun yang terkandung dalam rokok berasal dari tembakau atau diproduksi selama pembakaran dan memiliki potensi untuk mengubah kesehatan rongga mulut individu. Manifestasi gigi yang paling sering dan langsung terlihat pada individu yang merokok adalah perubahan warna gigi. Pada gigi perokok cenderung terjadi pembentukan stein tembakau, ada yang bewarna kuning, coklat, coklat gelap, atau bahkan stein hitam dan dipengaruhi oleh jumlah rokok yang dikonsumsi per hari. Stein gigi adalah deposit berpigmen terjadi karena perlekatan kandungan nikotin. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis banyaknya pembentukan stein gigi pada perokok ringan, sedang, dan berat di Instalasi Periodonsia RSGM USU. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan rancangan penelitian cross sectional dan penentuan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling.


(65)

Penelitian ini dilakukan di Instalasi Periodonsia RSGM USU dengan jumlah sampel sebanyak 60 orang yang dipilih sesuai dengan kriteria inklusi. Penelitian ini diawali dengan mengisi informed concent dan kuisoner penelitian, lalu dilakukan pemeriksaan klinis rongga mulut berupa indeks periodontal Russell, dan indeks Lobene Stein. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Chi Square untuk mengetahui pengaruh perokok ringan, sedang dan berat terhadap indeks Lobene stein. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh merokok terhadap pembentukan stein. Dari hasil penelitian, ada pengaruh yang signifikan (p < 0,05) antara perokok ringan, sedang dan berat dengan indeks Lobene stein, dimana terjadi peningkatan Intensitas dan Perluasan stein dengan tambahnya jumlah batang rokok. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh merokok terhadap pembentukan stein sebagai faktor risiko penyakit periodontal pada pasien perokok di Instalasi Periodonsia RSGM FKG USU.


(66)

PENGARUH MEROKOK TERHADAP PEMBENTUKAN

STEIN SEBAGAI FAKTOR RISIKO PENYAKIT

PERIODONTAL PADA PASIEN PEROKOK

DI INSTALASI PERIODONSIA

RSGM FKG USU

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

USANANTHINI A/P CHANDRA NIM: 120600167

Dosen Pembimbing:

PITU WULANDARI, drg., S. Psi., Sp. Perio NIP: 19790514 200502 2 001

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(67)

ABSTRAK

Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Periodonsia

Tahun 2016

Usananthini a/p Chandra

Pengaruh Merokok Terhadap Pembentukan Stein sebagai faktor risiko penyakit periodontal pada Pasien Perokok di Instalasi Periodonsia RSGM FKG USU.

vii + 40 halaman

Merokok merupakan faktor risiko yang dapat mengganggu kesehatan umum. Zat - zat beracun yang terkandung dalam rokok berasal dari tembakau atau diproduksi selama pembakaran dan memiliki potensi untuk mengubah kesehatan rongga mulut individu. Manifestasi gigi yang paling sering dan langsung terlihat pada individu yang merokok adalah perubahan warna gigi. Pada gigi perokok cenderung terjadi pembentukan stein tembakau, ada yang bewarna kuning, coklat, coklat gelap, atau bahkan stein hitam dan dipengaruhi oleh jumlah rokok yang dikonsumsi per hari. Stein gigi adalah deposit berpigmen terjadi karena perlekatan kandungan nikotin. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis banyaknya pembentukan stein gigi pada perokok ringan, sedang, dan berat di Instalasi Periodonsia RSGM USU. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan rancangan penelitian cross sectional dan penentuan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling.


(68)

Penelitian ini dilakukan di Instalasi Periodonsia RSGM USU dengan jumlah sampel sebanyak 60 orang yang dipilih sesuai dengan kriteria inklusi. Penelitian ini diawali dengan mengisi informed concent dan kuisoner penelitian, lalu dilakukan pemeriksaan klinis rongga mulut berupa indeks periodontal Russell, dan indeks Lobene Stein. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Chi Square untuk mengetahui pengaruh perokok ringan, sedang dan berat terhadap indeks Lobene stein. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh merokok terhadap pembentukan stein. Dari hasil penelitian, ada pengaruh yang signifikan (p < 0,05) antara perokok ringan, sedang dan berat dengan indeks Lobene stein, dimana terjadi peningkatan Intensitas dan Perluasan stein dengan tambahnya jumlah batang rokok. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh merokok terhadap pembentukan stein sebagai faktor risiko penyakit periodontal pada pasien perokok di Instalasi Periodonsia RSGM FKG USU.


(69)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 11 Maret 2016.

Pembimbing : Tanda tangan,

Pitu Wulandari, drg., S Psi., Sp.Perio


(70)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji pada tanggal 11 Maret 2016

TIM PENGUJI

KETUA:Pitu Wulandari, drg., S Psi., Sp.Perio ……… NIP : 19790514 200502 2 001

ANGGOTA :

1. KrisnaMurthy Pasaribu, drg., Sp.Perio ... NIP : -

2. Martina Amalia, drg., Sp.Perio

NIP : 19850313 200912 2 007 ...

Mengetahui,

SEKRETARIS DEPARTEMEN

Pitu Wulandari, drg., S Psi., Sp.Perio ... NIP: 19790514 200502 2 001


(71)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi.

Rasa terima kasih yang takter hingga penulis sampaikan kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Chandra dan Ibunda Asotha yang senantiasa memberikan doa, kasih sayang dan dukungan untuk penulis sehingga penulis dapat mengecap masa pendidikan hingga selesai di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Medan.

Penulis juga mengucapkan rasa terima kasih atas motivasi, dukungan dan doa dari teman-teman penulis yang selalu mendukung penulis baik dalam keadaan suka maupun duka.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis juga telah banyak mendapat bimbingan, bantuan, motivasi serta saran-saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati serta penghargaan yang tulus penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Nazruddin, drg., C.Ort., Ph.D., Sp.Ort selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Pitu Wulandari, drg., S. Psi., Sp.Perioselaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran, tenaga, saran dan dukungan yang sangat berharga, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Krisna Murthy Pasaribu, drg., Sp.Perio dan Martina Amalia,drg., Sp.Perio sebagai dosen penguji yang telah memberikan masukan berharga untuk kesempurnaan skripsi ini.

4. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara, khususnya staf pengajar dan staf administrasi Departemen Periodonsia.


(72)

5. Sahabat-sahabat dan teman-teman seperjuangan angkatan 2012 yang telah banyak mendukung dan membantu dalam penyusunan skripsi ini.

6. Ibu Maya Fitria, SKM., M.Kes selaku staf pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat USU yang telah membimbing penulis dalam pengolahan data.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna karena kelemahan dan keterbatasan lmu yang penulis miliki, namun penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat serta sumbangan pikiran yang berguna bagi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dan juga pekembangan penelitian dan ilmu pengetahuan.

Medan, 11 Maret 2016 Penulis,

(Usananthini a/pChandra) NIM: 120600167


(73)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.………... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI... iii

KATA PENGHANTAR... iv

DAFTAR ISI.………... v

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR.………... vii

DAFTAR LAMPIRAN………... viii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang ………...… 1

1.2 Rumusan masalah………. 3

1.3 Tujuan umum... 3

1.4 Manfaat penelitian... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stein………... 4

2.1.1 Pengertian Stein... 4

2.1.2 Klasifikasi Stein... 5

2.2 Klasifikasi Stein Ekstrinsik... 5

2.2.1 Stein Tembakau... 5

2.2.2 Stein Hijau... 5

2.2.3 Stein Kuning... 6

2.2.4 Stein Coklat... 6

2.2.5 Stein Hitam... 6

2.2.6 Stein Orange... 6

2.3 Klasifikasi Stein Intrinsik Endogen……….. 7

2.3.1 Pewarnaan Tetrasiklin... 7

2.3.2 Gangguan Perkembangan……….... 8


(74)

2.4 Merokok... 9

2.4.1 Bahan Kimia Rokok... 9

2.4.2 Perubahan mekanisme Imunitas... 9

2.4.3 Efek rokok terhadap jaringan periodontal……… 10

2.5 Indeks Lobene Stein………. 11

2.6 Efek merokok terhadap pembentukan stein………. 12

2.7 Kerangka Teori... 14

2.8 Kerangka Konsep... 15

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis penelitian……… 16

3.2 Lokasi dan Waktu penelitian... 16

3.2.1 Lokasi Penelitian... 16

3.2.2 Waktu Penelitian... 16

3.3 Populasi dan sampel... 16

3.3.1 Populasi... 16

3.3.2 Sampel... 16

3.3.3 Besar sampel... 17

3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi……….... 18

3.4.1 Kriteria Inklusi... 18

3.4.2 Kriteria Eksklusi... 18

3.5 Variabel Penelitian...……….…… 18

3.5.1 Definisi Operasional... 19

3.6 Alat dan Bahan Penelitian ……… 21

3.6.1 Alat-alat... 21

3.6.2 Bahan Penelitian... 21

3.7 Proses Pengambilan dan Pengumpulan Data... 21

3.7.1 Pengisian Kuesioner... 21

3.7.2 Pemeriksaan Indeks Periodontal Russell... 22

3.7.3 Pemeriksaan Indeks Lobene Stein... 23

3.7.4 Skema Alur Penelitian... 25

3.8 Pengolahan dan Analisis Data... 26

3.9 Etika Penelitian………. 26

BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Data Demografi Subjek Penelitian... 27

4.2 Data Kebiasaan Oral Higiene... 28

4.3 Data Jumlah Perokok... 29

4.4 Data Perokok ringan, sedang dan berat terhadap Intensitas Stein... 30

4.5 Data Perokok ringan, sedang dan berat terhadap Perluasan Stein... 31

4.6 Data Perokok ringan, sedang dan berat terhadap Indeks Periodontal Russell... 32


(75)

4.7 Pengaruh merokok terhadap pembentukan stein

berdasarkan Indeks Lobene Stein... 33 4.8 Pengaruh merokok terhadap keparahan penyakit

Periodontal berdasarkan Indeks Periodontal Russell... 33

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Umum Subjek yang Diteliti... 34 5.2 Pembentukan Stein... 35

5.2.1 Pengaruh merokok terhadap Indeks

Lobene Stein... 35 5.2.2 Pengaruh merokok terhadap Indeks

Periodontal Russell... 36 BAB 6 KESIMPILAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan... 37 6.2 Saran... 37


(76)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman


(77)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Stein Tetrasiklin...………...7

2 Stein akibat Amelogenesis Imperfekta...………...…...8 3 Stein akibat Merokok………...13


(1)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.………... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI... iii

KATA PENGHANTAR... iv

DAFTAR ISI.………... v

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR.………... vii

DAFTAR LAMPIRAN………... viii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang ………...… 1

1.2 Rumusan masalah………. 3

1.3 Tujuan umum... 3

1.4 Manfaat penelitian... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stein………... 4

2.1.1 Pengertian Stein... 4

2.1.2 Klasifikasi Stein... 5

2.2 Klasifikasi Stein Ekstrinsik... 5

2.2.1 Stein Tembakau... 5

2.2.2 Stein Hijau... 5

2.2.3 Stein Kuning... 6

2.2.4 Stein Coklat... 6

2.2.5 Stein Hitam... 6

2.2.6 Stein Orange... 6

2.3 Klasifikasi Stein Intrinsik Endogen……….. 7

2.3.1 Pewarnaan Tetrasiklin... 7

2.3.2 Gangguan Perkembangan……….... 8


(2)

2.4 Merokok... 9

2.4.1 Bahan Kimia Rokok... 9

2.4.2 Perubahan mekanisme Imunitas... 9

2.4.3 Efek rokok terhadap jaringan periodontal……… 10

2.5 Indeks Lobene Stein………. 11

2.6 Efek merokok terhadap pembentukan stein………. 12

2.7 Kerangka Teori... 14

2.8 Kerangka Konsep... 15

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis penelitian……… 16

3.2 Lokasi dan Waktu penelitian... 16

3.2.1 Lokasi Penelitian... 16

3.2.2 Waktu Penelitian... 16

3.3 Populasi dan sampel... 16

3.3.1 Populasi... 16

3.3.2 Sampel... 16

3.3.3 Besar sampel... 17

3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi……….... 18

3.4.1 Kriteria Inklusi... 18

3.4.2 Kriteria Eksklusi... 18

3.5 Variabel Penelitian...……….…… 18

3.5.1 Definisi Operasional... 19

3.6 Alat dan Bahan Penelitian ……… 21

3.6.1 Alat-alat... 21

3.6.2 Bahan Penelitian... 21

3.7 Proses Pengambilan dan Pengumpulan Data... 21

3.7.1 Pengisian Kuesioner... 21

3.7.2 Pemeriksaan Indeks Periodontal Russell... 22

3.7.3 Pemeriksaan Indeks Lobene Stein... 23

3.7.4 Skema Alur Penelitian... 25

3.8 Pengolahan dan Analisis Data... 26

3.9 Etika Penelitian………. 26

BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Data Demografi Subjek Penelitian... 27

4.2 Data Kebiasaan Oral Higiene... 28

4.3 Data Jumlah Perokok... 29

4.4 Data Perokok ringan, sedang dan berat terhadap Intensitas Stein... 30

4.5 Data Perokok ringan, sedang dan berat terhadap Perluasan Stein... 31

4.6 Data Perokok ringan, sedang dan berat terhadap Indeks Periodontal Russell... 32


(3)

4.7 Pengaruh merokok terhadap pembentukan stein

berdasarkan Indeks Lobene Stein... 33 4.8 Pengaruh merokok terhadap keparahan penyakit

Periodontal berdasarkan Indeks Periodontal Russell... 33

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Umum Subjek yang Diteliti... 34 5.2 Pembentukan Stein... 35

5.2.1 Pengaruh merokok terhadap Indeks

Lobene Stein... 35 5.2.2 Pengaruh merokok terhadap Indeks

Periodontal Russell... 36 BAB 6 KESIMPILAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan... 37 6.2 Saran... 37


(4)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Stein Tetrasiklin...………...7

2 Stein akibat Amelogenesis Imperfekta...………...…...8 3 Stein akibat Merokok………...13


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Lembaran Penjelasan Kepada Subjek Penelitian 2. Informed Consent

3. Kuisioner dan lembar pemeriksaan 4. Anggaran Biaya Penelitian

5. Data Personalia Peneliti 6. Surat Ethical Clearance 7. Hasil Data Spss