Golongan Yang Tidak Berhak Menerima Zakat

a. Menurut Hanafi, Ibnussabil adalah orang yang dalam perjalanan, yang putus hubungan dengan hartanya. Orang ini diberi zakat sekedar hajatnya. b. Menurut Maliki, Ibnussabil orang yang dalam perjalanan, sedang ia berhajat kepada sokongan ongkos pulang ke negerinya dengan syarat keadaan perjalanan itu bukan perjanan maksiat. c. Menurut Hambali, Ibnussabil adalah orang yang dalam perjalanan yang halal sekedar ongkos untuk pulang. d. Menurut Syafi’i, Ibnussabil adalah orang yang dalam perjalanan yang halal, sekedar ongkos sampai kepada maksudnya. Bahwa ia sangat membutukan bantuan, bukan untuk maksiat tetapi dengan tujuan yang sah.

2. Golongan Yang Tidak Berhak Menerima Zakat

Zakat dilakukan dilakukan untuk merealisir tujuan-tujuan tertentu yang berhubungan dengann kehidupan pribadi, masyarakat dan kemanusiaan. Karenanya tidak dibenarkan bagi sembarang manusia yang bukan mustahiqnya mengambil zakat begitu pula tidak dibenarkan bagi pemilik harta maupun penguasa mengeluarkan zakat sekehendak hatinya, tanpa tepat sasaran. Atas dasar itu, maka para fuqaha mensyaratkan, bahwa yang menerima zakat itu adalah bukan orang orang yang ditetapkan oleh nash haram untuk mengambilnya, dan bukan pula orang yang tidak dianggap sasaran zakat yang benar. 159 159 Yusuf Qardhawi 3.,Op.Cit, hal. 673. Universitas Sumatera Utara Secara umum menurut Abdul Ghofur Anshori, orang yang tidak berhak menerima zakat ada enam golongan, yaitu 160 : 1. Keturunan Nabi Muhammad SAW, Berdasarkan hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim. Tatkala Hasan cucu Rasulullah mengambil sebuah kurma dari zakat, lantas memasukkan kurma tersebut kedalam mulutnnya, Rasulullah bersabda kepada cucu beliau itu : “ikh ikh, buanglah kurma itu, sesungguhnya tidak halal bagi kita mengambil sedekah zakat”. 2. Kelompok orang kaya dengan harta atau kaya dengan usaha dan penghasilan. Sebagian ulama menafsirkan makna harta hingga sampai se nishab, mereka mengambil alasan dari hadits Mu’adz ketika beliau di utus Rasulullah. Sebagian ulama yang lain berpendapat bahwa yang dinamakan ghani kaya itu berarti memiliki harta usaha yang cukup untuk penghidupannya sendiri, beserta orang- orang yang menjadi tanggungannya sehari-hari, baik se nishab atau kurang atau lebih. 3. Keluarga Muzakki yakni keluarga orang-orang yang wajib mengeluarkan zakat. Menurut pendapat para ahli, mereka itu adalah keluarga muzakki bersangkutan dalam garis keturunan lurus ke atas dan ke bawah. Seorang suami tidak boleh berzakat terhadap istrinya, meskipun istrinya adalah orang miskin. Karena Islam juga mengatur mengenai harta yang diperoleh atau di bawa ke dalam sebuah ikatan perkawinan. 160 Abdul Ghafur Anshori., Op. Cit, hal 35-37. Universitas Sumatera Utara 4. Orang yang sibuk beribadah sunnah untuk kepentingan dirinya sendiri, tetapi melupakan kewajibannya mencari nafkah untuk diri sendiri dan keluarga dan orang-orang yang menjadi tanggungannya. Rasulullah menganjurkan agar mencari kehidupan di kampung akhirat dengan beribadah, tetapi juga jangan meninggalkan kehidupan dunia. 5. Orang yang tidak mengetahui adanya Tuhan dan menolak ajaran agama. Mereka disebut Mulhid atau atheis. 6. Hamba sahaya, karena segala kebutuhannya mereka ditanggung oleh tuan mereka sehingga mereka tidak dapat dikatakan kekurangan.

5. Penyaluran Zakat