Penyaluran Zakat Peranan Badan Amil Zakat Berdasarkan Undang - Undang Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Masyarakat Sumatera Utara (Studi Pada Badan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara)

4. Orang yang sibuk beribadah sunnah untuk kepentingan dirinya sendiri, tetapi melupakan kewajibannya mencari nafkah untuk diri sendiri dan keluarga dan orang-orang yang menjadi tanggungannya. Rasulullah menganjurkan agar mencari kehidupan di kampung akhirat dengan beribadah, tetapi juga jangan meninggalkan kehidupan dunia. 5. Orang yang tidak mengetahui adanya Tuhan dan menolak ajaran agama. Mereka disebut Mulhid atau atheis. 6. Hamba sahaya, karena segala kebutuhannya mereka ditanggung oleh tuan mereka sehingga mereka tidak dapat dikatakan kekurangan.

5. Penyaluran Zakat

Zakat, sebagaimana telah jelas di atas, adalah kewajiban yang bersifat pasti, telah ditetapkan sebagai suatu kewajiban dari Allah SWT. Dikeluarkan oleh orang yang mengharapkan ridha Allah SWT dan balasan kehidupan yang baik di akhirat nanti. Tidak dilaksanakan oleh orang yang lemah keyakinannya terhadap hari kemudianakhirat, dan orang yang sedikit rasa takutnya kepada Allah SWT, yang cintanya pada harta, mengalahkan kecintaannya kepada Allah SWT. Kemudian selain daripada itu, bahwa pelaksanaan zakatpenyaluran zakat itu harus diawasi oleh pemerintah, dilakukan oleh petugas yang rapi dan teratur, dipungut dari orang-orang yang wajib mengeluarkan untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya. Universitas Sumatera Utara Penyaluran zakat kepada mustahiq delapan asnaf diatur dalam Pasal 14 Keputusan direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji Nomor D-291 Tahun 2000. Pada Pasal 14 ayat 2 dinyatakan bahwa penyaluran zakat kepada mustahiq harus bersifat Hibah bantuan dan harus memperhatikan skala prioritas kebutuhan mustahiq di wilayah-wilayahnya masing-masing. Menurut Pasal 14 ayat 3 dan 4 penyaluran dana zakat kepada mustahiq delapan asnaf dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu : a. Bersifat sesaat, yaitu membantu mustahiq dalam penyelesaian atau mengurangi masalah yang sangat mendesakdarurat. b. Bersifat bantuan pemberdayaan, yaitu membantu mustahiq untuk kesejahteraannya, baik secara perorangan maupun kelompok melalui program atau kegiatan yang berkesinambungan. Setelah zakat dikumpulkan, zakat disalurkan berdasarkan skala prioritas. Penyaluran zakat ini diatur dalam Pasal 16 dan 17 Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 jo pasal 2 Keputusan Menteri Agama sebagai berikut : a. Zakat yang dikumpul digunakan untuk mustahiq, sesuai dengan ketentuan agama. Dalam penjelasan Pasal 16 disebutkan bahwa mustahiq delapan asnaf yaitu: fakir, miskin, amil, muallaf, riqab, gharim, sabilillah dan ibnu sabil. b. Penggunaan zakat untuk mustahiq dilakukan berdasarkan persyaratan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Hasil pemantauan dan penelitian tentang kebenaran mustahiq yang delapan asnaf yaitu : fakir, miskin, amil, muallaf, riqab, gharim, sabilillah dan ibnu sabil 2. Mendahulukan orang-orang yang paling memerlukan bantuan yaitu: orang- orang yang tidak berdaya memenuhi keperluan hidupnya. 3. Mendahulukan mustahiq dalam wilayah masing-masing. c. Penggunaan zakat untuk usaha yang berkembang berdasarkan skala prioritas keperluan mustahiq dan dapat dimanfaatkan untuk usaha pengembangan. d. Hasil penerimaan infaq, shadaqah, hibah, wasiat, waris dan kafarat digunakan terutama untuk usaha yang sedang berkembang. e. Penggunaan zakat untuk usaha yang berkembang dilakukan berdasarkam persyaratan sebagai berikut : Apabila penggunaan zakat bagi mustahiq sudah terpenuhi dan masih terdapat kelebihan. 1. Terdapat usaha-usaha nyata yang berpeluang menguntungkan. 2. Mendapat persetujuan tertulis dari dewan pertimbangan. f. Prosedur penggunaan zakat untuk usaha berkembang ditetapkan sebagai berikut: 1. Melakukan studi kelayakan. 2. Menetapkan jenis usaha berkembang. 3. Melakukan bimbingan dan penyuluhan. 4. Melakukan pemantauan, pengendalian dan pengawasan. 5. Mengadakan evaluasi dan Universitas Sumatera Utara 6. Membuat laporan. Guna menjamin terlaksananya pengelolaan zakat dengan baik sebagai amanah agama, harus adanya unsur pertimbangan dan unsur pengawasan pada badan amil zakat, serta adanya sanksi hukum terhadap pengelola. Demikian pula, badan amil zakat diharuskan membuat laporan tahunan kepada Dewan Perwakilan Rakyat RI DPR-RI atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD sesuai dengan tingkatannya. 161 Menurut Pasal 17 ayat 6 Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji Nomor D291 Tahun 2000 masyarakat baik secara pribadi maupun melalui institusi dapat berperan aktif dalam melakukan pengawasan terhadap kinerja badan amil zakat dan lembaga amil zakat. Pengawasan oleh masyarakat dapat diwujudkan dalam bentuk : 1. Masyarakat dapat meminta informasi tentang pengelolaan zakat yang dikelola oleh badan amil zakat dan lembaga amil zakat. 2. Masyarakat dapat menyampaikan saran dan pendapat kepada badan amil zakat dan lembaga amil zakat. 3. Masyarakat dapat memberikan laporan atas terjadinya penyimpangan pengelolaan zakat yang dilakukan oleh badan amil zakat dan lembaga amil zakat. Pasal 21 Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 menyebutkan bahwa sanksi dapat dijatuhkan kepada pengelola karena lalai mencatat atau mencatat tidak benar penerimaan harta zakat, infaq, shadaqah, hibah, wasiat, waris dan kafarat. Sanksinya 161 Ibid., hal. 96. Universitas Sumatera Utara adalah hukuman kurungan selama-lamanya tiga bulan danatau denda sebanyak- banyaknya Rp. 30.000.000,- tiga puluh juta rupiah. Tindak pidana ini merupakan pelanggaran. Untuk tindak pidana kejahatan yang dilakukan oleh setiap badan amil zakat dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

B. Pelaksanaan Program Badan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara

1. Kegiatan Penghimpunan Zakat