lain  dari  harta  kita  yang  kita  usahakan  dengan    baik  dan  benar  sesuai  dengan ketentuan Allah SWT.
6. Dari sisi pembangunan kesejahteraan umat, zakat merupakan salah satu instrumen
pemerataan pendapatan. 7.
Dorongan ajaran Islam yang begitu kuat kepada orang-orang yang beriman untuk berzakat, berinfaq dan bershadaqah.
113
Hikmah zakat yang diuraikan diatas, sesuai dengan firma Allah SWT.,Q.S Al- Isra’ 17 : 17, terjemahannya:
“Jika kamu berbuat baik berarti kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri, dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri”.
Ayat  Al  Qur’an  tersebut,  memberi  petunjuk  bahwa  hikmah  zakat  itu  dapat
membentuk  mental  atau  moral  yang  baik,  bagi  si  pemberi  maupun  si  penerima, bahwa segala perbuatan yang dilakukan sesungguhnya untuk diri sendiri.
3. Pengumpulan Zakat
Menurut  Pasal  2  Undang-Undang  Nomor  38  Tahun  1999  tentang  Pengelolaan Zakat, yang berkewajiban membayar zakat adalah:
a. Setiap WNI yang beragama Islam dan mampu.
b. Badan yang dimiliki oleh umat Islam.
Dalam  pasal  2  Undang-Undang  Nomor  38  Tahun  1999  tentang  Pengelolaan Zakat  sebagaimana  yang  disebutkan  di  atas,  dapat  terlihat  bahwa  penekanan  wajib
113
Didin Hafidhuddin., Loc,Cit., hal 10-14.
Universitas Sumatera Utara
zakat bukan hanya diri pribadi tetapi juga badan hukum yang dimiliki oleh seseorang Islam.
Dalam  Undang-Undang  Nomor  38  Tahun  1999  tentang  Pengelolaan  Zakat Pasal 11 ayat 1 disebutkan bahwa zakat yang dikumpulkan adalah zakat fitrah dan
zakat  maal.  Sedangkan  menurut  Pasal  11  ayat  2  harta  yang  wajib  dikenai  zakat adalah:
1. Emas, perak dan uang.
2. Perdagangan dan perusahaan.
3. Hasil pertanian, hasil perkebunan dan hasil perikanan.
4. Hasil pertambangan
5. Hasil peternakan
6. Hasil pendapatan dan jasa
7. Rikaz
Badan  amil  zakat  di  setiap  tingkatan  dapat  membentuk  unit  pengumpul  zakat UPZ  yang  bertugas  mengumpulkan  zakat,  infaq,shadaqah,  dan  lainnya  secara
langsung  atau  melalui  rekening  pada  Bank.  Dalam  pelaksanaan  pengumpulan  dapat bekerjasama dengan lembaga keuangan dan perbankan.
Dalam pelaksanaan pengumpulan zakat tidak dapat dilakukan paksaan terhadap muzakki
, melainkan muzakki melakukan perhitungan sendiri hartanya dan kewajiban zakatnya  berdasarkan  hukum  Islam.  Dalam  hal  muzakki  tidak  dapat  menghitung
sendiri  hartanya  dan  kewajiban  zakatnya,  muzakki  dapat  meminta  bantuan  kepada badan amil zakat.
Universitas Sumatera Utara
1. Zakat Nafs Jiwa atau Zakat Fitrah
a. Pengertian
Zakat  Fitrah  adalah  suatu  zakat  yang  dikeluarkan  oleh  orang-orang  muslim sebagai  pembersih  dirinya  dan  yang  menjadi  tanggungannya,  disamping  untuk
menghilangkan  cela  yang  terjadi  selama  puasa  pada  bulan  Ramadhan.
114
Zakat tersebut  wajib  atas  setiap  individu  muslim,  kecil,  besar,  laki-laki,  wanita,  merdeka
maupun budak.
115
Zakat Fitrah sering disebut sedekah Fitrah. Fitrah sendiri berarti asal kejadian. Abu Muhammad Al-Abruri menyebut, zakat fitrah seolah-olah merupakan zakat bagi
badan. Beberapa Ulama lain menyebut zakat fitrah sebagai zakat kepala. Kata fitrah yang ditunjuk para Fuqaha memang terhubung dengan pemaknaan tersebut.
116
Makanya  kemudian  zakat  fitrah  disepakati  merupakan  zakat  bagi  pribadi- pribadi  yang  berfungsi  menyucikan  badan  dan  perbuatan.  Ini  berbeda  dengan  zakat
lain yang pensyaratannya disebabkan oleh kekayaan.
117
b. Dasar Hukum
Salah  satu  dasar  Hukum  untuk  mengeluarkan  zakat  fitrah  diantaranya  pada riwayat  Ibnu  Abbas  yang  bersumber  dari  ajaran  Rasulullah  SAW,  yang  artinya  :
“Rasulullah SAW telah memfardhukan mewajibkan zakat fitrah, sebagai pembersih
114
Ahmad Husnan, Zakat menurut Sunnah Dan Zakat Model Baru, Al-Kautsar, Jakarta, 1996, hal. 81
115
Syaikh As-Sayyid Sabiq, Panduan Zakat Menurut Al-Qur’an dan As-Sunah, Pustaka Ibnu Katsir, Jakarta, 2005, hal. 203
116
Aditia, Zakat Fitrah : Makna,Hukum,  Hikmah dan Aturannya, Majalah Hidayah, Edisi 52 Tahun V, November 2005, hal. 123
117
Ibid
Universitas Sumatera Utara
bagi  orang  yang  berpuasa  dari  pembicaraan  kotor  dan  perbuatan  dosa,  lagi  sebagai makanan orang-orang miskin” HR. Abu Dawud.
118
Dari Hadist di atas dapat dipahami bahwa hukum zakat fitrah itu wajib, juga dapat  ditangkap  bahwa  kepentingan  zakat  fitrah  itu  untuk  membersihkan  diri  dari
pembicaraan  kotor  dan  perbuatan  dosa  bagi  orang-orang  muslim  yang  melakukan ibadah puasa, dan zakat fitrah yang dikeluarkan oleh kaum muslimin adalah sebagai
makanan bagi para masakin, khususnya pada hari Raya Idul Fitri, dimana orang tidak boleh  menanggung  rasa  sedih  karena  tidak  memperoleh  makanan  dan  keperluannya
untuk ikut berhari raya. c.
Unsur dan Ketentuannya Menurut  Jumhur  Ulama,  zakat  fitrah  itu  harus  dibayarkan  dengan  makanan
pokok setempat dan tidak sah dibayar dengan uang. Kadar wajib yang dibayarkan itu, menurut  mereka,  sebanyak  satu  Sha  menurut  ukuran  yang  berlaku  di  Irak,  yakni
sekitar 2,751 Kg.
119
Kadar  zakat  fitrah  diukur  dengan  takaran,  yaitu  satu  sha  bahan  makanan pokok masyarakat, atau  sekitar 2,25 Kg.  Berdasarkan hal ini, seorang muslim wajib
mengeluarkan  satu  sha  bahan  makanan  pokok  di  negerinya,  atau  seberat  timbangan yang setara dengannya.
120
Namun  Imam  Hanafi  membolehkan  mengganti  nilai  satu  sha  yang  berupa makanan itu dengan uang. Karena jika ditarik tujuan zakat fitrah sebagai pemenuhan
118
Ibid. Hal 81
119
Aditia., Op. Cit, hal. 125
120
Husein Syahatah., Op. Cit, hal. 86-87
Universitas Sumatera Utara
bagi  kebutuhan  orang  fakir  dan  miskin  di  hari  raya  maka  uang  dapat  memerankan fungsi  itu.  Jadi  umumnya  para  ulama  juga  membolehkan  membayar  zakat  fitrah
dengan uang seharga makanan pokok itu. Di Indonesia membayar zakat fitrah dengan beras atau uang, mashur adanya.
121
Para ulama sepakat bahwa kewajiban zakat fitrah tidak gugur meskipun sudah lewat  dari  waktunya.  Ia  tetap  merupakan  hutang  yang  menjadi  tanggungan  orang
yang bersangkutan sehingga dia membayarnya, meskipun di akhir umurnya.
122
1. Zakat Maal Harta a.
Pengertian Zakat  maal  atau  zakat  harta  adalah  zakat  yang  harus  dikeluarkan  yang
berkaitan dengan pemilikan sejumlah harta yang ada bagi orang Islam, terhadap zakat harta  pelaksanaannya  didasarkan  kepada  dua  hal,  yaitu  umur  didapatnya  harta
tersebut haul dan ukuran minimal untuk menilai jumlah harta sehingga harta dapat dikeluarkan zakatnya nishab.
b. Harta Kekayaan yang Wajib Dikeluarkan Zakatnya
Dalam  UU  Nomor  38  Tahun  1999  tentang  Pengelolaan  Zakat  Pasal  11  ayat 2 harta yang wajib dikenai zakat adalah :
1. Emas, perak dan uang
2. Perdagangan dan perusahaan
3. Hasil Pertanian, hasil perkebunan dan hasil perikanan
121
Aditia., Op. Cit, hal. 125
122
Syaikh As-Sayyid., Op. Cit, hal. 210
Universitas Sumatera Utara
4. Hasil pertambangan
5. Hasil peternakan
6. Hasil pendapatan dan jasa
7. Rikaz
Di bawah ini akan dijelaskan delapan harta kekayaan yang wajib dikeluarkan zakatnya :
1. Zakat Emas, Perak dan Uang
Emas,  perak  dan  uang  wajib  dikeluarkan  zakatnya  apabila  telah  dipunyai dimiliki  secara  pasti  selama  satu  tahun  penuh  dan  mencapai  nishabnya.  Nishab
untuk emas, perak dan uang adalah sebagai berikut : a.
Emas nishabnya adalah 20 dinar, lebih kurang sama dengan 96 gram emas murni. Setelah dimiliki selama satu tahun, wajib dikeluarkan zakatnya sebesar 2,5 .
b. Perak  nishabnya  adalah  200  dirham,  beratnya  sama  dengan  lebih  kurang  672
gram. Setelah dimiliki selama satu tahun, wajib dikeluarkan zakatnya sebesar 2,5 . Berdasarkan beberapa hadist, emas dan perak yang menjadi perhiasan wanita
yang  cukup  senishab  dan  dimiliki  cukup  setahun  pula,  hendaklah  dikeluarkan zakatnya sebanyak 2,5 .
c. Untuk uang giral maupun kartal, nishabnya adalah sama dengan nilai atau harga
96 gram emas, bila disimpan cukup setahun, zakatnya adalah 2,5 .
123
2. Perdagangan dan Perusahaan
123
Mohd. Daud Ali., Op. Cit., hal. 45
Universitas Sumatera Utara
Zakat perdagangan  yang dimaksud bukanlah zakat profesi sebagai pedagang, melainkan  zakat  yang  dihasilkan  dari  keuntungan  berniaganya  selama  satu  tahun
masa haul yang dihitung sejak waktu pembelian barangnya. Besarnya nishab barang perniagaan ini sama dengan nishab emas dan perak, senilai 96 gram emas, zakatnya
sebesar 2,5. Zakat harta kekayaan ini didasarkan atas potensial berkembangnya suatu harta
kekayaan  usaha.  Segala  benda  yang  dapat  dijadikan  potensial  berkembangnya terhadap  suatu  harta,  maka  dapat  dikenakan  zakat.  Tetapi  tidak  semua  benda  yang
berada dalam suatu tempat perniagaan dapat dikenakan zakat, misalnya : timbangan barang, takaran, etalase tempat penyimpanan barang dagangan atau barang lain yang
digunakan  sebagai  perkakas  perniagaan.  Sebab  tidak  berpotensi  untuk  berkembang, juga sejak semula penjual tidak mempunyai niat untuk menjual perkakas tersebut.
124
Ahmad  Azhar  Basyir  dalam  bukunya  “Hukum  Zakat”  mensyaratkan  harta yang  dapat  dipandang  sebagai    barang  dagangan  yang  wajib  dizakati.  Syarat-syarat
tersebut antara lain : Ada  niat  yang  diikuti  dengan  usaha  berdagang.  Tidak  berniat  untuk  dipakai  sendiri
yang  di  dalamnya  juga  terdapat  niat  apabila  ada  orang  lain  yang  ingin  membelinya dengan  mendatangkan  keuntungan,  maka  dijualnya  barang  tersebut.  Barang  yang
dibeli dengan niat seperti itu tidak wajib dikeluarkan zakatnya. a.
Mencapai  waktu  satu  tahun  dihitung  dari  waktu  permulaan  usaha  berdagang. Meskipun  barang-barang  dagangannya  berganti-ganti  di  tengah-tengah
124
Ibid., hal 45
Universitas Sumatera Utara
perjalanan tahun usaha, maka perhitungan tahun usahanya adalah mulai pertama kali berdagang.
b. Mencapai harga nishab zakat emas dan perak dihitung pada akhir tahun tersebut.
Nishab tersebut berdasarkan pada perhitungan akhir tahun. Meskipun pada awal bulan pembukuan sampai pertengahan belum mencapai nishab, tetapi pada akhir
tutup  buku  perniagaan  tersebut  terdapat  aktiva  yang  cukup  besar  mencapai nishab emas dan perak, maka tetap dikenakan kewajiban untuk membayar zakat.
c. Harta  dagangan  benar-benar  telah  menjadi  hak  milik  sempurna,  telah  dibeli
secara tunai ataupun bertangguh. Syarat ini tidak berlaku untuk barang dagangan yang  merupakan  titipan  orang  lain,  sehingga  apabila  pedagang  itu  dapat
menjualkan kepada pihak lain akan memperoleh komisi persentase dari penjualan barang  tersebut.  Tidak  berlaku  pula  bagi  harta  dagangan  yang  merupakan
warisan  sehingga  ahli  warisnya  menerimanya  melakukan  kegiatan  perdagangan sendiri selama satu tahun.
d. Tidak  terkait  dengan  utang  orang  lain.  Biasanya  seseorang  memulai  usaha
berdagang dengan meminjam modal pada orang lain, baik dengan menggunakan kredit  jangka  panjang  atau  jangka  pendek.  Biasanya  pedagang  yang  hingga
menggunakan  kredit  tersebut  adalah  pedagang  besar  yang  pada  dasarnya membutuhkan  modal  besar  untuk  memperoleh  keuntungan  yang  besar  pula.
Sehingga  pada  saat  ini  dianggap  tidak  adil  bila  para  pedagang  besar  tidak dikenakan pajak dengan sebab terkait pada hutang.
Universitas Sumatera Utara
Umumnya  para  pengusaha  setiap  perusahaan  selalu  mematok  target  bisnis tahunan berupa pendapatan dan laba. Namun sedikit para pengusaha yang awal tahun
menetapkan  berapa  jumlah  zakat  yang  akan  mereka  keluarkan  tahun  ini.  Semakin besar jumlah zakat  yang dikeluarkan oleh suatu  perusahaan dalam industri, semakin
besar pula jumlah keuntungan yang didapatnya dari hasil usaha tersebut. Para  pakar  zakat  menganalogikan  zakat  perindustrian  sama  dengan  zakat
perdagangan.  Sehingga  nishabnya  juga  sama  dengan  nishab  emas  yaitu  96  gram emas,  kadar  zakatnya  sebesar  2,5  .  Mencapai  nishab  pada  setiap  akhir  tahun,  atau
pada saat Rapat Umum Pemegang Saham RUPS bagi para pemegang saham. Secara umum pola pembayaran dan penghitungan zakat perusahaan adalah sama
dengan  zakat  perdagangan.  Sehingga  nishab  untuk  zakat  perusahaan  menurut  Didin Hafidhuddin adalah senilai 96 gram emas.
Pola  perhitungan  zakat  perusahaan,  didasarkan  pada  laporan  keuangan  neraca dengan mengurangkan kewajiban atas aktiva lancar atau seluruh harta di luar sarana
dan  prasarana  ditambah  keuntungan,  dikurangi  pembayaran  utang  dan  kewajiban lainnya, lalu dikeluarkan 2,5  sebagai zakatnya.
125
3. Zakat Pertanian, Perkebunan dan Perikanan
Para ahli membuat istilah penyebutan zakat pertanian beraneka ragam. Ada yang menyebutnya zakat hasil bumi, zakat tanaman dan buah-buahan, zakat biji-bijian dan
buah-buahan,  serta  zakat  tumbuh-tumbuhan  nabat.  Namun  dari  semua  istilah tersebut pada intinya adalah sama,  yakni zakat  yang dikeluarkan dari hasil bumi. Di
125
Didin Hafidhuddin, Op. Cit., hal.102.
Universitas Sumatera Utara
tanah  air  kita,  selain  hasil  bumi  juga  terdapat  hasil  laut
126
yang  perlu  dikeluarkan zakatnya.
Untuk  menentukan  masa  wajib  zakat  pertanian  dan  masa  mengambilnya, beberapa ahli fiqih mempunyai pendapat yang berbeda. Menurut Imam Malik adalah
ketika  diambil  sesudah  dituai  dan  menjadi  biji.  Menurut  Syafi’i  masa  wajib  zakat kurma  dan  anggur  adalah  ketika  sudah  menjadi  keras.  Sedangkan  Ibnu  Hazam
sesudah  kering  terhadap  buah-buahan  dan  sesudah  dibersihkan  terhadap  biji-bijian. Misalnya, anggur setelah menjadi kismis, kurma setelah menjadi tamar, padi setelah
menjadi beras.
127
Menurut Didin Hafidhuddin, pengeluaran zakat hasil bumi tidak harus menunggu satu tahun dimiliki, tetapi harus dilakukan setiap kali panen atau menuai.
128
Nisab  zakat  pertanian  adalah  mulai  5  wasaq.  Hal  ini  sebagaimana  Hadist  Nabi Muhammad  SAW  yang  diriwayatkan  Al-Jama’ah,  dari  Said  Al-Khudri,  Rasulullah
SAW bersabda : “Hasil tanaman yang kurang dari lima wasaq tidak dikenai zakat”.
129
Untuk menentukan nishab hasil pertanian yang lain, seperti kopi, cengkih, panili, lada,  apel,  kapas,  dan  sebagainya,  diperhitungkan  harga  nishab  hasil  tanaman  yang
menjadi bahan makanan pokok tersebut. Untuk ukuran di Indonesia  yang digunakan sebagai  acuan  harga  nishab  adalah  beras.  Karena  semakin  besar  makanan  pokok
bangsa Indonesia adalah beras, di samping sagu dan jagung.
126
Ibid., hal.39.
127
Abdul Ghofur Anshori, Op. Cit., hal.63.
128
Didin Hafidhuddin, Op. Cit., hal. 46.
129
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Jumhur  ulama  berpendapat  bahwa,  hasil  lautan  baik  berupa  mutiara,  merjan, zabarjad ikan, ikan paus dan lain-lain tidak wajib dizakati kecuali menurut salah satu
riwayat  Ahmad.  Ia  berpendapat  bahwa  hasil  lautan  wajib  dikeluarkan  zakatnya, apabila sampai satu nishab.
130
Pendapat di atas nampaknya memang wajar, karena hasil ikan yang telah digarap oleh  perusahaan-perusahaan  besar  dengan  peralatan  modern  saat  ini  memang
menghasilkan uang yang sangat banyak. Bagi  para  ulama  yang  berpendapat  bahwa  ikan  harus  dikeluarkan  zakatnya
adalah  apabila  nishab  ikan  senilai  200  dirham.  Sedangkan  hasil  laut  lain  di  dalam suatu riwayat pernah disebutkan bahwa ambar dan mutiara laut wajib dizakati sebesar
20 .
131
Mengenai  zakat  hasil  laut  ini  memang  tidak  ada  landasannya  yang  tegas, sehingga di antara para ulama sendiri terjadi perbedaan pendapat.
Namun jika dilihat dari surat Al-Baqarah ayat 267 sebagaimana sudah disebutkan di atas, jelas bahwa setiap usaha yang menghasilkan uang dan memenuhi syarat baik
nishab dan haulnya wajib dikeluarkan zakatnya. Dan pada umumnya mengenai harta yang diperdagangkan itu nishabnya sama nilainya dengan nishab emas dan perak dan
kadar  zakatnya  juga  2,5  .  Adapun  waktu  mengeluarkan  zakatnya  seperti  tanaman, yaitu disaat hasil itu diperoleh.
130
Tahir Azhary, et.al, Op.Cit., hal.76.
131
Ibid., hal.77.
Universitas Sumatera Utara
4. Zakat Pertambangan
Zakat  pertambangan  adalah  segala  yang  dikeluarkan  dari  hasil  bumi  yang dijadikan Allah di dalamnya dan berharga, seperti timah, besi dan sebagainya.
132
Harta makdin pertambangan yang berupa besi, baja, tembaga, kuningan, timah, minyak,  batu  bara,  dan  lain-lain  di  Indonesia  dikuasai  oleh  negara.  Adapun  yang
berupa  batu-batuan,  emas  dan  perak,  oleh  pemerintah,  masyarakat  masih diperbolehkan  menambangnya.  Makdin  inilah  yang  dikenakan  zakat,  ialah  dua
setengah  persen.  Adapun  nishabnya  seharga  nishab  emas  ialah  20  dinar  atau    94 gram.
133
Zakat  Makdin  tidak  mempergunakan  syarat  haul.
134
Artinya,  zakatnya  wajib dikeluarkan pada saat didapatkan, seperti zakat hasil pertanian.
135
5. Zakat Peternakan
Syarat wajib zakat atas pemilik binatang tersebut antara lain : a.
Islam Orang yang bukan Islam walaupun mempunyai binatang tersebut tidak wajib
dikeluarkan zakatnya. b.
Merdeka Artinya  hamba  sahaya  yang  kemerdekaan  atas  dirinya  dipegang  oleh  orang
lain, tidak wajib berzakat
132
Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy., Pedoman Zakat, PT. Pustaka Rizki Putra, Semarang, 2006, hal. 149.
133
Syukri Ghozali, et al., Pedoman Zakat 9 Seri, Proyek Peningkatan Sarana Keagamaan Islam Zakat dan Wakaf, Jakarta, 2001, hal. 149.
134
Ibid.
135
Syaikh As-Sayyid Sabiq., Op. Cit, hal. 113.
Universitas Sumatera Utara
c. Milik Sempurna
Sesuatu  yang  dimiliki  belum  sempurna  tidak  wajib  dikeluarkan  zakatnya. Misalnya  belum  dibayar.  Meskipun  telah  mencapai  nisab  dan  masa  haulnya,
pemegang  piutang  tidak  dapat  merasakan  penuh  keberadaan  hartanya,  maka dalam keadaan seperti ini dikatakan harta tersebut belum cukup sempurna.
d. Cukup Nishab
Nishab  zakat  peternakan  apabila  telah  mencapai  suatu  jumlah  tertentu sehingga  pemilik  peternakan  wajib  mengeluarkan  zakatnya.  Nishab  tersebut
antara lain : Nishab dan Zakat Unta
Tabel 1 Nishab
Bilangan dan Jenis Zakat Umur
5 - 9 1 ekor kambing biasa
1 ekor kambing domba 2 tahun lebih
1 tahun lebih 10 -14
2 ekor kambing biasa 2 ekor kambing domba
2 tahun lebih 1 tahun lebih
15 – 19 3 ekor kambing biasa
3 ekor kambing domba 2 tahun lebih
1 tahun lebih 20 – 24
4 ekor kambing biasa 4 ekor kambing domba
2 tahun lebih 1 tahun lebih
25 – 35 1 ekor anak unta
1 tahun lebih 36 – 45
1 ekor anak unta 2 tahun lebih
46 – 60 1 ekor anak unta
3 tahun lebih 61 – 75
1 ekor anak unta 4 tahun lebih
76 – 90 2 ekor anak unta
2 tahun lebih
Universitas Sumatera Utara
91 – 120 2 ekor anak unta
3 tahun lebih 121 - dst
3 ekor anak unta 2 tahun lebih
Sumber  data  :  diperoleh  dari  Fiqh  Islam,  H.Sulaiman  Rasjid,  Sinar  Baru Algesindo, Bandung, tahun 2005.
Mulai dari 121 ini, dihitung tiap-tiap 40 ekor unta, zakatnya 1 ekor  anak unta
yang  berumur  2  tahun  atau  lebih.  Tiap-tiap  50  ekor  unta  zakatnya  1  ekor  unta  yang berumur 3 tahun lebih.  Jadi, 130 ekor unta, zakatnya dua ekor anak unta berumur 2
tahun dan 1 ekor anak unta berumur 2 tahun  dan 2 ekor anak unta  berumur 3 tahun, dan seterusnya menurut perhitungan di atas. Umur-umur  tersebut supaya dilebihkan
walau sedikit seperti yang tersebut dalam daftar. Nishab  dan  zakat  sapi  dan  kerbau,  nishab  untuk  kerbau  sama  dengan  sapi  demikian
juga dengan kadar zakatnya.
136
Tabel 2 Nishab
Bilangan dan Jenis Zakat Umur
30 – 39 1 ekor anak sapi atau seekor kerbau
2 tahun atau lebih 40 – 59
1 ekor anak sapi atau seekor kerbau 2 tahun atau lebih
60 – 69 2 ekor anak sapi atau 2 ekor kerbau
1 tahun lebih 70 – ...
1  ekor  anak  sapi  atau  seekor  kerbau dan seekor anak sapi atau seekor
2 tahun lebih 1 tahun lebih
Sumber  data  :  diperoleh  dari  Fiqh  Islam,H.Sulaiman  Rasjid,  Sinar  Baru Algesindo, Bandung, tahun 2005.
Seterusnya, tiap-tiap 30 ekor sapi atau kerbau zakatnya 1 ekor anak sapi atau kerbau  umur  1  tahun  lebih  dari  tiap-tiap  40  ekor  sapi  atau  kerbau  zakatnya  1  ekor
136
Mohd.Daud Ali., Op.Cit., hal. 45-46.
Universitas Sumatera Utara
anak sapi atau kerbau umur 2 tahun, zakat 100 sapi atau kerbau, 2 ekor umur 1 tahun lebih dan 1 ekor umur 2 tahun.
Sedangkan  menurut  pedoman  perhitungan  zakat
137
,  zakat  untuk  sapi  untuk kerbau adalah sebagai berikut:
Tabel 3 Nishab
Bilangan dan Umur Keterangan
30 1 ekor umur 1 tahun
Setiap bertambah 30 ekor zakatnya tambah 1 ekor umur 1 tahun
40 1 ekor umur 2 tahun
Setiap betambah 40 ekor, zakatnya tambah 1 ekor umur 2 tahun
Sumber  data  :  diperoleh  dari  Fiqh  Islam,H.Sulaiman  Rasjid,  Sinar  Baru Algesindo, Bandung, tahun 2005.
Nishab dan zakat kambing Tabel 4
Nishab Bialangan dan jenis zakat
Umur 40 – 120
1 ekor kambing betina atau 1 ekor kambing domba betina
2 tahun lebih 1 tahun lebih
121 – 200 2 ekor kambing betina atau
2 ekor kambing domba betina 2 tahun lebih
1 tahun lebih 201 – 399
3 ekor kambing betina atau 3 ekor kambing domba betina
2 tahun lebih 1 tahun lebih
400 – ... 4 ekor kambing betina atau
4 ekor kambing domba betina 2 tahun lebih
1 tahun lebih Sumber  data  :  diperoleh  dari  Fiqh  Islam,H.Sulaiman  Rasjid,  Sinar  Baru
Algesindo, Bandung, tahun 2005.
137
Departemen Agama RI., Pedoman Menghitung Zakat Sendiri, Lampiran Peraturan Perundang- Undanngan Pengelolaan Zakat.
Universitas Sumatera Utara
Mulai  dari  400  kambing,  dihitung  tiap-tiap  100  kambing  zakatnya  1  ekor kambing  biasa  atau  domba  umur  sebagai  tersebut  diatas.  Seterusnya  jadi  500  ekor
kambing  zakatnya  5  ekor  kambing,  599  ekor  kambing  zakatnya  juga  5  ekor,  karena belum sampai 600 ekor, 600 zakatnya 6 ekor, bandingkan seterusnya.
Sedangkan menurut pedoman perhitungan zakat, zakat untuk kambing, domba dan kacangan adalah sebagai berikut:
Tabel 5 Nishab
Bilangan dan Umur Keterangan
40 – 120 ekor
1 ekor domba umur 1 tahun atau kacangan umur 2 tahun
121 – 200 ekor
1 ekor domba umur 1 tahun atau kacangan umur 2 tahun.
Setiap  bertambah  100 ekor, zakatnnya tambah 1
ekor  domba  umur  1 tahunkacangan  umur  2
tahun
Sumber  data  :  diperoleh  dari  Fiqh  Islam,H.Sulaiman  Rasjid,  Sinar  Baru Algesindo, Bandung, tahun 2005.
e. Sampai setahun lampaunya
Artinya,  pemilik  ternak  telah  memiliki  binatang  ternak  tersebut  selama  1 tahun.
f. Digembalakan di rumput yang mubah
Artinya, binatang tersebut makan dari makanan rumput liar bukan dari rumput yang  dibeli  atau  sengaja  ditanam.  Tidak  diberi  makan  oleh  pemiliknya
sedangkan  binatang  yang  diberi  makan  diambil  makanannya,  tidak  wajib dizakati.
Universitas Sumatera Utara
g. Anak  binatang  yang  lahir  setelah  sampai  nishabnya  menurut  tahun  ibunya
kelahirannya,  apabila  ditambah  dengan  binatang  lain  dengan  jalan  dibeli atau  dipusakai  atau  sebagainya,  dipisahkan  perhitungan  tahunnya  dari
binatang yang telah cukup nishabnya itu. h.
Binatang  yang  dipakai  untuk  membajak  sawah  atau  menarik  gerobak,  tidak wajib  dizakati.  Sebagaimana  juga  kain  yang  dipakai  atau  perkakas  rumah
tangga yang sengaja dipakai sendiri. 1.2.
Zakat Pendapatan dan Jasa Zakat  profesi  penghasilan  adalah  zakat  yang  dikeluarkan  dari  hasil  profesi
pekerjaan  seseorang,  baik  arsitek,  notaris,  ulamadai,  karyawan,  guru,  dan  lain- lain.
138
Menurut  Yusuf  Qardhawi  ,  profesi  pekerjaan  yang  menghasilkan  uang  ada dua  macam.  Pertama,  pekerjaan  yang  dikerjakan  sendiri  tanpa  tergantung  kepada
orang  lain,  berkat  kecekatan  tangan  atau  otak.  Penghasilan  yang  diperoleh  dengan cara  ini  merupakan  penghasilan  profesional,  seperti  penghasilan  seorang  dokter,
insinyur, advokat, seniman, penjahit, tukang kayu dan lain-lainnya.
139
Kedua, pekerjaan yang dikerjakan seseorang buat pihak lain, baik pemerintah,
perusahaan,  maupun  perorangan  dengan  memperoleh  upah,  yang  diberikan,  dengan
138
H. Muhammad Suharsono, Zakat Profesi Dalam Tinjauan Syar’i, www.pkpu.or.id,  diakases 12 Juni 2011.
139
Abdul Ghafur Anshori., Op. Cit. hal 86.
Universitas Sumatera Utara
tangan,  otak,  ataupun  kedua-duanya.  Penghasilan  dari  pekerjaan  seperti  itu  berupa gaji, upah, ataupun honorarium.
140
Yang  dimaksud  dengan  gaji  ialah  upah  kerja  yang  dibayar  di  waktu  yang tetap.  Di  Indonesia,  umumnya  gaji  dibayar  setiap  bulan.  Setiap  orang  yang  bekerja
pada  satu  instansi,  lembaga  milik  pemerintah  maupun  swasta  mereka  itu  biasannya disebut  pegawai  atau  karyawan.  Pada  tiap-tiap  bulan  terutama  awal  bulan  mereka
mendapatkan upah atau bayaran yang lazim disebut gaji.
141
Pada  masa  Rasulullah,  zakat  profesi  penghasilan  ini  memang  belum  ada karena  pada  saat  itu  orang  mencari  penghasilan  dengan  pertanian,  peternakan  dan
perniagaan. Namun pada saat ini orang mempunyai penghasilan bukan dari yang tiga hal itu saja, tetapi juga dari profesinya.
142
Ada  tiga  kemungkinan  kesimpulan  dalam  menentukan  nishabnya,  kadar  dan waktu mengeluarkan zakat profesi. Hal ini sangat bergantung pada Qiyasi
143
analogi yang dilakukan
144
:
140
Ibid.
141
Ibid.,hal. 87.
142
Ibid.
143
Qiyas  yaitu  mempersamakan  peristiwa  yang  tidak  terdapat    nash  hukumnya  dengan  peristiwa yang  terdapat  nash  bagi  hukumnya.  Qiyas  merupakan  metode  pertama  yang  dipegang  para  mujtahid
untuk  meng-istimbath-kan  hukum  yang  tidak  diterangkan  nash,  sebagai  metode  yang  terkuat  dan paling jelas. Macam-macam qiyas : pertama, qiyas aula yaitu qiyas yang illatnya mewajibkan adanya
hukum  dan  yang  disamakan  mulhaq  mempunyai  hukum  yang  lebih  utama  daripada  tempat menyamakannya. Kedua, qiyas muwawi yaitu qiyas yang illatnya mewajibkan adanya hukum dan illat
hukumnya  yang  terdapat  pada  mulhaqnya  adalah  sama  dengan  illat  hukum  yang  terdapat  pada mulhaqbih
. Ketiga, qiyas adalah dimana illat yang ada pada mulhaq menunjukkan hukum, tetapi tidak mewajibkan hukum padanya. Seperti mengqiyaskan harta milik anak kecil kepada harta orang dewasa
dalam  kewajibannya  mengeluarkan  zakat  dengan  illat  bahwa  seluruhnya  adalah  harta  benda  yang mempunyai sifat dan ditambah. Keempat, qiyas Syibhi, yaitu suatu qiyas yang mulhawnnya diqiyaskan
Universitas Sumatera Utara
a. Jika  dianalogikan  pada  zakat  perdagangan,  maka  nishab,  kadar  dan  waktu
mengeluarkannya sama dengannya dan sama juga dengan zakat emas dan perak. Nishabnya  seniali  85  gram  emas,  kadar  zakatnya  2,5  persen  dan  waktu
mengeluarkannya  setahun  sekali,  setelah  dikurangi  kebutukan  pokok.  Contoh  : Bila  A  berpenghasilan  Rp.  5.000.000,00  setiap  bulan  dan  kebutuhan  pokok
perbulannya  Rp.  3.000.000,00  maka  besar  zakat  yang  dikeluarkannya  adalah 2,5  X  12  X  Rp.  2.000.000,00  atau  sebesar  Rp.  600.000,00  pertahun  atau  Rp.
50.000,00 perbulan. b.
Jika  dianalogikan  pada  zakat  pertanian,  maka  nishabnya  senilaai  653  kg  padai atau  gandum,  kadar  zakatnya  sebesar  5  persen  dan  dikeluarkan  pada  setiap
mendapatkan gaji atau penghasilan, misalnya sebulan sekali. Dalam contoh kasus diatas, maka kewajiban zakat A adalah sebesar 5 X 12 X rp. 2.000.000,00 atau
sebesar Rp. 1.200.000,00 per tahun atau Rp. 100.000,00 perbulan. c.
Jika  dianalogikan  pada  zakat  rikaz,  maka  zakatnya  sebesar  20  persen  tanpa adanya nishab, dan dikeluakan pada saat menerimanya. Pada contoh diatas, maka
A mempunyai kewajiban zakat sebesar 20 X Rp. 5.000.00,00 atau sebesar Rp. 1.000.000,00  setiap bulan.
kepada  dua  mulhaqbih.  Akan  tetapi  ia  diqiyaskan  dengan  mulhaqih  yang  mengandung  banyak persamaan dengan mulhaq. Heri Sudarso., Op.Cit, hal. 48-49.
144
Didin Hafidhuddin., Op.Cit, hal. 96-98.
Universitas Sumatera Utara
Didin hafidhuddin berpendapat bahwa zakat profesi bila dianalogikan kepada dua hak  sekaligus,  yaitu  pada  zakat  pertanian  dan  zakat  emas  dan  perak.  Dari  segi
nishabnya  dapat  dianalogikan  pada  zakat  pertanian,  yaitu  sebesar  lima  wasaq  atau senilai 653 kg padi gandum dan dikelurkan pada saat menerimanya.
Karena  disamakan  dengan  zakat  pertanian  maka  pada  zakat  profesi  tidak  ada ketentuan  haul.  Ketentuan  waktu  menyalurkannya  adalah  pada  saat  menerimanya.
Misalnya  setiap  bulan  atau  bisa  juga  disesuaikan  dengan  tradisi  urf  di  sebuah negara.  Karena  itu  profesi  yang  menghasilkan  pendapatan  setiap  hari  zakatnya
dikeluarkan sebulan sekali. 7.  Barang Temuan Rikaz
Dalam  kitab-kitab  hukum  fiqh  Islam  barang  tambang  yang  wajib  dizakati hanyalah emas dan perak saja. Demikian juga dengan barang temuan,  yang dizakati
terbatas pada emas dan perak saja. Nishab untuk barang tambang adalah sama dengan nishab  emas  96  gram  dan  perak  672  gram,  kadarnyapun  sama,  yaitu  2,5  .
Kewajiban untuk menunaikan zakat barang-barang tambang adalah setiap kali barang itu selesai dibersihkan diolah.
145
Nishab untuk barang temuan sama dengan nishab emas dan perak, demikian juga kadarnya. Kewajiban untuk menunaikan zakat barang temuan adalah setiap kali orang
menemukan barang tersebut.
145
Mohd. Daud Ali., Op.Cit, hal. 47.
Universitas Sumatera Utara
4. Pendayagunaan Zakat