D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan membuktikan:
1. Pengaruh cash ratio secara parsial terhadap gross profit margin pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Pengaruh loan to deposit ratio secara parsial terhadap gross profit margin pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
3. Pengaruh cash ratio dan loan to deposit ratio secara bersama-sama terhadap gross profit margin pada perusahaan perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah: 1. Bagi peneliti, sebagai bahan yang dapat menambah pengetahuan mengenai
pengaruh rasio likuiditas terhadap profitabilitas pada perusahaan perbankan.
2. Bagi manajemen bank, sebagai bahan masukan dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan pengelolaan likuiditas dan profitabilitas
perusahaan. 3. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi untuk penelitian-
penelitian selanjutnya yang sejenis.
Universitas Sumatera Utara
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Bank 1. Pengertian Bank
Pengertian Bank menurut UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10 tahun 1998 “Bank adalah badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak”. Dari defenisi tersebut, maka kegiatan utama bank adalah melakukan penarikan dana
dari masyarakat dalam bentuk simpanan yang merupakan sumber dana bank kemudian menyalurkannya dalam bentuk kredit. Penyaluran dana dalam bentuk
kredit tidak hanya bertujuan untuk memperoleh keuntungan namun juga diarahkan untuk peningkatan taraf hidup masyarakat.
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No.31, bank didefenisikan bagai berikut:
Bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan financial intermediary antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan
dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Falsafah yang mendasari kegiatan usaha bank adalah
kepercayaan masyarakat. Hal tersebut tampak dalam kegiatan pokok bank yang menerima simpanan dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan, serta
deposito berjangka dan memberikan kredit kepada pihak yang memerlukan dana.
Menurut SK Menteri Keuangan RI Nomor 792 Tahun 1990 “Bank adalah
merupakan suatu badan yang kegiatannya di bidang keuangan, melakukan
Universitas Sumatera Utara
penghimpunan dana, penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan”.
2. Kegiatan Bank
Kegiatan utama bank umum dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu: menghimpun dana dari masyarakat, mengalokasikan dana dalam bentuk kredit
dan memberikan jasa-jasa lainnya.
a. Menghimpun Dana dari Masyarakat Funding
Dalam menjalankan peran bank sebagai perantara keuangan, maka penghimpunan dana merupakan aktivitas utama yang dilakukan sebelum
menyalurkan dana kepada masyarakat. Bank umum dapat menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro, deposito dan tabungan. Keberhasilan suatu bank
dalam menghimpun dana ditentukan oleh beberapa faktor yaitu: 1
Kepercayaan masyarakat pada suatu bank. Tingkat kepercayaan ini dipengaruhi oleh kinerja bank, posisi keuangan, integritas dan kredibilitas
manajemen bank. 2
Ekspektasi, yaitu perkiraan pendapatan yang akan diterima oleh penabung dibanding dengan alternatif investasi lain.
3 Keamanan, yaitu jaminan keamanan oleh bank atas dana nasabah.
4 Pengembalian simpanan nasabah yang tepat waktu.
5 Pengelolaan dana bank dengan hati-hati.
6 Pelayanan yang cepat dan fleksibel.
Universitas Sumatera Utara
b. Menyalurkan Dana kepada Masyarakat dalam Bentuk Kredit Lending Menurut UU No 10 Tahun 1998 tentang Perbankan menyatakan bahwa:
“Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antar bank dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”.
Terdapat beberapa alasan terkonsentrasinya usaha bank dalam bentuk penyaluran kredit. Menurut Siamat dalam Abdulah 2005:22, alasan yang
mendorong hal tersebut adalah:
a . Sifat usaha bank yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi antara
unit surplus dan unit defisit. b.
Penyaluran kredit memberikan spread yang pasti sehingga besarnya pendapatan dapat diperkirakan
c. Melihat posisinya dalam bidang pelaksanaan kebijakan moneter,
perbankan merupakan sektor usaha yang kegiatannya paling diatur oleh pemerintah
d. Sumber dana bank berasal dari dana masyarakat sehingga secara
moral mereka harus menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit.
Kredit yang disalurkan kepada masyarakat dapat digolongkan berdasarkan jangka waktu, barang jaminan, segmen usaha, tujuan kredit dan penggunaan
kredit. 1
Penggolongan kredit berdasarkan jangka waktu dapat dibedakan atas: a
Kredit jangka pendek Kredit jangka pendek adalah kredit yang jangka waktu pengembaliannya
kurang dari satu tahun. b
Kredit jangka menengah
Universitas Sumatera Utara
Kredit jangka menengah adalah kredit yang waktu pengembaliannya satu sampai tiga tahun.
c Kredit jangka panjang
Kredit jangka panjang adalah kredit yang jangka waktu pengembaliannya lebih dari tiga tahun.
2 Penggolongan kredit berdasarkan jaminan, dibedakan atas:
a Kredit dengan jaminan
Kredit dengan jaminan adalah kredit yang disertai dengan jaminan atau agunan. Nilai aset yang menjadi jaminan harus lebih besar dari nilai kredit
yang diberikan. d
Kredit tanpa jaminan Kredit tanpa jaminan dapat diberikan kepada seseorang atau perusahaan
tertentu dengan beberapa alasan. Yang pertama, orang tersebut sudah sangat dikenal, teruji dan dapat dipercaya oleh bank. Yang kedua, prospek
usaha debitur sangat baik dan biasanya juga terkait dengan penilian bank mengenai reputasi orang atau perusahaan tersebut.
3 Penggolongan kredit berdasarkan tujuannya dibedakan atas:
a Kredit komersil
Kredit komersil adalah kredit yang diberikan untuk memperlancar kegiatan usaha nasabah dibidang perdagangan.
b Kredit Konsumtif
Universitas Sumatera Utara
Kredit konsumtif adalah kredit yang diberikan oleh bank untuk memenuhi kebutuhan debitur yang bersifat konsumtif.
c Kredit produktif
Kredit produktif adalah kredit yang diberikan bank dalam rangka membiayai kebutuhan modal kerja debitur sehingga dapat memperlancar
produksi.
4 Penggolongan kredit berdasarkan penggunaanya dibedakan atas:
a Kredit modal kerja
Kredit modal kerja adalah kredit yang diberikan oleh bank untuk menambah modal kerja debitur. Pada prinsipnya ciri modal kerja ini
adalah penggunaan modal yang habis dalam satu siklus usaha, yang dimulai dari perolehan uang tunai dari kredit, kemudian digunakan untuk
membeli barang dagangan atau bahan-bahan baku kemudian diproses menjadi barang jadi lalu dijual sehingga memperoleh uang kas kembali.
b Kredit investasi
Kredit investasi merupakan kredit yang diberikan oleh bank kepada perusahaan untuk berinvestasi dengan membeli barang-barang modal.
c. Memberikan Jasa-Jasa Lainnya Bank umum juga menawarkan jasa-jasa lain seperti transfer, kliring, letter of
credit LC, menerima setoran-setoran dan melayani pembayaran-pembayaran.
Transfer adalah jasa bank yang dapat digunakan untuk pengiriman uang baik di
Universitas Sumatera Utara
dalam maupun di luar negeri. Kliring adalah suatu mekanisme penyelesaian transaksi lewat proses pemindahbukuan. Letter of credit adalah jasa yang
diberikan bank umum kepada nasabah dalam rangka mempermudah dan memperlancar transaksi, terutama yang berkaitan dengan transaksi internasional.
3. Sumber Dana Bank
Dana yang digunakan sebagai alat bagi operasional suatu bank bersumber dari dana-dana sebagai berikut:
a. Dana Pihak Kesatu Dana pihak kesatu adalah dana dari modal sendiri yang berasal dari para
pemegang saham. Dana modal sendiri ini terdiri dari beberapa pos yaitu: 1
Modal disetor, adalah uang yang disetor secara efektif oleh pemegang saham pada saat bank didirikan.
2 Agio saham, adalah nilai selisih jumlah uang yang dibayarkan oleh
pemegang saham dibandingkan dengan nilai nominal saham. 3
Cadangan-cadangan, adalah sebagian laba bank yang disisihkan dalam bentuk cadangan modal dan cadangan lainnya yang digunakan untuk
menutup kemungkinan timbulnya risiko di kemudian hari. 4
Laba ditahan, adalah laba milik para pemegang saham yang diputuskan oleh mereka sendiri melalui rapat umum pemegang saham untuk tidak
dibagi sebagai deviden, tetapi dimasukkan kembali dalam modal kerja untuk operasional bank.
Universitas Sumatera Utara
b. Dana pihak kedua Dana pihak kedua adalah dana pinjaman dari pihak luar, yang terdiri atas
dana-dana sebagai berikut: 1
Call Money, adalah pinjaman dari bank lain yang berupa pinjaman harian antar bank. Pinjaman ini diminta bila ada kebutuhan mendesak yang
diperlukan bank, jangka waktu call money biasanya tidak lama, yaitu sekitar satu minggu, satu bulan atau beberapa hari saja.
2 Pinjaman Biasa Antar bank, adalah pinjaman dari bank lain yang berupa
pinjaman biasa dengan jangka waktu relatif lebih lama. 3
Pinjaman dari Lembaga Keuangan Bukan Bank LKBB, pinjaman dari LKBB ini lebih banyak berbentuk surat berharga yang dapat
diperjualbelikan dalam pasar uang sebelum jatuh tempo. 4
Pinjaman dari Bank Sentral, adalah pinjaman yang diberikan oleh Bank Indonesia kepada bank.
c. Dana pihak ketiga Dana pihak ketiga merupakan dana yang berasal dari simpanan masyarakat.
Dana yang berasal dari masyarakat ini terdiri atas beberapa bentuk yaitu: 1
Giro, adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, dan surat
perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan. 2
Deposito, adalah simpanan pihak ketiga kepada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu berdasarkan
perjanjian.
Universitas Sumatera Utara
3 Tabungan, adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya
hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu.
B. Laporan Keuangan Bank 1. Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Syahyunan 2004:22, “Laporan keuangan adalah produk dari manajemen dalam rangka mempertanggungjawabkan stewardship penggunaan
sumber daya dan sumber dana yang dipercayakan kepadanya”. Laporan keuangan menunjukkan kondisi bank yang sesungguhnya serta kinerja manajemen bank
dalam satu periode tertentu. Secara umum tujuan pembuatan laporan keuangan bank adalah sebagai berikut :
a. Memberi informasi mengenai jumlah dan jenis aktiva yang dimiliki
b. Memberi informasi mengenai jumlah dan jenis kewajiban baik jangka
pendek maupun jangka panjang c.
Memberi informasi mengenai jumlah dan jenis modal pada waktu tertentu d.
Memberi informasi mengenai hasil usaha yang tercermin dalam jumlah pendapatan dan sumbernya
e. Memberi informasi mengenai biaya yang dikeluarkan
f. Memberi informasi mengenai perubahan aktiva, kewajiban dan modal
suatu bank g.
Memberi informasi mengenai kinerja manajemen dalam satu periode tertentu yang tersaji dalam laporan keuangan.
Universitas Sumatera Utara
2. Elemen Laporan Keuangan
Elemen-elemen laporan keuangan yang diwajibkan untuk diterbitkan bank adalah neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas dan
catatan atas laporan keuangan. a. Neraca
Neraca merupakan salah satu elemen laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Komponen neraca
terdiri dari aktiva, kewajiban, dan modal. Bank menyajikan aktiva dan pasivanya berdasarkan urutan likuiditasnya mulai dari yang paling likuid ke yang kurang
likuid. Ketentuan urutan penyajian neraca yang diatur dalam PSAK No. 31 adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Struktur Neraca Bank Umum
Aktiva terdiri dari: Kewajiban terdiri dari:
Kas Giro pada Bank Indonesia
Giro pada bank lain Penempatan pada bank lain
Efek-efek Efek yang dibeli dengan janji jual
kembali Tagihan Derivatif
Kredit Tagihan Akseptasi
Penyertaan Saham Aktiva Tetap
Aktiva lain-lain Kewajiban Segera
Simpanan Simpanan pada Bank lain
Efek yang Dijual dengan Janji Beli kembali
Kewajiban Derivatif Kewajiban Akseptasi
Surat Berharga yang diterbitkan Pinjaman Diterima
Estimasi kerugian komitmen dan kontigensi
Kewajiban lain-lain Pinjaman Subordinasi
Ekuitas terdiri dari
: Modal disetor
Tambahan Modal Disetor Saldo Laba Rugi
Sumber: Indra Bastian dan Suhardjono2006:63
Universitas Sumatera Utara
b. Laporan Laba-Rugi Laporan laba-rugi merupakan salah satu elemen laporan keuangan yang
menggambarkan posisi hasil usaha dalam satu periode tertentu. Dalam penyajian laporan laba-rugi pendapatan dan beban dikelompokkan menurut karakteristiknya
dan disusun dalam bentuk bertahap multiplestep yang menggambarkan pendapatan dan beban yang berasal dari kegiatan utama dan kegiatan lain atau
dengan kata lain laporan laba rugi harus membedakan antara unsur pendapatan dan beban yang berasal dari kegiatan operasional dan non operasional.
Tabel 2.2 Laporan Laba-rugi Bank
1. Pendapatan Operasional 1.a Pendapatan Bunga
─ Pendapatan Bunga Kredit ─ Pendapatan Bunga Lainnya
1.b Pendapatan Non Bunga ─Pendapatan Fee
─Pendapatan Non Bunga Lainnya 2. Biaya Operasional
2.a Biaya Bunga ─ Biaya Bunga Simpanan
─ Biaya Bunga Pinjaman 2.b Biaya Non Bunga
─ Gaji dan Tunjangan Karyawan ─ Biaya Non Bunga Lainnya
3.Cadangan Penghapusan Kredit 4. Pendapatan Bersih Operasional
5. Pendapatan dan Biaya Lainnya
5.a Pendapatan Lainnya 5.b Biaya lainnya
6. Pajak Pendapatan 7. Pendapatan Bersih setelah Pajak
Sumber: Mandala Manurung dan Pratama Rahardja 2004:146
Universitas Sumatera Utara
c. Laporan Perubahan Modal Laporan perubahan modal merupakan laporan yang menyajikan peningkatan
dan penurunan aktiva bersih selama satu periode.
d. Laporan Arus kas Laporan arus kas disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama satu
periode dan memberikan penjelasan tentang alasan perubahan tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber penerimaan kas dan untuk apa kas itu digunakan.
e. Catatan atas laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan juga mengungkapkan catatan tersendiri
mengenai posisi devisa neto menurut jenis mata uang serta aktivitas-aktivitas lain seperti kegiatan wali amanat, penitipan harta dan penyaluran kredit pengelolaan.
Menurut Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia 2001: II.18 laporan keuangan memiliki keterbatasan, antara lain:
1 Bersifat historis yang menunjukkan transaksi dan peristiwa yang
telah lampau 2
Bersifat umum, baik dari sisi informasi maupun manfaat bagi pihak pengguna
3 Tidak luput dari penggunaan berbagai pertimbangan dan taksiran
4 Hanya melaporkan informasi yang material
5 Bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian
6 Lebih menekankan pada penyajian transaksi dan peristiwa sesuai
dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya formalitas
7 Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan
sehingga menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber daya ekonomis dan tingkat kesuksesan antar bank.
Universitas Sumatera Utara
C. Likuiditas 1. Pengertian Likuiditas
Likuiditas bisnis perbankan adalah kemampuan sebuah bank untuk menyediakan alat-alat lancar guna membayar kembali titipan yang jatuh tempo
dan memberikan pinjaman kepada nasabah yang membutuhkan. Menurut Simonangkir 2004:141, “Likuiditas adalah kemampuan suatu bank melunasi
kewajiban-kewajiban keuangan yang segera dapat dicairkan atau yang sudah jatuh tempo. Menurut Crosse Hampel dalam Latumaerissa 1999:19 “Likuiditas
adalah kemampuan bank untuk memenuhi kemungkinan ditariknya depositosimpanan oleh deposanpenitip”.
Manurung Rahardja 2004:176 menyatakan likuiditas bank mengacu kepada kemampuan bank menyediakan dana dalam jumlah yang cukup, tepat pada
waktunya untuk memenuhi kewajiban-kewajiban utamanya:
a. Memenuhi ketentuan pemerintah dan bank sentral tentang ketentuan
likuiditas b.
Memelihara hubungan baik dengan bank koresponden c.
Memenuhi kebutuhan penarikan dana oleh nasabah penabung, pemilik rekening giro maupun debitur
d. Membayar kewajiban jangka panjang yang telah jatuh tempo.
Menurut Burns dalam Siamat 2004:153, “Likuiditas bank berkaitan dengan kemampuan suatu bank untuk menghimpun sejumlah tertentu dana dengan biaya
tertentu dan dalam jangka waktu tertentu”. Menurut Wood dalam Siamat 2004:153, “Likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi semua
penarikan dana oleh nasabah deposan, kewajiban yang telah jatuh tempo dan memenuhi permintaan kredit tanpa ada penundaan.” Menurut Glavin dalam
Universitas Sumatera Utara
Siamat 2004:153, “Likuiditas berarti memiliki sumber dana yang cukup tersedia untuk memenuhi semua kewajiban”.
Konsep likuiditas dalam bisnis perbankan dapat dibedakan dalam konsep statis dan konsep dinamis. Konsep likuiditas statis adalah konsep likuiditas yang
menganggap likuiditas sebagai kesanggupan untuk menyediakan alat-alat lancar sebagai persediaan yang senantiasa ada saat ini. Konsep likuiditas dinamis adalah
konsep likuiditas yang mengantisipasi kewajiban financial yang akan tiba dan memproyeksi alat-alat lancar yang akan masuk, baik yang berasal dari kegiatan
operasional maupun yang berasal dari kredit. Berdasarkan konsep likuiditas ini, manajemen bisnis perbankan membagi
likuiditas bisnis perbankan kedalam likuiditas simpanan dan likuiditas portopel. Likuiditas simpanan merupakan likuiditas bisnis perbankan untuk menghadapi
penarikan titipan hari ini. Likuiditas portopel merupakan likuiditas bisnis perbankan yang memproyeksikan pemberian pinjaman yang akan dilakukan
sebuah bank di waktu yang akan datang. Menurut Siamat 2004:340 sejalan dengan pemenuhan likuiditas bank, maka
suatu bank dianggap likuid apabila:
a. Memiliki sejumlah likuiditas sama dengan jumlah kebutuhan
likuiditasnya. b.
Memiliki likuiditas kurang dari kebutuhan tetapi bank mempunyai surat-surat berharga yang segera dapat dijadikan kas.
c. Memiliki kemampuan untuk memperoleh likuiditas dengan cara
menciptakan uang.
Universitas Sumatera Utara
2. Fungsi Likuiditas
Menurut Sinkey dalam Latumaerissa 1999:20, ada lima fungsi likuiditas bank yaitu:
a. Menunjukkan bank sebagai tempat yang aman untuk menyimpan
uang Bank harus mampu memberikan rasa aman kepada nasabah
deposan, penabung, girant maupun kreditor. Pada umumnya penyimpan uang di bank bersikap
risk averse menghindari risiko jadi faktor keamanan adalah yang utama. Fungsi utama likuiditas
adalah jaminan bahwa uang yang disimpan atau dipinjamkan kepada bank dapat dibayarkan kembali oleh bank pada saat jatuh tempo.
b. Memungkinkan bank memenuhi komitmen pinjamannya
Bank menjamin tersedianya dana bagi setiap permohonan kredit yang telah disetujui. Jika bank menolak untuk menyediakan dana
atas permohonan kredit yang telah disetujui, debitur mungkin akan pindah ke bank lain. Bank harus memelihara hubungan yang baik
dengan debitur khususnya yang mempunyai tingkat kolektibilitas yang prima dan memasukkan kebutuhan kredit yang potensial dalam
perhitungan posisi likuiditas yang direncanakan.
c. Menghindari penjualan aktiva yang tidak menguntungkan
Apabila bank menghadapi posisi likuiditas yang buruk dan tidak mendapat pinjaman dari bank lain, salah satu cara yang dapat
digunakan untuk mendapatkan dana adalah dengan menjual asset dengan harga yang rendah merugi.
d. Meghindarkan diri dari penyalahgunaan kemudahaan atau kesan
“negatif” dari penguasa moneter karena meminjam dana likuiditas dari bank sentral.
e. Memperkecil penilaian risiko ketidakmampuan membayar
kewajiban penarikan dana.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa likuiditas memiliki peran penting dalam kelangsungan operasional bank.
3. Sumber Likuiditas
Melihat fungsi likuiditas yang demikian penting maka manajemen bank harus mampu mengelola likuiditas dan sumber yang dapat memenuhi kebutuhan
Universitas Sumatera Utara
likuiditas tersebut. Likuiditas bank dapat berasal dari asset bank yang akan segera jatuh tempo, pasar uang, sindikasi kredit, cadangan likuiditas, sumber dana yang
sifatnya last resort. a.
Asset bank yang akan segera jatuh tempo Kredit atau pinjaman yang akan segera jatuh tempo dianggap sebagai sumber
likuiditas. Disamping itu surat-surat berharga seperti Sertifikat Bank Indonesia SBI, sertifikat deposito pada bank lain yang segera jatuh tempo dapat dianggap
sebagai sumber likuiditas. b.
Pasar Uang Pasar uang adalah salah satu sumber likuiditas bank. Kemampuan bank untuk
dapat masuk ke pasar uang dipengaruhi oleh besarnya suatu bank dan persepsi pasar terhadap credit worthiness bank tersebut. Investor yang meminjamkan
uangnya ke bank dalam jumlah cukup besar akan sangat selektif dalam mengevaluasi tingkat dan perkembangan pendapatan bank, kualitas asset, reputasi
manajemen dan kekuatan modal bank. Credit worthiness bank akan mempengaruhi sampai seberapa tinggi suatu bank harus membayar suku bunga
atas dana yang dipinjam dan berapa besar dana yang dapat dipinjam. Semakin tinggi credit worthiness suatu bank, semakin mudah bagi bank untuk memperoleh
dana dalam pasar uang. c.
Sindikasi Kredit Pada saat bank menghadapi kesulitan dalam likuiditasnya, bank tersebut
dapat menyindikasi sebagian portofolio kreditnya kepada bank lain. Semakin aktif suatu bank ikut serta dalam suatu sindikasi kredit membuat bank tersebut semakin
Universitas Sumatera Utara
dikenal oleh bank-bank lain. Hal ini akan mempermudah bank dalam memperoleh dana.
d. Cadangan Likuiditas
Bank membentuk cadangan likuiditas dengan cara memelihara saldo kas dan Giro pada Bank Indonesia, sehingga ketika bank menghadapi kesulitan likuiditas
bank dapat segera memperoleh dana dari cadangan yang dibentuknya. e.
Sumber dana yang sifatnya Last Resort Salah satu sumber dana yang umum digunakan bank adalah fasilitas line of
credit dari bank lain. Selain itu bank juga dapat memperoleh dana dari bank
sentral. Bank sentral bertindak sebagai lender of last resort untuk dunia perbankan atau lembaga keuangan bukan bank. Bantuan dana dari bank sentral biasanya akan
dimanfaatkan oleh bank yang mengalami kesulitan likuiditas apabila sumber- sumber likuiditas lainnya tidak cukup untuk mengatasi kesulitan likuiditas yang
dialaminya.
4. Faktor- Faktor Penentu Kebutuhan Likuiditas
Kebutuhan likuiditas setiap bank berbeda, perbedaan ini ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya adalah perilaku penarikan nasabah, sumber dan jenis
dana yang dikelola, dan kredit-kredit yang disalurkan bank. a.
Perilaku penarikan dana oleh nasabah Perilaku penarikan dana oleh nasabah ada yang dapat diprediksi dengan
cukup akurat, agak akurat dan sulit diprediksi. Penarikan dana yang dapat diprediksi dengan cukup akurat antara lain adalah penarikan oleh debitur sesuai
Universitas Sumatera Utara
dengan jadwal yang disepakati, pembayaran-pembayaran utang yang sudah diketahui jatuh temponya, dan deposito berjangka. Untuk penarikan dana yang
dapat diprediksi ini bank dapat menyediakan dana dalam jumlah yang efisien. Penarikan dana yang agak akurat antara lain adalah dana-dana yang
dibutuhkan untuk transaksi seperti rekening giro, penarikan dana tunai oleh deposan. Penarikan ini berkaitan dengan siklus ekonomi dan dunia usaha.
Penarikan dana yang sulit untuk diprediksi disebabkan oleh faktor-faktor diluar kendali manajemen bank dan jarang terjadi, seperti perkembangan dunia politik
dan ekonomi yang diluar dugaan dan bencana alam. b.
Sumber dan jenis dana yang dikelola Dana yang dikelola bank yang berasal dari masyarakat dalam bentuk
tabungan, giro, dan deposito merupakan dana yang memiliki perputaran yang tinggi. Untuk itu sulit bagi bank untuk memprediksi kebutuhan likuiditasnya.
Akan mudah bagi bank untuk memprediksi kebutuhan likuiditasnya apabila dana yang dikelola berasal dari modal sendiri maupun pinjaman di pasar uang.
c. Aktiva Kredit
Keragaman, kuantitas dan kualitas kredit yang dimiliki bank turut menentukan tingkat kebutuhan likuiditas. Semakin beragam jumlah kredit yang
disalurkan bank membuat kebutuhan likuiditasnya besar. Untuk mengatasi hal ini maka manajemen bank dapat meningkatkan tingkat homogenitas kredit dengan
menetapkan prioritas atau spesialisasi. Semakin besar jumlah kredit yang disalurkan semakin besar pula kebutuhan likuiditasnya. Kualitas dari kredit yang
disalurkan juga menentukan besarnya kebutuhan likuiditas. Bank-bank yang
Universitas Sumatera Utara
memiliki kredit berkualitas lancar akan lebih mudah mengelola likuiditasnya dibandingkan dengan bank yang memiliki kredit bermasalah.
Untuk dapat menjaga likuiditas bank maka manajemen bank melakukan pengelolaan likuiditas secara hati-hati. Untuk itu ada beberapa prinsip yang harus
diperhatikan oleh manajemen bank. Prinsip-prinsip itu adalah bank harus mengelola sumber-sumber dana maupun menempatkannya dengan hati-hati, bank
harus memperhatikan different price for different customer didalam penempatan dananya, bank harus menaruh perhatian terhadap umur sumber dananya sehingga
tidak ada maturity gap dengan penempatan. Jadi kebutuhan dana jangka pendek dipenuhi dengan sumber dana jangka pendek dan kebutuhan dana jangka panjang
dipenuhi dengan sumber dana jangka panjang.
5 . Pengukuran Likuiditas
Likuiditas dapat diukur dengan menggunakan rasio, yakni membandingkan antara satu item dengan item yang lain. Rasio yang digunakan dalam mengukur
likuiditas dalam penelitian ini ada dua yaitu cash ratio dan loan to deposit ratio. a.
Rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga Cash Ratio Cash Ratio
digunakan mengukur kemampuan bank untuk membayar kembali kewajibannya kepada deposan dengan alat-alat likuid yang dimilikinya. Menurut
ketentuan Bank Indonesia, alat likuid terdiri atas uang kas ditambah dengan giro bank yang disimpan di bank Indonesia. Semakin tinggi rasio ini semakin tinggi
kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan.
Universitas Sumatera Utara
b. Rasio Total Kredit terhadap Dana Pihak ketiga Loan to Deposit Ratio
Loan to Deposit Ratio atau rasio kredit terhadap total dana pihak ketiga,
digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada deposan dengan menarik kembali kredit-kredit yang telah
diberikan kepada debiturnya. Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia tingkat likuiditas bank yang dianggap sehat apabila LDR-nya antara 85-110. Apabila
LDR melampaui batas ini maka likuiditas bank terganggu.
D. Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan bank dalam menghasilkan laba dalam satu periode tertentu. Laba merupakan hal yang penting bagi bisnis perbankan karena
sebagian dari laba dapat disisihkan sebagai cadangan. Bertambahnya cadangan akan meningkatkan kredibilitas bank di mata masyarakat. Hal ini akan mendorong
pengumpulan dan penyaluran dana masyarakat dapat berjalan dengan baik. Laba diperoleh apabila pendapatan lebih besar dari biaya yang dikeluarkan.
Berdasarkan laporan keuangan bank, pendapatan bunga merupakan komponen pendapatan yang paling besar bagi bank. Komponen ini bisa mencapai 75 dari
total pendapatan bank dan 25 lagi berasal dari pendapatan jasa lainnya. Hal ini disebabkan karena kegiatan utama bank untuk memperoleh laba adalah dengan
menyalurkan kredit. Unsur pendapatan yang lain adalah fee dan hasil penyertaan investasi portofolio. Biaya-biaya yang dikeluarkan bank sehubungan dengan
kegiatan operasinya antara lain, bunga yang dibayar kepada deposan, biaya tenaga kerja dan biaya operasional lainnya. Bunga yang dibayarkan kepada deposan
Universitas Sumatera Utara
merupakan komponen biaya terbesar, yang disusul biaya tenaga kerja dan biaya operasional lainnya.
Ada beberapa rasio yang digunakan dalam mengukur besarnya profitabilitas. Dalam penelitian ini digunakan gross profit margin. Gross profit margin
merupakan kemampuan bank untuk menghasilkan laba dari kegiatan murninya pada satu periode tertentu. Rasio ini diperoleh dengan membagi selisih antara
operating income dan operating expenses dengan operating income. Operating
income diperoleh dari pendapatan bunga dan pendapatan operasional lainnya,
sementara operating expenses diperoleh dari beban bunga dan beban operasional lainnya.
E. Tinjauan Penelitian Terdahulu