Latar Belakang Masalah Pengaruh Rasio Likuiditas Terhadap Tingkat Profitabilitas Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan industri perbankan saat ini cukup pesat, dilihat dari volume usaha, mobilisasi dana masyarakat maupun pemberian kredit. Hal ini dimulai dengan adanya deregulasi dalam dunia perbankan yang dilakukan oleh pemerintah pada tahun 1983, yang mempengaruhi pola dan strategi manajemen bank baik dari sisi passiva maupun aktiva bank. Berdasarkan data Biro Riset Info Bank, industri perbankan menguasai 90,46 pangsa pasar sektor keuangan di Indonesia. Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Dari pengertian ini, diketahui bahwa bank berfungsi sebagai lembaga intermediasi yang memberikan jasa kepada unit surplus maupun unit defisit. Unit surplus adalah pihak yang memiliki kelebihan dana, sementara unit defisit adalah pihak yang membutuhkan dana. Perkembangan bisnis perbankan memaksa bank untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan dan memperoleh sumber dana. Bertambahnya jumlah bank, menyebabkan persaingan untuk menarik dana dari masyarakat semakin meningkat. Setiap bank berlomba untuk menarik dana dari masyarakat sebanyak- banyaknya dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat yang membutuhkan. Dana merupakan alat utama bagi bank untuk dapat melakukan kegiatannya. Berdasarkan bukti-bukti empiris dana bank yang berasal dari modal sendiri dan Universitas Sumatera Utara cadangan modal hanya sebesar 7 sampai dengan 8 dari total dana yang dikelolanya. Dana-dana yang dihimpun dari masyarakat merupakan sumber dana terbesar bagi sebuah bank yang mencapai 80 sampai dengan 90 dari total dana yang dikelolanya. Dana yang berhasil dihimpun dari masyarakat biasanya disimpan dalam bentuk giro, deposito, dan tabungan. Dana ini sebagian besar bersifat sementara yang setiap saat dapat ditarik oleh masyarakat. Dana yang berhasil dihimpun dari masyarakat sebagian besar dialokasikan dalam bentuk kredit. Kredit merupakan rangkaian kegiatan utama suatu bank yang memberikan pendapatan terbesar bagi bank. Besarnya dana yang berhasil dihimpun dari masyarakat dan kredit yang disalurkan bank pada beberapa periode dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 1.1 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga dan Kredit Rp. Milyar Data 2004 2005 2006 Kredit 2.306.143 2.809.299 3.087.837 Dana pihak ketiga 3.156.219 3.387.815 3.440.705 Sumber: http www.bi.go.id Dari data diatas dapat dilihat pertumbuhan dana pihak ketiga dan kredit dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pertumbuhan dana pihak ketiga ini merupakan indikasi meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap bisnis perbankan sementara peningkatan kredit merupakan indikasi semakin baiknya fungsi intermediasi yang dilakukan oleh bank. Penempatan dana yang berhasil dihimpun bank dari masyarakat dalam bentuk kredit menimbulkan conflict of interest perbedaan kepentingan antara likuiditas dengan profitabilitas. Pada waktu bank menyalurkan kredit bank juga harus tetap Universitas Sumatera Utara menjaga kemampuan likuiditasnya agar senantiasa dapat memenuhi penarikan yang dilakukan oleh nasabah penyandang dana. Menurut Horne 2005:313 “prinsip dasar keuangan ada dua yaitu: kemampuan memperoleh laba berbanding terbalik dengan likuiditas, serta kemampuan memperoleh laba bergerak searah dengan risiko’’. Perbedaan kepentingan antara likuiditas dan profitabilitas ini mendorong terjadinya pembagian dalam aset perbankan yaitu cash assets dan earning assets. Cash assets adalah asset yang disimpan dalam bentuk alat likuid, dan apabila jumlahnya menumpuk menyebabkan penurunan profit karena dana yang digunakan untuk menghasilkan laba semakin berkurang. Earning assets adalah aset bank yang dialokasikan dalam bentuk kredit dan investasi. Earning assets ini merupakan aset yang memberikan penghasilan bagi bank. Likuiditas bank adalah kemampuan sebuah bank untuk menyediakan alat-alat lancar guna membayar kembali titipan yang jatuh tempo serta memberikan pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkan. Likuiditas merupakan jantung utama bagi bank karena menyangkut kepercayaan masyarakat, mengingat dana bank sebagai alat operasinya lebih didominasi oleh dana yang berasal dari masyarakat. Apabila masyarakat penyandang dana tidak dapat mengambil uang yang disimpan dalam bank akan menyebabkan hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap bank. Jika ini diketahui oleh penyandang dana lainnya kemungkinan rush penarikan dana besar-besaran akan terjadi yang tentunya akan mengganggu kegiatan operasional bank. Likuiditas perbankan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan loan to deposit ratio dan cash ratio. Loan to deposit ratio Universitas Sumatera Utara merupakan kemampuan bank untuk membayar penarikan deposan dengan mengandalkan kredit yang disalurkan bank kepada masyarakat. Cash ratio adalah kemampuan bank untuk membayar penarikan nasabah deposan dengan menggunakan alat likuid yang dimiliki bank. Profitabilitas bank adalah kemampuan bank dalam menghasilkan laba pada satu periode tertentu. Profitabilitas bank dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan gross profit margin. Rasio ini menggambarkan besarnya kemampuan bank dalam menghasilkan laba pada satu periode dilihat dari kegiatan murni bank saja. Semakin tinggi rasio ini maka semakin besar profit suatu bank. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 memberi dampak yang sangat buruk pada bisnis perbankan yang ada di Indonesia. Kinerja perbankan yang buruk ditandai dengan tingginya non performing loan, tingkat keuntungan minus, dan likuiditas yang rendah memaksa pemerintah untuk membekukan 16 buah bank umum. Hal ini mengakibatkan terjadinya krisis kepercayaan masyarakat terhadap bisnis perbankan dan mendorong terjadinya rush. Peristiwa ini memberi gambaran bahwa aspek likuiditas dan profitabilitas suatu bank sangat menentukan kelangsungan hidup bank tersebut. Untuk itu, manajemen bank harus senantiasa menjaga likuiditasnya tanpa mengabaikan profit, karena selain harus likuid bank juga harus tetap rendebel mencari untung. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Lo 2001 yang menggunakan rasio keuangan untuk mengukur asosiasi likuiditas, struktur modal, dan kualitas aktiva dengan profitabilitas bank dan menemukan bahwa rasio keuangan ini berkorelasi Universitas Sumatera Utara secara signifikan terhadap profitabilitas perbankan. Fardhan 2007 melakukan penelitian yang sejenis untuk melihat manfaat rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba pada perusahaan perbankan yang ada di Bursa Efek Surabaya dan rasio yang digunakan adalah rasio struktur modal, kualitas aktiva, likuiditas dan profitabilitas. Penelitian dilakukan terhadap 23 bank dan hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio-rasio keuangan ini secara simultan berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba pada perusahaan perbankan yang ada di Bursa Efek Surabaya. Rida 2004 melakukan penelitian pada PT Bank Syariah Mandiri periode 2001-2003 dengan melihat pengaruh loan to deposit ratio terhadap profitabilitas dan menemukan bahwa LDR berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat profitabilitas. Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat betapa pentingnya likuiditas dan profitabilitas bagi sebuah bank sehingga peneliti ingin melihat pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas pada perusahaan perbankan yang ada di Bursa Efek Indonesia. Hal ini juga didukung dengan adanya penelitian terdahulu. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang telah dilakukan oleh Rida. Letak perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Rida adalah variabel independen yang digunakan ditambah dengan cash ratio dan variabel dependen yang digunakan bukan ROA melainkan Gross Profit Margin serta yang menjadi objek penelitian adalah beberapa bank yang listing di BEI. Pertanyaan yang timbul dalam benak peneliti adalah bagaimana pengaruh rasio likuiditas terhadap tingkat profitabilitas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? Universitas Sumatera Utara

B. Batasan Masalah