Faktor- Faktor Penentu Kebutuhan Likuiditas

dikenal oleh bank-bank lain. Hal ini akan mempermudah bank dalam memperoleh dana. d. Cadangan Likuiditas Bank membentuk cadangan likuiditas dengan cara memelihara saldo kas dan Giro pada Bank Indonesia, sehingga ketika bank menghadapi kesulitan likuiditas bank dapat segera memperoleh dana dari cadangan yang dibentuknya. e. Sumber dana yang sifatnya Last Resort Salah satu sumber dana yang umum digunakan bank adalah fasilitas line of credit dari bank lain. Selain itu bank juga dapat memperoleh dana dari bank sentral. Bank sentral bertindak sebagai lender of last resort untuk dunia perbankan atau lembaga keuangan bukan bank. Bantuan dana dari bank sentral biasanya akan dimanfaatkan oleh bank yang mengalami kesulitan likuiditas apabila sumber- sumber likuiditas lainnya tidak cukup untuk mengatasi kesulitan likuiditas yang dialaminya.

4. Faktor- Faktor Penentu Kebutuhan Likuiditas

Kebutuhan likuiditas setiap bank berbeda, perbedaan ini ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya adalah perilaku penarikan nasabah, sumber dan jenis dana yang dikelola, dan kredit-kredit yang disalurkan bank. a. Perilaku penarikan dana oleh nasabah Perilaku penarikan dana oleh nasabah ada yang dapat diprediksi dengan cukup akurat, agak akurat dan sulit diprediksi. Penarikan dana yang dapat diprediksi dengan cukup akurat antara lain adalah penarikan oleh debitur sesuai Universitas Sumatera Utara dengan jadwal yang disepakati, pembayaran-pembayaran utang yang sudah diketahui jatuh temponya, dan deposito berjangka. Untuk penarikan dana yang dapat diprediksi ini bank dapat menyediakan dana dalam jumlah yang efisien. Penarikan dana yang agak akurat antara lain adalah dana-dana yang dibutuhkan untuk transaksi seperti rekening giro, penarikan dana tunai oleh deposan. Penarikan ini berkaitan dengan siklus ekonomi dan dunia usaha. Penarikan dana yang sulit untuk diprediksi disebabkan oleh faktor-faktor diluar kendali manajemen bank dan jarang terjadi, seperti perkembangan dunia politik dan ekonomi yang diluar dugaan dan bencana alam. b. Sumber dan jenis dana yang dikelola Dana yang dikelola bank yang berasal dari masyarakat dalam bentuk tabungan, giro, dan deposito merupakan dana yang memiliki perputaran yang tinggi. Untuk itu sulit bagi bank untuk memprediksi kebutuhan likuiditasnya. Akan mudah bagi bank untuk memprediksi kebutuhan likuiditasnya apabila dana yang dikelola berasal dari modal sendiri maupun pinjaman di pasar uang. c. Aktiva Kredit Keragaman, kuantitas dan kualitas kredit yang dimiliki bank turut menentukan tingkat kebutuhan likuiditas. Semakin beragam jumlah kredit yang disalurkan bank membuat kebutuhan likuiditasnya besar. Untuk mengatasi hal ini maka manajemen bank dapat meningkatkan tingkat homogenitas kredit dengan menetapkan prioritas atau spesialisasi. Semakin besar jumlah kredit yang disalurkan semakin besar pula kebutuhan likuiditasnya. Kualitas dari kredit yang disalurkan juga menentukan besarnya kebutuhan likuiditas. Bank-bank yang Universitas Sumatera Utara memiliki kredit berkualitas lancar akan lebih mudah mengelola likuiditasnya dibandingkan dengan bank yang memiliki kredit bermasalah. Untuk dapat menjaga likuiditas bank maka manajemen bank melakukan pengelolaan likuiditas secara hati-hati. Untuk itu ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh manajemen bank. Prinsip-prinsip itu adalah bank harus mengelola sumber-sumber dana maupun menempatkannya dengan hati-hati, bank harus memperhatikan different price for different customer didalam penempatan dananya, bank harus menaruh perhatian terhadap umur sumber dananya sehingga tidak ada maturity gap dengan penempatan. Jadi kebutuhan dana jangka pendek dipenuhi dengan sumber dana jangka pendek dan kebutuhan dana jangka panjang dipenuhi dengan sumber dana jangka panjang. 5 . Pengukuran Likuiditas Likuiditas dapat diukur dengan menggunakan rasio, yakni membandingkan antara satu item dengan item yang lain. Rasio yang digunakan dalam mengukur likuiditas dalam penelitian ini ada dua yaitu cash ratio dan loan to deposit ratio. a. Rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga Cash Ratio Cash Ratio digunakan mengukur kemampuan bank untuk membayar kembali kewajibannya kepada deposan dengan alat-alat likuid yang dimilikinya. Menurut ketentuan Bank Indonesia, alat likuid terdiri atas uang kas ditambah dengan giro bank yang disimpan di bank Indonesia. Semakin tinggi rasio ini semakin tinggi kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Universitas Sumatera Utara b. Rasio Total Kredit terhadap Dana Pihak ketiga Loan to Deposit Ratio Loan to Deposit Ratio atau rasio kredit terhadap total dana pihak ketiga, digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada deposan dengan menarik kembali kredit-kredit yang telah diberikan kepada debiturnya. Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia tingkat likuiditas bank yang dianggap sehat apabila LDR-nya antara 85-110. Apabila LDR melampaui batas ini maka likuiditas bank terganggu.

D. Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan bank dalam menghasilkan laba dalam satu periode tertentu. Laba merupakan hal yang penting bagi bisnis perbankan karena sebagian dari laba dapat disisihkan sebagai cadangan. Bertambahnya cadangan akan meningkatkan kredibilitas bank di mata masyarakat. Hal ini akan mendorong pengumpulan dan penyaluran dana masyarakat dapat berjalan dengan baik. Laba diperoleh apabila pendapatan lebih besar dari biaya yang dikeluarkan. Berdasarkan laporan keuangan bank, pendapatan bunga merupakan komponen pendapatan yang paling besar bagi bank. Komponen ini bisa mencapai 75 dari total pendapatan bank dan 25 lagi berasal dari pendapatan jasa lainnya. Hal ini disebabkan karena kegiatan utama bank untuk memperoleh laba adalah dengan menyalurkan kredit. Unsur pendapatan yang lain adalah fee dan hasil penyertaan investasi portofolio. Biaya-biaya yang dikeluarkan bank sehubungan dengan kegiatan operasinya antara lain, bunga yang dibayar kepada deposan, biaya tenaga kerja dan biaya operasional lainnya. Bunga yang dibayarkan kepada deposan Universitas Sumatera Utara