oleh Bursa Efek Indonesia yang diperoleh dengan cara mendownload melalui situs www. idx.co.id.
D. Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Variabel Independen adalah variabel yang mempengaruhi yang menjadi
sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen Sugiyono, 2006:3. Penelitian ini menggunakan rasio likuiditas sebagai variabel independen.
Rasio likuiditas yang digunakan adalah Cash Ratio dan LDR. Cash Ratio
disimbolkan dengan X1 dan LDR dengan X2.
2. Variabel Dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas Sugiyono, 2006:3. Profitabilitas merupakan variabel dependen dalam penelitian ini. Profitabilitas diukur
dengan gross profit margin dan disimbolkan dengan Y.
E. Defenisi Operasional
Menurut Jogiyanto 2004:62, “Defenisi operasional adalah menjelaskan karakteristik dari objek kedalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang
menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalisasikan di dalam riset”. Berikut ini adalah tabel yang menyajikan tentang konsep dan operasionalisasi dari
variabel yang diteliti, baik variabel independen maupun variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
Table 3.2 Variable Penelitian
Variabel Konsep Variabel
Indikator Skala
Rasio Likuiditas
─Cash Ratio
─LDR Likuiditas adalah
kemampuan bank untuk memenuhi
penarikan yang dilakukan oleh
nasabah deposan. Kemampuan bank
untuk membayar kewajiban-
kewajiban yang telah jatuh tempo
dengan cash assets yang dimilikinya
Muljono, 2002:129.
Kemampuan bank untuk membayar
kembali kewajiban kepada deposannya
dengan menarik kembali kredit-
kredit yang telah diberikan kepada
debiturnya Muljono,
2002:128.
Deposit Total
Assets Cash
Ratio Cash
Deposit Total
Loans Total
LDR
Rasio Rasio
Profitabilitas
─Gross profit
margin Kemampuan bank
untuk memperoleh laba pada satu
periode tertentu. Kemampuan bank
untuk menghasilkan laba
dari kegiatan murni perbankan.
Income Operating
Expense Operating
Income Operating
GPM
Rasio
Sumber:Penulis
Universitas Sumatera Utara
F. Uji Asumsi Klasik dan Metode Analisis Data 1. Uji Asumsi Klasik
Penelitian ini menggunakan metode analisis statistik dengan menggunakan software
statistik yaitu SPSS versi 14, terlebih dahulu peneliti melakukan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik ini meliputi uji normalitas, uji multikolonieritas,
uji heterokedasitas dan uji autokorelasi. a.
Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
penganggu memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.
Menurut Ghozali 2005:110, “Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi nomal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan analisis
statistik”. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran datatitik pada sumbu diagonal dan grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar
pengambilan keputusan: 1
Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola berdistribusi
normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2
Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan data berdistribusi
normal.
Universitas Sumatera Utara
Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik Kolmogorov-Smirnov K-S. Uji K-S dilakukan dengan membuat
hipotesis: Ho: Data residual berdistribusi normal
Ha: Data residual tidak berdistribusi normal Jika nilai signifikasi 0,05 dengan
α=5 berarti hipotesis nol diterima, dan apabila nilai signifikasi 0,05 maka hipotesis nol ditolak dan HA diterima.
b. Uji Multikolonieritas
Uji Multikolonieritas ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Model regresi yang baik
seharusnya tidak ada korelasi antar variabel independen. Ada tidaknya multikolonieritas dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance dan VIF. Menurut
Ghozali 2005:92, Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10”.
c. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi liear ada korelasi antar kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode
t-1. Hal ini muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Ghozali 2005:96, “salah satu cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan Uji Durbin Watson DW
test”. Dalam melakukan uji DW maka dibuat hipotesis sebagai berikut: Ho: Tidak ada autokorelasi r = 0
Ha: Ada autokorelasi r ≠ 0
Tabel 3-3 Pengambilan Keputusan ada tidaknya autokorelasi
Hipotesis nol Keputusan
Jika Tidak ada autokorelasi positif
Tolak 0ddl
Tidak ada autikorelasi positif No Decision
dl ≤d≤du
Tidak ada korelasi negative Tolak
4-dld4 Tidak ada korelasi negative
No Decision 4-du
≤d≤4-dl Tidak ada autokorelasi positif dan negatif
Tidak Ditolak dud4-du
Sumber: Ghozali 2005:96
4. Uji Heterokedasitas Uji ini memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Menurut Erlina 2007:108 “Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lainnya tetap, maka disebut homokedasitas, jika berbeda disebut heterokedasitas. Sebaliknya jika varians berbeda, maka disebut heterokedasitas”.
Untuk melihat ada tidaknya heterokedasitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Sccaterplot antar nilai prediksi variabel independen dengan residualnya.
Jika ada pola seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu berarti terjadi heterokedarsitas, namun jika tidak ada pola yang jelas dan titik-titik menyebar
diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y berarti tidak terjadi heterokedarsitas.
Universitas Sumatera Utara
2. Metode Analisis Data
Setelah uji asumsi klasik terpenuhi maka, untuk menganalisis besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen digunakan regresi
linear berganda. Persamaan regresi linear berganda adalah:
Y = a + b X1 + b X2 + e Keterangan:
Y=Gross Profit Margin a= konstanta
b= koefisien regresi X
1
= Cash Ratio X
2
= LDR e =Pengaruh variable lain yang tidak diteliti
Setelah persamaan regresi dibentuk maka dilakukan pengujian hipotesis yang terdiri dari uji t dan uji F.
a. Uji t
Uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelasindependen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Uji ini dilakukan untuk melihat pengaruh cash ratio dan loan to deposit ratio
secara parsial terhadap gross profit margin. Hipotesis statistik
Ho: b = 0 tidak ada pengaruh Ha: b
≠ 0 ada pengaruh
Universitas Sumatera Utara
Adapun kriteria dalam pengujian hipotesis ini adalah: Ho diterima jika t hitung t tabel
α=5 Ha diterima jika t hitung t tabel
α=5
b. Uji F
Uji ini digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimaksukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap varabel dependen. Uji ini dilakukan untuk melihat pengaruh cash ratio dan loan to deposit ratio secara bersama-sama terhadap gross profit margin.
Hipotesis statistik Ho: b = 0 tidak ada pengaruh
Ha: b ≠ 0 ada pengaruh
Adapun kriteria dalam pengujian hipotesis ini adalah: Ho diterima jika F hitung F tabel
α=5 Ha diterima jika F hitung F tabel
α=5
Universitas Sumatera Utara
42
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Data Penelitian
Dari 29 bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2004, 2005 dan 2006 yang terdiri dari 25 bank pada tahun 2004, 23 bank pada tahun 2005 dan
26 bank pada tahun 2006. Ada 22 bank yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini. Berikut adalah data bank yang menjadi sampel dalam
penelitian ini.
Tabel 4.1 Daftar perusahaan yang menjadi sampel
No Kode
Nama Bank Tanggal Berdiri
Tanggal Listing 1
ANKB Bank Artha Niaga Kencana 18 September
1969 2 November 2000
2 BBIA
Bank Buana 31 Agustus 1956
28 Juli 2000 3
BABP Bank Bumi Putera
31 Juli 1989 15 juli 2002
4 BBCA
Bank Central Asia 10 Agustus 1955
31 Mey 2000 5
BCIC Bank Century
30 Mey 1989 25 Juni1997
6 BDMN Bank Danamon
16 Juli 1956 6 Desember 1989
7 BEKS Bank Eksekutif
Internasional 11 September
1992 13 Juli 2001
8 BNII Bank Internasional
Indonesia 15 Mey 1959
21 November 1989 9
BKSW Bank Kesawan 28 April 1993
21 November 2002 10
LPBN Bank Lippo
11 Maret 1948 10 November 1989
11 BMRI
Bank Mandiri 2 Oktober 1998
14 juli 2003 12 MAYA
Bank Mayapada
Internasional 7 September 1989
29 Agustus 1997 13
MEGA Bank Mega 15 April 1969
17 April2000 14 BBNI Bank
Negara Indonesia
15 Juli 1946 25 November 1996
15 BNGA
Bank Niaga 26 September
1955 29 November 1989
16 NISP
Bank NISP 4 April 1941
20 oktober 1994 17 BBNP Bank
Nusantara Prahayangan
18 Januari 1972 10 Januari 2001
18 PAN
Bank Pan Indonesia 17 Agustus 1971
29 Desember 1982 19
BNLI Bank Permata
17 Desember 1954 15 Januari 1990 20
BBRI Bank Rakyat Indonesia
16 Desember 1895 10 November 2003 21
BSWD Bank Swadesi 28 Desember 1968 1 Mey 2002
22 BVIC
Bank Victory Internasional 28 Oktober 1992
30 Juni 1999 Sumber: www.idx.co.id
Universitas Sumatera Utara
43
Data penelitian ini diambil dari 22 bank selama tiga tahun 2004-2006 sehingga jumlah observasi yang diteliti sebanyak 66 n=66. Berikut ini adalah
tabel yang berisi data penelitian selama tiga tahun.
Tabel 4.2 Data Variabel Penelitian Tahun 2004
No Nama Bank
Cash Ratio LDR
GPM 1
Bank Artha Niaga Kencana
6.37 70.47 12.11
2 Bank Buana
7.41 57.81 24.9
3 Bank Bumi
Putera
11.99 82.13 10.22
4 Bank Central Asia
10.2 31.89 35.5
5 Bank Century
7.82 30.9 -147.73
6 Bank Danamon
8.48 68.84 45.6
7 Bank Eksekutif Internasional
7.44 85.6 13.9
8 Bank internasional Indonesia
8.23 42.83 19.85
9 Bank Kesawan
7.32 49.7 2.01
10 Bank Lippo
9.09 20.17 18.38
11 Bank Mandiri
10.48 48.78 31.86
12 Bank Mayapada Internasional
5.86 71.59 16.38
13 Bank Mega
20.19 48.14 26.59
14 Bank Negara Indonesia
12.68 52.12 21.37
15 Bank Niaga
7.54 80.19 20.7
16 Bank NISP
8.38 76.23 23.48
17 Bank Nusantara Prahayangan
8.64 50.47 20.3
18 Bank Pan Indonesia
7.43 66.86 42.95
19 Bank Permata
8.76 53.21 16.98
20 Bank Rakyat Indonesia
13.19 74.59 40.8
21 Bank Swadesi
9.62 51.29 21.82
22 Bank Victory Internasional
10.88 51.39 10.84
Sumber: www.idx.co.id Diolah
Berdasarkan tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa tahun 2004 nilai cash ratio tertinggi dimiliki oleh Bank Mega sebesar 20,19 sementara nilai terendah dimiliki
oleh Bank Mayapada yaitu sebesar 5,86. LDR tertinggi pada tahun ini ada pada Bank Eksekutif Internasional dan terendah pada Bank Lippo. Profitabilitas
tertinggi pada tahun ini dicapai oleh Bank Danamon dan yang terendah adalah Bank Century yang mencapai nilai minus 147,73.
Universitas Sumatera Utara
44
Tabel 4.3 Data Variabel Penelitian tahun 2005
No Nama Bank
Cash Ratio LDR
GPM 1
Bank Artha Niaga Kencana
6.3 73.6 -125.07
2 Bank Buana
8.79 78.55 29.68
3 Bank Bumi
Putera
12.8 77.39 -6.54
4 Bank Central Asia
14.48 40.74 34.82
5 Bank Century
10.7 25.7 32.14
6 Bank Danamon
9.48 78.86 33.03
7 Bank Eksekutif Internasional
8.34 80.11 5.28
8 Bank internasional Indonesia
9.75 52.32 16.48
9 Bank Kesawan
10.63 58.06 0.53
10 Bank Lippo
13.37 30.46 22.3
11 Bank Mandiri
11.07 45.99 18.2
12 Bank Mayapada Internasional
7.98 81.2 10.41
13 Bank Mega
10.38 50.57 12.86
14 Bank Negara Indonesia
12.28 50.5 17.08
15 Bank Niaga
8.46 82.09 17.62
16 Bank NISP
10.11 78.83 13.9
17 Bank Nusantara Prahayangan
9.84 55.83 16.84
18 Bank Pan Indonesia
9.57 51.03 19.77
19 Bank Permata
9.94 74.67 12.12
20 Bank Rakyat Indonesia
11.82 71.62 27.47
21 Bank Swadesi
8.38 53.42 15.03
22 Bank Victory Internasional
10.15 38.11 13.61
Sumber: www.idx.co.id Diolah
Berdasarkan tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa tahun 2005 nilai cash ratio tertinggi dimiliki oleh Bank Central Asia, sementara nilai terendah dimiliki oleh
Bank Artha Niaga Kencana. LDR tertinggi pada tahun ini ada pada Bank Niaga dan terendah pada Bank Century. Profitabilitas tertinggi pada tahun ini dicapai
oleh Bank Central Asia dan yang terendah adalah Bank Artha Niaga Kencana yang mencapai nilai minus 125,07.
Universitas Sumatera Utara
45
Tabel 4.4 Data Variabel Penelitian tahun 2006
No Nama Bank
Cash Ratio LDR
GPM 1
Bank Artha Niaga Kencana
8.94 63.82 10.01
2 Bank Buana
8.82 78.19 28.56
3 Bank Bumi
Putera
10.64 83.68 1.46
4 Bank Central Asia
15.64 39.08 34.03
5 Bank Century
9.4 20.26 0.91
6 Bank Danamon
8.11 67.41 18.82
7 Bank Eksekutif Internasional
10.17 70.18 -13.51
8 Bank internasional Indonesia
10.24 53.41 9.97
9 Bank Kesawan
9.72 68.72 3.39
10 Bank Lippo
12.69 42.7 25.62
11 Bank Mandiri
11.94 48.29 20.77
12 Bank Mayapada Internasional
7.67 79.5 8.4
13 Bank Mega
11.1 42.08 8.82
14 Bank Negara Indonesia
12.93 45.33 22.33
15 Bank Niaga
9.1 82.57 17.09
16 Bank NISP
8.94 78.52 12.01
17 Bank Nusantara Prahayangan
10.45 53.57 11.82
18 Bank Pan Indonesia
8.35 75.15 26.8
19 Bank Permata
9.47 73.93 17.74
20 Bank Rakyat Indonesia
13.84 65.33 33.8
21 Bank Swadesi
8.54 52.25 7.68
22 Bank Victory Internasional
7.3 42.87 13.71
Sumber: www.idx.co.id Diolah
Berdasarkan tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa tahun 2006 nilai cash ratio
tertinggi masih tetap dimiliki oleh Bank Central Asia, sementara nilai terendah dimiliki oleh Bank Victory Internasional. LDR tertinggi pada tahun ini
ada pada Bank Bumi Putera dan terendah pada Bank Century sama dengan tahun 2005. Profitabilitas tertinggi pada tahun ini dicapai oleh Bank Central Asia dan
yang terendah adalah Bank Eksekutif Internasional.
Universitas Sumatera Utara
46
B. Statistik Deskriptif