Jadi pembangunan pariwisata bukan hanya sebagai proyek pemerintah. Tapi masyarakat juga harus menganggap bahwa proyek pemerintah itu harus sesuai dengan
keinginan masyarakat setempat. Masyarakat tidak hanya sebagai objek pembangunan tapi yang paling penting adalah masyarakat dianggap sebagai subjek pembangunan.
Mereka juga dilibatkan dalam pelaksanaan pembangunan pariwisata mulai dari perencanaan, pengambilan keputusan dan pelaksanaan dari pembangunan pariwisata itu
sendiri. Berdasarkan permasalahan diatas, bahwa partisipasi masyarakat sangat
menentukan berhasil atau tidaknya pembangunan pariwisata. Pemerintah dan masyarakat hendaknya terjalin keharmonisan hubungan kerja, saling mengahargai,
saling menghormati, saling mempercayai, saling membantu dan saling menasehati satu dengan yang lain, saling memberikan dan menerima take and give dan saling mau
menerima pendapat dan pandangan orang lain manakala kepentingan umum lebih besar dari kepentingan pribadi dan kelompok Santoso, 2004: 56.
Berdasarkan pemaparan diatas maka penulis merasa tertarik untuk meneliti lebih
lanjut mengenai “Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Ekowisata Di Kenagarian Lasi Kecamatan Candung Kabupaten Agam Sumatera Barat”.
I.2. Perumusan Masalah
Perumusan masalah sangat penting agar diketahui arah jalannya suatu penelitian. Hal ini senada dengan pendapat yang mengatakan agar penelitian dapat dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya maka penulis merumuskan masalahnya sehingga jelas dari mana harus memulai, kemana harus pergi dengan apa Arikunto, 1993:17
Berdasarkan penjelasan diatas maka penulis di dalam melakukan penelitian ini merumuskan masalah sebagai berikut :
“Bagaimanakah Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Pariwisata di Kenagarian Lasi”
I.3. Tujuan Penelitian
Setiap penelitian yang dilakukan tentu mempunyai sasaran yang hendak dicapai atau apa yang menjadi tujuan penelitian tentunya jelas diketahui sebelumnya. Adapun
yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : “Untuk mengetahui bagaimana partisipasi masyarakat dalam Pembangunan
Pariwisata di Kenagarian Lasi”.
I. 4. Manfaat Penelitian
Setelah selesai penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat yang baik untuk diri sendiri maupun pihak lain yang berkepentingan dengan penelitian ini.
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan adalah : 1.
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi kalangan mahasiswa Ilmu Administrasi umumnya dan Ilmu Administrasi Negara pada khususnya.
2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dalam menambah bahan kajian perbandingan bagi yang menggunakannya.
3. Untuk membandingkan antara teori yang telah didapat dibangku
perkuliahan dengan fakta yang terjadi dilapangan. 4.
Bagi Pemerintah Nagari Lasi, penelitian ini diharapkan mampu dijadikan sebagai sumbangan saran dan pemikiran dalam rangka melakukan
pembinaan dan masyarakat melalui program pembangunan pariwisata di kenagarian Lasi.
I. 5. Kerangka Teori
Sebagai titik tolak atau landasan berfikir dalam menyoroti atau memecahkan permasalahan perlu adanya pedoman teoritis yang dapat membantu. Untuk itu perlu
disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran menggambarkan dari sudut mana masalah tersebut disoroti. Selanjutnya teori merupakan serangkaian asumsi,
konsep, dan kostruksi, defenisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antara konsep Singarimbun, 1989
: 37 Berdasarkan rumusan diatas, maka dalam bab ini penulis akan mengemukakan
teori, pendapat, gagasan yang akan dijadikan titik tolak landasan berfikir dalam penelitian ini.
I.5.1. Partisipasi Masyarakat
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan merupakan bagian yang integral yang harus ditumbuhkembangkan yang pada akhirnya akan menumbuhkan rasa
memiliki sence of belonging rasa tanggung jawab sence of responsibility dari masyarakat secara sadar, bergairah dan bertanggungjawab Tjokromidjojo, 1994.
Partisipasi berasal dari bahasa inggris yaitu participation, take a part artinya peran serta atau ambil bagian atau kegiatan bersama-sama dengan orang lain. menurut
Davis dalam Satropoetro 1998 mengemukakan bahwa partisipasi “as metal and emotional involvement of a erson in a group situation which encourges him to
contribute to group goals and share responsibility in them”. Partisipasi merupakan keterlibatan mentalpikiran dan emosiperasaan sumbangan dalam usaha mencapai
tujuan serta turut bertanggungjawab terhadap usaha yang bersangkutan. Dengan demikian dalam partisipasi terdapat tiga unsur yaitu:
1. Bahwa partisipasikeikutsertaan sesungguhnya merupakan suatu keterlibatan
mental dan perasaan lebih dari keterlibatan jasmani. 2.
Adanya kesediaan memberi sesuatu demi mencapai tujuan kelompok dimana pemberian itu didasari oleh rasa senang, kesukarelaan untuk membantu.
3. Adanya unsur tanggungjawab yaitu partisipasi merupakan kewajiban mendasar
sebagai anggota masyarakat. Partisipasi adalah keterlibatan-keterlibatan mental dan emosional orang-orang
didalam satu kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada
masyarakat dalam usaha mencapai tujuan serta turut serta bertanggungjawab terhadap usaha yang bersangkutan Sastropoetro, 1998. Terdapat dua unsur pokok mengapa
partisipasi itu penting. Pertama, alasan etnis yaitu dalam arti pembangunan demi manusia berpartisipasi sebagai subjek, bukan menjadi objek. Kedua, alasan sosiologis
yaitu bila perkembangan diharapkan berhasil dalam rangka panjang ia harus menyertakan sebanyak mungkin orang kalau tidak pembangunan pasti tidak akan
terlaksana dengan baik. Partisipasi masyarakat dalam bentuk swadaya gotong royong merupakan modal utama dalam potensi yang esensial dalam pelaksanaan pembangunan
pariwisata. Yang selanjutnya telah tumbuh dan berkembang menjadi dasar bagi kelangsungan pembangunan nasional Darsono dalam Sastropoetro, 1998.
Partisipasi masyarakat merupakan partisipasi dari sejumlah individu yang berada dalam kelompok yang terorganisasikan. Maka bagi pemimpin sebagai pemprakarsa atau
komunikator menjadi tugas penting untuk menggerakkan minat individu sehingga timbul suatu aksi massa untuk mencapai tujuan bersama. Agar partisipasi dapat memberikan
hasil yang berdaya guna. Maka perlu diperhatikan sifat dan ciri-ciri partisipasi yaitu : 1.
Partisipasi harus bersifat suka rela. 2.
Berbagai issue atau masalah haruslah disajikan dan dibicarakan secara jelas dan objektif.
3. Kesempatan untuk berpartisipasi haruslah mendapat keteranganinformasi yang
jelas dan memadai tentang setiap segi dari program yang dilakasanakan.
4. Partisipasi masyarakat dalam rangka menentukan kepercayaan diri sendiri
haruslah menyangkut berbagai tingkatan dan berbagai sektor, bersifat dewasa, penuh arti dan berkesinambungan sastropoetro, 1998.
Selanjutnya Kontjaraningrat 1990, berpendapat bahwa partisipasi berarti memberi sumbangan dan turut menentukan arah dan tujuan pembangunan. Dimana
ditekankan bahwa partisipasi itu adalah hak dan kewajiban bagi masyarakat. Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa partisipasi merupakan suatu keterlibatan seseorang
atau masyarakat untuk berperan secara aktif dalam suatu kegiatan, khususnya kegiatan pembangunan untuk menciptakan, melaksanakan serta memelihara lingkungan yang
bersih dan sehat. Pada hakikatnya partisipasi masyarakat itu merupakan sesuatu yang seharusnya
karena hasil pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah bersama-sama dengan masyarakat adalah untuk kesejahteraan masyarakat sendiri. Dalam hal ini pemerintah
memberi bantuan, sedangkan masyarakat harus memberikan respon dalam bentuk partisipasi secara aktif dalam proses pembangunan tersebut. Masyarakat hanya dapat
diharapkan ikut ambil bagian dalam suatu kegiatan adalah bila yang bersangkutan merasa dirinya berkepentingan dan diberi kesempatan untuk ambil bagian. Dengan kata
lain partisipasi tidak mungkin optimal jika diharapkan dari mereka yang merasa tidak berkepentingan terhadap suatu kegiatan, dan juga tidak optimal jika mereka yang
berkepentingan tidak diberi keleluasaan untuk ambil bagian. Soedjono 1990 manyatakan pula bahwa partisipasi sebagai kesediaan untuk membantu berhasilnya
setiap program sesuai dengan kemampuan setiap orang tanpa mengorbankan kepentingan diri.
Menurut Tjokromidjojo dalam safi’i 2007:104 partisipasi masyarakat dalam pembangunan dibagi atas tiga tahap, yaitu :
1. Partisipasi atau keterlibatan dalam proses penentuan arah, strategi dan kebijakan
pembangunan yang dilakukan pemerintah. 2.
Keterlibatan dalam memikul beban dan tanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan.
3. Keterlibatan dalam memetik dan memanfaatkan pembangunan secara
berkeadilan. Partisipasi masyarakat atau keterlibatan masyarakat dalam pembangunan dapat
dilihat dalam empat tahap, yaitu : 1.
Tahap assessment Dilakukan dengan mengidentifikasi masalah dan sumber daya yang dimiliki.
Untuk ini masyarakat dilibatkan secara aktif merasakan permasalahan yang sedang terjadi merupakan pandangan mereka sendiri.
2. Tahap alternative program atau kegiatan
Dilakukan dengan melibatkan warga untuk berpikir tentang masalah yang mereka hadapi dan cara mengatasinya dengan memikirkan cara beberapa
alternatif program. 3.
Tahap pelaksanaan implementasi program atau kegiatan
Dilakukan dengan melaksanakan program yang telah direncanakan dengan baik agar tidak melenceng dalam pelaksanaan dilapangan.
4. Tahap evaluasi termasuk evaluasi input, proses dan hasil
Dilakukan dengan adanya pengawasan dari masyarakat dan petugas dari program yang sedang berjalan.
1.5.2. Cara Menggerakkan Partisipasi Masyarakat
Perbaikan kondisi hidup masyarakat dan upaya memenuhi kebutuhan masyarakat dapat menggerakkan partisipasi Poston, 1958:185. Agar perbaikan kondisi dan
peningkatan taraf hidup masyarakat dapat menggerakkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, usaha itu antara lain :
1. Disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yang nyata.
2. Dijadikan stimulasi terhadap masyarakat, yang berfungsi mendorong timbulnya
jawaban respone yang dikehendaki. 3.
Dijadikan motivasi terhadap masyarakat yang berfungsi membangkitkan tingkah laku behavior yang dikehendaki secara berlanjut.
Selain cara diatas, partisipasi masyarakat dapat digerakkan melalui : 1.
Proyek pembangunan desa yang dirancang secara sederhana dan mudah dikelola oleh masyarakat.
2. Organisasi dan lembaga kemasyarakatan yang mampu menggerakkan dan
menyalurkan aspirasi masyarakat. 3.
Peningkatan peranan masyarakat dalam pembangunan Mubyarto, 1984:49 Masyarakat akan tergerak untuk berpartisipasi jika :
1. Partisipasi itu dilakukan melalui organisasi yang sudah dikenal atau yang sudah
di ketahui di tengah-tengah masyarakat yang bersangkutan. 2.
Partisipasi itu memberikan manfaat langsung kepada masyarakat yang bersangkutan.
3. Manfaat yang diperoleh melalui partisipasi itu dapat memenuhi kepentingan
masyarakat setempat. 4.
Dalam proses partisipasi itu terjamin adanya kontrol yang dilakukan oleh masyarakat.
Partisipasi masyarakat berkurang jika mereka tidak atau kurang berperan dalam mengambil keputusan. Partisipasi masyarakat sebagai masukan pembangunan dapat
meningkatkan usaha perbaikan kondisi dan taraf hidup masyarakat desanagari yang bersangkutan antara partisipasi masyarakat dengan kemampuan masyarakat desanagari
yang bersangkutan untuk berkembang secara mandiri, terdapat kaitan yang erat. Kesediaan masyarakat untuk berpartisipasi merupakan tanda adanya kemampuan awal
masyarakat itu untuk berkembang secara madiri. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan dapat menumbuhkan kemampuan masyarakat tersebut.
Partisipasi masyarakat juga dapat dilakukan melalui :
a. Pendekatan keswadayaan
Pentingnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan dikemukakan oleh Mulyarto dengan terciptanya kondisi yang mendukung yaitu : a
Strategi pembangunan pada bagian rakyat miskin; b Adanya struktur kepemimpinan yang sesuai dengan kepentingan masyarakat; c Pembentukan kelompok yang berbasis
pedesaan; d NGO memainkan peranan yang bersifat mendukung. Dengan demikian jalinan upaya ini akan mampu menumbuhkembangkan
partisipasi masyarakat, selanjutnya Philips H. Combs dan Menzoor mengemukakan : “Dalam pelaksanaan pembangunan didesanagari diperlukan perombakan yang
mendasar mengenai seluruh lembaga, proses dan hubungan yang terdapatdi daerah pedesaan dalam bidang ekonomi, sosial dan politik dan kebudayaan.
Disinilah dibutuhkan proses pendidikan untuk mengubah ketergantungan dan kurang keyakinan pada kemampuan sendiri sehingga dapat dibangkitkan
kegairahan dan hasrat serta kepercayaan akan kemampuan diri yang akan dapat mengarahkan hasrat swadaya baik perorangan, kelompok untuk
memperbaiki nasib dan kedudukan sendiri” Philips H. Combs dan Menzoor, 1984: 184
Pendekatan keswadayaan dalam pembangunan didasari keyakinan kuat bahwa sumber daya manusia adalah unsur yang paling pokok dalam pembangunan Abdullah
Sarwani, 1991: 20. Metodologi keswadayaan dengan dialog partisipatif untuk mengembangkan kemandirian masyarakat merupakan pilihan strategis untuk dapat
mengembangkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Berdasarkan asumsi menurut Hamijojo partisipasi masyarakat dalam pembangunan dapat terjadi dalam
bentuk : konsultasi, sumbangan yang spontan, proyek berdikari, sumbangan kerja, aksi massa, pembangunan keluarga desa, dan pembangunan proyek komunitas otonom.
Sedangkan jenis partisipasi terdiri dari: 1.
Partisipasi buah pikiran. 2.
Partisipasi keterampilan. 3.
Partisipasi tenaga. 4.
Partisipasi harta benda. 5.
Partisipasi uang Sastropoetro, 1985:18 Partisipasi keswadayaan meletakkan dasar pada peran serta rakyat, oleh
karenanya prasyarat yang harus sudah disiapkan adalah kemandirian selfrelience masyarakat. Dengan kata lain bahwa melalui pendekatan keswadayaan akan dapat
menumbuhkembangkan kesadaran akan adanya perubahan dalam kehidupan. Kesadaran ini muncul setelah adanya self relience kemandirian untuk meningkatkan taraf
hidupnya sendirinya. Dengan pendekatan ini insentif dari luar bukanlah hal pokok, melainkan sebagai pendukung terhadap upaya yang telah dilakukan oleh masyarakat
sendiri. Dalam menumbuhkan partisipasi masyarakat Lembaga Swadaya Masyarakat
LSM juga mempunyai peran yang penting dalam melakukan pendekatan yang langsung hidup bersama masyarakat, pendampingan masyarakat serta pengorganisasian
masyarakat. Karena LSM merupakan lembaga potensial untuk menumbuhkan motivasi kearah yang lebih baik bagi masyarakat pedesaan. Metodologi yang dikembangkan oleh
Lembaga Swadaya Masyarakat adalah metodologi partisipatif untuk menjawab persoalan rakyat kecil, harus menjadi bagian dari mereka. Dengan menjadi bagian dari
mereka, dapat mengerti kebutuhan-kebutuhan, simbol-simbol dan harapan-harapannya.
Dengan kata lain LSM melakukan teknik pendampingan terhadap masyarakat yang bermasalah. Teknik pendampingan merupakan salah satu pendekatan berdasarkan
hubungan dwi-subjek, yang didampingi bukanlah objek. Karenanya dalam upaya pendampingan harus dibutuhkan hubungan yang semitra dialogis, artinya bahwa
subjek yang didampingi harus turut menentukan isi pendampingan itu sendiri.
b. Tata Hubungan Masyarakat Membaharu.