4 . Pembangunan Pariwisata Kenagarian Lasi

3. POLISI 4 4. PEGAWAI SWASTA 20 5. WIRASWASTA 300 6. PETANI 1000 7. PERTUKANGAN 150 8. BURUH TANI 500 9. PENSIUNAN 30 Sumber : profil nagari lasi 2007 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas pekerjaan penduduk nagari lasi adalah petani sebanyak 1000 orang dan paling sedikit adalah polisi dengan jumlah 4 orang.

III. 4 . Pembangunan Pariwisata Kenagarian Lasi

Daftar paket ekowisata Kenagarian Lasi : 1. Kawasan pasanggrahan. 2. Kawasan air terjun Sarasah Bunsu. 3. Pemandian mata air Karang Panjang. 4. Kawasan air terjun Sarasah Inyiak Jangguik. 5. Kawasan Galanggang Awa. 6. Bangunan sejarah bekas Gedung Lareh. 7. Kawasan Jalan Pancang. 8. Bentaran Kudo. 9. Pasa Manjua Urang. Dalam pola dasar Pembangunan Kenagarian Lasi ditetapkan bahwa pembangunan pariwisata di Kenagarian Lasi bertujuan untuk : 1. Mendorong tumbuhnya kesadaran masyarakat terhadap “etika lingkungan” dimana manusia berkewajiban moral untuk menghargai alam semesta dengan segala isinya, karena manusia adalah bagian dari alam merusak alam berarti merusak kehidupannya. 2. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melindungi dan memelihara keseimbangan ekosistem terutama ekosistem kawasan Hutan Gunung Marapi. 3. Mendorong perkembangan lapangan berusaha bagi masyarakat untuk meningkatkan pendapatan. 4. Melestarikan nilai-nilai budaya Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. Selanjutnya disebutkan bahwa sasaran pokok yang ingin dicapai dalam pembangunan pariwisata ini di Kenagarian Lasi adalah : 1. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup. 2. Terpeliharanya keseimbangan ekosistem hutan kawasan Gunung Marapi. 3. Terciptanya pengembangan lapangan berusaha bagi masyarakat untuk peningkatan pendapatan. Ada 10 prinsip ekowisata di nagari Lasi yang harus diperhatikan oleh Badan Pengelola Ekowisata dalam melaksanakan pembangunan pariwisata, yaitu : 1. Ekowisata menghindari dampak negatif yang dapat membahayakan dan menghancurkan kesatuan karakter dari lingkungan dan budaya kearifan lokal. 2. Ekowisata dapat memberikan pendidikan kepada pengunjung tentang alam takambang jadi guru sebagai wujudcerminan kekuasaan Yang Maha Kuasa dan pentingnya konsevasi. 3. Ekowisata memberikan kontribusi langsung untuk konservasi dan untuk pengelolaan konservasi. 4. Ekowisata memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat dan pendapatangaji bagi masyarakat. 5. Ekowisata memenuhi unsur perencanaan pariwisata alam yang tidak melebihi daya dukung lingkungan dan budaya sosial. 6. Ekowisata memegang tegu persentase perencanaan pariwisata alam yang tinggi menggunakan jasa dan fasilitas lokal. 7. Ekowisata memperhatikan kemajemukan dan sensitifitas lingkungan untuk menjaga keharmonisan lingkungan. 8. Ekowisata mendorong partisipasi dan solidaritas semua pihak stakeholders demi kemaslahatan serta kelestarian lingkungan alam. 9. Ekowisata mendorong tegaknya supremasi hukum dan berdaya hukum. 10. Ekowisata dikelola secara transparan terbuka dan akuntabilitas bertanggung jawab. Dalam rangka membangun pariwisata ekowisata di nagari Lasi, telah banyak pembangunan yang dilakukan, diantaranya ; 1. Membuat jalan baru dari simpang Koto Tinggi ke Bekas Perumahan Gedung Lareh sepanjang 2 km. 2. Membangun sarana dan prasarana di Gelanggang Awa dan Pasanggrahan seperti pembuatan Gazebo, rumah bulat, WC umum. 3. Membuat tangga 1000 dari gerbang ke Gelanggang Awa. 4. Membuat aliran air dari sarasah bunsu ke Gelanggang Awa dan dari sarasah Inyiak Jangguik ke Bekas Gedung Lareh. 5. Membuat tempat pemandian di Karang panjang. Untuk peningkatan penyadaran pemeliharaan lingkungan hidup berbagai usaha dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah. Disamping melakukan promosi-promosi kepada masyarakat luas, berbagai kegiatan seminar dan pelatihan-pelatihan dilakukan, diantaranya : 1. Seminar pada 11 Juni 2003 dengan tema ”melestarikan sumber daya alam gunung marapi” melalui pendekatan pengembangan proyek ekowisata. 2. Peresmian hari gunung dan pekan ekowisata pada tanggal 11 mai 2004 di tempat objek wisata Pasanggrahan yang diresmikan oleh Bupati Agam dan dihadiri oleh Kepala Badan Konservasi Alam BKSDA Sumbar, LPM UNAND, LPM UNP dan tokoh masyarakat nagari Lasi, yang kemudian dilaksanakan penanaman kayu oleh Bapak Bupati. 3. Pada tahun 2005, dilakukan peringatan hari gunung ke II, bertempat di objek wisata sumber air karang panjang dihadiri oleh Bupati Agam, yang kemudian dilaksanakan penanaman kayu disekitar sumber air karang panjang. 4. Seminar hari gunung pada tanggal 11 sampai dengan 12 mai 2007 dengan narasumber Prof. Dr. Badrul Mustafa, DEA, Prof. Dr. Ir. Yulman Munaf, Dr. Emealdi Catra dari UNAND, Zakaria Saat dari Walhi Jakarta, Kepala BKSDA Sumbar, Kepala PSDA Sumbar, Ir. Khalawi AH.MSc, kepala Bappeda Sumbar. 5. Seminar tentang kesejahteraan masyarakat dalam bidang pertanian yaitu menanam padi sebatang oleh Prof. Dr. Musliar Kasim, Dr. Wid Rozen. Ekowisata nagari Lasi, dikarakteristikkan dalam beberapa hal sebagai berikut : 1. Adanya manajemen lokal dan pengelolanya. Dalam melestarikan kawasan alam marapi telah dibentuk Badan Pengembangan Objek Ekowisata nagari Lasi yang bertanggungjawab dalam pembangunan dan pengembangan ekowisata nagari lasi. 2. Adanya produk perjalanan dan wisata yang berkualitas. Nagari Lasi memiliki 9 objekwisata yang dapat dinikmati oleh masyarakat dan wisatawan. 3. Adanya penghargaan terhadap budaya. Pembangunan ekowisata yang dilaksanakan oleh nagari Lasi tidak bertentangan dengan budaya yang ada di nagari, tetapi mendukung budaya tersebut agar dapat dipelajari, dikagumu dan dinikamti oleh wisatawan. 4. Pentingnya pelatihan – pelatihan dengan melaksanakan pendidikan konservasi alam meliputi keanekaragaman hayati dan sumber daya alam serta penyuluhan – penyuluhan kepada masyarakat lokal. 5. Adanya integrasi pembangunan dan konservasi meliputi pengembangan infrastruktur dan ekonomi yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat lokal.

BAB IV PENYAJIAN DATA

IV. 1. Penyajian Data tentang Distribusi responden