I.5.1. Partisipasi Masyarakat
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan merupakan bagian yang integral yang harus ditumbuhkembangkan yang pada akhirnya akan menumbuhkan rasa
memiliki sence of belonging rasa tanggung jawab sence of responsibility dari masyarakat secara sadar, bergairah dan bertanggungjawab Tjokromidjojo, 1994.
Partisipasi berasal dari bahasa inggris yaitu participation, take a part artinya peran serta atau ambil bagian atau kegiatan bersama-sama dengan orang lain. menurut
Davis dalam Satropoetro 1998 mengemukakan bahwa partisipasi “as metal and emotional involvement of a erson in a group situation which encourges him to
contribute to group goals and share responsibility in them”. Partisipasi merupakan keterlibatan mentalpikiran dan emosiperasaan sumbangan dalam usaha mencapai
tujuan serta turut bertanggungjawab terhadap usaha yang bersangkutan. Dengan demikian dalam partisipasi terdapat tiga unsur yaitu:
1. Bahwa partisipasikeikutsertaan sesungguhnya merupakan suatu keterlibatan
mental dan perasaan lebih dari keterlibatan jasmani. 2.
Adanya kesediaan memberi sesuatu demi mencapai tujuan kelompok dimana pemberian itu didasari oleh rasa senang, kesukarelaan untuk membantu.
3. Adanya unsur tanggungjawab yaitu partisipasi merupakan kewajiban mendasar
sebagai anggota masyarakat. Partisipasi adalah keterlibatan-keterlibatan mental dan emosional orang-orang
didalam satu kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada
masyarakat dalam usaha mencapai tujuan serta turut serta bertanggungjawab terhadap usaha yang bersangkutan Sastropoetro, 1998. Terdapat dua unsur pokok mengapa
partisipasi itu penting. Pertama, alasan etnis yaitu dalam arti pembangunan demi manusia berpartisipasi sebagai subjek, bukan menjadi objek. Kedua, alasan sosiologis
yaitu bila perkembangan diharapkan berhasil dalam rangka panjang ia harus menyertakan sebanyak mungkin orang kalau tidak pembangunan pasti tidak akan
terlaksana dengan baik. Partisipasi masyarakat dalam bentuk swadaya gotong royong merupakan modal utama dalam potensi yang esensial dalam pelaksanaan pembangunan
pariwisata. Yang selanjutnya telah tumbuh dan berkembang menjadi dasar bagi kelangsungan pembangunan nasional Darsono dalam Sastropoetro, 1998.
Partisipasi masyarakat merupakan partisipasi dari sejumlah individu yang berada dalam kelompok yang terorganisasikan. Maka bagi pemimpin sebagai pemprakarsa atau
komunikator menjadi tugas penting untuk menggerakkan minat individu sehingga timbul suatu aksi massa untuk mencapai tujuan bersama. Agar partisipasi dapat memberikan
hasil yang berdaya guna. Maka perlu diperhatikan sifat dan ciri-ciri partisipasi yaitu : 1.
Partisipasi harus bersifat suka rela. 2.
Berbagai issue atau masalah haruslah disajikan dan dibicarakan secara jelas dan objektif.
3. Kesempatan untuk berpartisipasi haruslah mendapat keteranganinformasi yang
jelas dan memadai tentang setiap segi dari program yang dilakasanakan.
4. Partisipasi masyarakat dalam rangka menentukan kepercayaan diri sendiri
haruslah menyangkut berbagai tingkatan dan berbagai sektor, bersifat dewasa, penuh arti dan berkesinambungan sastropoetro, 1998.
Selanjutnya Kontjaraningrat 1990, berpendapat bahwa partisipasi berarti memberi sumbangan dan turut menentukan arah dan tujuan pembangunan. Dimana
ditekankan bahwa partisipasi itu adalah hak dan kewajiban bagi masyarakat. Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa partisipasi merupakan suatu keterlibatan seseorang
atau masyarakat untuk berperan secara aktif dalam suatu kegiatan, khususnya kegiatan pembangunan untuk menciptakan, melaksanakan serta memelihara lingkungan yang
bersih dan sehat. Pada hakikatnya partisipasi masyarakat itu merupakan sesuatu yang seharusnya
karena hasil pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah bersama-sama dengan masyarakat adalah untuk kesejahteraan masyarakat sendiri. Dalam hal ini pemerintah
memberi bantuan, sedangkan masyarakat harus memberikan respon dalam bentuk partisipasi secara aktif dalam proses pembangunan tersebut. Masyarakat hanya dapat
diharapkan ikut ambil bagian dalam suatu kegiatan adalah bila yang bersangkutan merasa dirinya berkepentingan dan diberi kesempatan untuk ambil bagian. Dengan kata
lain partisipasi tidak mungkin optimal jika diharapkan dari mereka yang merasa tidak berkepentingan terhadap suatu kegiatan, dan juga tidak optimal jika mereka yang
berkepentingan tidak diberi keleluasaan untuk ambil bagian. Soedjono 1990 manyatakan pula bahwa partisipasi sebagai kesediaan untuk membantu berhasilnya
setiap program sesuai dengan kemampuan setiap orang tanpa mengorbankan kepentingan diri.
Menurut Tjokromidjojo dalam safi’i 2007:104 partisipasi masyarakat dalam pembangunan dibagi atas tiga tahap, yaitu :
1. Partisipasi atau keterlibatan dalam proses penentuan arah, strategi dan kebijakan
pembangunan yang dilakukan pemerintah. 2.
Keterlibatan dalam memikul beban dan tanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan.
3. Keterlibatan dalam memetik dan memanfaatkan pembangunan secara
berkeadilan. Partisipasi masyarakat atau keterlibatan masyarakat dalam pembangunan dapat
dilihat dalam empat tahap, yaitu : 1.
Tahap assessment Dilakukan dengan mengidentifikasi masalah dan sumber daya yang dimiliki.
Untuk ini masyarakat dilibatkan secara aktif merasakan permasalahan yang sedang terjadi merupakan pandangan mereka sendiri.
2. Tahap alternative program atau kegiatan
Dilakukan dengan melibatkan warga untuk berpikir tentang masalah yang mereka hadapi dan cara mengatasinya dengan memikirkan cara beberapa
alternatif program. 3.
Tahap pelaksanaan implementasi program atau kegiatan
Dilakukan dengan melaksanakan program yang telah direncanakan dengan baik agar tidak melenceng dalam pelaksanaan dilapangan.
4. Tahap evaluasi termasuk evaluasi input, proses dan hasil
Dilakukan dengan adanya pengawasan dari masyarakat dan petugas dari program yang sedang berjalan.
1.5.2. Cara Menggerakkan Partisipasi Masyarakat