BAB IV MUSEUM NEGERI PROVINSI SUMATERA UTARA
4.1 Pengertian Museum
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 tahun 1990 tentang Kepariwisataan, dalam Bab III, pasal 4, ayat 1.b disebutkan bahwa museum,
peninggalan purbakala, peninggalan seejarah dan seni budaya dapat dikategorikan sebagai Objek dan Daya Tarik Wisata yang merupakan hasil karya manusia.
Peraturan pemerintah Nomor 19 tahun 1995 tentang pemeliharaan dan Pemanfaatan Benda Cagar Budaya di Museum Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1955 Nomor 35, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3599.
Pemerintah daerah dalam melaksanakan pelestarian kebudayaan, perlindungan dan pengembangan meliputi aspek-aspek kesenian, kepurbakalaan,
kesejarahan, permuseuman, kebahasaan, tradisi, kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kepustakaan, kenaskahan dan perfilman.
Sebagaimana telah diketahui bahwa tinggalan arkeologi merupakan sumberdaya budaya yang memiliki berbagai nilai dan makna, antara lain nilai dan
makna informasi ilmu pengetahuan, ekonomi, estetika dan assosiasi simbolik Ardika, 2000. Tinggalan arkeologi sebagai sumberdaya budaya memiliki nilai
makna informasi atau ilmu pengetahuan, estetika dan simbol-simbol tentang masa lalu sehingga sering menjadi objek atau daya tarik bagi wisatawan, yang pada
akhirnya memberikan keuntungan ekonomi kepada masyarakat setempat. Dalam
Universitas Sumatera Utara
pengelolaan warisan budaya yang dimanfaatkan untuk kepentingan pariwisata, yang telah diadopsi dalam sidang umum ICOMOS, pada bulan Oktober 1999
antara lain disebutkan sebagai berikut: Konservasi warisan budaya merupakan media atau sarana untuk melakukan pertukaran budaya antara wisatawan domestik
maupun internasional dengan masyarakat lokal, dan pemahaman tentang warisan budaya masyarakat lokal haruslah menjadi prioritas pertama. Bila terjadi konflik
kepentingan antara wisatawan di suatu sisi dan masyarakat lokal di lain pihak, maka pengelolaan sumberdaya budaya harus dilaksanakan secara berkelanjutan
untuk kepentingan generasi kini maupun yang akan datang. Masyarakat lokal ataupun penduduk asli harus dilibatkan dalam perencanaan konservasi dan
pariwisata, serta konservasi dan pariwisata tersebut harus menguntungkan masyarakat lokal Kusumawati, 2002: 21.
Sebagian dari masyarakat masih menganggap bahwa museum adalah tempat menyimpan benda-benda yang sudah berusia tua rongsokan, gelap dan
kotor. Anggapan demikian perlu diluruskan, karena benda-benda yang tersimpan di museum pasti mempunyai nilai, yang berguna bagi kepentingan ilmu
pengetahuan maupun kebudayaan. Defenisi museum dalam dunia internasional telah disepakati dan
dirumuskan bersama dalam kongres ICOM The International Council Of Museum tahun 1974 di Kopenhagen, adalah sebagai berikut: Museum adalah
sebuah lembaga badan yang tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat, perkembangannya terbuka untuk umum, yang memperoleh, merawat,
Universitas Sumatera Utara
meneliti dan menyajikan, untuk kepentingan studi pendidikan, kesenangan, barang-barang atau benda pembuktian material manusia dan lingkungannya .
Pengertian museum dipertegas dengan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 1995 tentang pemeliharaan dan pemanfaatan Benda Cagar Budaya di Museum,
sebagai berikut: Museum adalah sebagai lembaga tempat menyimpan, perawatan, pengamanan, dan pemanfaatan benda bukti materil hasil budaya
manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelastarian kebudayaan bangsa .
Berdasarkan defenisi tersebut, jelas bahwa museum adalah institusi yang permanen, merawat dan mengelolah koleksi secara sistematik, untuk keperluan
budaya, pendidikan, dan keilmuan, bersifat publik, bukan merupakan badan usaha yang diharapkan dapat mendatangkan keuntungan materi atau bersifat sosial serta
sebagai tempat pendidikan non formal dan salah satu objek wisata. Museum bukanlah sebagai tempat akhir perjalanan benda-benda masa lalu,
oleh karena itu benda budaya harus mendapat perawatan dan pemeliharaan agar lestari sehingga informasi tentang benda tersebut dapat disampaikan kepada
masyarakat luas, baik untuk kepentingan kependudukan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Oleh karena itu di negara-negara yang telah maju, berkunjung ke
museum sudah merupakan suatu kebutuhan, berbeda dengan negara yang sedang berkembang, apresiasi masyarakat untuk berkunjung ke museum masih relatif
rendah.
Universitas Sumatera Utara
4.2 Gambaran Umum Museum