mengembangkan sektor perdagangan. Gelombang kedua ialah kedatangan orang Minangkabau, Mandailing dan Aceh. Mereka datang ke Kota Medan bukan untuk
bekerja  sebagai  buruh  perkebunan,  tetapi  untuk  berdagang menjadi guru dan ulama.
Sejak tahun 1950, Kota Medan telah beberapa kali melakukan perluasan areal, dari 1.853 ha menjadi 26.510 ha di tahun 1974. Dengan demikian dalam
tempo 25 tahun setelah penyerahan kedaulatan, Kota Medan telah bertambah luas hampir delapan belas kali lipat.
3.5 Hubungan Kepariwisataan dengan Kebudayaan
Kepariwisataan  merupakan  potensi  di dalam  usaha  pembangunan  yang kita laksanakan sekarang ini karena dalam pariwisata kita dapat menciptakan dan
meningkatkan kegiatan-kegiatan di bidang jasa dan jenis industri kerajinan rakyat serta penjualan barang-barang.  Dengan demikian kegiatan pariwisata baik secara
nasional  dan  internasional  dapat  menciptakan  serta  memperluas  lapangan  kerja dan  memberi  pengaruh  perkembangan  terhadap  sektor-sektor  lainnya.    Dalam
meningkatkan  arus  wisatawan  luar  negeri  ke  Indonesia  harus  disertai  dengan usaha  Indonesia  dalam  jaringan  lalu  lintas  utama  wisatawan  internasional  serta
mendekatkan Indonesia dalam arti dan rute perjalanan internasional negara-negara penghasil utama wisatawan.
Dalam  menyongsong  perkembangan  kepariwisataan  kita  hurus  menjaga dan  memelihara  identitas  kita  sebagai  bangsa  Indonesia  yang  berkebudayaan
tinggi.  Oleh karena itu, kebudayaan harus dapat berperan sebagai semangat untuk
Universitas Sumatera Utara
mendorong demi menjamin  kelangsungan hidup bangsa Indonesia.  Hendaknya keanekaragaman  adat  istiadat  dan  cara  hidup  kita  harus  tetap  lestari  walaupun
banyak menerima pengaruh kebudayaan dari luar antara lain oleh para wisatawan luar.
Seperti  kita  ketahui  bahwa  Kota Medan  sungguh  sangat  mempunyai potensi yang besar di bidang kepariwisataan bila kita bandingkan dengan daerah
lain.  Apabila kita satu padukan peninggalan sejarah dan atraksi  lainnya seperti keanekaragaman,  kesenian-kesenian  daerah  maka  para  wisatawan  akan  lebih
tertarik dan tahan tinggal lebih lama di daerah yang dia kunjungi. Peninggalan  sejarah  dan  purbakala  ini  perlu  perawatan  dan  perbaikan
karena  sebagian  bangsa  yang  datang  berkunjung  ke  daerah  tujuan  wisata berkeinginan langsung melihat lebih dekat bagaimana dan di mana tempat-tempat
bangunan bersejarah itu terutama untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan studi perbandingan.
Keberhasilan  kita  dalam  mensukseskan  sektor  pariwisata  ini  tidaklah selalu  tergantung  ditangan  pemerintah  saja  yang  mengelolahnya.    Jika  kita
mengadakan evaluasi mengenai sejauh mana keberhasilan kita di sektor pariwisata ini, maka sektor pariwisata Indonesia khususnya Kota Medan belum memadai bila
dibandingkan  dengan  negara  tetangga,  maka  pemerintah  harus  memikirkan peraturan-peraturan atau kemudahan-kemudahan bagi lancarnya arus pemasukan
wisatawan luar negeri ke negara ini. Kebijakan  pemerintah  diharapkan  dapat  meningkatkan  arus  pemasukan
wisatawan-wisatawan  ke  Indonesia,  sebaliknya  dengan  menetapkan  tarif  baru
Universitas Sumatera Utara
fiskal  dengan  maksud  untuk  mebatasi  wisatawan-wisatawan  Indonesia  mengalir ke luar negeri yang akbiatnya dapat menipiskan devisa negara kita.
Di samping  itu,  pemerintah  merencanakan  akan  menambah  pintu  masuk baru  bagi  wisatawan  asing  dengan  maksud  untuk  mempermudah  wisatawan-
wisatawan  yang  menggunakan  angkutan  udara  singgah di  Indonesia  untuk menikmati keindahan alamnya serta adat istiadat tradisonal.
Dalam  hal  ini,  yang  dimaksud  dengan  hubungan  kepariwisataan  dan kebudayaan  di sini  adalah  kebudayaan  dalam  arti  luas,  tidak  hanya  meliputi
kebudayaan  tinggi  seperti  kesenian atau  perikehidupan  kraton  dan  sebagainya, akan tetapi juga meliputi adat istiadat dan segala kebiasaan yang hidup di  tengah-
tengah  suatu  masyarakat  seperti  :  pakainnya,  caranya  berbicara,  kegiatannya dipasar dan sebagainya. Pokoknya semua act dan artefact tingkah laku dan hasil
karya  suatu  masyarakat,  dan  tidak  hanya  kebudayan  yang  masih  hidup,  akan tetapi juga akan kebudayaan yang berupa peninggalan-peninggalan atau tempat-
tempat bersejarah berupa monumen-monumen atau museum. Karena luasnya kebudayaan, ada baiknya untuk membuat klasifikasi dari
apa saja yang termasuk dari kebudyaan itu. Klasifikasi tersebut dapat diwujudkan sebagai berikut menurut Soekadijo dalam bukunya Anatomi Pariwisata 1997: 54-
55 yaitu: 1. Kebudayaan warisan tourist heritage, semua berwujud artefact.
Artefact dari kebudayaan warisan itu ada yang terdapat ex situ di museum dan ada yang terdapat in situ di situs arkeologi dan meliputi peninggalan-peninggalan
Universitas Sumatera Utara
dari zaman prasejarah, zaman pengaruh India, zaman pengaruh Islam dan zaman pengaruh Barat.
2.  Kebudayaan  hidup  meliputi  kebudayaan  tradisional  dan  kebudayaan kontemporer.
Kebudayaan tradisional yang dimaksud sebagian berupa artefact dan terdapat di  museum,  dan  sebagian  lagi  berupa  adat  kebiasaan,  kesenian  dan  kerajinan
tradisional.    Sedangkan  kebudayaan  kontemporer  sebagian  berupa artefact dan terdapat  di  museum  modern  serta  di tengah-tengah  masyarakat,  dan  sebahagian
lagi berupa tata cara kehidupan modern, kesenian dan kerajinan temporer. Model  kebudayaan  itu  penting  untuk  wisatawan  yang  datang  menikmati
kebudayaan di suatu tempat kemudian pergi lagi ke tempat lain.  Dalam hal ini tentu  tidak  semua  wujud  kebudayaan  sama  menariknya  untuk  semua  tipe
wisatawan.  Di situs prasejarah tidak banyak  yang dapat dilihat oleh wisatawan tamasya, akan tetapi sebaliknya menarik sekali untuk wisatawan studi Soekadijo,
1997: 56.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV MUSEUM NEGERI PROVINSI SUMATERA UTARA
4.1 Pengertian Museum