Diabetes tipe 2 Resistensi insulin dengan defisiensi insulin yang relatif
Defek genetik pada fungsi sel β MODY, menyebabkan mutasi pada :
HNF-
4α MODY1
Glukokinase MODY2
HNF-
1α MODY3
IPF-1 MODY4
HNF-
1β MODY5
Neuro D1 MODY6 Mutasi DNA mitokondria
Defek genetik pada proses insulin atau kerja insulin Defek pada konversi proinsulin, mutasi gen insulin, mutasi reseptor insulin
Defek pada eksokrin pankreas Pankreatitis kronis, pankreatektomi, neoplasia, kista fibrosis, hemokromatosis,
fibrocalculous pancreatopathy Endokrinopati
Kelebihan hormon pertumbuhan akromegali, sindroma Cushing, hipertiroidisme, Pheochromocytoma, glukagonoma
Infeksi Cytomegalovirus, coxsackievirus B
Obat-obatan Glukokortikoid, hormon tiroid, agonis
β-adrenergik Sindroma genetik berhubungan dengan diabetes
Sindroma Down, sindroma Kleinfelter, sindroma Turner Gestational diabetes mellitus
Adapted from the Report of the ADA Expert Committee on the Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus. Diabetic Care 25 Suppl.1, 2002.
Robbins, Basic Pathology, 8
th
edition
2.1.3. Patogenesis DM tipe 1
Universitas Sumatera Utara
Diabetes tipe 1 merupakan satu penyakit autoimun di mana destruksi sel-sel pankreas disebabkan terutamanya oleh limfosit T breaksi terhadap antigen sel
β, menyebabkan terjadi reduksi massa sel β. Tetapi masih belum jelas bagaimana autoimun
ini bisa terjadi pada diabetes tipe ini. Seperti pada semua penyakit autoimun yang lain, kecenderungan genetik dan faktor lingkungan berperan penting dalam patogenesanya.
Diabetes tipe 1 kebanyakannya bermula pada usia anak-anak, bermanifestasi pada usia pubertas, dan berkembang seiring peningkatan usia. Kebanyakan individu dengan DM
tipe 1 bergantung dengan suplemen insulin eksogen untuk meneruskan kehidupan, dan tanpa insulin, dapat terjadi komplikasi metabolik yang berat seperti ketoasidosis akut dan
koma. Walaupun gejala klinis DM tipe 1 muncul secara tiba-tiba, namun penyakit ini
terjadi akibat daripada serangan autoimun yang kronik terhadap sel β yang umumnya
bermula beberapa tahun sebelum penyakit ini menimbulkan sebarang gejala. Manifestasi klasik dari penyakit ini hiperglikemi dan ketosis terjadi lebih lambat, selepas lebih dari
90 sel β rusak. Terdapat beberapa mekanisme yang menyumbang kepada terjadinya destruksi sel β, dan mekanisme imun ini bekerjasama dalam merusakkan sel β, sehingga
menimbulkan manifestasi klinis :
Limfosit T bereaksi terhadap antigen sel β dan menyebabkan kerusakan sel. Sel T
ini termasuklah sel T CD4+ dari subset T
H
Sitokin yang diproduksi secara lokal merusakkan sel β. Antara sitokin yang dapat
menyebabkan kerusakan sel adalah seperti IFN- γ, yang dihasilkan oleh sel T, dan
TNF dan interleukin-1, yang diproduksi oleh makrofag yang diaktivasi sewaktu reaksi imun.
1, yang mana menyebabkan kerusakan jaringan dengan cara aktivasi makrofag, dan limfosit T sitotoksik CD8+ yang
merusakkan sel β secara direk dan juga sekresi sitokin yang mengaktivasi makrofag. Pada kasus yang jarang, dijumpai lesi pada pankreas pada awal
stadium aktif penyakit ini di mana terjadi nekrosis sel pankreas dan infiltrasi limfosit. Lesi ini dipanggil insulitis.
Autoantibodi terhadap berbagai antigen sel β, termasuk insulin dan glutamic acid
decarboxylase, juga dideteksi dalam darah 70 hingga 80 pasien dan mungkin menyumbang kepada kerusakan sel pankreas.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4. Patogenesis DM tipe 2