Diagnosa Penatalaksanaan Tuberkulosis Paru 1. Definisi

udara bronkus, pada foto toraks tampak adanya pembesaran kelenjar limfe daerah hilus, pada trakea dan daerah leher. Di samping itu juga dapat tampak adanya infiltrat halus yang tersebar luas pada seluruh lapangan paru yang dikenal sebagai TB paru milier. Panas badan juga menjadi lebih tinggi, sering terjadi kejang-kejang oleh karena adnya meningitis. Infeksi primer tersebut setelah terbentuknya kekebalan tubuh yang spesifik, dapat sembuh dengan sendirinya, dengan meninggalkan atau tanpa meninggalkan bekas. Yang dimaksud bekas pada penyembuhan primer infeksi tersebut dapat berupa fibrotik dan kalsifikasi, sangat jarang dalam bentuk lainnya pada foto toraks. B. Reaksi tubuh terhadap tuberkulosa paru post primer • Keradangan endogen : fokus lama dorman mengalami kekambuhan • Infeksi baru dari luar Sebagai catatan, bahwa TB paru post primer sebagian besar berasal dari infeksi ulang, ditunjukkan adanya permulaan keradangan pada gambaran foto roentgen di daerah di bawah klavikula bukan pada puncak paru apek pulmonum. Pada gambaran patologi didapatkan 1 lobuler pneumonia, yang dalam perjalanan lebih lanjut dapat mengalami nekrosis dengan terbungkus kapsul dan sembuh dengan perkapuran, dapat juga sembuh sendiri sacara sempurna, dan dapat mengalami pengejuan perlunakan dan berakhir dengan pembentukan rongga cavity yang berdinding tebal = kaverne. Bentuk kaverne tersebut yang sering menimbulkan aneurisma Rasmussen dari cabang arteri pulmonari dan sering pecah menimbulkan batuk darah. Dapat juga menimbulkan bronkopleural fistel yang dapat terbuka atau tertutup sebelum ada pengobatan kemoterapi, 2 foki asinus, keadaan yang terjadi akibat penyebaran bronkogen dari kaverne tersebut atau karena proses penyembuhan yang menimbulkan jaringan ikat fibrosis. Ilmu Penyakit Paru, Airlangga University Press, 1989

2.2.5. Diagnosa

Semua suspek TB diperiksa 3 spesimen dahak dalam waktu 2 hari, yaitu sewaktu - pagi - sewaktu SPS. Diagnosis TB Paru pada orang dewasa ditegakkan dengan ditemukannya kuman TB BTA. Pada program TB nasional, penemuan BTA melalui pemeriksaan dahak mikroskopis merupakan diagnosis utama. Pemeriksaan lain seperti Universitas Sumatera Utara foto toraks, biakan dan uji kepekaan dapat digunakan sebagai penunjang diagnosis sepanjang sesuai dengan indikasinya. Pembacaan hasil preparat BTA skala IUATLD : Negatif : tidak ditemukan per 100 lapangan pandang LP Ditulis jumlah kuman : ditemuka n 1-9 BTA per 100 LP 1+ : ditemukan 10-99 BTA per 100 LP, 2+ : ditemukan 1-10 BTA per 1 LP, 3+ : ditemukan 10 BTA per 1 LP Tidak dibenarkan mendiagnosis TB hanya berdasarkan pemeriksaan foto toraks saja. Foto toraks tidak selalu memberikan gambaran yang khas pada TB paru, sehingga sering terjadi overdiagnosis. Gambaran kelainan radiologik Paru tidak selalu menunjukkan aktifitas penyakit. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, 2006

2.2.6. Penatalaksanaan

Tujuan utama penatalaksanaan TB adalah untuk menghalang penularan, mencegah kekambuhan dan untuk mengurangkan morbiditas dan kematian penderita TB. Empat obat utama yang digunakan sebagai first-line agents pada pengobatan TB adalah isoniazid, rifampisin, pirazinamid dan etambutol. Obat-obat ini diabsorpsi dengan baik secara oral, mencapai kadar puncak dalam plasma dalam masa 2-4 jam dan dieliminasi secara komplit dalam 24 jam. Obat-obat ini direkomendasi karena mempunyai aktivitas bakterisidal, sterilisasi, dan kadar resistensi obat yang rendah. Second-line agents yang digunakan adalah seperti Kanamisin, Tioacetazon, Quinolon, Makrolide dan lain-lain. Harrison’s Principles of Internal Medicine, 17 th edition Tabel 2.4. Jenis, Sifat dan Dosis OAT Jenis OAT Sifat Dosis yang direkomendasikan mgkg Harian 3x seminggu Isoniazid H Bakterisid 5 4-6 10 8-12 Rifampisin R Bakterisid 10 8-12 10 8-12 Universitas Sumatera Utara Pirazinamid Z Bakterisid 25 20-30 35 30-40 Streptomisin S Bakterisid 15 12-18 15 12-18 Etambutol E Bakteriostatik 15 15-20 30 20-35 Paduan OAT yang digunakan oleh Program Nasional Penanggulangan Tuberkulosis di Indonesia • Kategori 1 : 2HRZE4HR3. • Kategori 2 : 2HRZESHRZE5HR3E3. • Disamping kedua kategori ini, disediakan paduan obat sisipan HRZE Kategori-1 2HRZE 4H3R3 Paduan OAT ini diberikan untuk pasien baru: o Pasien baru TB paru BTA positif. o Pasien TB ekstra paru o Pasien TB paru BTA negatif foto toraks positif Kategori -2 2HRZES HRZE 5H3R3E3 Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang telah diobati sebelumnya: o Pasien kambuh o Pasien gagal o Pasien dengan pengobatan setelah default terputus Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, 2006

2.3. Infeksi TB pada DM