Epidemiologi Faktor resiko infeksi TB

Insulin Onset Peak Durasi Rapid-actinglispro,aspart,glulisine 0,5 0,5 – 2,5 3 – 4,5 Short-acting soluble reguler 0,5 -1 1 - 4 4 - 8 Intermediate-actingisophane,lente 1 - 3 3 - 8 7 - 14 Long-actingbovine ultralente 2 - 4 6 - 12 12 - 30 Long-actingglargine,detemir 1 - 2 Tiada 18 - 24 Davidson’s, 2006 2.2. Tuberkulosis Paru 2.2.1. Definisi TB paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh basil mikobakterium tuberkulosa Tipe Humanus jarang oleh Tipe M.Bovinus. TB paru merupakan penyakit infeksi penting saluran napas bagian bawah setelah eradikasi penyakit malaria. Basil mikobakterium tuberkulosa tersebut masuk ke dalam jaringan paru melalui saluran napas droplet infection sampai alveoli, terjadilah infeksi primer Ghon. Selanjutnya, menyebar ke kelenjar getah bening setempat dan terbentuklah Primer Kompleks Ranke; infeksi primer Ghon dan Primer Kompleks Ranke dinamakan TB primer, yang dalam perjalanan lebih lanjut sebagian besar akan mengalami penyembuhan. TB paru primer, keradangan terjadi sebelum tubuh mempunyai kekebalan spesifik terhadap basil mikobakterium tuberkulosa, yang kebanyakan didapat pada usia anak 1-3 tahun. Sedangkan yang disebut Tuberkulosa Post Primer reinfection adalah keradangan jaringan paru oleh karena terjadi penularan ulang yang mana di dalam tubuh terbentuk kekebalan spesifik terhadap basil TB tersebut. Ilmu Penyakit Paru, Airlangga University Press, 1989

2.2.2. Epidemiologi

Laporan WHO tahun 2004 menyatakan bahwa terdapat 8,8 juta kasus baru tuberkulosis pada tahun 2002, dimana 3,9 juta adalah kasus BTA positif. Sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman TB dan menurut regional WHO jumlah terbesar kasus TB terjadi di Asia Tenggara yaitu 33 dari seluruh kasus TB di dunia, namun bila dilihat dari jumlah penduduk terdapat 182 kasus per 100.000 penduduk. Di afrika hampir Universitas Sumatera Utara 2 kali lebih besar dai Asia Tenggara yaitu 350 per 100.000 penduduk. Indonesia masih menempati urutan ke 3 dunia untuk jumlah kasus TB setelah India dan China. Setiap tahun terdapat 250.000 kasus baru TB dan sekitar 140.000 kematian akibat TB. Di Indonesia, TB adalah pembunuh nomor satu diantara penyakit menular dan merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit jantung dan penyakit pernapasan akut pada seluruh kalangan usia. Tuberkulosis Pedoman Diagnosis Penatalaksanaan di Indonesia, 2002 Profil epidemiologi TB di Indonesia TB Unit of the WHO Regional Office for South-East Asia

2.2.3. Faktor resiko infeksi TB

Faktor-faktor yang erat hubungannya dengan terjadinya infeksi basil TB adalah: • Harus ada sumber penularan kasus terbuka dengan dahak menunjukkan adanya basil TB atau binatang yang menderita TB jarang. • Usia – Resiko infeksi TB rendah pada anak-anak namun meningkat secara mendadak dan paling tinggi pada usia 25-35 tahun. Hal ini karena kombinasi Universitas Sumatera Utara daripada peningkatan resiko infeksi apabila seseorang individu meningkat dewasa menjadi lebih independen, banyak aktiviti diluar rumah dan lebih bergaul dalam masyarakat P.D.O Davis, 2005 • Jumlah basil yang mempunyai kemampuan mengadakan terjadinya infeksi, cukup banyak dan terus-menerus. • Virulensi keganasan basil • Daya tahan tubuh yang menurun yang memungkinkan basil TB berkembang biak. Keadaan ini sangat berhubungan erat dengan faktor genetika, faktor faali, jenis kelamin, usia, faktor lingkungan seperti nutrisi, perumahan, dan pekerjaan. • Jenis kelamin - Pada abad pertengahan, kasus TB lebih tinggi pada perempuan berbanding laki-laki pada usia muda manakala pada kelompok usia yang lebih tua laki-laki menunujukkan kasus TB paru yang lebih tingi berbanding perempuan. Ini karena laki-laki banyak yang merokok dimana faktor ini merupakan resiko untuk infeksi TB paru. Manakala di UK pula menunjukkan kasus TB pada laki- laki pada usia yang lebih tua adalah 3 kali lipat berbanding pada perempuan. P.D.O Davis, 2005

2.2.4. Reaksi tubuh terhadap infeksi primer dan post primer