Patogenesis DM tipe 2 Diabetes mellitus 1. Definisi

2.1.4. Patogenesis DM tipe 2

Sementara telah banyak yang dipelajari bebrapa tahun yang lalu, namun patogenesis DM tipe 2 masih belum jelas. Pengaruh lingkungan, seperti gaya hidup dan tabiat pemakanan, memainkan peran dan berhubungan dengan obesitas. Walaubagaimanapun, faktor genetik memainkan peran penting berbanding pada DM tipe 1. Pada kembar monozigot, resikonya sebesar 50 hingga 90, sementara di kalangan first degree relatives yang mempunyai DM tipe 2, resikonya sebesar 20 hingga 40. Tidak seperti DM tipe 1, DM tipe 2 tidak berhubungan dengan gen yang terlibat dalam regulasi dan toleransi imun, dan tidak ada bukti yang mendukung autoimun pada penyakit ini. Terdapat 2 defek metabolik sebagai karakteristik DM tipe 2 seperti 1 penurunan kebolehan jaringan perifer untuk berespon terhadap terhadap insulin resistensi insulin dan 2 disfungsi sel β yang bermanifestasi sebagai sekresi insulin yang tidak adekuat. Pada kebanyakan kasus, resistensi insulin merupakan penyebab utama diikuti oleh disfungsi sel β. Resistensi Insulin Resistensi insulin didefinisikan sebagai resistensi terhadap efek dari insulin pada pengambilan, metabolisme, atau penyimpanan glukosa. Resistensi insulin merupakan karakteristik utama pada kebanyakan individu dengan DM tipe 2 dan juga merupakan temuan universal pada pasien diabetes yang obesitas.Bukti yang mengatakan bahwa resistensi insulin berperan penting dalam patogenesis DM tipe 2 boleh diambil dari temuan 1 resistensi insulin sering terdeteksi 10 hingga 20 tahun sebelum gejala diabetes muncul, dan 2 pada penelitian prospektif, resistensi insulin merupakan prediktor terbaik untuk melihat progresi terjadinya diabetes. Resistensi insulin merupakan satu fenomena yang kompleks, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan dan genetik. Disfungsi sel β Disfungsi sel β pada DM tipe 2 merujuk kepada hilangnya kebolehan sel-sel ini untuk beradaptasi terhadap resistensi insulin perifer dan peningkatan sekresi insulin untuk jangka masa yang panjang. Pada keadaan resistensi insulin, sekresi insulin pada mulanya tinggi untuk setiap kadar glukosa. Keadaan hiperinsulinemi ini merupakan mekanisme kompensasi terhadap resistensi perifer dan biasanya bisa mempertahankan kadar gula Universitas Sumatera Utara darah normal selama beberapa tahun. Penyebab utama kegagalan adaptasi sel β masih belum jelas. Tetapi ada anggapan bahwa beberapa mekanisme yang mungkin berperan termasuk efek samping daripada FFA yang banyak dalam sirkulasi lipotoksisitas atau hiperglikemi kronik glukotoksisitas. Disfungsi sel β pada DM tipe 2 merangkumi aspek kualitatif dan kuantitatif. • Disfungsi sel β kualitatif pada mulanya bermanifestasi sebagai abnormalitas yang kurang jelas, seperti hilangnya pulsasi normal, gangguan sekresi insulin, dan berkurangnya sekresi insulin yang tinggi yang biasanya dipicu oleh peningkatan glukosa dalam darah. Semakin lama, defek pada sekresi insulin ini berkembang dan walaupun masih ada sekresi insulin basal, namun ianya tidak adekuat untuk mengatasi resistensi insulin. • Disfungsi sel β kuantitatif pula bermanifestasi sebagai penurunan massa sel β, degenerasi sel-sel pankreas, dan penumpukan amiloid pankreas. Protein amiloid pankreas amilin merupakan karakteristik utama pada penderita DM tipe 2 dan ditemukan pada lebih 90 pada pankreas penderita DM yang diperiksa. Amiloidosis pankreas berhubungan dengan penurunan massa sel β, walupun masih belum dapat dipastikan sama ada amiloid adalah penyebab ataupun akibat daripada kerusakan sel pada DM tipe 2. Dalam konteks ini, penting untuk perhatikan bahwa walaupun massa sel β ”normal” pada pasien diabetes, tetapi sebenarnya masih menunjukkan reduksi relatif karena pada keadaan normal, seharusnya terjadi hiperplasia sebagai kompensasi terhadap resistensi insulin.

2.1.5. Kriteria diagnostik DM tipe 2