Sedangkan menurut World Health Organization WHO International Society of Hypertension ISH 2003, klasifikasi tekanan darah tinggi terbagi
menjadi kelompok optimal, normal, high normal, hipertensi derajat 1 ringan, hipertensi derajat 2 sedang, hipertensi derajat 3 berat, dan hipertensi sistolik
yang terisolasi.
Tabel 2.2. Klasifikasi tekanan darah tinggi menurut WHO-ISH 2003
Classification Systolic Blood Diastolic Blood Pressure mmHg Pressure mmHg
Optimal 120 80 Normal 130 85
High-Normal 130-139 85-89 Grade 1 Hypertension mild 140-159 90-99
Subgroup: Borderline 140-159 90-94 Grade 2 Hypertension moderate 160-179 100-109
Grade 3 Hypertension severe ≥ 180 ≥ 110
Isolated Systolic Hypertension ≥ 140 90
Subgroup: Borderline 140-149 90
2.2. Anatomi Vaskularisasi Otak
Otak diperdarahi oleh dua arteri karotis interna dan dua arteri vertebralis. Dengan kata lain, daerah arteri yang disuplai ke otak berasal dari dua arteri karotis
interna dan dua arteri vertebralis serta meluas ke sistem percabangan. Karotis interna dibentuk dari percabangan dua karotis dan memberikan sirkulasi darah
otak bagian anterior. Arteri-arteri vertebralis adalah cabang dari arteri subklavia yang mengalir ke belakang bagian vertikal dan masuk tengkorak melalui foramen
magnum, lalu saling berhubungan menjadi arteri basilaris pada batang otak. Arteri vertebrobasilaris paling banyak memperdarahi otak bagian posterior. Arteri
basilaris terbagi menjadi dua cabang pada arteri serebralis bagian posterior Batticaca, 2008.
Pada dasar otak di sekitar kelenjar hipofisis terdapat sebuah lingkaran arteri terbentuk di antara rangkaian arteri karotis interna dan arteri vertebralis.
Lingkaran ini disebut sirkulus Willisi yang dibentuk dari cabang-cabang arteri karotis interna, arteri serebral anterior dan arteri serebral bagian tengah, dan arteri
penghubung anterior dan posterior. Aliran darah dari sirkulus Willisi secara langsung mempengaruhi sirkulasi anterior dan posterior serebral, arteri-arteri pada
sirkulus Willisi memberi jalur alternatif pada aliran darah jika salah satu peran arteri mayor tersumbat Batticaca, 2008.
Anastomosis arterial sepanjang sirkulus Willisi merupakan daerah yang sering mengalami aneurisma, yang biasanya bersifat kongenital. Aneurisma dapat
terjadi jika tekanan darah meningkat yang dapat menyebabkan dinding arteri menggelembung keluar seperti balon. Aneurisma yang berdekatan dengan struktur
serebral dapat menyebabkan penekanan struktur serebral, seperti penekanan khiasma optikum yang menyebabkan gangguan penglihatan. Jika arteri tersumbat
karena spasme vaskular, emboli, atau trombus, maka dapat menyebabkan sumbatan aliran darah ke distal neuron-neuron sehingga mengakibatkan sel-sel
neuron cepat nekrosis. Keadaan ini menyebabkan stroke cedera serebrovaskular- cerebrovascular accident atau infark. Pengaruh sumbatan pembuluh darah
bergantung pada pembuluh darah dan daerah otak yang terserang Batticaca, 2008.
Gambar 2.1. Skema sirkulus willisi, arteri pada otak, dan batang otak Tubbs,
2011.
2.3. Stroke 2.3.1. Definisi Stroke