Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Lanjutan Tabel 5.13. Variance 1 2 3 4 67.184 8.617 6.229 4.225 Skor Faktor Variabel X45 43.19931 5.023711 0.629129 -0.95485 0.555 X46 25.5971 5.377008 2.167692 0.9802 0.396

5.5. Pembahasan

Kapasitas individu, partisipasi penganggaran, komitmen organisasi dan kesenjangan anggaran di SKPD di Kabupaten Langkat terbukti saling mempengaruhi, hal ini dapat diketahui dari nilai KMO Adequancy sebesar 0,779, dimana nilai tersebut diatas 0,5 dan nilai Bartlett’s yang diperoleh sebesar 313,538 dengan signifikansi 0,00 dibawah 0,05. Dengan mengingkatnya kapasitas individu maka akan meningkatkan partisipasi anggaran dan dengan meningkatkan partisipasi penganggaran akan meningkatkan komitmen organisasi. Indikator paling dominan dalam menentukan kapasitas individu, partisipasi penganggaran, komitmen organisasi dan kesenjangan anggaran adalah Inisiatif X12. Hal ini dapat diketahui dari skor faktor yang terdapat pada tabel 5.13, nilai indikator menetapkan merupakan nilai yang paling terbesar yaitu 0,771. Hal ini berarti dengan meningkatkan inisiatif para pejabat yang ikut serta dalam penyusunan dan pelaksanaan anggaran akan meningkatkan kapasitas individu, partisipasi penganggaran, dan komitmen organisasi serta menurunkan kesenjangan anggaran di SKPD Kabupaten Langkat. Universitas Sumatera Utara Sedangkan indikator yang paling kecil dalam menentukan Kapasitas Individu, Partisipasi Penganggaran, Komitmen Organisasi dan Kesenjangan Anggaran adalah Memperbagus Anggaran X44. Hal ini dapat diketahui dari nilai skor faktor indikator memperbagus anggaran merupakan nilai yang paling terkecil yaitu 0,001738044. Hal ini berarti kualitas kerja tidak memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kapasitas individu, partisipasi penganggaran, komitmen organisasi dan kesenjangan anggaran di SKPD Kabupaten Langkat. Dari Tabel 5.13, dapat diketahui indikator paling dominan dari setiap variabel penelitian. Indikator yang paling dominan dari variabel Kapasitas Individu adalah Inisiatif X12, hal ini berarti dengan inisiatif yang baik maka kapasitas individu pejabat penyusun anggaran di SKPD Kabupaten Langkat akan semakin baik. Indikator yang paling dominan dalam variabel Partisipasi Penganggaran adalah Terpenuhinya kebutuhan X24, hal ini berarti dengan terpenuhinya kebutuhan akan meningkatkan partisipasi penganggaran. Sedangkan indikator yang paling dominan dalam variabel Komitmen Organisasi adalah Menerima tujuan organisasi X32, hal ini berarti dengan semakin baiknya karyawan SKPD dalam hal penerimaan tujuan organisasi maka akan meningkatkan komitmen organisasi. Selain itu indikator yang peling dominan dalam variabel Kesenjangan Anggaran adalah Sasaran anggaran X45, hal ini berarti dengan semakin baiknya sasaran anggaran dalam pelaksanaan anggaran maka akan menurunkan kesenjangan anggaran para pejabat SKPD di Kabupaten Langkat. Universitas Sumatera Utara Indikator yang tidak mempunyai arti juga dapat diketahui pada Tabel 5.13. Untuk variabel Kapasitas Individu, indikator Kualitas kerja X17 tidak mempunyai arti terhadap variabel Kapasitas Individu. Indikator dorongan yang kuat untuk Menyelesaikan tugas X23 tidak mempunyai arti terhadap Partisipasi Penganggaran. Indikator percaya terhadap Instansi X31 juga tidak mempunyai arti terhadap variabel Komitmen Organisasi sedangkan indikator Memperbagus anggaran X44 juga tidak mempunyai arti terhadap variabel Kesenjangan Anggaran. Dari hasil penelitian ini dapat dibuat 5 lima pengelompokan variabel yang baru dalam faktor, yaitu: Faktor 1 : Kemampuan untuk belajar X1.1, Inisiatif X1.2, Kesempatan untuk mengembangkan diri X1.3, Pelatihan X1.4, Komunikasi X1.5, Kerjasama X1.6, Kehandalan X1.8, Tercapainya tujuan pelaksanaan tugas sesuai dengan yang diharapkan X2.1, Kesesuaian fasilitas dengan yang diharapkan X2.2, Terpenuhinya kebutuhan X2.4, Penghargaan atas keberhasilan X2.5, Menentukan batas waktu pengerjaan X2.7, Penyusunan anggaran X2.8, Pengelolaan anggaran X2.9, Pelaporan anggaran X2.10, Menerima tujuan instansi X3.2, Rela berusaha untuk mencapai tujuan instansi X3.3, Memiliki keinginan yang kuat untuk tetap bekerja di instansi sekarang X3.4, Sasaran anggaran X4.5. Faktor 2 : Tanggungjawab X4.1, Pelaksanaan tugas X4.3, Memperbagus anggaran X4.4, Rincian anggaran X4.6 Universitas Sumatera Utara Faktor 3 : Kualitas kerja X17 Dorongan yang kuat untuk menyelesaikan tugas X2.3, Menyusun rencana pencapaian tugas X2.6, Percayakepada instansi X3.1 Faktor 4 : Kesesuaian X4.2. Universitas Sumatera Utara

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

1. Kapasitas individu, partisipasi penganggaran, komitmen organisasi dan kesenjangan anggaran di SKPD di Kabupaten Langkat terbukti saling mempengaruhi, hal ini dapat diketahui dari nilai KMO Adequancy sebesar 0,779, dimana nilai tersebut diatas 0,5 dan nilai Bartlett’s yang diperoleh sebesar 313,538 dengan signifikansi 0,00 dibawah 0,05. Dengan mengingkatnya kapasitas individu maka akan meningkatkan partisipasi anggaran dan dengan meningkatkan partisipasi penganggaran akan meningkatkan komitmen organisasi. 2. Indikator paling dominan dalam menentukan kapasitas individu, partisipasi penganggaran, komitmen organisasi dan kesenjangan anggaran adalah inisiatif X12. Hal ini dapat diketahui dari skor faktor yang terdapat pada Tabel 5.13, nilai indikator menetapkan merupakan nilai yang paling terbesar yaitu 0,771. Hal ini berarti dengan meningkatkan inisiatif para pejabat yang ikut serta dalam penyusunan dan pelaksanaan anggaran akan meningkatkan kapasitas individu, partisipasi penganggaran, dan komitmen organisasi serta menurunkan kesenjangan anggaran di SKPD Kabupaten Langkat. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Partisipasi Penganggaran dan Pengawasan Intern terhadap Kinerja Unit Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Pandeglang

0 4 1

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI, PARTISIPASI ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, DAN SISTEM PENGENDALIAN AKUNTANSI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

0 5 98

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING.

0 3 13

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, BUDGET EMPHASIS Pengaruh Partisipasi Anggaran, Budget Emphasis, Kompleksitas Tugas, Dan Komitmen Organisasi Terhadap Slack Anggaran (Studi Kasus Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta).

0 1 17

PENDAHULUAN Pengaruh Partisipasi Anggaran, Budget Emphasis, Kompleksitas Tugas, Dan Komitmen Organisasi Terhadap Slack Anggaran (Studi Kasus Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta).

0 4 8

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, GAYA KEPEMIMPINAN, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KESENJANGAN Pengaruh Partisipasi Anggaran, Gaya Kepemimpinan, Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kesenjangan Anggaran (Studi Kasus Pada Pdam Kota Salatiga).

0 1 14

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KESENJANGAN ANGGARAN PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KESENJANGAN ANGGARAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI SURAKARTA.

0 0 14

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN, PENEKANAN ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI DAN KETIDAKPASTIAN Pengaruh Partisipasi Penganggaran, Penekanan Anggaran, Komitmen Organisasi Dan Ketidakpastian Lingkungan Terhadap Budgetary Slack Pada Bank Perkreditan Rakyat (

0 0 16

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, GAYA KEPEMIMPINAN, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KESENJANGAN Pengaruh Partisipasi Anggaran, Gaya Kepemimpinan, Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kesenjangan Anggaran (Studi Kasus Pada Pdam Kota Surakarta).

0 0 14

View of PENGARUH KINERJA MANAJERIAL TERHADAP PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KOMITMEN ORGANISASI PADA LIMA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAHAN KOTA KUPANG

0 0 7