Total Variance Explained . Interpretasi Hasil Analisis Faktor 1. Communalities

X.1.8 1.000 .989 X.2.1 1.000 .982 Lanjutan Tabel 5.8. Initial Extraction X.2.2 1.000 .881 X.2.3 1.000 .759 X.2.4 1.000 .989 X.2.5 1.000 .853 X.2.6 1.000 .857 X.2.7 1.000 .972 X.2.8 1.000 .902 X.2.9 1.000 .974 X.2.10 1.000 .670 X.3.1 1.000 .883 X.3.2 1.000 .932 X.3.3 1.000 .925 X.3.4 1.000 .815 X.4.1 1.000 .636 X.4.2 1.000 .625 X.4.3 1.000 .735 X.4.4 1.000 .927 X.4.5 1.000 .816 X.4.6 1.000 .709 Extraction Method: Principal Component Analysis.

5.3.2. Total Variance Explained

Dari Tabel communalities dinyatakan bahwa terdapat sebanyak 28 variabel yang dapat diteruskan untuk analisis faktor, maka akan terdapat 28 component atau 28 faktor awal yang diusulkan dalam analisis faktor. Kemampuan setiap faktor menjelaskan atau mewakili variabel-variabel penelitian, ditunjukkan dengan besa varians yang dijelaskan atau initial eigenvalue. Komponen atau faktor yang akan Universitas Sumatera Utara dipilih adalah faktor dengan nilai eigenvalue lebih besar dari 1, dimana hanya faktor yang mampu menjelaskan variabel dengan baik saja. Pada Tabel 5.9, dari 28 komponen hanya 4 faktor yang terbentuk karena nilai eigenvalue yang lebih besar dari 1. Sedangkan 23 faktor lainnya tidak diikutsertakan dalam analisis faktor karena tidak mampu menjelaskan variabel dengan baik. Pada kolom extraction sums of squared loadings, terdapat kolom of variance yang menunjukkan persentase varians yang dapat dijelaskan oleh faktor, sementara cumulative merupakan persentase varians yang dijelaskan oleh setiap faktor. Dari 4 faktor yang terbentuk akan mampu menjelaskan varians secara total sebesar 86,256 variabel. Jika hanya 1 faktor faktor pertama maka hanya dapat menjelaskan varians total variabel sebesar 67,184 . Tabel 5.9 Total Variance Explained Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Rotation Sums of Squared Loadings Com pone nt Total of Variance Cumulative Total of Variance Cumulative Total of Variance Cumul ative 1 18.812 67.184 67.184 18.812 67.184 67.184 13.778 49.207 49.207 2 2.413 8.617 75.801 2.413 8.617 75.801 4.204 15.014 64.221 3 1.744 6.229 82.030 1.744 6.229 82.030 4.139 14.783 79.004 4 1.183 4.225 86.256 1.183 4.225 86.256 2.031 7.252 86.256 5 .863 3.081 89.337 6 .851 3.040 92.377 7 .683 2.439 94.815 8 .361 1.288 96.103 9 .305 1.088 97.191 10 .187 .669 97.860 11 .149 .533 98.392 12 .138 .494 98.886 Universitas Sumatera Utara Lanjutan Tabel 5.9. Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Rotation Sums of Squared Loadings Com pone nt Total of Variance Cumulative Total of Variance Cumulative Total of Variance Cumul ative 13 .089 .318 99.204 14 .059 .211 99.415 15 .050 .179 99.595 16 .043 .152 99.757 17 .028 .101 99.848 18 .013 .048 99.896 19 .011 .041 99.937 20 .007 .023 99.960 21 .006 .020 99.980 22 .003 .012 99.992 23 .001 .004 99.996 24 .001 .003 99.998 25 .000 .001 100.000 26 .000 .000 100.000 27 6.765E -16 2.416E- 15 100.000 28 1.402E -18 5.007E- 18 100.000

5.3.3 .

Component Matrix, Rotated Component Matrix dan Component Transformation Matrix Setelah membuang faktor yang memiliki eigenvalue kurang dari 1 maka hanya akan ada 4 empat faktor baru yang terbentuk dalam analisis faktor, sehingga pada Tabel 5.10 component matrix akan terdapat 4 empat kolom component. Nilai- nilai yang terdapat dalam kolom tersebut menunjukkan factor Extraction Method: Principal Component Analysis. Universitas Sumatera Utara loading, dimana factor loading ini menunjukkan korelasi antara satu variabel dengan faktor yang terpilih. Nilai factor loading yang besar menunjukkan variabel tersebut masuk dalam komponen faktor yang terbentuk. Tabel 5.10. Component Matrix Component 1 2 3 4 X.1.1 .937 -.074 -.253 .151 X.1.2 .961 -.192 -.139 .077 X.1.3 .938 -.165 -.178 .046 X.1.4 .942 .017 -.186 -.082 X.1.5 .887 .166 -.295 .120 X.1.6 .961 -.191 -.094 .054 X.1.7 .618 .361 -.246 -.185 X.1.8 .967 -.192 -.117 .063 X.2.1 .958 -.192 -.150 .075 X.2.2 .892 -.189 .185 .122 X.2.3 .635 .389 -.432 -.136 X.2.4 .967 -.192 -.117 .063 X.2.5 .879 -.178 -.192 .111 X.2.6 .705 .441 -.242 -.326 X.2.7 .966 -.189 -.057 -.006 X.2.8 .915 -.104 .152 -.176 X.2.9 .957 -.189 -.047 .143 X.2.10 .749 -.125 .289 .100 X.3.1 .616 .416 .146 -.556 X.3.2 .905 -.107 .290 -.135 X.3.3 .863 -.086 .311 -.277 X.3.4 .826 -.001 .205 -.301 X.4.1 .590 .421 .305 .132 X.4.2 .239 .563 -.299 .403 X.4.3 .575 .238 .479 .343 X.4.4 .433 .786 .248 .245 X.4.5 .770 -.170 .435 .065 X.4.6 .713 .372 .230 .100 Pada Tabel 5.10 dapat diketahui bahwa nilai korelasi variabelnya masih sangat merata, dimana besar korelasi suatu variabel di komponen faktor yang satu Universitas Sumatera Utara masih relatif sama dengan besar korelasi variabel tersebut pada komponen faktor lainnya. Untuk itu dilakukan rotasi pada dimensi faktor, sehingga diperoleh matrik rotated component seperti pada Tabel 5.11. Rotasi dilakukan dengan metode varimax, dimana rotasi varimax dipilih karena lebih mudah dianalisis secara teori. Tabel 5.11. Rotated Component Matrix Component 1 2 3 4 X.1.1 .894 .167 .249 .284 X.1.2 .936 .198 .240 .111 X.1.3 .907 .160 .274 .129 X.1.4 .805 .190 .464 .174 X.1.5 .740 .201 .376 .431 X.1.6 .923 .228 .251 .074 X.1.7 .364 .127 .595 .323 X.1.8 .934 .213 .250 .091 X.2.1 .936 .188 .242 .116 X.2.2 .816 .441 .133 -.052 X.2.3 .411 .012 .605 .474 X.2.4 .934 .213 .250 .091 X.2.5 .877 .141 .196 .159 X.2.6 .376 .153 .775 .302 X.2.7 .909 .242 .294 .021 X.2.8 .755 .370 .417 -.144 X.2.9 .922 .289 .175 .097 X.2.10 .640 .489 .110 -.100 X.3.1 .197 .349 .847 -.068 X.3.2 .726 .486 .359 -.201 X.3.3 .654 .454 .459 -.284 X.3.4 .601 .383 .521 -.190 X.4.1 .244 .666 .289 .223 X.4.2 .051 .193 .104 .758 X.4.3 .316 .787 .006 .129 X.4.4 -.035 .739 .329 .522 X.4.5 .643 .583 .101 -.226 X.4.6 .381 .624 .348 .232 Universitas Sumatera Utara Dari Tabel 5.11 dapat dikelompokan variabel ke dalam faktor yang baru terbentuk. Berikut adalah kelompok variabel dalam faktor tersebut : Faktor 1 : Kemampuan untuk belajar X1.1, Inisiatif X1.2, Kesempatan untuk mengembangkan diri X1.3, Pelatihan X1.4, Komunikasi X1.5, Kerjasama X1.6, Kehandalan X1.8, Tercapainya tujuan pelaksanaan tugas sesuai dengan yang diharapkan X2.1, Kesesuaian fasilitas dengan yang diharapkan X2.2, Terpenuhinya kebutuhan X2.4, Penghargaan atas keberhasilan X2.5, Menentukan batas waktu pengerjaan X2.7, Penyusunan anggaran X2.8, Pengelolaan anggaran X2.9, Pelaporan anggaran X2.10, Menerima tujuan instansi X3.2, Rela berusaha untuk mencapai tujuan instansi X3.3, Memiliki keinginan yang kuat untuk tetap bekerja di instansi sekarang X3.4, Sasaran anggaran X4.5. Faktor 2 : Tanggungjawab X4.1, Pelaksanaan tugas X4.3, Memperbagus anggaran X4.4, Rincian anggaran X4.6 Faktor 3 : Kualitas kerja X17 Dorongan yang kuat untuk menyelesaikan tugas X2.3, Menyusun rencana pencapaian tugas X2.6, Percayakepada instansi X3.1 Faktor 4 : Kesesuaian X4.2. Component transformation matrix adalah matrik pengali dari component matrix menjadi rotated component matrix, rumus mencari rotated component matrix sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Rotated component matrix = Component matrix x Component transformation matrix Tabel 5.12. Component Transformation Matrix Component 1 2 3 4 1 .835 .375 .388 .111 2 -.486 .394 .490 .607 3 -.211 .787 -.147 -.561 4 .152 .291 -.767 .552 Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.

5.4. Pengujian Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Partisipasi Penganggaran dan Pengawasan Intern terhadap Kinerja Unit Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Pandeglang

0 4 1

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI, PARTISIPASI ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, DAN SISTEM PENGENDALIAN AKUNTANSI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

0 5 98

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING.

0 3 13

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, BUDGET EMPHASIS Pengaruh Partisipasi Anggaran, Budget Emphasis, Kompleksitas Tugas, Dan Komitmen Organisasi Terhadap Slack Anggaran (Studi Kasus Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta).

0 1 17

PENDAHULUAN Pengaruh Partisipasi Anggaran, Budget Emphasis, Kompleksitas Tugas, Dan Komitmen Organisasi Terhadap Slack Anggaran (Studi Kasus Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta).

0 4 8

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, GAYA KEPEMIMPINAN, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KESENJANGAN Pengaruh Partisipasi Anggaran, Gaya Kepemimpinan, Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kesenjangan Anggaran (Studi Kasus Pada Pdam Kota Salatiga).

0 1 14

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KESENJANGAN ANGGARAN PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KESENJANGAN ANGGARAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI SURAKARTA.

0 0 14

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN, PENEKANAN ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI DAN KETIDAKPASTIAN Pengaruh Partisipasi Penganggaran, Penekanan Anggaran, Komitmen Organisasi Dan Ketidakpastian Lingkungan Terhadap Budgetary Slack Pada Bank Perkreditan Rakyat (

0 0 16

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, GAYA KEPEMIMPINAN, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KESENJANGAN Pengaruh Partisipasi Anggaran, Gaya Kepemimpinan, Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kesenjangan Anggaran (Studi Kasus Pada Pdam Kota Surakarta).

0 0 14

View of PENGARUH KINERJA MANAJERIAL TERHADAP PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KOMITMEN ORGANISASI PADA LIMA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAHAN KOTA KUPANG

0 0 7