Pengolahan Data Analisis Data Karakteristik Responden

c. Tingkat sikap kurang jika responden menjawab pertanyaan dengan total skor 8.

3.8. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan secara manual dengan bantuan komputer, dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Editing, memeriksa kembali data yang telah dikumpulkan. 2. Koding, mengklasifikasikan jawaban menurut macamnya dengan memberi kode tertentu. 3. Entri data

3.9. Analisis Data

Data di analisis dengan menggunakan uji statistik yaitu Paired Sample T-test untuk melihat perbedaan sebelum dan sesudah perlakuan. Penarikan kesimpulan yang dilakukan didasarkan pada taraf signifikansi p0,05. Analisis hasil juga dilakukan dengan cara distribusi frekuensi, tabel dan grafik kemudian diinterpretasikan untuk menjawab tujuan penelitian sebagai kesimpulan penelitian. BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian

4.1.1. Letak Geografis

Daerah penelitian adalah Desa Serdang Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo, Desa Serdang memiliki luas wilayah adalah 728 Ha, dimana Desa Serdang merupakan daerah pertanian dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:  Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang  Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Pertumbuken  Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Barusjahe  Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Penampen

4.1.2. Data Demografi

A. Jumlah Penduduk Jumlah penduduk di Desa Serdang Kecamatan Barusjahe pada tahun 2010 sebanyak 862 jiwa. B. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin di Desa Serdang dapat dilihat pada table 4.1 berikut : Table 4.1. Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Serdang Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo Tahun 2010 No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase50 1. Laki-laki 431 50,0 2. Perempuan 431 50,0 Jumlah 862 100 Sumber : Profil Desa Serdang Kecamatan Barusjahe Tahun 2010 Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa penduduk yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 431 jiwa 50 dan jenis kelamin perempuan sebanyak 431 jiwa 50 . C. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Table 4.2. Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan di Desa Serdang Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo Tahun 2010 No. Pekerjaan Jumlah Persentase 1. Petani 457 53,0 2. Wiraswasta 8 0.9 3. PNS 10 1.2 4. Tidak Bekerja 382 44.3 5. Lainnya 5 0.6 Jumlah 862 100 Sumber : Profil Desa Serdang Kecamatan Barusjahe Tahun 2010 Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa penduduk Desa Serdang paling banyak bekerja sebagai petani yaitu sebanyak 457 jiwa 53,0 dan penduduk yang paling sedikit adalah yang memiliki pekerjaan lainnya seperti supir atau pekerjaan tidak tetap ada sebanyak 5 orang 0,6. D. Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama Distribusi penduduk Desa Serdang berdasarkan agama dapat dilihat pada table 4.3 berikut: Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Agama di Desa Serdang Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo Tahun 2010 No. Agama Jumlah Persentase 1. Protestan 509 59,0 2. Katolik 313 36,3 3. Islam 40 4,6 Jumlah 862 100 Sumber : Profil Desa Serdang Kecamatan Barusjahe Tahun 2010 Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa penduduk Desa Serdang paling banyak adalah menganut agama Protestan sebanyak 509 jiwa 59 dan penduduk yang paling sedikit adalah menganut agama Islam yaitu sebanyak 40 jiwa 4,6 . E. Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku Distribusi penduduk berdasarkan suku bangsa di Desa Serdang Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut : Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa di Desa Serdang Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo Tahun 2010 No. Suku Bangsa Jumlah Persentase 1. Karo 848 98,4 2. Jawa 7 0,8 3. Batak 3 0,3 4. Nias 3 0,3 5. Mandailing 1 0,1 Jumlah 862 100 Sumber : Profil Desa Serdang Kecamatan Barusjahe Tahun 2010 Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa penduduk di Desa Serdang Kecamatan Barusjahe memiliki 5 jenis suku yaitu suku Karo, Jawa, Batak, Nias, dan Mandailing. Penduduk yang paling banyak adalah suku Karo yaitu sebanyak 848 jiwa 98,4 , sedangkan penduduk yang paling sedikit adalah suku Mandailing sebanyak 1 jiwa 0,1 .

4.2. Data Karakteristik Responden

4.2.1. Jenis Kelamin Responden

Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin di Desa Serdang Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut : Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Serdang Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo Tahun 2011 Jenis Kelamin Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol Jumlah Jumlah Jumlah Laki-Laki 19 95,0 18 90 37 92,5 Perempuan 1 5,0 2 10 3 7,5 Jumlah 20 100 20 100 40 100 Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa responden pada penelitian ini lebih banyak berjenis kelamin laki-laki dari pada berjenis kelamin perempuan yaitu jenis kelamin laki-laki sebanyak 19 orang 95 pada kelompok intervensi dan 18 orang 90 pada kelompok kontrol. Sedangkan jenis kelamin perempuan sebanyak 1 orang 5 pada kelompok intervensi dan 2 orang 10 pada kelompok kontrol. Untuk keseluruhan responden dari 40 responden terdiri dari 37 orang 92,5 yang berjenis kelamin laki-laki dan 3 orang 7,5 jenis kelamin perempuan.

4.2.2. Umur Responden

Distribusi responden berdasarkan umur di Desa Serdang Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut : Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di Desa Serdang Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo Tahun 2011 Umur Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol Jumlah Jumlah Jumlah 20-29 3 15,0 3 15,0 6 15,0 30-39 8 40,0 6 30,0 14 35,0 40-49 7 35,0 9 45,0 16 40,0 50-59 1 5,0 2 10,0 3 7,5 60-69 1 5,0 - - 1 2,5 Jumlah 20 100 20 100 40 100 Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa responden yang terbanyak pada kelompok intervensi ada pada kelompok umur 30-39 dengan jumlah 8 orang 40 dan pada kelompok kontrol ada pada kelompok umur 40-49 dengan jumlah 9 orang 45. Sedangkan paling sedikit pada kelompok intervensi adalah pada kelompok umur 50-59 dan 60-69 dengan jumlah masing-masing 1 orang 5 serta pada kelompok kontrol adalah pada kelompok umur 50-59 dengan jumlah 2 orang 10. Untuk keseluruhan responden dari 40 responden paling banyak pada kelompok umur 40-49 dengan jumlah 16 orang 40 dan yang paling sedikit pada kelompok umur 60-69 dengan jumlah 1 orang 2,5.

4.2.3. Tingkat Pendidikan Responden

Tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada tabel 4.7berikut : Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan di Desa Serdang Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo Tahun 2011 Pendidikan Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol Jumlah Jumlah Jumlah Tamat SD 7 35,0 5 25,0 12 30,0 Tamat SLTP 5 25,0 7 35,0 12 30,0 Tamat SLTA 8 40,0 7 35,0 15 37,5 Tamat PTAkademi - - 1 5,0 1 2,5 Jumlah 20 100 20 100 40 100 Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa responden yang paling banyak memiliki tingkat pendidikan SLTA pada kelompok intervensi yaitu 8 orang 40 dan pada kelompok kontrol dengan tingkat pendidikan SLTP dan SLTA yang masing-masing berjumlah 7 orang 35. Sedangkan yang paling sedikit memiliki pendidikan SLTP sebanyak 5 orang 25 pada kelompok intervensi dan pendidikan tamat PTAkademi sebanyak 1 orang 5 pada kelompok kontrol. Untuk keseluruhan responden yang terdiri dari 40 orang paling banyak memiliki pendidikan SLTA yaitu sebanyak 15 orang 37,5 dan paling sedikit memiliki pendidikan tamat PTAkademi yaitu sebanyak 1 orang 2,5.

4.2.4. Lamanya Bekerja

Lamanya responden bekerja dalam hal penggunaan pestisida dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut : Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lamanya Bekerja di Desa Serdang Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo Tahun 2011 Lamanya Bekerja Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol Jumlah Jumlah Jumlah 1-10 6 30 10 50 16 40,0 11-20 11 55 8 40 19 47,5 21-30 3 15 2 10 5 15,5 Jumlah 20 100 20 100 40 100 Berdasarkan tabel 4.8 maka dapat diketahui bahwa responden yang terbanyak pada kelompok intervensi sebanyak 11 orang 55 dengan lama bekerja dalam hal penggunaan pestisida adalah dari 11 tahun sampai 20 tahun, sedangkan pada kelompok kontrol responden yang terbanyak yaitu 10 orang 50 dengan lama bekerja dalam hal penggunaan pestisida adalah dari 1 tahun sampai 10 tahun. Responden pada kelompok intervensi yang paling sedikit berjumlah 3 orang 15 dan kelompok kontrol dengan jumlah 2 orang 10 dengan lama bekerja dalam penggunaan pestisida dari 21 tahun sampai 30 tahun. Untuk keseluruhan responden yang terdiri dari 40 orang paling banyak yaitu sebanyak 19 orang 47,5 dengan lama bekerja 11tahun sampai 20 tahun dan yang paling sedikit yaitu sebanyak 5 orang 15,5 dengan lama bekerja 21 tahun sampai 30 tahun.

4.3. Analisa Data

4.3.1. Analisa Univariat 4.3.1.1. Pengetahuan Indikator pengetahuan diukur dengan menggunakan 20 pertanyaan. Berikut adalah distribusi frekuensi jawaban responden terhadap variabel pengetahuan sebelum dan setelah penyuluhan Tabel 4.9: Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden di Desa Serdang Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo Tahun 2011 No. Pengetahuan Kelompok Kontrol Kelompok Intervensi Pre-test Post-test Pre-test Post-test n n n n 1. Sumber pestisida yang dapat digunakan Jawaban Benar 11 55 11 55 11 55 20 100 Jawaban Salah 9 45 9 45 9 45 2. Tempat penyimpanan pestisida Jawaban Benar 13 65 13 65 17 85 20 100 Jawaban Salah 7 35 7 35 3 15 3. Pestisida berbahaya jika diangkut bersama makanan Jawaban Benar 17 85 19 95 16 80 19 95 Jawaban Salah 3 15 1 5 4 20 1 5 4. APD Alat Pelindung Diri yang harus dipakai Jawaban Benar 20 100 20 100 17 85 20 100 Jawaban Salah 3 15 5. Waktu APD harus dipakai Jawaban Benar 12 60 12 55 13 65 20 100 Jawaban Salah 8 40 8 45 7 35 6. Pencampuran pestisida yang dianjurkan Jawaban Benar 15 75 15 75 14 70 20 100 Jawaban Salah 5 25 5 25 6 30 7. Tempat penakaran, pengeceran atau pencampuran pestisida Jawaban Benar 18 90 18 90 19 95 19 95 Jawaban Salah 2 10 2 10 1 5 1 5 No. Pengetahuan Kelompok Kontrol Kelompok Intervensi Pre-test Post-test Pre-test Post-test n n n n 8. Pencampuran pestisida dengan alat khusus Jawaban Benar 19 95 20 100 20 100 20 100 Jawaban Salah 1 5 9. Waktu untuk melakukan penyemprotan Jawaban Benar 9 45 14 70 11 55 20 100 Jawaban Salah 11 55 6 30 9 45 10. Apakah tanaman jeruk bisa keracunan Jawaban Benar 10 50 10 50 14 70 20 100 Jawaban Salah 10 50 10 50 6 30 11. Tujuan penyemprotan Jawaban Benar 6 30 6 30 11 55 20 100 Jawaban Salah 14 70 14 70 9 45 12. Sisa pencampuran pestisida harus dikubur Jawaban Benar 13 65 14 70 12 60 20 100 Jawaban Salah 7 35 6 30 8 40 13. Aktivitas yang seharusnya dilakukan setelah selesai penyemprotan Jawaban Benar 20 100 20 100 20 100 20 100 Jawaban Salah 14. Kondisi cuaca tidak dapat dilakukan penyemprotan Jawaban Benar 20 100 20 100 16 80 20 100 Jawaban Salah 4 20 15. Pakaian harus dicuci setelah penyemprotan Jawaban Benar 19 95 19 95 19 95 20 100 Jawaban Salah 1 5 1 5 1 5 16. Akibat pestisida terhadap kesehatan Jawaban Benar 19 95 19 95 19 95 20 100 Jawaban Salah 2 5 1 5 1 5 17. Pestisida tertelan dapat menyebabkan keracunan Jawaban Benar 19 95 19 95 19 95 20 100 Jawaban Salah 1 5 1 5 1 5 No. Pengetahuan Kelompok Kontrol Kelompok Intervensi Pre-test Post-test Pre-test Post-test n n n n 18. Keracunan pestisida dapat melalui kulit Jawaban Benar 16 80 19 95 18 90 20 100 Jawaban Salah 4 20 1 5 2 10 19. Keracunan pestisida dapat melalui mata Jawaban Benar 19 95 19 95 19 95 20 100 Jawaban Salah 1 5 1 5 1 5 20. Keracunan pestisida dapat melalui pernafasan Jawaban Benar 19 95 19 95 20 100 20 100 Jawaban Salah 1 5 1 5 Berdasarkan tabel 4.9. di atas diketahui bahwa pada pertanyaan pertama tentang pestisida yang dapat digunakan yaitu pestisida yang terdaftar dan mendapat izin dari dinas pertanian, responden yang menjawab benar pada kelompok kontrol tidak berubah pada saat pre-test dan post-test. Sedangkan pada kelompok intervensi responden yang menjawab benar meningkat dari 55 menjadi 100. Hal ini menunjukkan terjadi perubahan pengetahuan responden pada kelompok intervensi atau penambahan jumlah responden yang menjadi tahu tentang sumber pestisida yang dapat digunakan. Pada pertanyaan kedua tentang pestisida harus disimpan di tempat khusus dengan wadah asli dan jauh dari jangkauan anak-anak, responden yang menjawab benar pada kelompok kontrol tidak berubah pada saat pre-test dan post-test. Sedangkan pada kelompok intervensi, responden yang menjawab benar meningkat dari 85 menjadi 100. Hal ini menunjukkan terjadi perubahan pengetahuan responden pada kelompok intervensi atau penambahan jumlah responden yang menjadi tahu tentang tempat penyimpanan pestisida. Pada pertanyaan ketiga tentang pestisida berbahaya jika diangkut bersama makanan atau bahan makanan, responden yang menjawab benar pada kelompok kontrol meningkat dari 85 menjadi 95. Sedangkan pada kelompok intervensi, responden yang menjawab benar meningkat dari 80 menjadi 95. Hal ini menunjukkan terjadi perubahan pengetahuan responden baik pada kelompok kontrol maupun pada kelompok intervensi atau penambahan jumlah responden yang menjadi tahu tentang pengangkutan pestisida berbahaya jika diangkut bersama bahan makanan. Pertanyaan keempat tentang alat pelindung diri yang harus dipakai saat penyemprotan berupa sarung tangan, masker, pelindung mata, pelindung kepala, sepatu boot dan pakaian kerja, responden yang menjawab benar pada kelompok kontrol tetap 100. Sedangkan pada kelompok intervensi responden yang menjawab benar meningkat dari 85 menjadi 100. Hal ini menunjukkan terjadi perubahan pengetahuan responden pada kelompok intervensi atau penambahan jumlah responden yang menjadi tahu tentang alat pelindung diri yang harus dipakai. Pada pertanyaan kelima tentang alat pelindung diri harus dipakai saat mencampur, menyemprot dan mencuci peralatan, responden yang menjawab benar pada kelompok kontrol tidak berubah pada saat pre-test dan post-test. Sedangkan pada kelompok intervensi, responden yang menjawab benar meningkat dari 65 menjadi 100. Hal ini menunjukkan terjadi perubahan pengetahuan responden pada kelompok intervensi atau penambahan jumlah responden yang menjadi tahu tentang alat pelindung diri harus dipakai saat mencampur, menyemprot dan mencuci peralatan. Pada pertanyaan keenam tentang pencampuran pestisida harus sesuia dengan anjuran yang ada pada kemasan pestisida, responden yang menjawab benar pada kelompok kontrol tidak berubah pada saat pre-test dan post-test. Sedangkan pada kelompok intervensi, responden yang menjawab benar meningkat dari 70 menjadi 100. Hal ini menunjukkan terjadi perubahan pengetahuan responden pada kelompok intervensi atau penambahan jumlah responden yang menjadi tahu tentang pencampuran pestisida harus sesuai dengan anjuran yang ada pada kemasan pestisida. Selanjutnya pada pertanyaan ketujuh tentang penakaran, pengeceran atau pencampuran pestisida harus dilakukan di ruang terbuka, responden yang menjawab benar pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi tidak berubah pada saat pre- test dan post-test. Hal ini menunjukkan tidak terjadi perubahan pengetahuan responden. Sedangkan pada pertanyaan kedelapan tentang pencampuran pestisida harus dengan alat khusus, responden yang menjawab benar meningkat dari 95 menjadi 100 dan pada kelompok intervensi responden yang menjawab benar tetap 100. Pada pertanyaan kesembilan tentang waktu penyemprotan sebaiknya pagi jam 08.00-11.00 WIB atau sore jam 15.00-18.00 WIB, responden yang menjawab benar pada kelompok kontrol meningkat dari 45 menjadi 70 dan pada kelompok intervensi, responden yang menjawab benar meningkat dari 55 menjadi 100. Hal ini menunjukkan terjadi perubahan pengetahuan responden baik pada kelompok kontrol maupun pada kelompok intervensi atau penambahan jumlah responden yang menjadi tahu tentang waktu penyemprotan sebaiknya pagi jam 08.00-11.00 WIB atau sore jam 15.00-18.00 WIB. Pada pertanyaan kesepuluh tentang tanaman jeruk bisa keracunan pestisida, responden yang menjawab benar pada kelompok kontrol tidak berubah pada saat pre- test dan post-test. Sedangkan pada kelompok intervensi responden yang menjawab benar meningkat dari 70 menjadi 100. Hal ini menunjukkan terjadi perubahan pengetahuan responden pada kelompok intervensi atau penambahan jumlah responden yang menjadi tahu tentang tanaman jeruk bisa keracunan pestisida. Pada pertanyaan kesebelas tentang tujuan penyemprotan adalah mengendalikan serangan hama, responden yang menjawab benar pada kelompok kontrol tidak berubah pada saat pre-test dan post-test. Sedangkan pada kelompok intervensi responden yang menjawab benar meningkat dari 55 menjadi 100. Hal ini menunjukkan terjadi perubahan pengetahuan responden pada kelompok intervensi atau penambahan jumlah responden yang menjadi tahu tentang tujuan penyemprotan. Pada pertanyaan kedua belas tentang sisa pencampuran pestisida setelah penyemprotan sebaiknya dikubur dibawah tanah sedalam 40cm, responden yang menjawab benar pada kelompok kontrol meningkat dari 65 menjadi 70. Sedangkan pada kelompok intervensi, responden yang menjawab benar meningkat dari 60 menjadi 100. Hal ini menunjukkan terjadi perubahan pengetahuan responden baik pada kelompok kontrol maupun pada kelompok intervensi atau penambahan jumlah responden yang menjadi tahu tentang sisa pencampuran pestisida harus dikubur. Selanjutnya pada pertanyaan ketiga belas tentang setelah penyemprotan harus mandi, responden yang menjawab benar pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi tidak berubah pada saat pre-test dan post-test. Hal ini menunjukkan tidak terjadi perubahan pengetahuan responden. Sedangkan pada pertanyaan keempat belas tentang penyemprotan tidak dapat dilakukan pada saat cuaca hujan dan matahari terik, responden yang menjawab benar pada kelompok kontrol tetap 100. Sedangkan pada kelompok intervensi responden yang menjawab benar meningkat dari 80 menjadi 100. Hal ini menunjukkan terjadi perubahan pengetahuan responden pada kelompok intervensi atau penambahan jumlah responden yang menjadi tahu tentang penyemprotan tidak dapat dilakukan pada saat cuaca hujan dan matahari terik. Pada pertanyaan kelima belas tentang pakain sewaktu penyemprotan langsung dicuci selesai penyemprotan, responden yang menjawab benar pada kelompok kontrol tidak berubah pada saat pre-test dan post-test. Sedangkan pada kelompok intervensi responden yang menjawab benar meningkat dari 95 menjadi 100. Hal ini menunjukkan terjadi perubahan pengetahuan responden pada kelompok intervensi atau penambahan jumlah responden yang menjadi tahu tentang pakaian langsung dicuci selesai penyemprotan. Pada pertanyaan keenam belas tentang pestisida dapat menyebabkan keracunan pada manusia, responden yang menjawab benar pada kelompok kontrol tidak berubah pada saat pre-test dan post-test. Sedangkan pada kelompok intervensi responden yang menjawab benar meningkat dari 95 menjadi 100. Hal ini menunjukkan terjadi perubahan pengetahuan responden pada kelompok intervensi atau penambahan jumlah responden yang menjadi tahu tentang pestisida dapat menyebabkan keracunan pada manusia. Pada pertanyaan ketujuh belas tentang pestisida tertelan dapat menyebabkan keracunan, responden yang menjawab benar pada kelompok kontrol tidak berubah pada saat pre-test dan post-test. Sedangkan pada kelompok intervensi responden yang menjawab benar meningkat dari 95 menjadi 100. Hal ini menunjukkan terjadi perubahan pengetahuan responden pada kelompok intervensi tentang pestisida telan dapat menyebabkan keracunan. Selanjutnya pada pertanyaan ke delapan belas tentang pestisida dapat menyebabkan keracunan lewat kulit, responden yang menjawab benar pada kelompok kontrol meningkat dari 80 menjadi 95. Sedangkan pada kelompok intervensi, responden yang menjawab benar meningkat dari 90 menjadi 100. Hal ini menunjukkan terjadi perubahan pengetahuan responden baik pada kelompok kontrol maupun pada kelompok intervensi atau penambahan jumlah responden yang menjadi tahu tentang pestisida dapat menyebabkan keracunan lewat kulit. Pada pertanyaan kesembilan belas tentang pestisida terkena mata dapat menyebabkan keracunan, responden yang menjawab benar pada kelompok kontrol tidak berubah pada saat pre-test dan post-test. Sedangkan pada kelompok intervensi responden yang menjawab benar meningkat dari 95 menjadi 100. Hal ini menunjukkan terjadi perubahan pengetahuan responden pada kelompok intervensi tentang pestisida terkena mata dapat menyebabkan keracunan. Sedangkan pada pertanyaan kedua puluh tentang pestisida dapat menyebabkan keracunan lewat pernafasan, responden yang menjawab benar pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi tidak berubah pada saat pre-test dan post-test. Hal ini menunjukkan tidak terjadi perubahan pengetahuan responden. Bila distribusi frekuensi jawaban responden terhadap variabel pengetahuan sebelum dan setelah penyuluhan digambarkan maka dapat dilihat pada gambar 4.1. dan gambar 4.2. Distribusi frekuensi jawaban responden terhadap variabel pengetahuan sebelum dan setelah penyuluhan pada kelompok kontrol dapat dilihat pada gambar 4.1. berikut : Gambar 4.1. Grafik Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah Pada Kelompok Kontrol di Desa Serdang Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo Tahun 2011 Sedangkan distribusi frekuensi jawaban responden terhadap variabel pengetahuan sebelum dan setelah penyuluhan pada kelompok intervensi dapat dilihat pada gambar 4.2. berikut : Gambar 4.2. Grafik Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Pada Kelompok Intervensi di Desa Serdang Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo Tahun 2011 Jika variabel pengetahuan responden di distribusikan berdasarkan kategori pengetahuan dapat di lihat pada tabel 4.10 berikut : Tabel 4.10. : Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Pengetahuan Sebelum dan sesudah Penyuluhan di Desa Serdang Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo Tahun 2011 No. Pengetahuan Kelompok Kontrol Kelompok Intervensi Pre-test Post-test Pre-test Post-test n n n n 1. Buruk 2. Sedang 7 35 7 35 7 35 3. Baik 13 65 13 65 13 65 20 100 Jumlah 20 100 20 100 20 100 20 100

4.3.1.1. Sikap

Indikator sikap diukur dengan menggunakan 20 pertanyaan. Berikut merupakan distribusi frekuensi jawaban responden terhadap variabel sikap sebelum dan setelah penyuluhan tabel 4.11: Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Sikap Responden di Desa Serdang Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo Tahun 2011 No. Sikap Kelompok Kontrol Kelompok Intervensi Pre-test Post-test Pre-test Post-test n n n n 1. Membaca petunjuk pemakaian sebelum menggunakan pestisida Setuju 20 100 20 100 20 100 20 100 Tidak setuju 2. Pestisida yang digunakan harus memiliki ijin dari Dinas Pertanian Setuju 10 50 12 60 10 50 19 95 Tidak setuju 10 50 8 40 10 50 1 5 3. Pestisida harus disimpan di tempat khusus Setuju 20 100 20 100 20 100 20 100 Tidak setuju 4. Pestisida berbahaya diangkut bersama makanan Setuju 18 90 17 85 15 75 20 100 Tidak setuju 2 10 3 15 5 25 5. Pencampuran pestisida harus sesuai anjuran pada kemasan Setuju 15 75 14 70 10 50 20 100 Tidak setuju 5 25 6 30 10 50 6. Penakaran, pengeceran atau pencampuran pestisida harus ditempat terbuka Setuju 19 95 20 100 20 100 20 100 Tidak setuju 1 5 7. Anak-anak tidak diijinkan disekitar tempat penyemprotan Setuju 20 100 20 100 20 100 20 100 Tidak setuju 8. Dosis yang digunakan sesuai petunjuk pemakaian Setuju 13 65 13 65 13 65 20 100 Tidak setuju 7 35 7 35 7 35 9. Memakai alat pelindung diri APD ketika melakukan penyemprotan Setuju 20 100 20 100 20 100 20 100 Tidak setuju No. Sikap Kelompok Kontrol Kelompok Intervensi Pre-test Post-test Pre-test Post-test n n n n 10. Jenis alat pelindung diri APD yang cocok adalah masker, penutup kepala, dan penutup seluruh badan Setuju 20 100 20 100 20 100 20 100 Tidak setuju 11. Pada saat menyemprot tidak makan dan minum Setuju 19 95 20 100 17 85 20 100 Tidak setuju 1 5 3 15 12. Menyemprot mengikuti arah angin Setuju 18 90 17 85 19 95 20 100 Tidak setuju 2 10 3 15 1 5 13. Menyemprot sebaiknya pada saat hujan Setuju Tidak setuju 20 100 20 100 20 100 20 100 14. Menyemprot pada saat terik matahari Setuju 10 50 8 40 10 50 Tidak setuju 10 50 12 60 10 50 20 100 15. Menyemprot pada saat angin kencang Setuju Tidak setuju 20 100 20 100 20 100 20 100 16. Pencampuran pestisida sebaiknya menggunakan kayu Setuju 19 95 19 95 20 100 20 100 Tidak setuju 1 5 1 5 17. Setelah penyemprotan pestisida sebaiknya mencuci tangan pakai sabun Setuju 20 100 20 100 19 95 20 100 Tidak setuju 1 5 18. Pakaian saat penyemprotan tidak dipakai dalam pekerjaan selanjutnya Setuju 14 70 16 80 15 75 20 100 Tidak setuju 6 30 4 20 5 25 No. Sikap Kelompok Kontrol Kelompok Intervensi Pre-test Post-test Pre-test Post-test n n n n 19. Pengelolaan pestisida yang tidak baik dapat menyebabkan gangguan kesehatan Setuju 19 95 19 95 17 85 20 100 Tidak setuju 1 5 1 5 3 15 20. Petani mengikuti penyuluhan penggunaan pestisida Setuju 20 100 19 95 20 100 20 100 Tidak setuju 1 5 Berdasarkan tabel 4.11. di atas diketahui pada pernyataan pertama yang menyatakan agar membaca petunjuk pemakaian sebelum menggunakan pestisida, responden yang menyatakan setuju pada kelompok kontrol yaitu kelompok yang tidak diberi perlakuan maupun kelompok intervensi yaitu kelompok yang diberi perlakuan penyuluhan tidak berubah pada saat pre-test dan post-test yaitu 100. Hal ini menunjukkan tidak ada perubahan sikap responden. Sedangkan pada pernyataan kedua yang menyatakan pestisida yang dapat digunakan harus pestisida yang terdaftar atau memiliki ijin dari dinas pertanian, responden yang menyatakan setuju pada kelompok kontrol meningkat dari 50 menjadi 60 dan pada kelompok intervensi meningkat dari 50 menjadi 95. Hal ini menunjukkan terjadi perubahan paling tinggi pada kelompok intervensi, sikap responden yang menjadi lebih baik tentang sumber pestisida yang dapat digunakan. Pada pernyataan ketiga yang menyatakan pestisida harus ditempatkan di tempat khusus dan tidak mudah dijangkau anak-anak serta harus disimpan di wadah aslinya, responden yang menyatakan setuju baik pada kelompok kontrol maupun kelompok intervensi tidak berubah pada saat pre-test dan post-test yaitu 100. Hal ini menunjukkan tidak ada perubahan sikap responden. Sedangkan pada pernyataan keempat yang menyatakan pestisida berbahaya jika diangkut bersama-sama dengan makanan atau bahan makanan, responden yang menyatakan setuju pada kelompok kontrol menurun dari 90 menjadi 85 tetapi pada kelompok intervensi meningkat dari 75 menjadi 100. Hal ini menunjukkan terjadi perubahan sikap responden pada kelompok intervensi yang menjadi lebih baik tentang pestisida berbahaya jika diangkut bersama-sama dengan makanan atau bahan makanan. Pada pernyataan kelima yang menyatakan pencampuran satu jenis pestisida tidak dibenarkan jika tidak ada anjuran yang tertulis pada kemasan pestisida, responden yang setuju pada kelompok kontrol menurun dari 75 menjadi 70 tetapi pada kelompok intervensi meningkat dari 50 menjadi 100. Hal ini menunjukkan perubahan sikap responden pada kelompok intervensi setelah diberikan penyuluhan yang menjadi lebih baik sikapnya tentang pencampuran satu jenis pestisida tidak dibenarkan jika tidak ada anjuran yang tertulis pada kemasan pestisida. Selanjutnya pada pernyataan keenam yang menyatakan penakaran, pengeceran atau pencampuran pestisida harus dilakukan di tempat terbuka atau di luar ruangan, responden yang menyatakan setuju pada kelompok kontrol meningkat dari 95 menjadi 100 dan pada kelompok intervensi sikap responden tidak berubah yaitu tetap 100 setuju. Sedangkan pada pernyataan ketujuh yang menyatakan anak- anak tidak diijinkan berada di sekitar tempat penyemprotan pestisida, responden yang menyatakan setuju baik pada kelompok kontrol yaitu kelompok yang tidak diberi perlakuan maupun kelompok intervensi yaitu kelompok yang diberi perlakuan penyuluhan tidak berubah pada saat pre-test dan post-test yaitu 100. Hal ini menunjukkan tidak ada perubahan sikap responden. Pada pernyataan kedelapan yang menyatakan dosis pestisida yang digunakan harus sesuai dengan petunjuk pemakaian, responden yang menyatakan setuju pada kelompok kontrol tidak berubah saat pre-test dan post-test yaitu 65 tetapi responden yang menyatakan setuju pada kelompok intervensi meningkat dari 65 menjadi 100. Hal ini menunjukkan perubahan sikap responden pada kelompok intervensi setelah diberikan penyuluhan yang menjadi lebih baik sikapnya tentang dosis pestisida yang digunakan harus sesuai dengan petunjuk pemakaian. Sedangkan pada pernyataan kesembilan yang menyatakan ketika melakukan penyemprotan sebaiknya menggunakan alat pelindung diri, responden yang menyatakan setuju baik pada kelompok kontrol yaitu kelompok yang tidak diberi perlakuan maupun kelompok intervensi yaitu kelompok yang diberi perlakuan penyuluhan tidak berubah pada saat pre-test dan post-test yaitu 100. Hal ini menunjukkan tidak ada perubahan sikap responden. Pernyataan kesepuluh yang menyatakan jenis alat pelindung diri yang cocok digunakan adalah masker, penutup kepala, dan penutup seluruh badan, responden yang menyatakan setuju baik pada kelompok kontrol maupun kelompok intervensi tidak berubah pada saat pre-test dan post-test yaitu 100. Hal ini menunjukkan tidak ada perubahan sikap responden. Sedangkan pada pernyataan kesebelas yang menyatakan pada saat penyemprotan sebaiknya tidak makan, minum, dan merokok, responden yang menyatakan setuju pada kelompok kontrol meningkat dari 95 menjadi 100 dan pada kelompok intervensi meningkat dari 85 menjadi 100. Hal ini menunjukkan terjadi perubahan paling tinggi pada kelompok intervensi, sikap responden yang menjadi lebih baik tentang saat penyemprotan sebaiknya tidak makan, minum, dan merokok. Sedangkan pada pernyataan kedua belas yang menyatakan menyemprot sebaiknya mengikuti arah angin, responden yang menyatakan setuju pada kelompok kontrol menurun dari 90 menjadi 85 tetapi pada kelompok intervensi meningkat dari 95 menjadi 100. Hal ini menunjukkan terjadi perubahan sikap responden pada kelompok intervensi setelah diberikan penyuluhan menjadi lebih baik tentang menyemprot sebaiknya mengikuti arah angin. Pada pernyataan ketiga belas yang menyatakan menyemprot sebaiknya pada saat hujan, responden yang tidak setuju baik pada kelompok kontrol maupun kelompok intervensi tidak berubah pada saat pre-test dan post-test yaitu 100. Hal ini menunjukkan tidak ada perubahan sikap responden. Sedangkan pada pernyataan keempat belas yang menyatakan menyemprot sebaiknya pada saat terik matahari, responden yang tidak setuju pada kelompok kontrol meningkat dari 50 menjadi 60 dan pada kelompok intervensi meningkat dari 50 menjadi 100. Hal ini menunjukkan terjadi perubahan paling tinggi pada kelompok intervensi, sikap responden menjadi lebih baik tentang menyemprot pada saat terik matahari. Selanjutnya pada pernyataan kelima belas yang menyatakan menyemprot sebaiknya pada saat angin kencang, responden yang menyatakan setuju baik pada kelompok kontrol maupun kelompok intervensi tidak berubah pada saat pre-test dan post-test yaitu 100. Hal ini menunjukkan tidak ada perubahan sikap responden. Dan pada pernyataan keenam belas yang menyatakan pencampuran pestisida sebaiknya menggunakan kayu, responden yang menyatakan setuju pada kelompok kontrol tidak berubah pada saat pre-test dan post-test yaitu 95 dan pada kelompok intervensi tidak berubah pada saat pre-test dan post-test yaitu 100. Hal ini menunjukkan tidak ada perubahan sikap responden. Pada pernyataan ketujuh belas yang menyatakan setelah melakukan penyemprotan pencampuran pestisida sebaiknya mencuci tangan pakai sabun, responden yang menyatakan setuju pada kelompok kontrol tidak berubah saat pre- test dan post-test yaitu 100 tetapi responden yang menyatakan setuju pada kelompok intervensi meningkat dari 75 menjadi 100. Hal ini menunjukkan perubahan sikap responden pada kelompok intervensi setelah diberikan penyuluhan yang menjadi lebih baik sikapnya tentang setelah melakukan penyemprotan pencampuran pestisida sebaiknya mencuci tangan pakai sabun. Selanjutnya pada pernyataan kedelapan belas yang menyatakan pakaian yang dipakai sewaktu penyemprotan tidak dapat dipakai di dalam pekerjaan lain, responden yang menyatakan setuju pada kelompok kontrol meningkat dari 70 menjadi 80 dan pada kelompok intervensi meningkat dari 75 menjadi 100. Hal ini menunjukkan terjadi perubahan paling tinggi pada kelompok intervensi, sikap responden yang menjadi lebih baik sikapnya tentang pakaian yang dipakai sewaktu penyemprotan tidak dapat dipakai di dalam pekerjaan lain. Selanjutnya pada pernyataan kesembilan belas yang menyatakan pengelolaan pestisida yang tidak baik dapat menyebabkan gangguan kesehatan, responden yang menyatakan setuju pada kelompok kontrol tidak berubah saat pre-test dan post-test yaitu 95 tetapi responden yang menyatakan setuju pada kelompok intervensi meningkat dari 85 menjadi 100. Hal ini menunjukkan perubahan sikap responden pada kelompok intervensi setelah diberikan penyuluhan yang menjadi lebih baik tentang pengelolaan pestisida yang tidak baik dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Sedangkan pada pernyataan kedua puluh yang menyatakan sebaiknya setiap petani harus mengikuti penyuluhan penggunaan pestisida, responden yang menyatakan setuju pada kelompok kontrol menurun dari 100 menjadi 95 tetapi pada kelompok intervensi tidak berubah yaitu 100 setuju. Hal ini menunjukkan sikap responden tentang petani harus mengikuti penyuluhan penggunaan pestisida sudah baik. Bila distribusi frekuensi jawaban responden terhadap variabel sikap sebelum dan setelah penyuluhan digambarkan maka dapat dilihat pada gambar 4.3. dan gambar 4.4. Distribusi frekuensi jawaban responden terhadap variabel sikap sebelum dan setelah penyuluhan pada kelompok kontrol dapat dilihat pada gambar 4.3. berikut: Gambar 4.3. Grafik Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Pada Kelompok Kontrol di Desa Serdang Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo Tahun 2011 Distribusi frekuensi jawaban responden terhadap variabel sikap sebelum dan setelah penyuluhan pada kelompok intervensi dapat dilihat pada gambar 4.4. berikut : Gambar 4.4. Grafik Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Pada Kelompok Intervensi di Desa Serdang Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo Tahun 2011 Jika variabel sikap responden di distribusikan berdasarkan kategori sikap dapat di lihat pada tabel 4.12 berikut : Tabel 4.12 : Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Sikap Sebelum dan sesudah Penyuluhan di Desa Serdang Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo Tahun 2011 No. Sikap Kelompok Kontrol Kelompok Intervensi Pre-test Post-test Pre-test Post-test n n n n 1. Buruk 2. Sedang 3 15 2 10 3 15 3. Baik 17 85 18 90 17 85 20 100 Jumlah 20 100 20 100 20 100 20 100

4.3.2. Analisis Bivariat

4.3.2.1. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Petani Jeruk

Dalam Menyemprot Pestisida Hasil analisa pada kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut : Tabel 4.13. Perbandingan pre-test dan post-test Pengetahuan Petani Jeruk Dalam Menyemprot Pestisida Pada Kelompok Kontrol di Desa Serdang Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo Tahun 2011 Variabel Mean p Pengetahuan Sebelum 15,70 0,107 Sesudah 16,15 Berdasarkan hasil analisa dengan menggunakan uji statistik paired sample t- test dapat dilihat pada tabel 4.13diperoleh nilai rata-rata pengetahuan responden pada pre-test sebesar 15,70 dan sesudah seminggu dilakukan post-test tanpa diberi perlakuan diperoleh nilai rata-rata pengetahuan responden sebesar 16,15. Selain itu diperoleh nilai probabilitas p=0,107, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan pengetahuan responden antara pre-test dan post-test pada kelompok kontrol. Sedangkan hasil penelitian pengaruh penyuluhan pestisida terhadap pengetahuan responden pada kelompok intervensi dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut : Tabel 4.14. Perbandingan pre-test dan post-test Pengetahuan Petani Jeruk Dalam Menyemprot Pestisida Pada Kelompok Intervensi di Desa Serdang Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo Tahun 2011 Variabel Mean p Pengetahuan Sebelum 16,25 0,000 Sesudah 19,90 Berdasarkan hasil analisis yang dapat dilihat pada tabel 4.14 diperoleh nilai rata-rata pengetahuan responden sebelum diberikan penyuluhan sebesar 16,25 dan sesudah diberikan penyuluhan meningkat menjadi 19,90. Selain itu, diperoleh nilai probabilitas p=0,000, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan pengetahuan antara sebelum dan sesudah diberi penyuluhan. Sehingga dapat diartikan bahwa ada pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan petani jeruk dalam menyemprot pestisida.

4.3.2.1. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Sikap Petani Jeruk Dalam

Menyemprot Pestisida Hasil analisa pada kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut : Tabel 4.15. Perbandingan pre-test dan post-test Sikap Petani Jeruk Dalam Menyemprot Pestisida Pada Kelompok Kontrol di Desa Serdang Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo Tahun 2011 Variabel Mean p Sikap Sebelum 17,70 0,287 Sesudah 17,95 Berdasarkan hasil analisisi dengan menggunakan uji statistik paired sample t- test dapat dilihat pada tabel 4.15 dimana diperoleh nilai rata-rata sikap responden pada pre-test sebesar 17,70 dan sesudah seminggu dilakukan post-test tanpa diberi perlakuan diperoleh nilai rata-rata sikap responden sebesar 17,95. Selain itu diperoleh nilai probabilitas p=0,287, oleh karena p0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan pengetahuan responden antara pre-test dan post-test pada kelompok kontrol. Sedangkan hasil penelitian pengaruh penyuluhan pestisida terhadap sikap responden pada kelompok intervensi dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut : Tabel 4.16. Perbandingan pre-test dan post-test Sikap Petani Jeruk Dalam Menyemprot Pestisida Pada Kelompok Intervensi di Desa Serdang Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo Tahun 2011 Variabel Mean p Sikap Sebelum 17,25 0,000 Sesudah 19,95 Berdasarkan hasil analisa yang dapat dilihat pada tabel 4.16 diperoleh nilai rata-rata sikap responden sebelum diberikan penyuluhan sebesar 17,25 dan sesudah diberikan penyuluhan meningkat menjadi 19,95. Selain itu, diperoleh nilai probabilitas p=0,000, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan sikap antara sebelum dan sesudah diberi penyuluhan. Sehingga dapat diartikan bahwa ada pengaruh penyuluhan terhadap sikap petani jeruk dalam menyemprot pestisida. BAB V PEMBAHASAN

5.1. Karakteristik Responden

Petani jeruk di Desa Serdang yang melakukan penyemprotan pestisida tidak hanya dilakukan oleh laki-laki saja tetapi juga oleh sebagian perempuan yang menjadi kepala rumah tangga meskipun pada umumnya dilakukan oleh laki-laki. Sedangkan umur responden berdasarkan hasil penelitian paling banyak adalah 40-49 tahun 40, 30-39 tahun 35, 20-29 tahun 15, 50-59 tahun 7,5, dan yang paling sedikit adalah umur 60-69 tahun 2,5. Hal ini menunjukkan ada petani yang berusia lanjut mengaplikasikan pestisida. Usia lanjut merupakan usia yang rentan terhadap penyakit seperti keracunan pestisida. Tingkat pendidikan responden paling banyak adalah tamat SLTA 37,5 kemudian tamat SLTP 30, tamat SD 30,, dan yang paling sedikit tamat PTAkademi 2,5. Hal ini menunjukkan semua responden sudah bisa baca dan tulis yang merupakan faktor yang mendukung dalam meningkatkan perilaku pengetahuan, sikap, dan tindakan petani jeruk dalam menyemprot pestisida di Desa Serdang Kecamatan Barusjahe. Lamanya responden bekerja sebagai petani jeruk dan penyemprot pestisida paling banyak adalah 11 tahun sampai 20 tahun 47,5, kemudian 1 tahun sampai 10 tahun 40, dan yang paling sedikit 21 tahun sampai 30 tahun 15,5. Dari hal ini dapat dilihat bahwa banyak petani menggunakan pestisida dalam jangka waktu yang lama. Hal ini karena dengan penggunaan pestisida, hama-hama yang merusak tumbuhan pertanian dapat diatasi sehingga petani terus menggunakan senyawa petisida untuk menuntaskan hama-hama pertanian Palar, 2008. Tetapi ini beresiko bagi kesehatan penggunanya. Menurut WHO 1986 dalam Afriyanto 2008 penyemprot yang terpapar berulang kali dan berlangsung lama dapat menimbulkan keracunan kronik.

5.2. Pengetahuan Petani Jeruk Dalam menyemprot Pestisida Sebelum

Dokumen yang terkait

Gambaran Pengetahuan Petani Jeruk tentang Keracunan Akibat Penggunaan Pestisida di Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo

3 61 95

Pengaruh Karakteristik, Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Petani terhadap Residu Pestisida Cabai di Desa Sukamandi Kecamatan Merek Kabupaten Karo Tahun 2014

2 60 123

Pola Dan Perilaku Penyemprotan Pestisida Terhadap Keluhan Kesehatan Petani Jeruk Di Desa Berastepu Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo Tahun 2011

15 95 138

Pengaruh Penyuluhan Pestisida Terhadap Pengetahuan dan Sikap Penyemprot Pestisida di Desa Perteguhen Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo Tahun 2009

1 42 94

Dampak Penggunaan Pestisida Terhadap Keanekaragaman Arthropoda Tanah Dan Kadar Residu Pestisida Pada Buah Jeruk (Kasus Petani Hortikultura Di Kabupaten Karo)

2 56 78

Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Petani Dalam Penggunaan Pestisida

0 7 98

Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Petani Sayuran dalam Penggunaan Pestisida di Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara

1 3 75

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN PENGGUNAAN PESTISIDA DENGAN TINGKAT KERACUNAN Hubungan Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Penggunaan Pestisida Dengan Tingkat Keracunan Pestisida Pada Petani Di Desa Kembang Kuning Kecamatan Cepogo.

0 5 12

SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN Hubungan Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Penggunaan Pestisida Dengan Tingkat Keracunan Pestisida Pada Petani Di Desa Kembang Kuning Kecamatan Cepogo.

0 1 17

PENDAHULUAN Hubungan Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Penggunaan Pestisida Dengan Tingkat Keracunan Pestisida Pada Petani Di Desa Kembang Kuning Kecamatan Cepogo.

0 1 8