c. Tingkat sikap kurang jika responden menjawab pertanyaan dengan total skor 8.
3.8. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan secara manual dengan bantuan komputer, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Editing, memeriksa kembali data yang telah dikumpulkan. 2. Koding, mengklasifikasikan jawaban menurut macamnya dengan memberi
kode tertentu. 3. Entri data
3.9. Analisis Data
Data di analisis dengan menggunakan uji statistik yaitu Paired Sample T-test untuk melihat perbedaan sebelum dan sesudah perlakuan. Penarikan kesimpulan yang
dilakukan didasarkan pada taraf signifikansi p0,05. Analisis hasil juga dilakukan dengan cara distribusi frekuensi, tabel dan grafik
kemudian diinterpretasikan untuk menjawab tujuan penelitian sebagai kesimpulan penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian
4.1.1. Letak Geografis
Daerah penelitian adalah Desa Serdang Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo, Desa Serdang memiliki luas wilayah adalah 728 Ha, dimana Desa Serdang
merupakan daerah pertanian dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang
Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Pertumbuken Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Barusjahe
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Penampen
4.1.2. Data Demografi
A. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk di Desa Serdang Kecamatan Barusjahe pada tahun 2010 sebanyak 862 jiwa.
B. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin di Desa Serdang dapat dilihat pada table 4.1 berikut :
Table 4.1. Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Serdang Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo Tahun 2010
No. Jenis Kelamin
Jumlah Persentase50
1. Laki-laki
431 50,0
2. Perempuan
431 50,0
Jumlah 862
100 Sumber : Profil Desa Serdang Kecamatan Barusjahe Tahun 2010
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa penduduk yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 431 jiwa 50 dan jenis kelamin perempuan sebanyak 431 jiwa
50 . C.
Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
Table 4.2. Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan di Desa Serdang Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo Tahun 2010
No. Pekerjaan
Jumlah Persentase
1. Petani
457 53,0
2. Wiraswasta
8 0.9
3. PNS
10 1.2
4. Tidak Bekerja
382 44.3
5. Lainnya
5 0.6
Jumlah 862
100 Sumber : Profil Desa Serdang Kecamatan Barusjahe Tahun 2010
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa penduduk Desa Serdang paling banyak bekerja sebagai petani yaitu sebanyak 457 jiwa 53,0 dan penduduk yang
paling sedikit adalah yang memiliki pekerjaan lainnya seperti supir atau pekerjaan tidak tetap ada sebanyak 5 orang 0,6.
D. Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama
Distribusi penduduk Desa Serdang berdasarkan agama dapat dilihat pada table 4.3 berikut:
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Agama di Desa Serdang Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo Tahun 2010
No. Agama
Jumlah Persentase
1. Protestan
509 59,0
2. Katolik
313 36,3
3. Islam
40 4,6
Jumlah 862
100 Sumber : Profil Desa Serdang Kecamatan Barusjahe Tahun 2010
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa penduduk Desa Serdang paling banyak adalah menganut agama Protestan sebanyak 509 jiwa 59 dan penduduk
yang paling sedikit adalah menganut agama Islam yaitu sebanyak 40 jiwa 4,6 . E.
Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku Distribusi penduduk berdasarkan suku bangsa di Desa Serdang Kecamatan
Barusjahe Kabupaten Karo dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut :
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa di Desa Serdang Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo Tahun 2010
No. Suku Bangsa
Jumlah Persentase
1. Karo
848 98,4
2. Jawa
7 0,8
3. Batak
3 0,3
4. Nias
3 0,3
5. Mandailing
1 0,1
Jumlah 862
100 Sumber : Profil Desa Serdang Kecamatan Barusjahe Tahun 2010
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa penduduk di Desa Serdang Kecamatan Barusjahe memiliki 5 jenis suku yaitu suku Karo, Jawa, Batak, Nias, dan
Mandailing. Penduduk yang paling banyak adalah suku Karo yaitu sebanyak 848 jiwa 98,4 , sedangkan penduduk yang paling sedikit adalah suku Mandailing sebanyak
1 jiwa 0,1 .
4.2. Data Karakteristik Responden
4.2.1. Jenis Kelamin Responden
Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin di Desa Serdang Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut :
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Serdang Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo Tahun 2011
Jenis Kelamin Kelompok Intervensi
Kelompok Kontrol Jumlah
Jumlah Jumlah
Laki-Laki 19
95,0 18
90 37
92,5 Perempuan
1 5,0
2 10
3 7,5
Jumlah 20
100 20
100 40
100 Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa responden pada penelitian ini
lebih banyak berjenis kelamin laki-laki dari pada berjenis kelamin perempuan yaitu jenis kelamin laki-laki sebanyak 19 orang 95 pada kelompok intervensi dan 18
orang 90 pada kelompok kontrol. Sedangkan jenis kelamin perempuan sebanyak 1 orang 5 pada kelompok intervensi dan 2 orang 10 pada kelompok kontrol.
Untuk keseluruhan responden dari 40 responden terdiri dari 37 orang 92,5 yang berjenis kelamin laki-laki dan 3 orang 7,5 jenis kelamin perempuan.
4.2.2. Umur Responden
Distribusi responden berdasarkan umur di Desa Serdang Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut :
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di Desa Serdang Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo Tahun 2011
Umur Kelompok Intervensi
Kelompok Kontrol Jumlah
Jumlah Jumlah
20-29 3
15,0 3
15,0 6
15,0 30-39
8 40,0
6 30,0
14 35,0
40-49 7
35,0 9
45,0 16
40,0 50-59
1 5,0
2 10,0
3 7,5
60-69 1
5,0 -
- 1
2,5 Jumlah
20 100
20 100
40 100
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa responden yang terbanyak pada kelompok intervensi ada pada kelompok umur 30-39 dengan jumlah 8 orang 40
dan pada kelompok kontrol ada pada kelompok umur 40-49 dengan jumlah 9 orang
45. Sedangkan paling sedikit pada kelompok intervensi adalah pada kelompok umur 50-59 dan 60-69 dengan jumlah masing-masing 1 orang 5 serta pada
kelompok kontrol adalah pada kelompok umur 50-59 dengan jumlah 2 orang 10. Untuk keseluruhan responden dari 40 responden paling banyak pada
kelompok umur 40-49 dengan jumlah 16 orang 40 dan yang paling sedikit pada kelompok umur 60-69 dengan jumlah 1 orang 2,5.
4.2.3. Tingkat Pendidikan Responden
Tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada tabel 4.7berikut :
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan di Desa Serdang Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo Tahun 2011
Pendidikan Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol Jumlah
Jumlah Jumlah
Tamat SD 7
35,0 5
25,0 12
30,0 Tamat SLTP
5 25,0
7 35,0
12 30,0
Tamat SLTA 8
40,0 7
35,0 15
37,5 Tamat PTAkademi
- -
1 5,0
1 2,5
Jumlah 20
100 20
100 40
100 Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa responden yang paling banyak
memiliki tingkat pendidikan SLTA pada kelompok intervensi yaitu 8 orang 40 dan pada kelompok kontrol dengan tingkat pendidikan SLTP dan SLTA yang
masing-masing berjumlah 7 orang 35. Sedangkan yang paling sedikit memiliki pendidikan SLTP sebanyak 5 orang 25 pada kelompok intervensi dan pendidikan
tamat PTAkademi sebanyak 1 orang 5 pada kelompok kontrol. Untuk keseluruhan responden yang terdiri dari 40 orang paling banyak
memiliki pendidikan SLTA yaitu sebanyak 15 orang 37,5 dan paling sedikit memiliki pendidikan tamat PTAkademi yaitu sebanyak 1 orang 2,5.
4.2.4. Lamanya Bekerja
Lamanya responden bekerja dalam hal penggunaan pestisida dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut :
Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lamanya Bekerja di Desa Serdang Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo Tahun 2011
Lamanya Bekerja Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol Jumlah
Jumlah Jumlah
1-10 6
30 10
50 16
40,0 11-20
11 55
8 40
19 47,5
21-30 3
15 2
10 5
15,5 Jumlah
20 100
20 100
40 100
Berdasarkan tabel 4.8 maka dapat diketahui bahwa responden yang terbanyak pada kelompok intervensi sebanyak 11 orang 55 dengan lama bekerja dalam hal
penggunaan pestisida adalah dari 11 tahun sampai 20 tahun, sedangkan pada kelompok kontrol responden yang terbanyak yaitu 10 orang 50 dengan lama
bekerja dalam hal penggunaan pestisida adalah dari 1 tahun sampai 10 tahun. Responden pada kelompok intervensi yang paling sedikit berjumlah 3 orang 15
dan kelompok kontrol dengan jumlah 2 orang 10 dengan lama bekerja dalam penggunaan pestisida dari 21 tahun sampai 30 tahun.
Untuk keseluruhan responden yang terdiri dari 40 orang paling banyak yaitu sebanyak 19 orang 47,5 dengan lama bekerja 11tahun sampai 20 tahun dan yang
paling sedikit yaitu sebanyak 5 orang 15,5 dengan lama bekerja 21 tahun sampai 30 tahun.
4.3. Analisa Data
4.3.1. Analisa Univariat 4.3.1.1. Pengetahuan
Indikator pengetahuan diukur dengan menggunakan 20 pertanyaan. Berikut adalah distribusi frekuensi jawaban responden terhadap variabel pengetahuan
sebelum dan setelah penyuluhan Tabel 4.9:
Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden di Desa Serdang Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo Tahun 2011
No. Pengetahuan
Kelompok Kontrol Kelompok Intervensi
Pre-test Post-test
Pre-test Post-test n
n n
n 1.
Sumber pestisida yang dapat digunakan
Jawaban Benar
11 55
11 55
11 55
20 100
Jawaban Salah
9 45
9 45
9 45
2. Tempat penyimpanan pestisida
Jawaban Benar
13 65
13 65
17 85
20 100
Jawaban Salah
7 35
7 35
3 15
3. Pestisida berbahaya jika diangkut
bersama makanan Jawaban Benar
17 85
19 95
16 80
19 95
Jawaban Salah
3 15
1 5
4 20
1 5
4. APD Alat Pelindung Diri yang
harus dipakai Jawaban Benar
20 100 20 100
17 85
20 100
Jawaban Salah
3 15
5. Waktu APD harus dipakai
Jawaban Benar
12 60
12 55
13 65
20 100
Jawaban Salah
8 40
8 45
7 35
6. Pencampuran pestisida yang
dianjurkan Jawaban Benar
15 75
15 75
14 70
20 100
Jawaban Salah
5 25
5 25
6 30
7. Tempat penakaran, pengeceran
atau pencampuran pestisida Jawaban Benar
18 90
18 90
19 95
19 95
Jawaban Salah
2 10
2 10
1 5
1 5
No. Pengetahuan
Kelompok Kontrol Kelompok Intervensi
Pre-test Post-test
Pre-test Post-test n
n n
n 8.
Pencampuran pestisida dengan alat khusus
Jawaban Benar
19 95
20 100
20 100 20 100
Jawaban Salah
1 5
9. Waktu untuk melakukan
penyemprotan Jawaban Benar
9 45
14 70
11 55
20 100
Jawaban Salah
11 55
6 30
9 45
10. Apakah tanaman jeruk bisa keracunan
Jawaban Benar
10 50
10 50
14 70
20 100
Jawaban Salah
10 50
10 50
6 30
11. Tujuan penyemprotan Jawaban Benar
6 30
6 30
11 55
20 100
Jawaban Salah
14 70
14 70
9 45
12. Sisa pencampuran pestisida harus dikubur
Jawaban Benar
13 65
14 70
12 60
20 100
Jawaban Salah
7 35
6 30
8 40
13. Aktivitas yang seharusnya dilakukan setelah selesai
penyemprotan Jawaban Benar
20 100 20 100
20 100 20 100
Jawaban Salah 14. Kondisi cuaca tidak dapat
dilakukan penyemprotan Jawaban Benar
20 100 20 100
16 80
20 100
Jawaban Salah
4 20
15. Pakaian harus dicuci setelah penyemprotan
Jawaban Benar
19 95
19 95
19 95
20 100
Jawaban Salah
1 5
1 5
1 5
16. Akibat pestisida terhadap kesehatan
Jawaban Benar
19 95
19 95
19 95
20 100
Jawaban Salah
2 5
1 5
1 5
17. Pestisida tertelan dapat menyebabkan keracunan
Jawaban Benar
19 95
19 95
19 95
20 100
Jawaban Salah
1 5
1 5
1 5
No. Pengetahuan
Kelompok Kontrol Kelompok Intervensi
Pre-test Post-test
Pre-test Post-test n
n n
n 18. Keracunan pestisida dapat melalui
kulit Jawaban Benar
16 80
19 95
18 90
20 100
Jawaban Salah
4 20
1 5
2 10
19. Keracunan pestisida dapat melalui mata
Jawaban Benar
19 95
19 95
19 95
20 100
Jawaban Salah
1 5
1 5
1 5
20. Keracunan pestisida dapat melalui pernafasan
Jawaban Benar
19 95
19 95
20 100 20 100
Jawaban Salah
1 5
1 5
Berdasarkan tabel 4.9. di atas diketahui bahwa pada pertanyaan pertama tentang pestisida yang dapat digunakan yaitu pestisida yang terdaftar dan mendapat
izin dari dinas pertanian, responden yang menjawab benar pada kelompok kontrol tidak berubah pada saat pre-test dan post-test. Sedangkan pada kelompok intervensi
responden yang menjawab benar meningkat dari 55 menjadi 100. Hal ini menunjukkan terjadi perubahan pengetahuan responden pada kelompok intervensi
atau penambahan jumlah responden yang menjadi tahu tentang sumber pestisida yang dapat digunakan.
Pada pertanyaan kedua tentang pestisida harus disimpan di tempat khusus dengan wadah asli dan jauh dari jangkauan anak-anak, responden yang menjawab
benar pada kelompok kontrol tidak berubah pada saat pre-test dan post-test. Sedangkan pada kelompok intervensi, responden yang menjawab benar meningkat
dari 85 menjadi 100. Hal ini menunjukkan terjadi perubahan pengetahuan
responden pada kelompok intervensi atau penambahan jumlah responden yang menjadi tahu tentang tempat penyimpanan pestisida.
Pada pertanyaan ketiga tentang pestisida berbahaya jika diangkut bersama makanan atau bahan makanan, responden yang menjawab benar pada kelompok
kontrol meningkat dari 85 menjadi 95. Sedangkan pada kelompok intervensi, responden yang menjawab benar meningkat dari 80 menjadi 95. Hal ini
menunjukkan terjadi perubahan pengetahuan responden baik pada kelompok kontrol maupun pada kelompok intervensi atau penambahan jumlah responden yang menjadi
tahu tentang pengangkutan pestisida berbahaya jika diangkut bersama bahan makanan.
Pertanyaan keempat tentang alat pelindung diri yang harus dipakai saat penyemprotan berupa sarung tangan, masker, pelindung mata, pelindung kepala,
sepatu boot dan pakaian kerja, responden yang menjawab benar pada kelompok kontrol tetap 100. Sedangkan pada kelompok intervensi responden yang menjawab
benar meningkat dari 85 menjadi 100. Hal ini menunjukkan terjadi perubahan pengetahuan responden pada kelompok intervensi atau penambahan jumlah
responden yang menjadi tahu tentang alat pelindung diri yang harus dipakai. Pada pertanyaan kelima tentang alat pelindung diri harus dipakai saat
mencampur, menyemprot dan mencuci peralatan, responden yang menjawab benar pada kelompok kontrol tidak berubah pada saat pre-test dan post-test. Sedangkan
pada kelompok intervensi, responden yang menjawab benar meningkat dari 65 menjadi 100. Hal ini menunjukkan terjadi perubahan pengetahuan responden pada
kelompok intervensi atau penambahan jumlah responden yang menjadi tahu tentang
alat pelindung diri harus dipakai saat mencampur, menyemprot dan mencuci peralatan.
Pada pertanyaan keenam tentang pencampuran pestisida harus sesuia dengan anjuran yang ada pada kemasan pestisida, responden yang menjawab benar pada
kelompok kontrol tidak berubah pada saat pre-test dan post-test. Sedangkan pada kelompok intervensi, responden yang menjawab benar meningkat dari 70 menjadi
100. Hal ini menunjukkan terjadi perubahan pengetahuan responden pada kelompok intervensi atau penambahan jumlah responden yang menjadi tahu tentang
pencampuran pestisida harus sesuai dengan anjuran yang ada pada kemasan pestisida. Selanjutnya pada pertanyaan ketujuh tentang penakaran, pengeceran atau
pencampuran pestisida harus dilakukan di ruang terbuka, responden yang menjawab benar pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi tidak berubah pada saat pre-
test dan post-test. Hal ini menunjukkan tidak terjadi perubahan pengetahuan responden. Sedangkan pada pertanyaan kedelapan tentang pencampuran pestisida
harus dengan alat khusus, responden yang menjawab benar meningkat dari 95 menjadi 100 dan pada kelompok intervensi responden yang menjawab benar tetap
100. Pada pertanyaan kesembilan tentang waktu penyemprotan sebaiknya pagi jam
08.00-11.00 WIB atau sore jam 15.00-18.00 WIB, responden yang menjawab benar pada kelompok kontrol meningkat dari 45 menjadi 70 dan pada kelompok
intervensi, responden yang menjawab benar meningkat dari 55 menjadi 100. Hal ini menunjukkan terjadi perubahan pengetahuan responden baik pada kelompok
kontrol maupun pada kelompok intervensi atau penambahan jumlah responden yang
menjadi tahu tentang waktu penyemprotan sebaiknya pagi jam 08.00-11.00 WIB atau sore jam 15.00-18.00 WIB.
Pada pertanyaan kesepuluh tentang tanaman jeruk bisa keracunan pestisida, responden yang menjawab benar pada kelompok kontrol tidak berubah pada saat pre-
test dan post-test. Sedangkan pada kelompok intervensi responden yang menjawab benar meningkat dari 70 menjadi 100. Hal ini menunjukkan terjadi perubahan
pengetahuan responden pada kelompok intervensi atau penambahan jumlah responden yang menjadi tahu tentang tanaman jeruk bisa keracunan pestisida.
Pada pertanyaan kesebelas tentang tujuan penyemprotan adalah mengendalikan serangan hama, responden yang menjawab benar pada kelompok
kontrol tidak berubah pada saat pre-test dan post-test. Sedangkan pada kelompok intervensi responden yang menjawab benar meningkat dari 55 menjadi 100. Hal
ini menunjukkan terjadi perubahan pengetahuan responden pada kelompok intervensi atau penambahan jumlah responden yang menjadi tahu tentang tujuan penyemprotan.
Pada pertanyaan kedua belas tentang sisa pencampuran pestisida setelah penyemprotan sebaiknya dikubur dibawah tanah sedalam 40cm, responden yang
menjawab benar pada kelompok kontrol meningkat dari 65 menjadi 70. Sedangkan pada kelompok intervensi, responden yang menjawab benar meningkat
dari 60 menjadi 100. Hal ini menunjukkan terjadi perubahan pengetahuan responden baik pada kelompok kontrol maupun pada kelompok intervensi atau
penambahan jumlah responden yang menjadi tahu tentang sisa pencampuran pestisida harus dikubur.
Selanjutnya pada pertanyaan ketiga belas tentang setelah penyemprotan harus mandi, responden yang menjawab benar pada kelompok kontrol dan kelompok
intervensi tidak berubah pada saat pre-test dan post-test. Hal ini menunjukkan tidak terjadi perubahan pengetahuan responden. Sedangkan pada pertanyaan keempat belas
tentang penyemprotan tidak dapat dilakukan pada saat cuaca hujan dan matahari terik, responden yang menjawab benar pada kelompok kontrol tetap 100.
Sedangkan pada kelompok intervensi responden yang menjawab benar meningkat dari 80 menjadi 100. Hal ini menunjukkan terjadi perubahan pengetahuan
responden pada kelompok intervensi atau penambahan jumlah responden yang menjadi tahu tentang penyemprotan tidak dapat dilakukan pada saat cuaca hujan dan
matahari terik. Pada pertanyaan kelima belas tentang pakain sewaktu penyemprotan langsung
dicuci selesai penyemprotan, responden yang menjawab benar pada kelompok kontrol tidak berubah pada saat pre-test dan post-test. Sedangkan pada kelompok
intervensi responden yang menjawab benar meningkat dari 95 menjadi 100. Hal ini menunjukkan terjadi perubahan pengetahuan responden pada kelompok intervensi
atau penambahan jumlah responden yang menjadi tahu tentang pakaian langsung dicuci selesai penyemprotan.
Pada pertanyaan keenam belas tentang pestisida dapat menyebabkan keracunan pada manusia, responden yang menjawab benar pada kelompok kontrol
tidak berubah pada saat pre-test dan post-test. Sedangkan pada kelompok intervensi responden yang menjawab benar meningkat dari 95 menjadi 100. Hal ini
menunjukkan terjadi perubahan pengetahuan responden pada kelompok intervensi
atau penambahan jumlah responden yang menjadi tahu tentang pestisida dapat menyebabkan keracunan pada manusia.
Pada pertanyaan ketujuh belas tentang pestisida tertelan dapat menyebabkan keracunan, responden yang menjawab benar pada kelompok kontrol tidak berubah
pada saat pre-test dan post-test. Sedangkan pada kelompok intervensi responden yang menjawab benar meningkat dari 95 menjadi 100. Hal ini menunjukkan terjadi
perubahan pengetahuan responden pada kelompok intervensi tentang pestisida telan dapat menyebabkan keracunan.
Selanjutnya pada pertanyaan ke delapan belas tentang pestisida dapat menyebabkan keracunan lewat kulit, responden yang menjawab benar pada
kelompok kontrol meningkat dari 80 menjadi 95. Sedangkan pada kelompok intervensi, responden yang menjawab benar meningkat dari 90 menjadi 100. Hal
ini menunjukkan terjadi perubahan pengetahuan responden baik pada kelompok kontrol maupun pada kelompok intervensi atau penambahan jumlah responden yang
menjadi tahu tentang pestisida dapat menyebabkan keracunan lewat kulit. Pada pertanyaan kesembilan belas tentang pestisida terkena mata dapat
menyebabkan keracunan, responden yang menjawab benar pada kelompok kontrol tidak berubah pada saat pre-test dan post-test. Sedangkan pada kelompok intervensi
responden yang menjawab benar meningkat dari 95 menjadi 100. Hal ini menunjukkan terjadi perubahan pengetahuan responden pada kelompok intervensi
tentang pestisida terkena mata dapat menyebabkan keracunan. Sedangkan pada pertanyaan kedua puluh tentang pestisida dapat menyebabkan keracunan lewat
pernafasan, responden yang menjawab benar pada kelompok kontrol dan kelompok
intervensi tidak berubah pada saat pre-test dan post-test. Hal ini menunjukkan tidak terjadi perubahan pengetahuan responden.
Bila distribusi frekuensi jawaban responden terhadap variabel pengetahuan sebelum dan setelah penyuluhan digambarkan maka dapat dilihat pada gambar 4.1.
dan gambar 4.2. Distribusi frekuensi jawaban responden terhadap variabel pengetahuan sebelum dan setelah penyuluhan pada kelompok kontrol dapat dilihat
pada gambar 4.1. berikut :
Gambar 4.1. Grafik Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah Pada Kelompok Kontrol di Desa Serdang Kecamatan Barusjahe Kabupaten
Karo Tahun 2011 Sedangkan distribusi frekuensi jawaban responden terhadap variabel
pengetahuan sebelum dan setelah penyuluhan pada kelompok intervensi dapat dilihat pada gambar 4.2. berikut :
Gambar 4.2. Grafik Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Pada Kelompok Intervensi di Desa Serdang Kecamatan Barusjahe
Kabupaten Karo Tahun 2011 Jika variabel pengetahuan responden di distribusikan berdasarkan kategori
pengetahuan dapat di lihat pada tabel 4.10 berikut :
Tabel 4.10. : Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Pengetahuan Sebelum dan sesudah Penyuluhan di Desa Serdang
Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo Tahun 2011
No. Pengetahuan
Kelompok Kontrol Kelompok Intervensi
Pre-test Post-test
Pre-test Post-test
n n
n n
1. Buruk
2. Sedang
7 35
7 35
7 35
3. Baik
13 65
13 65
13 65
20 100
Jumlah 20
100 20
100 20
100 20
100
4.3.1.1. Sikap
Indikator sikap diukur dengan menggunakan 20 pertanyaan. Berikut merupakan distribusi frekuensi jawaban responden terhadap variabel sikap sebelum
dan setelah penyuluhan tabel 4.11:
Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Sikap Responden di Desa Serdang Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo Tahun 2011
No. Sikap
Kelompok Kontrol Kelompok Intervensi Pre-test Post-test Pre-test Post-test
n n
n n
1. Membaca petunjuk pemakaian
sebelum menggunakan pestisida Setuju
20 100 20 100 20 100 20 100
Tidak setuju 2.
Pestisida yang digunakan harus memiliki ijin dari Dinas Pertanian
Setuju
10 50
12 60
10 50
19 95
Tidak setuju
10 50
8 40
10 50
1 5
3. Pestisida harus disimpan di
tempat khusus Setuju
20 100 20 100 20 100 20 100
Tidak setuju 4.
Pestisida berbahaya diangkut bersama makanan
Setuju
18 90
17 85
15 75
20 100
Tidak setuju
2 10
3 15
5 25
5. Pencampuran pestisida harus
sesuai anjuran pada kemasan Setuju
15 75
14 70
10 50
20 100
Tidak setuju
5 25
6 30
10 50
6. Penakaran, pengeceran atau
pencampuran pestisida harus ditempat terbuka
Setuju
19 95
20 100 20 100 20 100
Tidak setuju
1 5
7. Anak-anak
tidak diijinkan
disekitar tempat penyemprotan Setuju
20 100 20 100 20 100 20 100
Tidak setuju 8.
Dosis yang digunakan sesuai petunjuk pemakaian
Setuju
13 65
13 65
13 65
20 100
Tidak setuju
7 35
7 35
7 35
9. Memakai alat pelindung diri
APD ketika
melakukan penyemprotan
Setuju
20 100 20 100 20 100 20 100
Tidak setuju
No. Sikap
Kelompok Kontrol Kelompok Intervensi Pre-test Post-test Pre-test Post-test
n n
n n
10. Jenis alat pelindung diri APD yang cocok adalah masker,
penutup kepala, dan penutup seluruh badan
Setuju
20 100 20 100 20 100 20 100
Tidak setuju 11. Pada saat menyemprot tidak
makan dan minum Setuju
19 95
20 100 17 85
20 100
Tidak setuju
1 5
3 15
12. Menyemprot mengikuti arah angin
Setuju
18 90
17 85
19 95
20 100
Tidak setuju
2 10
3 15
1 5
13. Menyemprot sebaiknya pada saat hujan
Setuju Tidak setuju
20 100 20 100 20 100 20 100
14. Menyemprot pada saat terik matahari
Setuju
10 50
8 40
10 50
Tidak setuju
10 50
12 60
10 50
20 100
15. Menyemprot pada saat angin kencang
Setuju Tidak setuju
20 100 20 100 20 100 20 100
16. Pencampuran pestisida sebaiknya menggunakan kayu
Setuju
19 95
19 95
20 100 20 100
Tidak setuju
1 5
1 5
17. Setelah penyemprotan pestisida sebaiknya mencuci tangan pakai
sabun Setuju
20 100 20 100 19 95
20 100
Tidak setuju
1 5
18. Pakaian saat penyemprotan tidak dipakai
dalam pekerjaan
selanjutnya Setuju
14 70
16 80
15 75
20 100
Tidak setuju
6 30
4 20
5 25
No. Sikap
Kelompok Kontrol Kelompok Intervensi Pre-test Post-test Pre-test Post-test
n n
n n
19. Pengelolaan pestisida yang tidak baik
dapat menyebabkan
gangguan kesehatan Setuju
19 95
19 95
17 85
20 100
Tidak setuju
1 5
1 5
3 15
20. Petani mengikuti penyuluhan penggunaan pestisida
Setuju
20 100 19 95
20 100 20 100
Tidak setuju
1 5
Berdasarkan tabel 4.11. di atas diketahui pada pernyataan pertama yang menyatakan agar membaca petunjuk pemakaian sebelum menggunakan pestisida,
responden yang menyatakan setuju pada kelompok kontrol yaitu kelompok yang tidak diberi perlakuan maupun kelompok intervensi yaitu kelompok yang diberi
perlakuan penyuluhan tidak berubah pada saat pre-test dan post-test yaitu 100. Hal ini menunjukkan tidak ada perubahan sikap responden. Sedangkan pada
pernyataan kedua yang menyatakan pestisida yang dapat digunakan harus pestisida yang terdaftar atau memiliki ijin dari dinas pertanian, responden yang menyatakan
setuju pada kelompok kontrol meningkat dari 50 menjadi 60 dan pada kelompok intervensi meningkat dari 50 menjadi 95. Hal ini menunjukkan terjadi perubahan
paling tinggi pada kelompok intervensi, sikap responden yang menjadi lebih baik tentang sumber pestisida yang dapat digunakan.
Pada pernyataan ketiga yang menyatakan pestisida harus ditempatkan di tempat khusus dan tidak mudah dijangkau anak-anak serta harus disimpan di wadah
aslinya, responden yang menyatakan setuju baik pada kelompok kontrol maupun kelompok intervensi tidak berubah pada saat pre-test dan post-test yaitu 100. Hal
ini menunjukkan tidak ada perubahan sikap responden. Sedangkan pada pernyataan keempat yang menyatakan pestisida berbahaya jika diangkut bersama-sama dengan
makanan atau bahan makanan, responden yang menyatakan setuju pada kelompok kontrol menurun dari 90 menjadi 85 tetapi pada kelompok intervensi meningkat
dari 75 menjadi 100. Hal ini menunjukkan terjadi perubahan sikap responden pada kelompok intervensi yang menjadi lebih baik tentang pestisida berbahaya jika
diangkut bersama-sama dengan makanan atau bahan makanan. Pada pernyataan kelima yang menyatakan pencampuran satu jenis pestisida
tidak dibenarkan jika tidak ada anjuran yang tertulis pada kemasan pestisida, responden yang setuju pada kelompok kontrol menurun dari 75 menjadi 70 tetapi
pada kelompok intervensi meningkat dari 50 menjadi 100. Hal ini menunjukkan perubahan sikap responden pada kelompok intervensi setelah diberikan penyuluhan
yang menjadi lebih baik sikapnya tentang pencampuran satu jenis pestisida tidak dibenarkan jika tidak ada anjuran yang tertulis pada kemasan pestisida.
Selanjutnya pada pernyataan keenam yang menyatakan penakaran, pengeceran atau pencampuran pestisida harus dilakukan di tempat terbuka atau di luar
ruangan, responden yang menyatakan setuju pada kelompok kontrol meningkat dari 95 menjadi 100 dan pada kelompok intervensi sikap responden tidak berubah
yaitu tetap 100 setuju. Sedangkan pada pernyataan ketujuh yang menyatakan anak- anak tidak diijinkan berada di sekitar tempat penyemprotan pestisida, responden yang
menyatakan setuju baik pada kelompok kontrol yaitu kelompok yang tidak diberi perlakuan maupun kelompok intervensi yaitu kelompok yang diberi perlakuan
penyuluhan tidak berubah pada saat pre-test dan post-test yaitu 100. Hal ini menunjukkan tidak ada perubahan sikap responden.
Pada pernyataan kedelapan yang menyatakan dosis pestisida yang digunakan harus sesuai dengan petunjuk pemakaian, responden yang menyatakan setuju pada
kelompok kontrol tidak berubah saat pre-test dan post-test yaitu 65 tetapi responden yang menyatakan setuju pada kelompok intervensi meningkat dari 65
menjadi 100. Hal ini menunjukkan perubahan sikap responden pada kelompok intervensi setelah diberikan penyuluhan yang menjadi lebih baik sikapnya tentang
dosis pestisida yang digunakan harus sesuai dengan petunjuk pemakaian. Sedangkan pada pernyataan kesembilan yang menyatakan ketika melakukan penyemprotan
sebaiknya menggunakan alat pelindung diri, responden yang menyatakan setuju baik pada kelompok kontrol yaitu kelompok yang tidak diberi perlakuan maupun
kelompok intervensi yaitu kelompok yang diberi perlakuan penyuluhan tidak berubah pada saat pre-test dan post-test yaitu 100. Hal ini menunjukkan tidak ada
perubahan sikap responden. Pernyataan kesepuluh yang menyatakan jenis alat pelindung diri yang cocok
digunakan adalah masker, penutup kepala, dan penutup seluruh badan, responden yang menyatakan setuju baik pada kelompok kontrol maupun kelompok intervensi
tidak berubah pada saat pre-test dan post-test yaitu 100. Hal ini menunjukkan tidak ada perubahan sikap responden. Sedangkan pada pernyataan kesebelas yang
menyatakan pada saat penyemprotan sebaiknya tidak makan, minum, dan merokok, responden yang menyatakan setuju pada kelompok kontrol meningkat dari 95
menjadi 100 dan pada kelompok intervensi meningkat dari 85 menjadi 100. Hal
ini menunjukkan terjadi perubahan paling tinggi pada kelompok intervensi, sikap responden yang menjadi lebih baik tentang saat penyemprotan sebaiknya tidak
makan, minum, dan merokok. Sedangkan pada pernyataan kedua belas yang menyatakan menyemprot sebaiknya mengikuti arah angin, responden yang
menyatakan setuju pada kelompok kontrol menurun dari 90 menjadi 85 tetapi pada kelompok intervensi meningkat dari 95 menjadi 100. Hal ini menunjukkan
terjadi perubahan sikap responden pada kelompok intervensi setelah diberikan penyuluhan menjadi lebih baik tentang menyemprot sebaiknya mengikuti arah angin.
Pada pernyataan ketiga belas yang menyatakan menyemprot sebaiknya pada saat hujan, responden yang tidak setuju baik pada kelompok kontrol maupun
kelompok intervensi tidak berubah pada saat pre-test dan post-test yaitu 100. Hal ini menunjukkan tidak ada perubahan sikap responden. Sedangkan pada pernyataan
keempat belas yang menyatakan menyemprot sebaiknya pada saat terik matahari, responden yang tidak setuju pada kelompok kontrol meningkat dari 50 menjadi
60 dan pada kelompok intervensi meningkat dari 50 menjadi 100. Hal ini menunjukkan terjadi perubahan paling tinggi pada kelompok intervensi, sikap
responden menjadi lebih baik tentang menyemprot pada saat terik matahari. Selanjutnya pada pernyataan kelima belas yang menyatakan menyemprot
sebaiknya pada saat angin kencang, responden yang menyatakan setuju baik pada kelompok kontrol maupun kelompok intervensi tidak berubah pada saat pre-test dan
post-test yaitu 100. Hal ini menunjukkan tidak ada perubahan sikap responden. Dan pada pernyataan keenam belas yang menyatakan pencampuran pestisida sebaiknya
menggunakan kayu, responden yang menyatakan setuju pada kelompok kontrol tidak
berubah pada saat pre-test dan post-test yaitu 95 dan pada kelompok intervensi tidak berubah pada saat pre-test dan post-test yaitu 100. Hal ini menunjukkan tidak
ada perubahan sikap responden. Pada pernyataan ketujuh belas yang menyatakan setelah melakukan
penyemprotan pencampuran pestisida sebaiknya mencuci tangan pakai sabun, responden yang menyatakan setuju pada kelompok kontrol tidak berubah saat pre-
test dan post-test yaitu 100 tetapi responden yang menyatakan setuju pada kelompok intervensi meningkat dari 75 menjadi 100. Hal ini menunjukkan
perubahan sikap responden pada kelompok intervensi setelah diberikan penyuluhan yang menjadi lebih baik sikapnya tentang setelah melakukan penyemprotan
pencampuran pestisida sebaiknya mencuci tangan pakai sabun. Selanjutnya pada pernyataan kedelapan belas yang menyatakan pakaian yang dipakai sewaktu
penyemprotan tidak dapat dipakai di dalam pekerjaan lain, responden yang menyatakan setuju pada kelompok kontrol meningkat dari 70 menjadi 80 dan
pada kelompok intervensi meningkat dari 75 menjadi 100. Hal ini menunjukkan terjadi perubahan paling tinggi pada kelompok intervensi, sikap responden yang
menjadi lebih baik sikapnya tentang pakaian yang dipakai sewaktu penyemprotan tidak dapat dipakai di dalam pekerjaan lain.
Selanjutnya pada pernyataan kesembilan belas yang menyatakan pengelolaan pestisida yang tidak baik dapat menyebabkan gangguan kesehatan, responden yang
menyatakan setuju pada kelompok kontrol tidak berubah saat pre-test dan post-test yaitu 95 tetapi responden yang menyatakan setuju pada kelompok intervensi
meningkat dari 85 menjadi 100. Hal ini menunjukkan perubahan sikap responden
pada kelompok intervensi setelah diberikan penyuluhan yang menjadi lebih baik tentang pengelolaan pestisida yang tidak baik dapat menyebabkan gangguan
kesehatan. Sedangkan pada pernyataan kedua puluh yang menyatakan sebaiknya setiap petani harus mengikuti penyuluhan penggunaan pestisida, responden yang
menyatakan setuju pada kelompok kontrol menurun dari 100 menjadi 95 tetapi pada kelompok intervensi tidak berubah yaitu 100 setuju. Hal ini menunjukkan
sikap responden tentang petani harus mengikuti penyuluhan penggunaan pestisida sudah baik.
Bila distribusi frekuensi jawaban responden terhadap variabel sikap sebelum dan setelah penyuluhan digambarkan maka dapat dilihat pada gambar 4.3. dan
gambar 4.4. Distribusi frekuensi jawaban responden terhadap variabel sikap sebelum dan setelah penyuluhan pada kelompok kontrol dapat dilihat pada gambar 4.3.
berikut:
Gambar 4.3. Grafik Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Pada Kelompok Kontrol di Desa Serdang Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo Tahun
2011
Distribusi frekuensi jawaban responden terhadap variabel sikap sebelum dan setelah penyuluhan pada kelompok intervensi dapat dilihat pada gambar 4.4. berikut :
Gambar 4.4. Grafik Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Pada Kelompok Intervensi di Desa Serdang Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo
Tahun 2011 Jika variabel sikap responden di distribusikan berdasarkan kategori sikap
dapat di lihat pada tabel 4.12 berikut :
Tabel 4.12 : Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Sikap Sebelum dan sesudah Penyuluhan di Desa Serdang Kecamatan
Barusjahe Kabupaten Karo Tahun 2011
No. Sikap
Kelompok Kontrol Kelompok Intervensi
Pre-test Post-test
Pre-test Post-test
n n
n n
1. Buruk
2. Sedang
3 15
2 10
3 15
3. Baik
17 85
18 90
17 85
20 100
Jumlah 20
100 20
100 20
100 20
100
4.3.2. Analisis Bivariat
4.3.2.1. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Petani Jeruk
Dalam Menyemprot Pestisida
Hasil analisa pada kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut :
Tabel 4.13. Perbandingan pre-test dan post-test Pengetahuan Petani Jeruk Dalam Menyemprot Pestisida Pada Kelompok Kontrol di Desa Serdang
Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo Tahun 2011
Variabel Mean
p Pengetahuan
Sebelum 15,70
0,107 Sesudah
16,15 Berdasarkan hasil analisa dengan menggunakan uji statistik paired sample t-
test dapat dilihat pada tabel 4.13diperoleh nilai rata-rata pengetahuan responden pada pre-test sebesar 15,70 dan sesudah seminggu dilakukan post-test tanpa diberi
perlakuan diperoleh nilai rata-rata pengetahuan responden sebesar 16,15. Selain itu diperoleh nilai probabilitas p=0,107, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
perbedaan pengetahuan responden antara pre-test dan post-test pada kelompok kontrol.
Sedangkan hasil penelitian pengaruh penyuluhan pestisida terhadap pengetahuan responden pada kelompok intervensi dapat dilihat pada tabel 4.14
berikut :
Tabel 4.14. Perbandingan pre-test dan post-test Pengetahuan Petani Jeruk Dalam Menyemprot Pestisida Pada Kelompok Intervensi di Desa Serdang
Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo Tahun 2011
Variabel Mean
p Pengetahuan
Sebelum 16,25
0,000 Sesudah
19,90
Berdasarkan hasil analisis yang dapat dilihat pada tabel 4.14 diperoleh nilai rata-rata pengetahuan responden sebelum diberikan penyuluhan sebesar 16,25 dan
sesudah diberikan penyuluhan meningkat menjadi 19,90. Selain itu, diperoleh nilai probabilitas p=0,000, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan pengetahuan
antara sebelum dan sesudah diberi penyuluhan. Sehingga dapat diartikan bahwa ada pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan petani jeruk dalam menyemprot
pestisida.
4.3.2.1. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Sikap Petani Jeruk Dalam
Menyemprot Pestisida
Hasil analisa pada kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut :
Tabel 4.15. Perbandingan pre-test dan post-test Sikap Petani Jeruk Dalam Menyemprot Pestisida Pada Kelompok Kontrol di Desa Serdang
Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo Tahun 2011
Variabel Mean
p Sikap
Sebelum 17,70
0,287 Sesudah
17,95 Berdasarkan hasil analisisi dengan menggunakan uji statistik paired sample t-
test dapat dilihat pada tabel 4.15 dimana diperoleh nilai rata-rata sikap responden pada pre-test sebesar 17,70 dan sesudah seminggu dilakukan post-test tanpa diberi
perlakuan diperoleh nilai rata-rata sikap responden sebesar 17,95. Selain itu diperoleh nilai probabilitas p=0,287, oleh karena p0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak
ada perbedaan pengetahuan responden antara pre-test dan post-test pada kelompok kontrol.
Sedangkan hasil penelitian pengaruh penyuluhan pestisida terhadap sikap responden pada kelompok intervensi dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut :
Tabel 4.16. Perbandingan pre-test dan post-test Sikap Petani Jeruk Dalam Menyemprot Pestisida Pada Kelompok Intervensi di Desa Serdang
Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo Tahun 2011
Variabel Mean
p Sikap
Sebelum 17,25
0,000 Sesudah
19,95 Berdasarkan hasil analisa yang dapat dilihat pada tabel 4.16 diperoleh nilai
rata-rata sikap responden sebelum diberikan penyuluhan sebesar 17,25 dan sesudah diberikan penyuluhan meningkat menjadi 19,95. Selain itu, diperoleh nilai
probabilitas p=0,000, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan sikap antara sebelum dan sesudah diberi penyuluhan. Sehingga dapat diartikan bahwa ada
pengaruh penyuluhan terhadap sikap petani jeruk dalam menyemprot pestisida.
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Karakteristik Responden
Petani jeruk di Desa Serdang yang melakukan penyemprotan pestisida tidak hanya dilakukan oleh laki-laki saja tetapi juga oleh sebagian perempuan yang menjadi
kepala rumah tangga meskipun pada umumnya dilakukan oleh laki-laki. Sedangkan umur responden berdasarkan hasil penelitian paling banyak adalah 40-49 tahun
40, 30-39 tahun 35, 20-29 tahun 15, 50-59 tahun 7,5, dan yang paling sedikit adalah umur 60-69 tahun 2,5. Hal ini menunjukkan ada petani yang
berusia lanjut mengaplikasikan pestisida. Usia lanjut merupakan usia yang rentan terhadap penyakit seperti keracunan pestisida.
Tingkat pendidikan responden paling banyak adalah tamat SLTA 37,5 kemudian tamat SLTP 30, tamat SD 30,, dan yang paling sedikit tamat
PTAkademi 2,5. Hal ini menunjukkan semua responden sudah bisa baca dan tulis yang merupakan faktor yang mendukung dalam meningkatkan perilaku pengetahuan,
sikap, dan tindakan petani jeruk dalam menyemprot pestisida di Desa Serdang Kecamatan Barusjahe.
Lamanya responden bekerja sebagai petani jeruk dan penyemprot pestisida paling banyak adalah 11 tahun sampai 20 tahun 47,5, kemudian 1 tahun sampai
10 tahun 40, dan yang paling sedikit 21 tahun sampai 30 tahun 15,5. Dari hal ini dapat dilihat bahwa banyak petani menggunakan pestisida dalam jangka waktu
yang lama. Hal ini karena dengan penggunaan pestisida, hama-hama yang merusak tumbuhan pertanian dapat diatasi sehingga petani terus menggunakan senyawa
petisida untuk menuntaskan hama-hama pertanian Palar, 2008. Tetapi ini beresiko bagi kesehatan penggunanya. Menurut WHO 1986 dalam Afriyanto 2008
penyemprot yang terpapar berulang kali dan berlangsung lama dapat menimbulkan keracunan kronik.
5.2. Pengetahuan Petani Jeruk Dalam menyemprot Pestisida Sebelum