4. 7. Panas Pada Motor Pada Saat Starting 4. 8. Kenaikan Panas Pada Saat Block Rotor

III. 4. 7. Panas Pada Motor Pada Saat Starting

Terlepas dari metode starting yang digunakan atau beban yang dipikul motor, apabila motor di start maka akan menimbulkan panas baik di rotor maupun stator. Semakin lama waktu start maka akan semakin besar panas yang ditimbulkan. Panas pada stator pada saat starting dapat dirumuskan sebagai berikut: H = I st 2 . R.t s Atau: Watt.s 3.19 H = W.δ.θ Watt.s 3.20 Dengan mensubtitusikan persamaan 3.19 ke 3.20 diperoleh: I st 2 . R.t s Besarnya kenaikan suhu pada saat starting adalah: = W.δ.θ θ = δ W. R.t . I s 2 st ºC 3.21 Dimana: W = Berat belitan stator ataupun rotor Kg δ = Panas spesifik spesific heat material belitan stator ataupun rotor Watt.sKg. ºC θ = Kenaikan Temperatur ºC R = Tahanan belitan stator per phasa Ohm t s = Lamanya waktu starting sekon

III. 4. 8. Kenaikan Panas Pada Saat Block Rotor

Pada saat motor induksi berada dalam keadaan block rotor maka arus yang disuply ke motor induksi dapat mencapai lima kali arus nominal. Dalam keadaan block rotor maka keseluruhan daya yang disuply ke motor akan diubah menjadi panas, hal ini akan menyebabkan kenaikan temperatur yang sangat cepat dibandingkan pada saat motor bekerja pada beban penuh. Sehingga komponen- Universitas Sumatera Utara komponen motor seperti isolasi, konduktor belitan stator, inti, konduktor rotor akan mengalami kenaikan temperatur yang sangat cepat. Karena kenaikan temperatur berlangsung cepat, sehingga dalam waktu tertentu dapat menyebabkan kerusakan seperti: a. Memperpendek umur isolasi. b. Merusak isolasi belitan. c. Merusak sambungan antar konduktor pada belitan. d. Menyebabkan kumparan stator terbakar. Besarnya daya masukan pada motor pada saat block rotor bergantung kepada tegangan supply, dan rancangan parameter dari motor tersebut. Panas pada stator pada saat terjadi block rotor dapat dirumuskan dengan persamaan 3.22: H br = I br 2 . R 1 Dimana: 3.22 H br I = Panas yang ditimbulkan pada saat block rotor Watt br R = Arus block rotor Ampere 1 = Tahanan belitan stator per phasa Ohm Untuk selang waktu tertentu maka hubungan panas pada saat block rotor dengan energi yang dibutuhkan untuk menaikkan panas dapat dilihat pada persamaan 3.23: H br . t br dimana : = θ. C 3.23 t br C = Kapasitas panas dari belitan stator Watt.sm.ºC = Lamanya block rotor sekon = W.δ δ = Panas spesifik dari belitan Watt.skg.m ºC Universitas Sumatera Utara W = Berat belitan stator kg W = L mt . Z s . A cu L . d mt Z = Panjang konduktor dalam satu lilitan m s A = Jumlah belitan stator per phasa cu d = Gravitivitas spesifik dari konduktor belitan gmcm = Luas belitan stator 3 θ = Kenaikan Temperatur ºC Dari Persamaan 3.22 dan 3.23 dapat diketahui lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menyebabkan kenaikan temperatur dengan nilai tertentu, yaitu pada Persamaan 3.24 t br 1 2 . . . R I W br δ θ = sekon 3.24

III. 4. 9. Lamanya Waktu Block Rotor Yang Aman