3 Percobaan Untuk Mendapatkan Parameter – Parameter Motor Induksi Tiga Fasa 4. Rangkaian Ekivalen Motor Induksi 5. Perhitungan Arus Hubung Singkat Motor induksi pada saat terjadi Block rotor

Motor 2 Merek : Teco- 3 Phase Induction Motor Type : B Pole : 4 Daya Output : 2,2 KW Tegangan : Δ Y 220 380 Volt Arus : 8,77 5,08 A Nr : 1425 rpm Ins Class : F Berat konduktor Belitan Keseluruhan : 2,5 kg Cos phi : 0,83 Peralatan Yang Digunakan adalah: 1. Multimeter Digital ACDC 2 buah. 2. AutoTransformator ACDC 2 buah 3. Altivar Frequency Inverter. 4. Watt Meter 3φ. 5. Kabel Penghubung secukupnya. 6. Pengereman Magnetik Magnetik Powder Brake

IV. 3 Percobaan Untuk Mendapatkan Parameter – Parameter Motor Induksi Tiga Fasa

Untuk dapat menentukan parameter motor induksi tiga fasa rotor sangkar, maka dapat dilakukan dengan percobaan berikut ini: Universitas Sumatera Utara

IV. 3. 1. Percobaan Tahanan DC Percobaan Tahanan DC Pada Belitan Stator

1. Rangkaian Percobaan

Gambar – 4.1 Rangkaian Percobaan Tahanan DC pada Stator

2. Prosedur Percobaan

1. Hubungan belitan dibuat ke hubungan Y, yang akan diukur adalah dua dari ketiga phasa belitan stator. 2. Rangkaian belitan stator dihubungkan ke sumber tegangan DC. 3. Tegangan supply di naikkan sampai pembacaan voltmeter mencapai 5 Volt, kemudian catat pembacaan voltmeter dan amperemeter pada dua buah phasa belitan. 4. Tegangan supply dinaikkan dengan besar kenaikan 1 volt sampai tegangan mencapai 8 volt. Catat pembacaan voltmeter dan amperemeter untuk setiap kenaikan tegangan 1 volt. 5. Tegangan diturunkan dan lakukan langkah 3 dan 4 untuk dua buah phasa belitan yang lainnya. 6. Percobaan selesai. A V U V W + - V DC Variabel R u R v R w Universitas Sumatera Utara

3. Data Hasil Percobaan Motor 1

DC DC DC 2 1 I V R = Ohm Rac = k. R Karena konduktor yang digunakan pada belitan adalah tunggal dan motor memiliki daya yang kecil, maka besarnya faktor pengali k adalah 1,1. DC Tabel 4.1 Data Hasil Pengujian Tahanan Stator DC Test Untuk Motor 1 Phasa Tegangan Volt Arus Ampere R DC Ohm R DC rata-rata Ohm R ac Ohm U – V 5 0,47 5,319148936 5,3596238051 5,935861856 U – W 5 0,46 5,434782609 V – W 5 0,46 5,434782609 5,4364957 5,98014527 U – V 5 0,47 5,319148936 U – W 5 0,45 5,555555556 V – W 5 0,46 5,434782609 5,4364957 5,98014527 U – V 5 0,47 5,319148936 U – W 5 0,45 5,555555556 V – W 5 0,46 5,434782609 Besarnya nilai belitan stator per phasa R 1 R pada belitan stator adalah: 1 3 W V Rac W U Rac V U Rac − + − + − = R 1 R = 5,965384132 Ohm 1 ≈ 5,97 Ohm Universitas Sumatera Utara Motor 2 DC DC DC 2 1 I V R = Ohm Rac = k. R Karena konduktor yang digunakan pada belitan adalah tunggal dan motor memiliki daya yang kecil, maka besarnya faktor pengali k adalah 1,1. DC Tabel 4.2 Data Hasil Pengujian Tahanan Stator DC Test Untuk Motor 2 Phasa Tegangan Volt Arus Ampere R DC Ohm R DC rata-rata Ohm R ac Ohm U – V 5 0,68 3,676470588 3,713052385 4,084357624 5 0,67 3,731343284 5 0,67 3,731343284 U – W 3,76903362 4,145936982 5 0,67 3,731343284 5 0,66 3,787878788 5 0,66 3,787878788 V – W 3,787878788 4,166666667 5 0,66 3,787878788 5 0,66 3,787878788 5 0,66 3,787878788 Besarnya nilai belitan stator per phasa R 1 R pada belitan stator adalah: 1 3 W V Rac W U Rac V U Rac − + − + − = R 1 R = 4,132320424 Ohm 1 ≈ 4,132 Universitas Sumatera Utara

IV. 3. 2. Percobaan Hubung Singkat Blocked Rotor Test 1. Rangkaian Percobaan

Gambar – 4.2 Rangkaian Percobaan Hubung Singkat Blocked Rotor Test

2. Prosedur Percobaan

1. Buat rangkaian seperti gambar 4.2, motor induksi di kopel dengan pengereman magnetik. 2. Semua switch dalam keadaan terbuka, pengatur tegangan dalam kondisi minimum. 3. Pengaturan tegangan pada PT DC dinaikkan sampai poros rotor dari pengereman magnetik tidak dapat diputar. 4. Switch S 1 5. Switch S kemudian ditutup, pengaturan frekuensi keluaran pada Altivar diturunkan sampai mencapai 12 Hz. 2 dan S 3 ditutup. P T DC Universitas Sumatera Utara 6. Kemudian Pengaturan Tegangan pada PT AC-1 dinaikkan sampai pembacaan amperemeter menunjukkan arus nominal dari motor tersebut. 7. Catat hasil pembacaan Amperemeter, Voltmeter, dan Wattmeter. 8. Percobaan selesai, pengaturan tegangan pada PT AC-1 dan PT AC-2 diturunkan, switch S 1 ,S 2 , dan S 3 9. Percobaan Selesai. dibuka.

3. Data Hasil Percobaan Motor 1

V BR I Volt BR P Ampere BR Watt 61,4 3,6 370 R BR 2 6 , 3 3 370       = R BR R = 9,516460905 BR ≈ 9,5165 Ohm R 2 ’ = R BR – R 1 R = 9,5165 - 5,97 2 Z ’ = 3,5465 Ohm BR BR BR I V = Ohm X BR 2 BR 2 BR R Z − = Ohm Universitas Sumatera Utara Dalam percobaan ini belitan stator di hubungkan bintang Y, sehingga besarnya nilai Z BR Z adalah sebagai berikut: BR 6 , 3 3 4 , 61     = = 9,847029591 Ohm Z BR X ≈ 9,8470 Ohm BR 2 2 5165 , 9 8470 , 9 − = X BR X = 2,529750 BR ≈ 2,5298 Karena pada saat percobaan besarnya frekuensi kita perkecil, sehingga nilai X BR harus disesuaikan dengan frekuensi rating, besarnya nilai X BR X menjadi: BR BR f f ’ = . X X BR BR . 12 50 ’ = 2,5298 X BR X ’ = 10,54083333 BR Karena Motor merupakan desain kelas B sehingga besarnya nilai X ’ ≈ 10,541 1 dan X 2 X ’ adalah: 1 = 0,4. X BR X ’ 1 Besarnya nilai X = 4,2164 Ohm 2 X ’ adalah: 2 ’ = X BR ’ – X X 1 2 ’ = 6,3246 Ohm Universitas Sumatera Utara Motor 2 V BR Volt I BR Ampere P BR Watt 60 5,08 510 R BR 2 BR BR I P = Ohm R BR = R 1 + R 2 Karena wattmeter yang digunakan adalah tiga phasa, maka besar P ’ Ohm BR dibagi tiga, sehingga besarnya R BR R adalah: BR 2 3 BR BR I P       = R BR 2 08 , 5 3 510       = R BR R = 6,587513175 Ohm BR R ≈ 6,5875 Ohm 2 ’ = R BR – R 1 R = 6,5875 - 4,132 2 Z ’ = 2,4555 Ohm BR BR BR I V = Ohm X BR 2 BR 2 BR R Z − = Ohm Dalam percobaan ini belitan stator di hubungkan bintang Y, sehingga besarnya nilai Z BR adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Z BR 08 , 5 3 60     = Z BR Z = 6,819097668 BR X ≈ 6,8191 Ohm BR 2 2 5875 , 6 8191 , 6 − = XBR = 1,762092097 X BR ≈ 1,7621 Karena pada saat percobaan besarnya frekuensi kita perkecil, sehingga nilai X BR harus disesuaikan dengan frekuensi rating, besarnya nilai X BR X menjadi: BR BR f f ’ = . X X BR BR . 12 50 ’ = 1,7621 X BR X ’ = 7,342083333 BR Karena Motor merupakan desain kelas B sehingga besarnya nilai X ’ ≈ 7,3421 1 dan X 2 X ’ adalah: 1 = 0,4. X BR X ’ 1 X = 0,4.7,3421 1 Besarnya nilai X = 2,93684 Ohm 2 X ’ adalah: 2 ’ = X BR ’ – X X 1 2 ’ = 4,40526 Ohm Universitas Sumatera Utara

IV. 3. 3. Percobaan Beban Nol No Load Test 1. Rangkaian Percobaan

Gambar – 4.3 Rangkaian Percobaan Beban Nol No Load Test

2. Prosedur Percobaan

1. Buat Rangkaian Percobaan seperti gambar diatas 2. Semua switch dalam keadaan terbuka dan pengaturan tegangan dalam posisi minimum. 3. Switch S-1 kemudian ditutup, pengaturan tegangan PT AC-1 dinaikkan sampai tegangan pada pembacaan di voltmeter sampai hampir mencapai tegangan 380 Volt. 4. Catat hasil pembacaan voltmeter, amperemeter, dan wattmeter. 5. Tegangan PT AC-1 diturunkan, switch S-1 dibuka. Percobaan selesai. Universitas Sumatera Utara

3. Data Hasil Percobaan Motor 1

V NL Volt I NL Ampere P NL Watt 371 1,97 130 θ     − ϕ ϕ I V P Cos 1 = E 1 1 1 jX R I V o NL + − ∠ − ∠ θ = R c 2 1 P E = X m 1 3 X I V NL NL −     = θ                   − 97 , 1 . 3 371 3 130 1 Cos = θ θ = 84,10570975º = 84,1º E 1 ° ∠0 3 371 = – 1,97 ° − ∠ 1 , 84 5,97+j4,2164 E 1 ° ∠0 3 371 = – 1,97 ° − ∠ 1 , 84 7,3088 ° ∠ 2322 , 35 E 1 ° ∠0 3 371 = – 9,2788 ° − ∠ 1678 , 46 Universitas Sumatera Utara E 1 E = 214,1969499 – 6,426 – j 6,69346 1 E = 207,771 + j 6,69346 1 ° ∠ 8452 , 1 = 207,8787888 E 1 ° ∠ 8452 , 1 = 207,88 R c       3 130 88 , 207 2 = R c = 997,248 Ohm X m 97 , 1 3 371     = – 4,2164 X m = 104,513 Ohm Motor 2 V NL Volt I NL Ampere P NL Watt 370 2,57 200 θ                   − 57 , 2 . 3 370 3 200 1 Cos = θ θ = 83,02522 º = 83 Universitas Sumatera Utara E 1 ° ∠0 3 370 = – 2,57 ° − ∠ 83 4,1318+j 4,2164 E 1 ° ∠0 3 370 = – 2,57 ° − ∠ 83 5,9 ° ∠ 58 , 45 E 1 ° ∠0 3 370 = – 15,163 ° − ∠ 42 , 37 E 1 E = 213,62 – 12,0425 – j 9,213844 1 E = 201,5775 + j 9,213844 1 ° ∠ 617 , 2 = 201,7879665 E 1 ° ∠ 62 , 2 = 201,79 R c       3 200 79 , 201 2 = R c = 610,788 Ohm X m 57 , 2 3 370     = – 2,93684 X m X = 80,18362677 m = 80,184 Ohm Universitas Sumatera Utara

IV. 4. Rangkaian Ekivalen Motor Induksi

Dari percobaan mencari parameter-paremeter motor dapat dibuat rangkaian ekivalen perphasa dari motor induksi. Untuk motor 1, rangkaian ekivalennya dapat dilihat pada Gambar 4.4 Gambar 4.4 Rangkaian Ekivalen Motor 1 Untuk motor 2, rangkaian ekivalennya dapat dilihat pada Gambar 4.5 Gambar 4.5 Rangkaian Ekivalen Motor 2 4,132 Ω Ω s 4555 , 2 Universitas Sumatera Utara

IV. 5. Perhitungan Arus Hubung Singkat Motor induksi pada saat terjadi Block rotor

Berdasarkan parameter motor yang diperoleh, maka dapat dihitung arus hubung singkat pada saat terjadi block rotor. Dimana dalam perhitungan ini akan dicari besarnya arus yang mengalir pada saat block rotor untuk supply tegangan yang bervariasi. Besarnya tegangan minimum yang digunakan adalah besar tegangan supply perpasa yang diberikan ke motor untuk menghasilkan arus nominal apabila terjadi block rotor, sedangkan tegangan maksimum adalah sama dengan tegangan nominal motor per pasa yaitu sebesar 220. Agar hasil perhitungan lebih akurat, maka dalam hal ini besarnya nilai Rc dan Xm diikutsertakan. Motor 1 Langkah pertama menyederhanakan Rc dan Xm menjadi nilai Z jXm Rc Z 1 1 1 3 + = 3 Xm j Rc Z − = 1 1 3 Universitas Sumatera Utara 513 , 104 248 , 997 1 1 3 j Z − = Sehingga nilai Z 3 Z menjadi: 3 Sehingga rangkaian ekivalen motor 1 menjadi: = 10,8341154 – j 103,3775694 Ohm Karena pada saat block rotor besarnya slip adalah 1, maka besar R 2 Antara Z ’ = 3,5465 3 dan R 2 ’, X 2 3246 , 6 5465 , 3 1 4 103,377569 j - 4 10,834115 1 1 1 j Z ek + + = ’ adalah paralel sehingga apabila disederhanakan menjadi: Bila diselesaikan maka diperoleh hasilnya: Z ek1 Rangkaian ekivalennya menjadi: = 3,17669463 + j6,02614709 Ohm Zek1 Z 3 Universitas Sumatera Utara Besarnya Impedansi Total adalah: Z ek Z = 5,97 + j 4,2164 + 3,17669463 + j6,02614709 ek Z = 9,14669463 + j10,2425470 9 Ω total 2 2 9 10,2425470 9,14669463 + = Z total θ = arc tan = 13,73214454 -1 14669463 , 9 24254709 , 10 θ = 48,23483478º Z ek ° ∠ 23483478 , 48 = 13,73214454 Besarnya arus yang mengalir pada belitan stator pada saat terjadi block rotor dengan supply tegangan nominal adalah: I BR ° ∠ ° ∠ 23483478 , 48 4 13,7321445 220 = I BR ° − ∠ 23483478 , 48 = 16,02080428 I BR ≈ 16 Ampere Karena besarnya arus hubung singkat pada saat block rotor dipengaruhi supply tegangan, maka apabila block rotor terjadi dengan tegangan bervariasi dibawah tegangan nominal, maka besarnya arus hubung singkat yang terjadi dapat dilihat pada Tabel 4.3. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Besar Arus Pada Saat Block Rotor Untuk Variasi Tegangan Yang Berbeda pada motor 1 Tegangan Supply Nominal Perpasa Besar Tegangan perpasa Volt Arus Hubung Singkat Ampere 23 Tegangan Nominal 50,6 3,6848 25 Tegangan Nominal 55 4,0052 30 Tegangan Nominal 66 4,8062 35 Tegangan Nominal 77 5,6073 40 Tegangan Nominal 88 6,4 45 Tegangan Nominal 99 7,2094 50 Tegangan Nominal 110 8,0104 55 Tegangan Nominal 121 8,8114 60 Tegangan Nominal 132 9,6125 65 Tegangan Nominal 143 10,414 70 Tegangan Nominal 154 11,215 75 Tegangan Nominal 165 12,016 80 Tegangan Nominal 176 12,817 85 Tegangan Nominal 187 13,618 90 Tegangan Nominal 198 14,419 95 Tegangan Nominal 209 15,220 100 Tegangan Nominal 220 16 Universitas Sumatera Utara Motor 2 Langkah pertama menyederhanakan Rc dan Xm menjadi nilai Z jXm Rc Z 1 1 1 3 + = 3 Xm j Rc Z − = 1 1 3 184 , 80 788 , 610 1 1 3 j Z − = Besar Z 3 Z menjadi: 3 Sehingga rangkaian ekivalen motor 2 menjadi: = 10,34817893 + j 78,82549528 Ohm Karena pada saat block rotor besarnya slip adalah 1, maka besar R 2 Antara Z ’= 2,4555 Ω 3 dan R 2 ’, X 2 ’ adalah paralel sehingga apabila disederhanakan menjadi: Z 3 Ω s 4555 , 2 4,132 Ω 4,132 Ω Ω s 4555 , 2 Universitas Sumatera Utara 40526 , 4 4555 , 2 1 8 78,8254952 j 3 10,3481789 1 1 1 j Z ek + + + = Bila diselesaikan maka diperoleh hasilnya: Z ek1 Rangkaian ekivalennya menjadi: = 2,225908877 + j 4,209201814 Besarnya Impedansi Total adalah: Z ek Z = 4,132 + j2,93684 + 2,225908877 + j4,209201814 ek Z = 6,3579 08877 + j 7,146041814 Ω total 2 2 146041814 , 7 357908877 , 6 + = Z total θ = arc tan = 9,564983999 -1 357908877 , 6 146041814 , 7 θ = 48,34017243º Z ek = Z θ ∠ total Z ek ° ∠ 34017243 , 48 = 9,564983999 Ohm Besarnya arus yang mengalir pada belitan stator pada saat terjadi block rotor dengan supply tegangan nominal adalah: I BR ° ∠ ° ∠ 34017243 , 48 9 9,56498399 220 = Zek1 4,132 Ω Universitas Sumatera Utara I BR ° − ∠ 34017243 , 48 = 23,00056122 I BR = 23 Ampere Karena besarnya arus hubung singkat pada saat block rotor dipengaruhi supply tegangan, maka apabila block rotor terjadi dengan tegangan bervariasi dibawah tegangan nominal, maka besarnya arus hubung singkat yang terjadi dapat dilihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Besar Arus Pada Saat Block Rotor Untuk Variasi Tegangan Yang Berbeda pada Motor 2 Tegangan Supply Nominal Perpasa Besar Tegangan perpasa Volt Arus Hubung Singkat Ampere 22 Tegangan Nominal 48,4 5.061 25 Tegangan Nominal 55 5,7501 30 Tegangan Nominal 66 6,9002 35 Tegangan Nominal 77 8,0502 40 Tegangan Nominal 88 9,2002 45 Tegangan Nominal 99 10,350 50 Tegangan Nominal 110 11,500 55 Tegangan Nominal 121 12,650 60 Tegangan Nominal 132 13,800 65 Tegangan Nominal 143 14,950 70 Tegangan Nominal 154 16,100 75 Tegangan Nominal 165 17,250 80 Tegangan Nominal 176 18,400 85 Tegangan Nominal 187 19,550 90 Tegangan Nominal 198 20,701 95 Tegangan Nominal 209 21,851 100 Tegangan Nominal 220 23 Universitas Sumatera Utara

IV. 6. Analisa lamanya waktu block rotor yang aman pada motor induksi rotor sangkar.