II. 10. 2. Rangkaian ekivalen motor induksi pada saat block rotor
Pada saat terjadi block rotor maka yang mengalami perubahan adalah slip s, dimana pada saat rotor berputar motor memiliki besar slip tertentu sedangkan pada
saat terjadi block rotor maka slipnya menjadi 1. Gambar 2.19 menunjukkan rangkaian ekivalen motor induksi yang mana nilai slip berubah menjadi 1
Gambar 2.19 Rangkaian ekivalen motor induksi yang mana nilai slip berubah menjadi 1
Karena adanya perubahan slip, maka mengakibatkan motor seolah-olah menjadi terhubung singkat pada rotor, sehingga rangkaian ekivalen motor induksi
pada saat block rotor menjadi, seperti pada gambar 2.20:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.20 Rangkaian ekivalen motor induksi yang pada saat bagian rotor seolah-olah terhubung singkat
Besar arus I
1
Langkah 1:
pada saat block rotor dapat dicari dengan cara:
Menyederhanakan rangkaian Rc dan Xm menjadi Z
3
jXm Rc
Z 1
1 1
3
+ =
yaitu: 2.47
Xm j
Rc Z
− =
1 1
3
, apabila di sederhanakan menjadi:
Xm Rc
jRc Xm
Z .
1
3
− =
jRc Xm
Xm Rc
Z −
= .
3
jRc Xm
jRc Xm
x jRc
Xm Xm
Rc Z
+ +
− =
.
3
2 2
2 2
3
. Rc
Xm Xm
Rc j
Xm Rc
Z −
+ =
2 2
2 2
2 2
3
. Rc
Xm Xm
Rc j
Rc Xm
Xm Rc
Z −
+ −
= 2.48
Untuk memudahkan perhitungan, maka persamaan 2.48 dapat disederhanakan menjadi:
Z
3
= R
3
+ jX
3
Dimana: 2.49
R
3 2
2 2
. Rc
Xm Xm
Rc −
=
Universitas Sumatera Utara
X
3 2
2 2
Rc Xm
Xm Rc
j −
=
Sehingga rangkaian ekivalennya dapat dilihat pada Gambar 2.21:
Gambar 2.21. Rangkaian ekivalen motor induksi dengan Rc dan Xm yang telah disederhanakan
Langkah 2:
Besarnya nilai R
2
’ dan X
2
’ dapat diserikan sehingga menjadi Z
2
Z yang besarnya:
2
= R
2
’ + jX
2
Rangkaian Z ’
2.50
3
dan Z
2
disederhanakan sehingga menjadi Zek
1
3 2
1
1 1
1 Z
Z Z
ek
+ =
yaitu:
3 3
2 2
1
1 1
1 jX
R jX
R Z
ek
+ +
+ =
1
3 3
2 2
2 2
3 3
1
jX R
jX R
jX R
jX R
Z
ek
+ +
+ +
+ =
. .
. .
1
3 2
2 3
2 3
3 2
2 3
2 3
1
X X
jX R
R jX
R R
jX jX
R R
Z
ek
− +
+ +
+ +
=
. .
. .
1
2 3
2 3
3 2
3 2
2 3
2 3
1
X R
R X
j X
X R
R X
X j
R R
Z
ek
+ +
− +
+ +
=
Z
ek1
. .
. .
2 3
2 3
2 3
2 3
3 2
3 2
X X
j R
R X
R R
X j
X X
R R
+ +
+ +
+ −
=
Universitas Sumatera Utara
Z
ek1
. .
. .
2 3
2 3
2 3
2 3
3 2
3 2
X X
j R
R X
R R
X j
X X
R R
+ +
+ +
+ −
= x
2 3
2 3
2 3
2 3
X X
j R
R X
X j
R R
+ −
+ +
− +
Z
ek1 2
2 3
2 2
3 2
3 2
3 2
3 2
3 3
2 3
2
. .
. .
. X
X R
R X
X X
R R
X R
R X
X R
R +
+ +
+ +
+ +
− =
+
j
+
+ +
+ −
− +
+
2 2
3 2
2 3
2 3
3 2
3 2
2 3
2 3
2 3
. .
. .
X X
R R
X X
X X
R R
R R
X R
R X
2.51
Untuk memudahkan perhitungan, maka persamaan 2.51 dapat disederhanakan menjadi:
Z
ek1
= R
ek1
+ jX
ek
Dimana:
2.52
R
ek1 2
2 3
2 2
3 2
3 2
3 2
3 2
3 3
2 3
2
. .
. .
. X
X R
R X
X X
R R
X R
R X
X R
R +
+ +
+ +
+ +
− =
X
ek1
+ +
+ +
− −
+ +
2 2
3 2
2 3
2 3
3 2
3 2
2 3
2 3
2 3
. .
. .
X X
R R
X X
X X
R R
R R
X R
R X
= Sehingga rangkaian ekivalennya menjadi:
Gambar 2.22. Rangkaian ekivalen total motor induksi
Universitas Sumatera Utara
Sehingga diperoleh impedansi totalnya adalah adalah:
Z
ek
= R
1
+ R
ek1
+ j X
ek1
+ X
1
Apabila diubah menjadi bentuk sudut menjadi:
2.53
Z
total 2
1 1
2 1
1
X X
R R
ek ek
+ +
+ =
θ =
arc tan
-1 1
1 1
1
X X
X R
ek ek
+ +
2.54 sehingga:
Z
ek
= Z
total
θ
∠
2.55
Sehingga besarnya arus yang mengalir pada saat block rotor adalah:
I
BR
Zek V
1
= Ampere
2.56
Apabila block rotor terjadi maka besarnya X
m
R
2
’ dan XmX
2
’ sehingga besarnya arus yang melewati R
C
dan X
m
dapat diabaikan. Sehingga rangkaian ekivalen motor induksi dalam keadaan block rotor dapat disederhanakan
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.23
Gambar 2.23. Rangkaian Ekivalen Motor Induksi dalam Keadaan block rotor yang disederhanakan
Jika disederhanakan maka rangkaian ekivalennya dapat dilihat pada Gambar 2.24
Universitas Sumatera Utara
:
Gambar 2.24. Rangkaian Ekivalen Penyederhanaan Motor Induksi dalam Keadaan block rotor
Sehingga besarnya arus yang mengalir pada saat block rotor adalah: I
br 2
2 1
2 2
1 1
X X
R R
V +
+ +
= Ampere
2.57
Dimana:
I
br
V =
Arus pada saat block rotor per phasa Ampere
1
R =
Tegangan supply motor perphasa Volt
1
X =
Resistansi stator Ohm
1
X =
Reaktansi stator Ohm
2
R ’
= Reaktansi rotor Ohm
2
’ =
Resistansi rotor Ohm
Universitas Sumatera Utara
BAB III PANAS DAN PARAMETER PADA MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR