Dalam keadaan kondisi kerja normal dengan tegangan dan frekuensi konstan, rugi-rugi inti pada motor induksi biasanya tetap. Sehingga tahanan rugi-rugi inti R
c
dapat diabaikan dari rangkaian ekivalen. Sehingga rangkaian ekivalen motor induksi yang disederhanakan menjadi seperti Gambar 2.17:
Gambar 2.17. Rangkaian Ekivalen Motor Induksi yang disederhanakan dengan sisi primer sebagai referensi dengan mengabaikan tahanan rugi-rugi inti Rc
II. 8. Aliran Daya dan Rugi-rugi Pada Motor Induksi
Motor induksi dapat dijelaskan secara dasar sebagai transformator yang berputar, akan tetapi perbedaannya pada trafo keluarannya berupa energi listrik
sedangkan pada motor induksi keluarannya energi mekanik. Hubungan antara daya masukan dengan daya keluaran mekanik pada motor dapat dilihat pada diagram
aliran daya pada Gambar 2.18
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.18 Diagram Aliran Daya
Dimana : -
SCL
P
= rugi – rugi tembaga pada belitan stator Watt -
C
P
= rugi – rugi inti pada stator Watt -
AG
P
= daya yang ditransfer melalui celah udara Watt -
RCL
P
= rugi – rugi tembaga pada belitan rotor Watt -
A G
P
+
= rugi – rugi gesek + angin Watt -
Stray
P
= stray losses Watt -
CONV
P
= daya mekanis keluaran output Watt
Daya masukan Pin pada motor induksi tiga phasa adalah: P
in
= 3. V
1
. I
1
Dimana:
. cos θ Watt 2.36
V
1
I =
Tegangan sumber per phasa Volt
1
θ =
Perbedaan sudut fasa antar arus masukan dengan tegangan sumber =
Arus masukan per phasa Ampere
Rugi-rugi yang pertama muncul pada motor induksi adalah rugi-rugi tembaga pada belitan stator P
SCL
P . Besarnya rugi-rugi ini dirumuskan dengan:
SCL
= 3.I
1 2
.R
1
Dimana: watt
2.37
R
1
Kemudian rugi-rugi inti yaitu rugi-rugi hysterisis dan edy current Pc, yang dirumuskan dengan:
= Tahanan belitan stator ohm
Universitas Sumatera Utara
P
C
C
R E
2 1
. 3
= Watt
2.38
Dimana: R
c
E =
Tahanan inti stator Ohm
1
= Tegangan induksi di stator
Volt
Besarnya daya yang ditransfer dari stator ke rotor melalui celah udara disebut juga daya celah udara P
AG AG
P yang besarnya dirumuskan dengan:
=
C SCL
IN
P P
P −
− Watt
2.39 Atau
AG
P =
s R
I
2 2
2
. 3
Watt 2.40
Setelah daya ditransferkan dari stator ke rotor, maka pada rotor akan terdapat rugi-rugi yaitu rugi-rugi tembaga pada rotor P
RCL
P yang besarnya dirumuskan
dengan:
RCL
= 3. I
2 2
. R
2
Daya yang diubah dari energi listrik menjadi mekanik disebut juga P Watt
2.41
conv
P , daya ini
dirumuskan dengan:
conv
= P
AG
– P =
RCL
−
s s
R I
1 .
. 3
2 2
2
2.42 Hubungan antara P
conv
dengan P
AG
dan P
RCL
P , dapat dirumuskan sebagai berikut:
RCL
= s. P
AG
P 2.43
conv
= 1 – s. P
AG
Dari Persamaan dan dapat dibuat persamaan baru yaitu: 2.44
P
AG
: P
RCL
: P
conv
= 1 : s : 1 – s 2.45
Universitas Sumatera Utara
Apabila rugi-rugi gesek angin P
A+G
dan stray P
stray
Pout =
P diketahui, maka daya keluaran
dari motor induksi adalah:
conv
– P
A+G
- P
stray
Watt 2.46
II. 9. Motor Induksi Rotor Sangkar