Pemotretan Citra pada Berbagai Tingkat Warna Daun

35

D. Pemotretan Citra pada Berbagai Tingkat Warna Daun

Pengambilan citra daun padi pada berbagai tingkat warna daun diambil dari tiap-tiap petakan perlakuan. Langkah pertama dengan menentukan tingkat warna daun padi secara manual menggunakan bagan warna daun BWD standar. Setiap Petakan perlakuan hanya memiliki beberapa tingkat warna daun saja, hal ini dipengaruhi oleh dosis perlakuan pupuk. Daun padi yang telah diukur dengan menggunakan bagan warna daun dianalisis untuk memperoleh komponen warna RGB. Citra daun padi terkumpul sebanyak 24.483 buah citra, sebanyak 480 foto yang tidak dapat diekstraksi karena citra rusak. Citra tersebut terkumpul dengan melakukan sebanyak 6 kali ulangan pengamatan dan pengambilan data. Masing-masing dua kali pengamatan dan pengambilan data untuk lahan penelitian Bogor, Karawang dan Cianjur. Pengambilan citra dengan menggunakan lima buah berbagai merek telepon seluler. Setiap daun dengan tingkat warna daun tertentu, di citra sebanyak 6 kali ulangan untuk masing-masing telepon seluler. Pengambilan citra melibatkan 6-7 orang petani setiap pengambilan data. Hal ini dilakukan agar mendapatkan ciri warna telapak tangan yang berbeda- beda, diutamakan model telapak tangan petani. Pengambilan citra dilakukan secara bergantian untuk setiap kamera telepon seluler. Pemotretan dilakukan secara rotasi agar semua petani memotret untuk masing –masing telepon seluler. Pemotretan dilakukan berurutan mulai tingkat warna daun 2, 2.5, 3, 3.4 dan 4. Model telapak tangan petani untuk pemotretan diberi tanda untuk setiap tingkat warna daun yang akan dicitra hal ini agar mudah dalam penandaaan citra di dalam komputer untuk pengolahan analisis citra. Cara pengambilan citra dengan kamera telepon seluler, dilakukan dengan cara melilitkan daun padi melingkar ke dalam salah satu jari tangan, disarankan menggunakan jari tengah karena jari tengah cenderung panjang agar memudahkan dalam pemotretan. Penempatan lilitan daun padi di jari harus melingkar tepat dan disarankan tidak terlipat, hal ini dilakukan karena apabila daun tidak melingkar tepat, akan mempengaruhi kerja fokus kamera. Telapak tangan dijadikan sebagai latar belakang frame citra. Pemilihan telapak tangan sebagai latar belakang tangan untuk kepraktisan. Penelitian sebelumnya telah dicoba menggunakan kertas putih Astika, 2010 namun terdapat kendala tidak semua petani membawa kertas ke lapangansawah sehingga tidak praktis tentunya merepotkan dalam penggunaan telepon seluler nantinya. Latar belakang yang digunakan dalam frame citra adalah telapak tangan bagian dalam. Pemilihan latar belakang frame citra bagian dalam telapak tangan bagian dalam adalah karena telapak tangan bagian dalam cenderung tidak berpori sedangkan bagian luar telapak tangan bergaris dan berpori, sehingga dalam pemotretan menghasilkan citra yang kurang menarik, dan menyulitkan dalam pengolahan analisis citra menggunakan program komputer. Kamera telepon seluler yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kamera fokus otomatis. Pemotretan daun padi, kamera harus dalam kondisi fokus, lalu dipotret. Fokus akan mempengaruhi karakteristik komponen RGB yang diolah dalam analisis citra. Daun yang dicitra, dililit melingkar dan tidak goyang karena pergerakan obyek yang akan dicitra juga mempengaruhi kualitas citra, bila obyek bergerak terlalu cepat sulit bagi kamera untuk mengunci fokus Agung, 2012. Citra yang telah terkumpul sebanyak 16.000 buah dianalisis menggunakan program pengolahan citra. Citra yang terkumpul, terdapat sebanyak 340 citra yang tidak dapat dianasis, hal ini disebabkan oleh kualitas dan hasil citra buram dan pecah. Analisis perbandingan dilakukan terhadap citra yang fokus dengan citra yang tidak fokus. Hasil pengolahan analisis citra dengan menggunakan program analisis RGB menghasilkan nilai komponen RGB yang tidak konsisten. Pengolahan analisis citra menyimpulkan bahwa posisi daun padi tidak goyang, posisi pemotretan yang stabil dan tidak terganggu oleh goyangan tubuh akan menghasilkan fokus yang tepat sehingga dalam pengolahan analisis citra menghasilkan nilai variabel komponen RGB yang konsisten. 36 Peneliti juga telah melakukan penelitian lain yang menggunakan metoda pengolahan citra untuk menentukan tingkat kehijauan daun. Astika, dkk 2010 mengembangkan perangkat sensor untuk menentukan tingkat warna daun padi dengan menggunakan CCD kamera yang dipasang pada suatu gerobak. Gerobak didorong di lahan sawah yang berisikan tanaman padi, sambil terus berjalan kamera menangkap citra daun padi secara terus menerus. a Tanaman kedelai b Tanaman padi Gambar 29. Perangkat sensor untuk penentuan tingkat warna daun Astika, dkk; 2010 Untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut di atas, Astika, dkk 2011 mengubah metoda pengambilan citra. Citra daun padi pada suatu hamparanpetak lahan diambil dari udara. Metoda yang dipakai untuk mengambil gambar dari suatu ketinggian adalah 1 dengan galah vertikal 5-7 m, 2 balon udara, dan 3 pesawat aeromodeling seperti ditunjukkan pada Gambar 30. a Galah vertikal b Balon udara c Helikopter d Pesawat aeromodeling Gambar 30. Metode pengambilan citra dari udara Astika, dkk; 2010 37 Frame-frame foto disimpan di dalam hard disk komputer laptop untuk nantinya dianalisis di luar lahan. Akurasi yang didapatkan masih rendah karena adanya beberapa hambatan, yaitu kesulitan pergerakan gerobak di lahan sebagai akibat dari slip pada lumpur dan adanya goncangan pada kamera. Astika, dkk 2010 juga menggunakan metoda yang sama untuk menentukan tingkat warna daun kedelai di lahan kering. Di samping itu, metoda yang sama juga dipakai untuk menentukan tingkat penutupan gulma di lahan terbuka. Akurasi yang dihasilkan cukup bagus.

E. Pemotretan Citra pada Berbagai Tingkat Intensitas Cahaya