10
D. PENGUKURAN WARNA
1. Spektroskopi
Spektroskopi merupakan metode yang secara luas digunakan untuk analisis kualitatif dan kuatitatif. Pengukuran dilakukan berdasarkan
jumlah radiasi yang diabsorbsi atau diemisikan oleh analit Pemer, 2003. Spektroskopi UV dan sinar tampak merupakan ciri tunggal yang paling
berguna untuk menganalisis struktur flavonoid Markham, 1998. Spektroskopi absorbsi memiliki prinsip dasar yaitu bila suatu cahaya putih
atau radiasi dilewatkan melalui larutan berwarna maka radiasi dengan panjang gelombang tertentu akan diserap secara selektif dan radiasi
lainnya akan diteruskan. Absorbansi maksimum dari larutan berwarna terjadi pada daerah berlawanan. Larutan warna merah akan menyerap
radiasi maksimum warna hijau, warna kuning akan menyerap radiasi maksimum pada warna biru violet.
Analisis kuantitatif secara spektroskopi dilakukan dengan memakai persamaan Lambert-Beer, yaitu:
Pada persamaan ini, A adalah daya serap atau absorbansi, ε adalah absorptivitas molar, c adalah konsentrasi sampel mol L, dan d adalah
diameter sel cm.
2. Chromameter
Chromameter adalah alat yang digunakan untuk mengukur warna dari suatu bahan. Pada chromameter, warna dideskripsikan melalui notasi
warna. Notasi warna adalah suatu cara sistematik atau objektif untuk menyatakan atau mendeskripsikan suatu jenis warna. Di antara sistem
warna terdapat tiga macam sistem notasi warna yaitu ICI International Commission ON Illumination, Munsell, dan Hunter.
Sistem notasi ICI didasarkan pada konsep bahwa semua jenis warna dapat dibentuk dari tiga warna dasar yaitu merah 720 nm, hijau
11 520 nm, dan biru 380 nm. Masing-masing warna ini dinyatakan
dengan nilai X untuk merah, Y untuk hijau, dan Z untuk biru Soekarto, 1990.
Cara pengukuran warna dengan sistem warna Munsel dilakukan dengan mengukur komponen warna dalam besaran value, hue, dan
chroma. Value menunjukkan gelap terangnya warna, nilai hue mewakili panjang gelombang dominan yang menentukan warna sampel, sedangkan
chroma menunjukkan intensitas warna. Ketiga komponen ini diukur dengan menggunakan alat khusus yang mengukur nilai khromasitas
permukaan suatu bahan. Nilai yang diperoleh berbeda untuk setiap warna, kemudian nilai-nilai tersebut diplotkan ke dalam diagram kromasitas
Winarno, 2002. Sistem notasi warna yang paling banyak digunakan adalah sistem
notasi hunter yang mempunyai tiga parameter untuk mendeskripsikan warna, yaitu L, a, dan b Soekarto, 1990. Nilai L menyatakan parameter
kecerahan yang memiliki nilai 0 Hitam sampai 100 putih. Nilai a menyatakan warna kromatik campuran merah sampai hijau dengan nilai a+
dari 0 sampai +100 untuk warna merah dan niai a- dari 0 sampai -80 untuk warna hijau. Nilai b menyatakan warna kromatik campuran biru sampai
kuning dengan nilai +b dari 0 sampai +70 untuk warna kuning dan nilai –b
dari 0 sampai -70 untuk warna biru Soekarto, 1990.
E. MIKROENKAPSULASI