15 dapat berlangsung lebih cepat dan degradasi karena panas dapat dikurangi.
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Andrade dan Flores 2001, ekstrak antosianin dievaporasi hingga mencapai total padatan 12 Brix
sebelum dikeringkan dengan spray dryer.
Gambar 5 . Skema spray dryer Anonim, 2008
Pengeringan bahan pangan dengan metode spray drying dinilai lebih efisien dan ekonomis dibandingkan dengan metode lain. Terdapat beberapa
keuntungan metode pengeringan semprot, antara lain yaitu produk menjadi kering tanpa bersentuhan dengan plat logam, temperature produk rendah
termasuk pada saat temperatur udara pemanas relatif tinggi, waktu pengeringan yang relatif singkat, serta menghasilkan produk akhir yang stabil,
mudah ditangani, dan memudahkan transportasi.
H. TRAY DRYING
Salah satu proses yang penting dalam mikroenkapsulasi adalah pengeringan. Tujuan utama pengeringan yaitu mempertahankan produk
selama penyimpanan karena dengan berkurangnya kadar air maka pertumbuhan mikroba dapat ditekan sehingga kerusakan produk dapat
dihindari. Pengeringan lapis tipis film digunakan untuk menghasilkan produk-
produk yang kering dari bahan cair atau semi cair Bolland, 2000. Menurut Kasuna et al. 2001, ubi-ubian seperti ubi jalar dengan tebal 5 mm dapat
dikeringkan dengan metode tray drying pada suhu 55 C dan 65 C. Tray Dryer terdiri dari coil pemanas, blower, drying chamber, outlet udara, dan termostat
Gambar 6. Prinsip pengeringan tray drying dengan lapisan tipis sampel
16 adalah proses pengeringan dan bahan yang akan dikeringkan dibuat dalam
bentuk lapisan atau irisan tipis dengan menggunakan medium udara panas sehingga efisiensi pengeringan menjadi semakin meningkat karena semakin
besar luas permukaan. Semakin besarnya luas permukaan mengakibatkan kecepatan pengeringan semakin tinggi sehingga dihasilkan produk kering
dengan lapisan atau irisan yang tipis.
Gambar 6. Skema thin layer cabinet dryer Rajkumar et al., 2007
III. METODE PENELITIAN
A. BAHAN DAN ALAT
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rosela Hibiscus sabdariffa L., akuades, etanol, maltodekstrin, metanol 26.4 M, HCl
35 , kertas saring Whatman nomor 1 dan nomor 42. Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah blender, kain saring,
penyaring vacuum, vaccum evaporator, corong Buchner, homogenizer, refrigerator, neraca analitik, spray dryer, tray dryer, chromameter,
spektrofotometer UV-VIS, kuvet, inkubator, sealer, cawan aluminium, cawan porselen, oven vacuum, desikator, tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet,
erlenmeyer, gelas piala, gelas ukur, labu takar, sudip, gelas pengaduk, botol kemasan, dan botol pereaksi.
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini terbagi menjadi beberapa tahap penelitian, yaitu ekstraksi pigmen dari rosela, penentuan pembuatan pewarna bubuk dari ekstrak metode
spray drying dan tray drying serta karakterisasi produk, dan pengujian stabilitas pewarna bubuk.
1. Ekstraksi pigmen dari Rosela
Ekstraksi pigmen bertujuan mendapatkan senyawa antosianin dari rosela melalui metode ekstraksi secara maserasi. Ekstraksi pigmen
antosianin dilakukan dengan menggunakan metode maserasi yang merupakan modifikasi dari metode Tensiska dan Natalia 2007. Metode
Tensiska dan Natalia menggunakan alkohol sebagai pelarut, sedangkan pada penelitian ini digunakan pelarut air seperti yang telah dilakukan oleh
Kristie 2008. Diagram alir metode ekstraksi antosianin dari rosela dapat dilihat pada Gambar 7. Ekstrak rosela selanjutnya dikarakterisasi untuk
dengan menganalisis total padatan dan total antosianin yang terkandung didalamnya.